Terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan bahkan tanpa kekurangan adalah impian dari seluruh anak yang ada di dunia, sebuah keberuntungan yang didapatkan 5 anak kembar keluarga Jiang.
Keluarganya merupakan pemilik perusahaan besar yang bergerak dalam industri perumahan dan juga perdagangan secara global. Memiliki koneksi dengan beberapa perusahaan besar dan beberapa negara mambuat perusahaan tersebut sangat maju.
Tapi dibalik segala kejayaan perusahaan keluarga Jiang tersebut, banyak rahasia kelam yang terselubung dibaliknya, perlahan satu-persatu rahasia tersebut mulai terkuak saat yang tertua dari Jiang Twins belajar mengambil alih perusahaan.
Sang tertua menelusuri perlahan segala celah rahasia lalu menceritakan semua informasi yang didapatinya kepada keempat kembarannya yang lain. Banyak kejutan-kejutan yang membuat mereka berlima hampir beberapa kali berpisah atau berpencar saat bersama-sama menguak berbagai rahasia tersebut.
tertarik dengan ceritanya? Yuk mampir!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat Kepolisian.
❁ Happy Reading ❁
Pagi ini keberadaan keluarga Fordamen, Accendio, dan Equinox masih berada di sebuah hotel termewah yang ada di Tianjin. Selain menghabiskan waktu bersama para orang tua juga mengurus tentang kasus kemarin yang kabar terbarunya sudah didapat siapa pengrim gas asap pada acara malam itu.
Dengan menggunakan video call mereka berdiskusi bersama Paman Ren yang masih ada di Beijing untuk mengurus bersama adiknya Bunda Lisha, setelah sarapan Zianjiaxi memutuskan berkumpul di balkon yang ada kolam berenang untuk bersantai.
"Terlalu banyak plot twist di dalam kehidupan ini." ujar Daxia berjalan sambil meminum jus lemon miliknya lalu duduk di pinggiran kolam.
"Ya kabar baiknya lah keluarga kita masih bisa bersama," sahut Changrui ikutan duduk di sebelah Daxia memintanya memakaikan tabir surya.
Daxia mengerutkan dahinya sesaat lalu menggeleng kepala perlahan tapi tetap memakaikan tabir surya di bagian punggung Changrui, Qinling menarik rambutnya pelan untuk menyudahi tapi Daxia tidak masalah sama sekali.
"Ini sebenarnya adik lu siapa sih?" teriak Jiayi saat melihat perlakukan Changrui, pria itu membuka kacamata hitamnya lalu menoleh ke samping Daxia masih memakaikan tabir surya di punggungnya.
"Eh lah cok salah adik." Changrui merampas botol tabir surya yang ada di genggaman Daxia lalu mengelap telapak tangan gadis itu dengan handuk yang dipegangnya.
Lalu setelahnya ia berlari menghampiri Chengsin dan Jiayi yang duduk memandangi tingkahnya di pojokan kolam renang, tingkah Changrui menjadi sedikit tontonan hiburan untuk mereka yang bersantai.
Suara tawa mereka mereda Qinling pamit duluan ingin masuk ke dalam, masuk ke lift sebelum berjalan melewati lorong menuju ke kamarnya dari ponsel ada pesan yang terkirim dari seseorang yang menurutnya asing.
Tidak ada profil ataupun nama yang jelas hanya huruf-huruf acak sebagai informasi satu-satunya, pesan tersebut Qinling buka dan dahinya berkerut melihat pesan yang bertuliskan 'Meet me on Kiessling Restaurant 8 pm'.
Tentu saja Qinling terheran dan merasa curiga dengan pesan tersebut tapi tetap saja niatnya akan datang jika memang itu yang diminta, ia juga penasaran siapa orang tersebut.
Melewati kamar yang dihuni oleh Mama dan Papanya ia mendengar suara keributan kecil dari celah pintu yang sedikit terbuka, mengetuk pelan sebelum masuk Qinling terheran melihat kedua orang tuanya yang sama-sama berdebat melalui telpon.
"Ma... Pa." panggilnya berjalan perlahan hingga berada di tengah-tengah ruangan, Papa dan Mama menghadap jendela yang berlawanan sehingga keduanya saling membelakangi.
Mendekat ke atas kasur Qinling melihat sebuah surat ada di sana diambilnya lalu membaca dengan cepat isi dari surat, memperhatikan dengan seksama isi pesan tersebut merupakan informasi terkait pihak kepolisian Beijing yang berhasil mengamankan sosok hitam seperti mata-mata yang selama ini mengusik keluarganya.
Matanya membelalak dan cepat-cepat menyalakan ponsel untuk memotret isi pesan karena nanti akan ia perlihatkan ke Zianjiaxi, setelahnya tanpa menimbulkan suara apapun langsung keluar dari kamar menutup pintu dan meneruskan niatnya untuk kembali ke kamar.
Sampai di kamar ia membuka pintu malah bertemu dengan Wenhua yang bersantai merebahkan tubuhnya di kasur tanpa mengenakan pakaian bagian atas, Qinling mendekat dan langsung menunjukkan layar ponselnya yang memotret surat tadi tanpa mengatakan apapun.
Wenhua terkaget sedikit lalu bangkit duduk bersandar sambil membenarkan kacamatanya sebelum mengambil ponsel Qinling.
"Mata-mata yang selama ini mengganggu keluarga Jianqiang adalah kiriman dari dua perusahaan, dua perusahaan ini adalah saingan Fordamen dan Equinox. Terkait alasan apa masih akan ditelusuri agent terpercaya kepolisian,"
Wenhua menautkan kedua alisnya sebelah tangannya terulur mengembalikan ponsel ke Qinling, ia diam berpikir. "Saingan Fordamen dan Equinox kita ambil saingan terbesar dan paling ketat dari dua perusahaan ini ajalah ya .... Fordamen saingan terketatnya ada di Tianjin tapi perusahaan itu sedang kolaborasi sama Papa,"
"Dan saingan terbesar juga terketat Equinox itu adalah perusahaan keluarganya mantan Changrui, ingat dengan Isabella Larizza?"
Wenhua mengangguk menatapnya.
"Perusahaan itulah dia, tapi apakah mungkin perusahan besar dari Tianjin dan perusahaan besar dari London akan bekerja sama hanya untuk menghancurkan perusahaan Fordamen dan Equinox bersamaan? Dan .... Apakah mereka saling kenal?"
Qinling melebarkan kedua tangannya lalu mengedikkannya pasrah, duduk di depan Wenhua pada bagian kasur yang kosong. "Sebenarnya bisa ada banyak kemungkinan, Qinling. Tapi ntahlah gua merasa ini sangat aneh,"
Pintu kamar diketuk lalu tak lama terbuka Wenhua dan Qinling mengangkat kepalanya melihat siapa yang masuk ke kamar, ketiga saudaranya masuk dengan pakaian yang sudah berganti entah sejak kapan.
"Kita dari kamar Mama sama Papa udah ada dengar kabar tentang surat pesan dari kepolisian, kalian?" tanya Guotin menatap kedua adiknya.
"Udah, dan kita baru habis diskusi... gua ngerasa gak mungkin aja sih perusahaan besar Tianjin dan London bisa saling kenal lalu akhirnya sepakat buat menghancurkan dua keluarga terkuat turunan Jianqiang," ujar Qinling beranjak dari kasur Wenhua.
"Sebenarnya gak ada yang gak mungkin tapi kita juga gak bisa asal ngambil kesimpulan dengan menyalahkan kedua perusahaan tersebut, memang mereka saat ini saingan terbesar dan terkuat untuk Fordamen juga Equinox tapi .... Kita gak punya bukti, bisa aja ini ulah perusahaan lain bukan yang kerja sama dengan Papa," Daxia menengahi dengan kesimpulannya.
"Daxia benar banget, kita gak bisa asal nuduh yang takutnya malah boomerang untuk perusahaan keluarga kita sendiri, agent terpercaya polisi juga sudah dikerahkan untuk mencari tau sekarang kita hanya perlu berbaik sangka," sahut Guotin menimpali.
"Dan terakhir .... Bagaimanapun kita harus tetap waspada nggak ada yang gak mungkin, masalah bisa datang dari mana aja." tutup Fangxi berjalan kembali ke kasurnya mengemasi barang-barang.
"Kapan pulang ke Beijing?" tanya Wenhua setelah 5 menit tidak ada pembicaraan apapun di antara mereka berlima.
"Sore atau malam atau mungkin juga besok pagi, nggak pasti. Kita tunggu kabar dari Bunda Lisha dulu mengenai adiknya yang mau mengamankan lokasi rumah keluarga kita," Guotin menjawab santai.
Qinling mendengar itu langsung melirik ke jam yang masih menunjukkan siang hari, ia segera mengambil ponselnya lalu mengganti pakaian setelahnya hendak keluar menemui Changrui.
"Gua mau keluar sama Changrui mungkin bakalan lama .... Sekedar jalan-jalan doang, jangan hubungin gua kecuali dengan alasan malam udah terlalu larut atau udah beres-beres mau pulang ke Beijing,"
Pria itu langsung berlalu keluar menutup pintu dengan sedikit kencang, Daxia menoleh ke arah Fangxi lalu Fangxi menoleh ke Guotin, Guotin menautkan alisnya melempar tatapan penuh tanda tanya ke Wenhua tapi Wenhua mengedikkan bahunya tidak tau apapun.
...****************...
"Lu yakin mau segila ini nyamperin tuh orang yang udah ngirim pesan ke lu?" Changrui berkali-kali bertanya hal tersebut mungkin saat ini telinga Qinling sudah pengang.
Mereka berdua berjalan di trotoar yang beberapa kali belokan lagi akan sampai ke restoran yang Qinling ingin datangi sesuai pesan yang dikirim padanya, dia pun sebenarnya ragu apalagi tidak mengabari dengan jelas ke Fangxi ia dan Changrui akan kemana.
Sudah hampir jam 8 dan mereka sudah sampai di depan restoran setelah turun dari taxi, berdiri di depan pintu masuk memandangi orang-orang yang ada di dalam tapi tidak ada yang mencurigakan sama sekali.
Seorang pelayan keluar membukakan mereka pintu melempar senyuman hangat. "Apakah kalian berdua ingin masuk? Masih ada kursi kosong untuk kalian berdua di lantai dua,"
Qinling masih sibuk mengintip keadaan di dalam Changrui yang melihatnya langsung menarik tangannya mengajak masuk lalu mengikuti langkah pelayan wanita tersebut untuk naik ke lantai dua, di atas memang ada kursi kosong untuk mereka tapi berada di dekat pintu toilet yang di mana menurut mereka tidak pantas untuk mereka duduk.
"Eh sebenarnya kami kemari atas pesan seseorang yang menjanjikan untuk bertemu," Changrui menjelaskan dengan cepat, wanita tersebut membuka daftar yang disimpannya di saku mencari sesuatu.
"Ah apakah kalian Jiang Qinling dan Zhang Changrui?" tanyanya melihat daftar, Qinling memicingkan mata semakin penasaran siapa orang yang meminta bertemu dengannya secara misterius ini.
"Iya benar, aku Jiang Qinling dan dia Zhang Changrui." jawab Qinling memperkenalkan dirinya dan Changrui mengangguk.
"Sudah ada yang memesankan meja untuk kalian, mari ikut saya." ajak pelayan wanita tersebut.
Qinling Changrui berpandangan sebentar berpikir tapi kemudian tetap mengikuti kemana wanita tersebut berjalan, turun ke lantai bawah mereka berbelok ke bagian sebuah meja makan mewah yang sudah bertanda dipesan.
Setelah sampai di meja makan yang bertanda tersebut wanita tersebut langsung pergi begitu saja, ada secarik kertas di atas meja yang terselip di bawah vas Changrui melihat duluan dan mengambilnya.
Qinling melihat pesan yang masuk berasal dari orang yang sama seperti tadi pagi mengiriminya pesan tapi sekarang ada foto profil yang terpasang, seorang gadis berambut panjang hanya sebagian wajahnya yang terlihat.
"Hai Jiang Qinling .... Zhang Changrui maaf membuat kalian menunggu,"
Sapa dari suara seorang gadis, mereka berdua berbalik badan menoleh dan Qinling langsung menautkan kedua alisnya juga dahinya berkerut.
"Yihua? Lu ngapain di sini?" tanya Qinling dengan nada bicaranya yang selalu ketus, Changrui menyikut pelan perutnya.
"Sorry tapi apa bener lu yang ngirim pesan ke Qinling tadi pagi?"
❁ See You In The Next Part ❁