entah kenapa, author selalu tertarik dengan cerita transmigrasi. jadi, pembacanya author jangan bosan ya hehehe....😁😁
kali ini. kisah ini menceritakan seorang Narita yang tiba-tiba saja menjadi seorang ibu dari dua anak lelaki.
hidup tubuh yang di tempati oleh Narita ini, sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari suaminya. ia juga melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian suaminya, sampai akhirnya Narita mengambil alih tubuh itu.
lalu bagaimana kah kisah selanjutnya ?. ikuti terus ya guys 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. ngidam
Mendengar ucapan Laura itu, nyonya Tamara menjadi terkagum-kagum kepadanya. iya berpikir Laura merupakan calon menantu yang ia dambakan, di mana Laura memiliki hati yang lembut dan lapang dada.
*tidak tahu saja dia ya, seperti apa perempuan yang dibanggakannya ini*
😏😏
"Kamu benar perempuan yang baik. aku tidak salah memilihmu untuk mendampingi anakku nanti, apapun yang akan terjadi, tante akan usahakan Alexander berpisah dengan perempuan pelacur itu dan juga kedua anaknya. karena aku juga tidak sudi menganggap kedua anak dari Alexander itu sebagai cucuku."ucap nyonya Tamara dengan penuh busuk hati bau lek ulek.
"terima kasih Tante. aku yakin jika seandainya aku dan Alexander berjodoh, maka pasti aku akan bersatu dengannya."ucapnya kembali berpura-pura.
setelah itu, Laura pun memutuskan untuk kembali ke rumahnya. sementara nyonya Tamara memutuskan untuk pergi menemui Anastasia menantu yang tidak diinginkannya itu.
"Aku harus pergi memperingati kembali perempuan pelacur itu, agar tidak mengganggu Alexander dan segera memutuskan hubungannya dengan anakku."ucap nyonya Tamara.
nyonya Tamara pun mempersiapkan dirinya dan pergi ke rumah di mana Anastasia dan kedua anaknya tinggal.
tak lama nyonya Tamara pun sampai di kediaman itu. tanpa mengetuk pintu dan memencet bel, nyonya Tamara langsung menerobos masuk ke dalam rumah dan berteriak seperti orang kesetanan mencari keberadaan Anastasia.
"Anastasia perempuan sialan.!! keluar kamu.!!." ucap nyonya Tamara dengan teriakan memanggil Anastasia. namun, tentu saja yang keluar bukanlah Anastasia melainkan anaknya Alexander.
"kenapa Mama berteriak-teriak seperti itu.? memangnya mama menganggap ini di hutan !! "seru Alexander yang sedang menuruni anak tangga satu persatu. nyonya Tamara pun langsung mengalihkan pandangannya.
"sedang apa kamu di sini Lex ? bukannya mama sudah mengatakan, jangan lagi menemui perempuan pelacur itu !!. Iya hanya berusaha untuk memperdayaimu dan merebut semua harta kekayaanmu.."ucap nyonya Tamara dengan jengkel kepada putranya karena tidak mengindahkan peringatannya.
"kenapa aku harus takut kehilangan harta,? karena memang hartaku yang sebenarnya sudah hilang akibat keegoisanku, dan membiarkan Mama terlalu ikut campur mengenai urusan rumah tanggaku..."ucap Alexander tak kalah menohok. nyonya Tamara menganga tidak percaya mendengar ucapan putranya itu.
"Apa maksudmu mengatakan hal yang seperti itu? jangan bilang kau sudah mencintai perempuan pelacur itu..??"tanya nyonya Tamara lagi dengan muka yang memerah menahan emosi.
"Ya tentu saja !!. dia adalah istriku, memangnya kenapa aku tidak boleh mencintainya ?."ucap Alexander dengan santai dan kemudian duduk di sofa tamu. mendengar penuturan Alexander itu, langsung membuat nyonya Tamara kembali menggebu-gebu.
"dengar ya lex !!, sampai kapanpun Mama tidak akan menyetujui hubunganmu dengan perempuan pelacur itu.!! kecuali hubunganmu dengan Laura, Laura adalah perempuan yang baik dan berhati lapang serta lemah lembut. dan Laura lah yang cocok menjadi menantu mama."ucap nyonya Tamara lagi. Alexander pun menjadi jengah mendengar penuturan ibunya.
"kalau begitu mama cari anak yang lain saja untuk menikahi Laura, karena sampai kapanpun aku tidak akan menikahinya. aku sudah memiliki istri dan anak, lalu kenapa pula aku harus menikahi perempuan lain."ucap Alexander dengan santai.
ucapan itu seperti bensin yang menyiram hati nyonya Tamara yang berapi-api dan bertambah besar.
"Apa maksudmu mengatakan hal itu Lex ? tidakkah kamu melihat bahwa Laura merupakan satu-satunya perempuan yang cocok untukmu ?. apalagi kamu dan Laura sudah berteman sejak lama..!."ucap nyonya Tamara kembali memelankan suaranya berusaha menahan kobaran api di dalam hatinya.
"Mama benar, aku dan Laura sudah berteman sejak lama, tapi bukan berarti cinta yang ada dalam hati Alex masih ada untuknya."ucapnya lagi.
"tidak..!! pokoknya Mama tidak akan merestuimu dengan perempuan pelacur itu.!! dan kemana perempuan pelacur itu kenapa Mama tidak melihatnya, Mama ingin sekali memarahinya dan membuatnya sadar dengan posisinya."ucapnya dengan marah .
"orang yang Mama cari sudah pergi dari rumah ini, dan tentu saja Mama sangat senang bukan?"ucap Alexander dengan suara datar dan ekspresi dingin. mendengar Anastasia sudah pergi dari rumah itu nyonya Tamara langsung bersorak riang.
"benarkah? perempuan pelacur itu sudah pergi dari rumah ini.? ternyata dia cukup tau diri juga.."ucap nyonya Tamara disertai dengan senyuman sinis.
"lalu, untuk Apa kamu masih di sini? seharusnya kamu menemani Laura dan mengambil hatinya serta segeralah menikah dengan nya.. "ucap nyonya Tamara membujuk Alexander.
"sudah berapa kali aku katakan, Aku tidak akan menikahi Laura beguel. jika mama memaksa, maka Mama saja yang menikah dengannya. atau suruh papa saja yang menikah dengannya."ucap Alexander masih dengan suara datarnya.
"kamu ini apa-apaan sih, menyuruh bapak kamu untuk menikah lagi. jangan karena perempuan pelacur itu hubungan kita menjadi renggang."ucap nyonya Tamara lagi.
"kenapa ? Mama tidak terima papa menikah dengan perempuan lain.? begitu pula aku mah, Aku tidak mau menikah dengan perempuan lain, karena aku sudah punya anak dan istri. walaupun mereka tidak di sini, aku pasti akan menemui mereka dan membawa mereka kembali. ini hanya masalah waktu saja..."ucap Alexander lagi masih dengan suara datarnya. tentu saja nyonya Tamara tidak terima Alexander mencari perempuan pelacur itu, menurutnya.
"Untuk apa kamu mencari perempuan itu ?sudah lebih baik dia sadar diri dan meninggalkan mu untuk Laura. lalu untuk apa kamu bersusah-susah kembali untuk mencari mereka."ucap nyonya Tamara lagi berusaha memprovokasi anaknya.
"Mama benar. seharusnya aku tidak mencari mereka kembali !!. seharusnya aku senang karena terbebas dari perempuan pengganggu itu.!!"ucap Alexander masih dengan suara datarnya.
mendengar pernyataan itu, nyonya Tamara menjadi senang. Ia pikir ia telah berhasil membujuk anaknya untuk tidak mencari Anastasia dan kedua anaknya itu.
"tapi tahukah mama,!! tidak ada perempuan yang mencintaiku di dunia ini dengan cinta yang tulus. ya.. memang, Anastasia melakukan hal yang menjijikkan untuk mendapatkanku. namun aku akui, Iya melakukan itu karena sangat mencintaiku, Dan aku malah menghina dan menjadikannya pelacur ku. dan tahukah mama, saat ini betapa hancurnya aku ketika tahu, ternyata aku mencintainya dan mulai bergantung kepadanya. aku juga melakukan cara untuk mendapatkannya kembali, Namun nyatanya ia sudah menyerah untuk memperjuangkanku. dan ia memilih pergi membawa anak-anak tanpa meminta harta sepersen pun kepadaku, seperti yangnya yang Mama tuduhkan itu. ternyata, semua itu tidaklah benar. buktinya Anastasia pergi tanpa membawa harta apapun kecuali miliknya."ucap Alexander menitikkan air matanya tatkala membayangkan perlakuannya kepada mereka selama ini. sementara nyonya Tamara menjadi bungkam ia tidak tahu harus ngomong apa lagi.
"karena itu mah, aku akan mencari dan menemukan mereka serta membawa mereka kembali ke sini. aku juga akan membuang semua sikap egois yang ada dalam diriku dan tentunya berhenti mendengarkan mama yang terus mengasutku membenci istri dan kedua anakku."ucap Alexander lagi. saat mereka sedang diam dan tak melakukan perbincangan lagi tiba-tiba seri masuk dengan tergesa-gesa.
"Tuan aku sudah mendapatkannya."ucap Ferry dengan riang gembira sambil menenteng rujak dan mangga itu.
Alexander dan nyonya Tamara yang mendengar teriakan itu pun langsung mengalihkan pandangannya kepada asisten Ferry. nyonya Tamara menyipikan matanya tatkala melihat barang bawaan Ferry itu.
sementara Alexander langsung menyambar dari tangan Ferry, dan mulai memakan rujak itu. sementara nyonya Tamara melihat anaknya memakan makanan yang tidak biasa itu kembali mengerutkan keningnya.
"Kenapa pagi-pagi sekali kamu sudah mau makan rujak ?. Apa kamu sedang mengidam?"tanya nyonya Tamara kepada Alexander. sontak Alexander menghentikan mengunyah rujak itu.
"Apa maksud Mama, mengatakan hal itu. mana ada seorang laki-laki mengidam..."ucap Alexander dan langsung menyuapkan kembali rujak itu ke dalam mulutnya, terlihat Alexander memakan semuanya dengan lahap. sementara Ferry ngiler melihat tuannya makan rujak itu.
"ngidam itu bukan hanya perempuan saja. namun laki-laki yang memiliki istri yang sedang hamil juga akan merasakan ngidam."ucap nyonya Tamara lagi. sontak Alexander kembali menghentikan aktivitasnya itu.
(Apakah Anastasia sedang hamil? tapi aku hanya melakukannya sekali di malam itu. namun jika seandainya ia sedang hamil, itu akan jauh lebih baik. tunggulah aku akan segera menemukan kalian) batin Alexander sambil tersenyum misterius.
Ia pun sudah tidak menghiraukan kata-kata nyonya Tamara lagi selain fokus untuk menghabiskan rujak itu.
setelah menghabiskan rujak tersebut, Alexander dan Ferry pun langsung meninggalkan rumah tempat di mana Anastasia dan anak-anaknya dulu tinggal.
Alexander kembali ke apartemen mengambil sedikit barang yang ia perlukan, sebelum akhirnya mencari istri dan anaknya.
sementara Ferry sudah menghubungi beberapa rekan kerjanya untuk membantu mencari nyonya Anastasia dan kedua tuan muda cilik.
karena ia tidak bisa melakukannya sendiri, dikarenakan Alexander menyerahkan semua urusan kantor di tangannya.
***
setelah Alexander dan Ferry pergi dari rumah Anastasia itu, nyonya Tamara kembali marah-marah.
Iya benar-benar tidak habis pikir mengenai pola pikir anaknya itu. Bagaimana mungkin Alexander memiliki cinta kepada Anastasia, dan tentu saja ia tidak akan membiarkan Alexander untuk kembali kepada Anastasia.
Namun bukan berarti nyonya Tamara adalah orang yang jahat, hanya saja pemikirannya terlalu dangkal mudah mempercayai sesuatu yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri, tanpa mencerna dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjelaskannya.
"anak kurang ajar.!! Mama tidak akan merestuimu dengan Anastasia sampai kapanpun. karena mama tidak ingin memiliki menantu Yang licik seperti itu."ucapnya lagi.
dengan perasaan marah dan dongkol, nyonya Tamara langsung meninggalkan tempat tersebut dan kembali ke rumah utamanya. sepanjang jalan nyonya Tamara selalu mengomel dan menggerutu tidak karuan.
Iya berusaha menghilangkan rasa marah dan jengkel akibat pernyataan Alexander mengenai Anastasia, serta penolakannya terhadap Laura yang nyonya Tamara ingin untuk menikahkan mereka berdua.
***bersambung***
𝐞𝐡 𝐭𝐩 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐚𝐝𝐚 😁😁
𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐦𝐮 𝐭𝐡𝐨𝐫
𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚.... 💃💃💃💃💃
𝐂𝐄𝐎 𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞'𝐚