Erik, bos besar yang mempunya kekuasaan dan kekuatan. bertemu dengan seorang gadis muda berusia 19 tahun.
Alessia Carolin, gadis muda berusia 19 tahun. dia adalah gadis yang sangat luar biasa, tak sengaja bertemu dengan seorang pria berusia 30 tahun bernama Erik Regan. seorang pengusaha yang begitu kejam bahkan bisa dibilang bos mafia yang menguasai begitu banyak bisnis.
Sebuah pernikahan terpaksa karena hutang budi, akankah pertemuan dua orang itu mendapatkan sebuah jalinan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMBALAS SERANGAN
DOR!!
DOR!!
Kasino milik Erik benar-benar kacau balau, pria yang tiba-tiba menyerang beberapa pengunjung yang ada di tempat itu. beberapa peralatan di sana hancur beberapa pengunjung terluka.
Erik mengambil pistol yang ada di ruang peralatan, di setiap tempat pasti ada senjata yang disembunyikan olehnya. "Lindungi istriku, jangan sampai kalian melepas pandangan." Erik yang kemudian mulai membidik orang itu. Tubuh Caroline benar-benar panas dingin, kedua kakinya gemetar dengan pemikiran yang tidak bisa berkata.
"Lebih baik nyonya bersembunyi di sini, saya dan Tuan akan menangkap orang itu." Elios berbicara dengan Caroline namun sayangnya wanita itu diam tanpa merespon. hidupnya memang sangat berat tapi beberapa tembakan dari pistol membuat otaknya langsung blank.
"Kenapa harus seperti ini sih, kenapa selalu saja ada pistol yang memburu." dalam diam Caroline terus menatap Elios dan suaminya menembak entah siapa sosok orang itu.
"Siapa mereka ini? kenapa mereka mempunyai musuh yang sangat banyak, jika mereka orang biasa mereka tidak akan memegang senjata di tangannya. Beribu pertanyaan terus berputar di otak Caroline, dia tidak pernah berpikir hari ini ataupun hari-hari sebelumnya akan dia lalui. namun semuanya sudah berjalan seperti ini, dia tidak akan membiarkan Erik lepas begitu saja.
"Perintahkan anak buah kita untuk mengepung dari sudut tengah, Aku ingin pria itu di lumpuhkan. tembak kakinya, Jika perlu langsung otaknya!" Erik sangat marah. dia benar-benar tidak akan mengira kalau ada seseorang yang berani main kotor di belakangnya.
"Jangan bergerak, jika kalian bergerak akan kubunuh wanita ini!!" seru si pria yang membawa senjata.
Salah satu orang yang ada di tempat itu menjadi sandera.
"Tolong saya, tuan. tolong!!" seru Freya yang sudah ditodong kepalanya oleh si pria.
"Tuan wanita itu ditangkap." ucap Elios.
"Aku tidak peduli, tangkap pria itu Apapun yang terjadi. Aku tidak ingin dia lepas begitu saja." jawab Erik yang membuat Elios menganggukkan kepalanya.
Kelvin yang sudah bergerak, dia pasti akan mendapatkan incarannya, target yang sudah dia buru akan dia dapatkan bagaimanapun caranya.
"Jika kalian berani menyerangku maka wanita ini akan ku bunuh!" seru si pria yang menarik tubuh Freya mundur sembari menodongkan pistol di kepala wanita itu.
"Tidak, jangan bunuh aku. jangan bunuh aku." pinta Freya berulang kali.
"Mundur!!" seru si pria berulang kali.
Dia menarik mundur tubuh Freya, dia menjadikan Freya sebagai tameng.
"Tuan." ucap Elios.
"Tembak salah satu kakinya, buat pria itu teralih." pinta Erik.
"Baik, tian." jawab Elios.
Caroline diam membeku saat mendengar perintah suaminya. Elios harus menembak salah satu kaki Freya untuk menangkap pria itu.
"Ja-jangan seperti itu dong, Sayang. kenapa harus menembak kaki wanita itu?" tanya Caroline.
"Lebih baik mengorbankan satu orang daripada kehilangan banyak nyawa." jawab Erik yang membidik sasaran.
Deg..
jantung Caroline berdebar tidak menentu, kedua bola matanya terus menatap sosok pria yang ada di sampingnya. "Siapa pria itu? kenapa dia harus melakukan hal itu?"
"Tuan, tolong saya." Freya sangat ketakutan. dia begitu menginginkan Erik menolongnya, dia tidak berpikir kalau apa yang dia lakukan itu mungkin akan mengorbankan nyawanya.
"Apa yang akan kita lakukan, Tuan?" tanya Elios.
"Bawa pria itu, aku ingin lihat dia masih hidup atau sudah menjadi mayat." tatapan mata yang begitu kejam itu dapat dilihat oleh Caroline.
Seketika tubuhnya lemas tidak berdaya, nafasnya sedikit memburu dengan Tubuh terasa panas dingin. "Ayo Sayang." Erik menggulurkan tangannya kepada sang istri.
Namun Caroline nampak terdiam menatap uluran tangan suaminya, perlahan-lahan tatapan mata itu beranjak naik menatap wajah suaminya. "Sebenarnya siapa pria ini?Lalu kenapa dia begitu kejam?"
"Ada apa denganmu, sayang. Apakah ada sesuatu?" tanya Erik kembali.
Caroline menggelengkan kepalanya sembari mengulurkan tangannya yang sedikit gemetar.
"Aku tidak akan pernah melukaimu."ucap Erik yang kemudian menggenggam tangan istrinya.
Seorang pria sudah tersungkur tidak berdaya, darah keluar begitu banyak, kata-kata yang ingin keluar itu seperti tertahan karena peluru sudah menembus lehernya.
"Aku ingin melihatmu mati di sini, beraninya kamu bermain-main denganku." Erik terus menatap pria itu sembari menodongkan pistol kepada si pria. dia sudah tergeletak di lantai.
"Kelvin Elios, bantu orang-orang yang tertembak. bawa mereka ke rumah sakit." perintah Erik.
"Baik, tuan." jawab Elios dan Kelvin.
Tangan yang hendak menarik pelatuk itu langsung dihentikan oleh Caroline, sentuhan lembut dan hangat itu membuat Erik menoleh.
"Serahkan dia pada polisi, jangan mengotori tanganmu." pinta Caroline.
"Tuan, tolong saya." ucap lemah Freya yang mengulurkan tangannya berharap ditolong oleh Erik.
"Bantu dia, obati luka-lukanya." Erik berbicara kepada salah satu penjaga keamanan untuk membantu.
Freya benar-benar tidak bisa dikatakan lagi, keinginannya untuk menjadi tujuan Erik tidak pernah tercapai. "Tuan, tolong saya." Freya yang ketakutan.
"Mereka akan menolongmu, jadi tidak usah mengatakan apapun." jawab Erik yang kemudian melihat beberapa kerusakan di kasino miliknya.
"Aku yakin orang-orang itu bukan orang-orang sederhana, Aku yakin mereka adalah orang-orang yang berbahaya." Caroline melirik mayat di pria.
Tubuh yang akhirnya tidak bernyawa itu terus dilihat oleh Erik, salah satu tangannya ditarik oleh Erik kembali. Ada sebuah lambang tato di pergelangan tangan pria itu, simbol sebuah kelompok yang tidak terlalu diketahui oleh Erik
"Aku yakin mereka adalah orang-orang berbahaya, jika mereka tidak berbahaya mereka tidak akan menyerangku. mereka mempunyai nyali yang sangat besar, mereka menyerang tempatku tanpa berpikir dua kali." Erik menghempaskan tangan pria yang sudah tidak bernyawa itu dengan sangat keras.
"Siapa Mereka, sayang?" tanya Caroline
DOR!!
satu tembakan melesat di antara telinga Freya dan leher si pria.
ZLEPP..
tanpa berpikir dua kali tembakan itu langsung mengenai leher si pria hingga membuat dia tidak bisa berkutik lagi. beberapa kata yang tidak sempat keluar itu langsung terhempas oleh angin dengan tubuh yang sudah tumbang.
DEG..
BUGG..
pria itu langsung tumbang dengan darah yang mengalir begitu hebat, leher pria itu ditembus oleh peluru milik Erik.
Tuan-tuan Kelvin sudah kembali dari melihat orang-orang yang terluka
"Singkirkan mayat pria ini, Kelvin. Aku tidak tahu dia berada di sekitar sini, Jika dia ada di sekitar sini aku yakin orang yang menyuruhnya juga tidak jauh dari sini." ucap Caroline.
Kelvin menganggukkan kepalanya kemudian berpikir mengenai siapa pria itu. "Pastikan semuanya baik-baik" Erik yang kemudian memasukkan pistolnya sedangkan Caroline dia menatap benda hitam yang dibawa oleh sang suami.
"Siapa Mereka suamiku?" tanya Caroline.
"Aku tidak tahu sayang, mereka sudah berani melakukan hal ini maka mereka harus berani menanggung akibat dari perbuatan mereka." jawab Erik yang kemudian mengambil ponselnya untuk mencari tahu bagaimana kondisi di tempat John.
**Bersambung**
