tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit yang tertinggal
aku update dua bab gengs, tapi panjang2kalian scroll aja yaaaa.
Alena masuk kedalam kamar, dan setelah itu Alena berjalan ke kamar mandi, karena dia ingin memuntahkan makanannya. Sebenarnya saat berada di meja makan, perut Alena bergejolak, dia ingin muntah dan perutnya juga terasa melilit. Beruntung dia bisa menahan semuanya hingga selesai acara makan malam selesai.
Alena mendudukan diri di atas toilet, tubuhnya tiba-tiba terasa lemas tak berdaya, apalagi barusan Alena baru saja mengeluarkan isi perutnya. Ketika duduk, Alena memejamkan matanya sesekali Wanita itu meringis Ketika merasakan perutnya terasa di remas dengan kencang.
Tidak ada yang aneh dengan kondisi Alena, mungkin rsasa sakit ini pernah terasa di masa lalu oleh Alena, hingga sekarang Alena Kembali merasakan rasa sakit itu Ketika bertemu sumber lukanya. Sayangnya tidak ada yang tau dengan kondisi Alena di mana Alena sering tiba-tiba seperti ini.
Setelah beberapa saat berlalu, akhrinya Alena mulai bisa menguasai tubuhnya walaupun masih terasa lemas, Wanita itu berjalan tertarih-tatih untuk keluar dari kamar mandi.
Alena mendudukan diri di lantai, dia memeluk lututnya kemudian menangis sesegukan, menangisi yang sudah terjadi sedangkan sumber lukanya terlihat baik-baik saja dan bisa tersenyum dengan lepas, cinta pertamanya yang sudah memberikan luka sudah mempunyai keluarga baru yang hangat, sedangkan dia masih terjebak rasa sakit yang luar biasa.
**
‘’Kalian tidak menginap saja di sini?” tanya Jayden Ketika mengantarkan Darius yang akan pulang, sungguh sedari tadi bertukar kado, perasaan Darius sungguh tidak enak, tentu saja karena ini pertemuan pertamanya dengan Alena setelah 4 tahun berlalu, Darius berharap sikap Alena akan Kembali seperti dulu mengingat ini sudah 4 tahun berlalu, tapi ternyata Alena berubah sikap, dan Darius tau bhawa putri yang sangat dia sayangi dan dia rindukan masih marah padanya, walau bagaimana pun Darius juga sadar bahwa apa yang dia lakukan di masa lalu pada Alena sangat keterlaluan. Dia yang tadinya ingin menginap memutuskan untuk mengajak anak istrinya untuk pulang.
‘’Hmm, Jayden terima kasih atas jamuannya,’’ ucap Darius, dan setelah berbasa-basi sebentar Darius mengajan anak istrinya untuk pulang.
Jayden menghela nafas Ketika melihat punggung Darius yang semakin menjauh.
‘’Darius, kau terlihat sangat Bahagia dengan keluargamu,sedangkan putriku hancur lebur karenamu,’’ Jayden bergumam pelan. Sebagai seorang ayah tentu saja ada rasa ingin menghajar Darius karena lelaki itu telah menghancurkan putrinya. Tapi dia sadar bahwa ini semua berawal dari putrinya hingga Jayden tidak bisa berbuat apa-apa.
***
“Kau masih memikirkan Alena?” tanya Arleta Ketika Darius menyetir, sebenarnya tadi Arleta enggan datang ke kediaman Jayden, karena dia takut suaminya akan bertemu dengan Alena, tapi Darius malah mengatakan jika Arleta tidak mau dia akan pergi Bersama Noula, hingga mau tak mau Arleta pun ikut karena dia tidak mau Alena diam-diam mendekati suaminya lagi.
‘’jujur ia, aku ingin memeluknya memperlakukannya seperti biasa, karena walau bagaimana pun dia putriku dan tetap putriku,’’ jawab Darius, hingga Arleta menghela nafas, Wanita itu tidak berbicara lagi dan memilih untuk melihat kearah jalan, sesekali dia melihat kearah belakang di mana Noula sedang tertidur.
Setelah melewati perjalan yang cukup Panjang, akhirnya mobil Darius sampai di basement apartemen mereka, seperti biasa Darius akan berjalan sambil menggendong Noula.
‘’Papa, aku ingin tidur Bersama papa,’’ ucap Noula Ketika sudah masuk kedalam apartemen, rupanya gadis kecil itu terbangun Ketika di dalam gendongan Darius.
Darius menurunkan Noula dari gendongannya, kemudian dia mengelus rambut gadis kecil itu. "Kau tidur dulu bersama Mama oke, Papa ingin tidur sendiri," jawab Darius, tak ingin mendengar rengekan Noula, Darius pun langsung pergi ke kamarnya.
***
"Mama ...." Gadis kecil itu memegang gaun ibunya, karena sungguh dia ingin tidur dengan Darius, sedangkan arleta hanya tersenyum kemudian menarik lembut tangan putrinya.
"Papa sepertinya sedang tidak enak badan, nanti bisa menular padamu," jawab Arleta.
Setelah masuk ke dalam kamar, Darius langsung mendudukkan diri di sofa. Tatapan matanya menatap lurus kedepan, masih teringat pertemuannya dengan Alena beberapa waktu lalu. Sebelum berangkat ke rumah Jayden, tentu saja Darius berharap bisa kembali memeluk kedua anak kembarnya, Tapi sayangnya itu semua tidak terjadi karena hanya Ken yang memeluknya.
Ada rasa sesak yang menghantam Darius, di mana tatapan Alena padanya sangat dingin. Terlihat jelas ada luka di sana, karena Darius sadar apa yang dilakukan di masa lalu sangat menyakitkan untuk Putri angkatnya, dia malah terang-terangan memberikan obat pil KB untuk Alena dan mengatakan tidak akan bertanggung jawab, dan Darius tahu itu semua sangat melukai putrinya.
Tapi ada yang Darius syukuri, Alena terlihat baik-baik saja.
***
Nana mendudukkan diri di kursi gereja kecil yang berada di rumahnya, waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 malam. Tapi Nana tidak bisa tertidur, tentu saja karena dia memikirkan Alena. Alena Baru saja sampai tadi siang, dan besok putrinya akan kembali lagi ke luar negeri.
Tentu sebagai seorang ibu Nana merasa hancur, dia ingin Alena lebih lama tinggal di sini, tidak masalah Alena tidak mau didekati tapi setidaknya dia bisa melihat putrinya. Namun sayang, Nana tidak bisa berbuat apapun. Dia ingin melarang Alena untuk pulang, tapi tidak bisa. Dia tidak mau putrinya tertekan lagi dan berujung Alena yang akan nekat seperti 3 tahun lalu.
"Kenapa kau di sini?" Tanya Jayden dari arah belakang, rupanya pria itu menyusul istrinya. Setelah Jayden duduk, Nana Langsung merebahkan kepalanya di bahu suaminya.
"Aku sedih, Alena baru datang tadi. Dan besok dia akan pulang lagi, dan aku tidak tahu kapan dia akan kembali lagi ke sini, sedangkan kita tidak boleh mengunjunginya." Nana menangis sesegukan, begitupun dengan Jayden yang juga ikut menangis. Mereka rindu Alena, tapi mereka tidak mau memaksa oleh anak untuk tetap tinggal.
Alena membekap mulutnya ketika mendengar ucapan kedua orang tuanya, tangisnya sudah berlinang. Tangisan sang Ibu mampu menggetarkan hati Alena, dalam sekejap ketika mendengar tangisan ibunya Alena sadar, bahwa selama ini dia terlalu egois. Dia yang salah tapi dia juga yang membuat keluarganya terluka.
"Tuhan ampuni aku." Alena mambatin, dia terlalu larut dalam lukanya hingga dia tidak memikirkan keluarganya yang sedih karena apa yang dia lakukan. Perlahan, Alena mendekat ke arah ayah dan ibunya kemudian dia mendudukkan diri di lantai lalu setelah itu merebahkan kepalanya dipaha sang ibu, tentu saja Jayden dan Nana terkejut dengan kedatangan Alena yang tiba-tiba.
"Alena!" Panggil Jayden, lelaki itu berusaha untuk menghentikan tangisnya.
"Mom ... Dad, ampuni aku yang selama ini begitu egois mementingkan diriku sendiri padahal aku yang bersalah, aku tidak akan pergi lagi aku akan bersama kalian." Alena berbicara dengan menangis sesegukan. Hingga Nana langsung membelai rambut putrinya.
"Pulanglah Alena, kami tidak mau membuatmu tertekan, kamo tidak mau membuatmu terluka lagi," ucap Nana. Namun dengan cepat Alena menggeleng.
"Tidak, aku akan tetap di sini, aku akan tetap bersama kalian." Ketika mengatakan itu, hati Alena meronta-ronta karena sebenarnya dia tidak ingin tinggal di sini, tapi dia tidak ingin membuat keluarganya bersedih karena tingkahnya. Sudah cukup di masa lalu dia membuat masalah, jadi sebisa mungkin sekarang dia akan melakukan yang terbaik untuk keluarganya.