🥈JUARA 2 YAAW S2 2024 🏆
Perceraian, selalu meninggalkan goresan luka, itulah yang Hilda rasakan ketika Aldy memilih mengakhiri bahtera mereka, dengan alasan tak pernah ada cinta di hatinya, dan demi sang wanita dari masa lalunya yang kini berstatus janda.
Kini, setelah 7 tahun berpisah, Aldy kembali di pertemukan dengan mantan istrinya, dalam sebuah tragedi kecelakaan.
Lantas, apakah hati Aldy akan goyah ketika kini Hilda sudah berbahagia dengan keluarga baru nya?
Dan, apakah Aldy akan merelakan begitu saja, darah dagingnya memanggil pria lain dengan sebutan "Ayah"?
Atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#31
#31
(Di eps ini, othor mendatangkan Cameo dari novel sebelah 😚, novel othor sendiri pastinya. Yang mengikuti seri keluarga Geraldy, pasti kenal, karena dulu pun kalian pengen menggulung mulut pedasnya, 🤣)
Hari ini perkebunan dan rumah sibuk berbenah, karena akan datang tamu khusus dari Jakarta. Beberapa hari yang lalu seorang Pria yang mengaku bernama Dion menghubungi ponsel Hilda, dan dia mengatakan bahwa atasannya bermaksud datang untuk survey secara langsung di perkebunan dan dapur HK Catering.
Mereka Adalah dua orang yang dulu kerap wara-wiri di dunia Entertainment, dan sekarang pun masih tetap sama, walau tak sesering dahulu. Karena Darren Alexander sudah memutuskan berhenti menekuni dunia yang sudah ia geluti sejak remaja, dan Aya sang istri pun hanya mengisi beberapa acara memasak di salah satu stasiun TV.
“Bunda… kok rumah tiba tiba ramai, ada apa?” Tanya Ammar yang tengah bersiap pergi ke sekolah bersama sang Ayah.
“Hari ini Bunda dan Ayah kedatangan tamu sayang, Mas Ammar sama Azam tetap sekolah ya? nanti Eyang yang akan jemput. Karena Ayah gak bisa jemput.” Jawab Hilda lembut, kedua tangannya sibuk memasukkan bekal sekolah kedalam tas Ammar dan Azam.
Walau tak paham seratus persen, kenapa repot sekali harus membereskan rumah dan perkebunan hanya untuk menyambut tamu, tapi Ammar dan Azam hanya mengangguk sembari terus melanjutkan sarapannya.
“Duuuhh cucu-cucu Eyang putri, pintar sekali, jam segini sudah siap pergi sekolah.” Sapa Bu Ratih yang baru keluar dari kamarnya usai tilawah pagi.
Ammar dan Azam hanya mengangguk bangga, karena sibuk mengunyah sarapan pagi nya.
“Ibu mau sarapan juga? Hilda siapkan sekalian.”
“Nanti saja, ibu mau sarapan pepaya ini saja dulu.”
Hilda mengangguk kemudian membawa tas kedua puteranya ke kursi di ruang depan, agar nanti mudah Ammar dan Azam membawanya.
Beberapa waktu berlalu, tamu yang mereka tunggu pun tiba, mobil mewah sang aktor berhenti di pelataran parkir. Pesona Darren belumlah sepenuhnya memudar, karena beberapa Wanita baik yang bekerja di perkebunan atau bekerja di dapur catering, nampak langsung berseru pelan ketika melihat Darren turun dari kendaraannya, disusul kemudian sang istri. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Irfan dan Hilda, sementara Bu Ratih lebih memilih ada di belakang layar, biarlah anak dan menantunya saja yang mengurus semua hal yang berkaitan dengan perkebunan dan catering.
"Apa kabar, Pak Irfan dan Bu Hilda …" Sapa Darren yang langsung bersalaman dengan Irfan.
"Kabar baik, Tuan Darren, terima kasih sudah berkenan mampir ke perkebunan kami." Jawab Irfan ramah.
"Saya Dion, yang tempo hari menghubungi Bu Hilda." Dion tak mau ketinggalan, pria yang masih setia mendampingi Darren ini segera memperkenalkan diri.
"Oh … Pak Dion, kenalkan saya Irfan.." tak kalah ramah dari sambutannya Darren, Irfan pun menyambut Dion dengan ramah.
Begitupun Hilda yang langsung menyapa Chef Aya. Chef Cantik itu Bahkan tanpa segan ingin segera menengok Dapur, dengan senang hati Hilda membawa Chef Aya berkeliling dapur, sementara Darren dan Dion mengikuti Irfan berkeliling perkebunan. Kedatangan Darren dan Aya bukan semata-mata untuk jalan jalan, melainkan mereka sedang survey untuk persiapan cabang baru SUN Restaurant dan peluncuran produk makanan olahan terbaru DA Food yang berbasis sayuran organik.
Dari hasil survey ke beberapa perkebunan, perkebunan milik keluarga Irfan itu termasuk dalam salah satu tempat yang menjadi sasaran untuk penyuplai sayuran organik yang dibutuhkan pabrik, ditambah lagi Darren dan Aya mendapatkan rekomendasi langsung dari pemilik Camelia Cosmetic, Bima Narendra. Mengingat betapa dekat hubungan Bima dengan Keluarga Geraldy, maka tanpa ragu, Darren dan Aya pun mendatangi irfan dan Hilda hari ini.
"Terima kasih sekali sambutannya, Pak Irfan dan Bu Hilda." ucap Aya ketika siang menjelang sore hari mereka hendak berpamitan. "Terima kasih juga jamuannya, sangat spesial, saya tak sabar menantikan jawaban Bu Hilda tentang penawaran kami tadi."
"Kami yang seharusnya berterima kasih, karena anda berdua berkenan mendatangi tempat kami. Dan pasti kami akan segera mengabari anda, karena banyak sekali yang harus kami pertimbangkan, agar keaslian resep dan kualitas rasanya tetap terjaga."
Aya dan Darren ingin membantu serta memfasilitasi UMKM agar lebih maju lagi serta lebih dikenal masyarakat luas, karena itulah mereka menggaet beberapa pengusaha UMKM agar bersedia bekerja sama dengan Restaurant serta pabrik yang sudah mereka mereka dirikan sejak beberapa tahun yang lalu.
Pertemuan hari ini membuat Hilda dan Irfan harus mempertimbangkan kemungkinan mereka akan sering bolak-balik Yogyakarta - Jakarta, lalu bagaimana dengan Anak-anak dan sekolah mereka, ada seorang Ibu juga yang tak bisa mereka tinggalkan begitu saja. Karena itulah untuk sementara mereka akan mempertimbangkan masak-masak kemungkinan Hilda untuk bekerja sama dengan Chef Aya, karena Irfan sudah pasti bisa menyuplai sayur organic sesuai kebutuhan pabrik.
.
.
"Mas, kamu mau kemana?" Tanya Widya ketika melihat Aldy mengepak beberapa pakaian.
Satu minggu sejak pertengkaran mereka, hubungan Aldy dengan Widya jelas merenggang, Aldy bahkan lebih memilih tidur bersama Reva ketimbang tidur di kamarnya bersama sang istri, karena Aldy benar-benar tak bisa memberikan pemakluman atas sikap serakah yang jelas ditunjukkan oleh istri dan kedua mertuanya. Namun Aldy juga belum mampu melepaskan Widya karena ada Reva diantara mereka.
"Aku harus ke Yogya." Jawab Aldy enggan.
"Ke Yogya, Mas? tapi kenapa mendadak? besok hari ulang tahunmu, bukankah biasanya kita merayakannya dengan makan bersama di luar?"
Tanya Widya, biar bagaimanapun beberapa hari ini, ia mencoba berbagai macam cara agar Aldy kembali ke mode semula, menggoda dan merayunya dengan pakaian seksi, atau bahkan membuatkan masakan spesial, hingga kali ini mencoba menjadwalkan acara rutin mereka setiap tahun, yakni yakni makan di restoran favorit mereka ketika salah satu dari mereka berulang tahun. "Tapi besok ulang tahunmu, Mas, aku sudah reservasi restoran yang biasa kita datangi setiap tahunnya."
Aldy membuang nafas, "Batalkan saja, aku tak berminat."
"Kenapa? bukankah ini sudah janji kita akan mendatangi restoran tersebut jika salah satu diantara kita ulang tahun?" Tanya Widya, mencari jawaban atas perubahan sikap sang suami.
"Karena mulai sekarang, aku akan merayakan ulang tahun bersama putraku."
"Apa?"
"Yah … ulang tahun Ammar jatuh di tanggal yang sama denganku."
Widya hanya mampu menahan geram serta amarah, karena ia tak mampu mengajukan keberatan atas sikap Aldy yang ingin merayakan ulang tahun hanya bersama Ammar, putra dari istri pertamanya.
"Lalu … bagaimana dengan aku dan Reva, yang setiap tahun terbiasa merayakan ulang tahunmu, Mas?"
"Kita lakukan beberapa hari lagi, sepulang ku dari Yogya." pungkas Aldy. Kemudian ia memanggul ransel berisi beberapa potong pakaiannya
Sepanjang perjalanan Aldy tersenyum membayangkan nanti akan menghabiskan waktu beberapa jam untuk main bersama Ammar. Namun kenyataan tak seindah angan, karena setibanya di kediaman Irfan, ia melihat Irfan berlari sambil menggendong Ammar di pelukannya.
"Fan … apa yang terjadi?" tanya Aldy yang langsung menjatuhkan kado yang ia siapkan sejak beberapa jam yang lalu, setelah tiba di Yogya.
"Entah lah Al … Ammar pingsan setelah mimisan." jawab Irfan panik.
Tak lama Hilda pun berlari tergopoh dari arah rumah, ia membawa tas dan beberapa perlengkapan yang mungkin nanti dibutuhkan.
Tanpa ingin menyapa mantan suaminya, Hilda bergegas membuka pintu mobil, "Ayo, Mas … kita harus bergegas!!" seru Hilda cemas.
Irfan segera membaringkan Ammar di bangku belakang, Hilda pun duduk di bangku belakang agar bisa memastikan keadaan Ammar sepanjang perjalanan menuju rumah sakit.
Tanpa perlu meminta izin, Aldy pun kembali memacu mobilnya, mengikuti laju mobil irfan menuju rumah sakit.
andai..andai.. dan andai sj otakmu skrg