NovelToon NovelToon
Jangan Tuduh Aku Selingkuh

Jangan Tuduh Aku Selingkuh

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Penyesalan Suami
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Puput

Arnav yang selalu curiga dengan Gita, membuat pernikahan itu hancur. Hingga akhirnya perceraian itu terjadi.
Tapi setelah bercerai, Gita baru mengetahui jika dia hamil anak keduanya. Gita menyembunyikan kehamilan itu dan pergi jauh ke luar kota. Hingga 17 tahun lamanya mereka dipertemukan lagi melalui anak-anak mereka. Apakah akhirnya mereka akan bersatu lagi atau mereka justru semakin saling membenci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

"Vita, hari ini Mama antar ya?" kata Gita sambil menatap layar laptopnya.

Vita hanya memutar bola matanya. Dia segera meminum susunya lalu berdiri. "Aku bisa berangkat sendiri. Mama kan lagi sibuk." Vita mencium pipi mamanya dan memeluknya sesaat.

"Tidak apa-apa. Ini hari pertama kamu pergi ke sekolah jadi biar Mama antar." Gita melepas pelukan Vita dan akan menutup laptopnya tapi Vita menahannya.

"Mama, aku bisa berangkat sendiri. Aku tahu Mama lagi sibuk. Aku sudah pesan ojek online. Mama tenang saja, aku tidak akan tersesat." Vita mencium pipi mamanya lalu dia mengambil tasnya di kamar..

"Ya sudah, hati-hati. Nanti kalau mau pulang hubungi Mama ya."

Vita menganggukkan kepalanya. Sebelum keluar dari rumah, dia mengecek kembali barang-barangnya yang harus dibawa semasa pengenalan lingkungan sekolah berlangsung.

"Sudah semua." Vita menggantung kartu identitasnya dan memakai kacamatanya, lalu dia keluar dari rumah tepat saat driver datang. Dia segera naik dan beberapa saat kemudian motor itu mulai melaju di jalanan yang ramai kendaraan.

Vita terus melihat jalanan yang dia lalui karena dia masih belum hafal daerah itu. Dia baru pindah dua minggu dan hanya tiga kali ke sekolah untuk mengurus pendaftarannya.

Tiba-tiba saja di tengah perjalanan motor itu berhenti.

"Pak, kenapa?" tanya Vita.

"Sepertinya motor saya mogok."

Vita turun dari motor itu dan menunggu driver yang masih berusaha menghidupkan motornya.

"Maaf, sepertinya motor saya tidak bisa hidup lagi. Mbak cari ojek lain saja ya."

Vita melihat jam tangannya. Kurang 15 menit lagi saatnya apel pagi untuk murid baru dimulai. "Kalau jalan ke SMA Negri 3, lurus saja ya atau ada jalan pintas?"

"Mbak bisa lewat jalan kecil di pertigaan itu. Nanti lurus saja lalu belok kanan. Nah, udah sampai di dekat SMA Negri 3."

"Ya udah, Pak. Terima kasih." Vita menatap layar ponselnya berharap ada driver yang stand by di tempat itu tapi ternyata semua posisi driver lumayan jauh.

"Aku harus cepat-cepat biar gak terlambat." Vita akan menyeberang jalan menuju pertigaan yang dimaksud. Dia terlalu buru-buru sehingga tidak melihat ada motor di dekatnya.

"Tinn!!!"

Kerasnya suara klakson membuatnya jatuh di aspal. "Aduh!" Tangannya terasa sakit karena tergores aspal.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya pengendara motor itu sambil membuka kaca helmnya.

Vita mendongak menatap pria itu. Dia terpaku beberapa saat menatap sorot mata itu.

"Hei!" Akhirnya pria itu turun karena Vita tak juga berdiri. Dia menarik tangan Vita dan membantunya berdiri. "Kamu murid baru di SMA 3?" tanya pria itu sambil membuka tasnya dan mengambil plester luka, lalu memasangnya di tangan Vita. Dia sempat membaca kartu identitas yang menggantung di leher Vita.

Vita hanya menganggukkan kepalanya. Baru kali ini dia merasa membeku menatap seseorang. Bukan karena jatuh cinta pada pandangan pertama melainkan dia seperti mengenal pria itu tapi entah dimana.

"Ayo, bareng sama aku. Aku juga sekolah di sana."

Vita kembali menatap jam tangannya lalu dia menganggukkan kepalanya dan naik ke boncengan pria itu. Beberapa saat kemudian motor itu melaju menuju sekolahnya.

Setelah masuk ke dalam tempat parkir sekolah, semua pandangan tertuju pada Vita yang kini turun dari motor itu.

"Makasih," kata Vita.

Pria itu hanya menganggukkan kepalanya sambil melihat Vita yang berjalan menjauh darinya.

"Arvin, lo sama siapa? Tumben banget bonceng cewek.

Pria itu adalah Arvin, ketua OSIS di sekolah itu. "Gue gak sengaja nyerempet dia. Kebetulan dia anak baru di sini. Gue juga gak kenal." Kemudian Arvin berjalan dengan Tio menuju kelas.

"Arvin, lo sama anak baru? Siapa dia?" Beberapa teman perempuan di sekolah itu banyak yang mengejar Arvin tapi Arvin begitu dingin. Masih belum ada yang mampu melunakkan hatinya.

"Minggir! Bukan urusan kalian!"

Saat di sekolah, Arvin adalah murid teladan dan juga ketua OSIS yang disegani seluruh siswa. Dia juga digilai murid perempuan di sana karena selain tampan, dia memiliki segudang prestasi. Tapi tidak saat di luar sekolah, dia memiliki dua sisi yang berbeda.

...***...

Vita masuk ke dalam kelasnya. Dia benar-benar merasa sendirian dan tidak kenal siapapun. Dia duduk di bangku paling depan sendiri karena hanya itu bangku yang kosong. Di saat teman-temannya saling berkenalan, hanya dia yang berdiam diri karena dia memang sangat introvert. Hingga akhirnya ada seseorang yang mendekatinya dan mengulurkan tangan padanya.

"Hai, nama gue Zeva."

Vita menatap Zeva yang tersenyum merekah padanya. Dia terlihat cantik meskipun rambutnya hanya diikat ke belakang dan terkesan tomboy.

"Nama gue Vita." Vita membalas uluran tangan itu. Apakah ini awal dia memiliki seorang teman?

"Lo sebelumnya sekolah dimana?" tanya Zeva. Dia berjalan dengan Vita keluar dari kelas karena apel pagi akan segera dimulai.

"Gue dari Surabaya. Makanya gue gak kenal siapapun di sini."

"Gak papa. Sekarang kan lo kenal gue. Kita bisa temenan. Kebetulan gue juga gak punya teman dari sekolah yang sama di sini."

Mereka kini berbaris di lapangan dengan rapi lalu apel pagi itu dimulai. Vita sangat terkejut saat melihat Arvin yang sedang berdiri di depan dan memberi sambutan untuk seluruh murid baru.

"Perkenalkan nama saya Arvin, ketua OSIS di sekolah ini."

Arvin? Ketua OSIS?

Zeva melihat kartu identitas yang menggantung di leher Vita. "Arvita? Arvin? Kalian saudara? Unik loh namanya."

Vita menggelengkan kepalanya cepat. "Nggak. Mungkin kebetulan saja nama kita sama."

Zeva menatap wajah Vita lalu Arvin yang berada di depan peserta. "Meskipun dari jauh tapi wajah kalian terlihat mirip. Kalau bukan saudara mungkin kalian jodoh."

Arvin mengalihkan pandangannya agar Zeva tidak melihat senyum kecilnya tapi senyuman itu pudar. Dia mengingat salah satu bab di novel mamanya.

Anak pertama laki-laki. Jangan-jangan aku memang punya kakak. Apa dia? Sayang sekali semua nama tokoh di novel itu disamarkan. Aku sama sekali tidak punya petunjuk.

1
May Keisya
gapp dong pa arnav klo masih hal positif mah...jgn semuanya di kekang yg ada anak makin jadi
Setianingrum Ningrum
Luar biasa
Jar Waty
keren kak lanjut
Maria Magdalena Indarti
baguss
Maria Magdalena Indarti
waduh siapa yg nabrak
Maria Magdalena Indarti
vita hamil
Maria Magdalena Indarti
ayooo vita semangat
Maria Magdalena Indarti
wow..... Shaka ..... sweet
Maria Magdalena Indarti
pasti Sakha
Maria Magdalena Indarti
puji Tuhan Shaka selamat
Maria Magdalena Indarti
waduh Arnav ngebet nih
Maria Magdalena Indarti
nah gitu dong langsung tembak
Maria Magdalena Indarti
masih canggung. pepet terus Arnav
Maria Magdalena Indarti
Luar biasa
Maria Magdalena Indarti
wow..... Salting ya..... hehehe
Maria Magdalena Indarti
wow....... ketemu...... deh sth 17 thn
Maria Magdalena Indarti
berhasil nih
Maria Magdalena Indarti
Arnav selalu emosi
Maria Magdalena Indarti
wah seruu nih ketemuan sth 17 thn
Maria Magdalena Indarti
arvita cerdas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!