Karya ini dibuat dari hasil pemikiran Author dan hanya Rilis di Noveltoon.
Mohon maaf apabila ada kesamaan tempat dan nama karakter dalam cerita.
Pernah melihat tempat makan yang selalu ramai pengunjung?
Apa yang ada dalam benak kalian?
👉🏻 Rasa yang enak?
👉🏻 Viral?
👉🏻 Murah?
👉🏻 Instagrammable?
👉🏻 Pesugihan?
Jaman sekarang jarang sekali orang akan berpikir bahwa warung atau tempat makan tersebut memakai ilmu pesugihan khususnya untuk anak-anak muda yang kekinian.
Tempat ramai akan dengan cepat menjadi viral jadi mereka hanya beranggapan bahwa makanan ditempat tersebut lagi tren.
Apa masih ada yang menggunakan pesugihan?
Ada!!! mungkin hanya segelintir orang saja dan niat nya hanya untuk menarik pelanggan agar makan ditempat tersebut.
Ingat!!!
Saya tidak mengajak kalian untuk mempercayai hal seperti ini dan bagi yang tidak percaya mohon hormati orang yang memiliki kelebihan untuk hal spritual baik di dunia online maupun real.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pitriyani Calam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Celaka
Agus tidak ingin membebankan lagi adiknya. Sudah cukup melihat ibu bapak yang terkapar tak sadarkan diri membuat semua bersedih.
"Imah ambilkan minum ya, a" ucap Fatimah hendak berdiri ditahan tangan nya oleh Agus
"Terimakasih dek, aa baik-baik saja. Aa juga bisa mengambil sendiri jika sudah membutuhkan air" jawab Agus tersenyum
"Saat kami terkunci di kamar, kami mendengar aa berteriak minta tolong" sahut Fahmi
"Itu karena aa menemukan ibu di dapur, jadi aa teriak meminta bantuan ustadz" jawab Agus berbohong
"Apa keluarga kita bisa kembali seperti dulu" lirih Fatimah
"Minta pada Allah, saat ini yang bisa kita lakukan hanya lah berdoa dan memohon ampun atas apa yang telah kita lakukan selama ini" ucap Agus menenangkan kedua adik
"Agus, Fahmi, Fatimah" lirih pak Min sedikit sadar
"Alhamdulillah bapak sadar" Fatimah senang melihat bapak mulai membuka mata
"Ibu, mana ibu kalian" ucap pak Min lemah
"Ibu masih terbaring di samping bapak, ibu butuh bapak maka dari itu bapak harus sepenuhnya sadar" tutur Agus
Pak Min hanya menganggukan kepala dengan lemah.
"Bagaimana kondisi pak Min saat ini?" tanya ustadz Zharman
"Tubuh saya terasa berat" Pak Min
"Karena masih ada yang ikut ditubuh pak Min sekarang" ustadz Zharman
"Ibu saya kenapa belum sadar ya, pak ustadz?" tanya Fatimah
"Yang ada ditubuh ibu mu sangat berat dan sulit di keluarkan, disini saya mau menjelaskan bahwa ibu mu bukan hanya memakai penglaris sekaligus pesugihan maka dari itu jin atau iblis yang merasuki begitu kuat dan besar." jawab ustadz
"Apa ada solusinya?" tanya Fatimah lagi
"Kita berusaha bersama selebihnya bagaimana tangan Allah berkehendak" jawab ustadz
Lagi dan lagi bu Intan mengamuk dan menendang tubuh Fahmi hingga terjungkal mengenai tembok.
"Akhh sakit" ucap Fahmi menahan sakit pada bagian punggung nya
Fatimah membantu adiknya, Agus kembali memegani tubuh bu Intan. Pak Min hanya bisa menyaksikan tanpa bisa bergerak sedikit pun.
"Astaghfirullah bu. Istighfar lawan semua hasutan" ucap Agus
Tangan kanan Agus digigit kuat oleh bu Intan hingga berdarah. Agus berteriak lalu mendorong bu Intan hingga terguling.
Ustadz Zharman memejamkan mata dan membaca doa-doa agar bu Intan kembali tenang.
Fatimah mengambilkan obat serta air untuk membersihkan luka gigitan di tangan Agus. Fahmi walaupun merasakan sakit tetap membantu Agus.
"Tolong ambilkan tali dan lakban" ucap ustadz
Fahmi berlari ke gudang untuk mengambil yang dibutuhkan oleh pak ustadz.
"Bantu saya mengingat tangan dan kaki ibu kalian" ucap Ustadz
Mereka semua terdiam tidak tega melihat ibu nya harus di ikat.
"Segera lakukan nak" ucap ustadz telah melakban mulut bu Intan
Mau tidak mau Fatimah dan Fahmi mengikat tangan dan kaki bu Intan dengan perasaan sedih.
"Maafkan Imah ya, bu" lirih Fatimah
"Ini semua demi kebaikan ibu serta anak-anak ibu" ucap Fahmi mengingat kuat tangan ibu
"Cari kelapa hijau untuk mengobati ayah kalian, saya akan mengeluarkan yang ada ditubuh pak Min terlebih dahulu" tutur ustadz
"Saya akan mencari nya" ucap Fatimah
"Teteh dirumah aja, Fahmi yang akan mencari kelapa itu" sahut Fahmi
"Kamu lagi sakit dek, lebih baik teteh yang cari" bantah Fatimah
"Diluar bahaya, jadi yang harus tetap dirumah ini teteh" ucap Fahmi
"Sejak awal iblis itu tidak menyentuh teteh, mereka menyakiti aa dan kamu" jawab Fatimah
Agus dan Fahmi baru sadar jika memang dari awal Fatimah tidak disakiti.
"Silahkan nak Fatimah mencari kelapa itu" sahut ustadz
"Kamu hati-hati" ucap Agus menahan rasa perih dan sakit ditangannya
Bu Intan tiba-tiba saja tertawa keras lalu tersenyum melihat orang yang ada disekitar nya.
"Ibu saya kenapa lagi?" tanya Agus
"Kuat sekali yang ada di dalam, astaghfirullah, ibu mu sampai rela jin itu menyentuh tubuhnya" jawab ustadz melihat bu Intan yang sedang melayani jin tersebut
"Apa saat kami menemukan ibu di kamar dalam keadaan tanpa busana, ibu habis melayani jin itu?" tanya Fahmi terkejut mendengar ibunya melakukan hal kotor
"Iya, mereka meminta imbalan bukan hanya tumbal manusia, darah segar tetapi tubuh ibu kalian. Mereka sudah menyatu dalam diri bu Intan" jawab ustadz Zharman
Miris melihat bu Intan seperti sekarang, ustadz Zharman tidak tega melihat anak-anak bu Intan setelah tau kenyataan yang ada sangat pahit.
"Maaf jika saya harus bicara seperti itu pada kalian, bukan maksud ingin menjelekkan..." ucap ustadz
"Kami paham pak ustadz, kami berhak tau apa yang ibu kami lakukan selama ini hingga terjadi kehancuran yang ada" sahut Agus
"Apa benar ibu melakukan ini semata-mata untuk anak-anak nya atau hanya untuk dirinya sendiri kepuasan diri" timpal Fahmi menunduk sedih
"Pertama ada rasa iri dalam diri ibu mu, dari rasa iri itu manusia bisa menjadikan yang haram berubah jadi halal baginya. Kedua adalah kepuasan dalam dirinya merasa sudah bisa membuat anak-anak mendapatkan pendidikan yang bagus serta bisa menikmati banyaknya uang yang dimiliki. Terakhir nasib dan takdir lah yang menentukan bagaimana semua berakhir" tutur ustadz Zharman mengelus punggung Fahmi dan bukan hanya mengelus ustadz Zharman juga membaca doa agar punggung Fahmi tidak terlalu sakit
"Penyesalan itu selalu datang di belakang jadi sebelum melakukan hal negatif apapun pikirkan baik-baik efek semuanya" ustadz lagi
"Boro-boro memikirkan setan, diri sendiri aja sudah rumit sama tugas kampus" lirih Fahmi
Ustadz Zharman hanya tersenyum mendengar lirihan Fahmi.
"Nak Agus, masih kuat?" tanya ustadz melihat Agus terdiam
"Iya pak ustadz yang masih kuat" jawab Agus pelan
"Aa istirahat dulu aja, pasti luka yang ditangan aa sakit" ucap Fahmi
"Jangan pikirkan aa, inshaallah aa masih kuat dan mampu dek untuk membantu bapak sama ibu" jawab Agus
"Assalamualaikum" ucap Fatimah
"Waalaikumussalam" jawab semua
"Pak ustadz saya lupa tanya berapa kelapa yang dibutuhkan jadi saya hanya membeli 3 buah kelapa" ucap Fatimah
"Ini sudah lebih dari cukup, semuanya duduk kelilingi ayah kalian" tutur ustadz melirik sebentar ke arah bu Intan yang terus saja tersenyum mengerikan
"Baca doa apa saja yang kalian bisa tanpa ragu dan harus yakin agar jin itu nggak meremehkan kita" ucap ustadz memulai membaca doa di depan 1 buah kelapa yang sudah di dibuka sedikit
Pak Min merasakan panas yang luar biasa. "PANAS!!! HENTIKAN!!!" teriak pak Min
"Lanjutkan jangan berhenti sampai saya selesai" ucap ustadz memejamkan mata dan berdoa
HAHAHA
Bu Intan tertawa dengan keras melihat pak Min kepanasan.
"HENTIKAN!!!" teriak pak Min kembali dengan wajah yang mulai memerah
Bersambung...
...🥩 Happy Reading 🥩...
Huum pak Min memang harusnya didekatkan dengan agamanya lagi pesantren salah satu solusinya, disana banyak orang gak bikin ketakutan yg dirumah.