Jatuh cinta pas masih umur enam tahun itu mungkin nggak sih?
Bisa aja karena Veroya Vogt benar-benar mengalami jatuh cinta pas usianya enam tahun. Sayangnya, cinta Ve sama sekali nggak berbalas.
Dua puluh tahun kemudian, ketika ada kesempatan untuk bisa membuat Ve mendapatkan pria yang jadi cinta pertamanya, apa Ve akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya?
Gimana perjuangan Ve, untuk mendapatkan cinta dari King Griffin A. Cassano?
" Bagaimana dengan membentuk aliansi pernikahan dengan ku? Bukankah tujuan mu akan tercapai? "
" Kau mabuk, ya? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang Sableng
Hari demi hari berjalan dengan sangat cepat. Satu minggu berbulan madu di Paris, terasa seperti hanya beberapa jam saja. Rasanya masih tetap kurang, padahal Veroya dan Griffin sudah menjelajahi semua sudut kota Paris.
Veroya bahkan mengajak Griffin pergi ke Pont des Arts yang sangat terkenal dengan gembok cintanya. Niat Veroya ingin memasang gembok di sana sebagai simbol hubungannya dengan Griffin. Meski Griffin awalnya menolak, tapi akhirnya dia ikut juga keinginan Veroya ini. Tapi sungguh diluar dugaan begitu sampai di sana, Veroya harus menelan kekecewaannya.
" Yah.. Kok nggak boleh gantung gembok cinta lagi sih.. " keluh nya sedih.
" Udahlah.. Buat apa pakai begituan segala? Kegunaannya apa coba? " Griffin diam-diam tersenyum senang.
" Ck.. Pria tanpa ekspresi seperti mu mana ngerti hal-hal romantis begini sih. Menggantung gembok cinta di sini kan sebagai simbol kelanggengan hubungan kita, gitu. " Veroya menjelaskan sembari bersungut-sungut. Susah juga punya suami modelan Griffin begini, untung aja sayang ya..
" Alah... Nggak usah segitunya juga kali, Ve.. Kalau kamu mau, nanti di kastil Cassano kamu bisa gantung gembok cinta atau gembok apapun itu bebas.. Nggak harus disini. " Veroya mengerucutkan bibirnya.
" Biasa aja itu bibir.. Suka banget mancing-mancing.. " gantian Griffin yang bersungut-sungut.
Veroya memutar bola matanya malas. Suaminya ini entah kesambet setan mesum dimana, sampai otaknya tidak pernah jauh-jauh dari hal berbau ranjang. Setiap malam, Veroya harus menuruti keinginan Griffin untuk berbagi peluh. Kalau tidak begini, Griffin selalu menolak untuk diajak jalan-jalan.
Ya kali, bulan madu tapi kegiatannya cuma seputar ranjang aja. Veroya juga ingin jalan-jalan romantis bersama Griffin. Mau pamer kalau dia bisa mendapatkan cinta seorang Griffin. Lagian, terus terusan memenuhi kebutuhan batin Griffin, membuat semua tubuh Veroya kesakitan. Suaminya ini nggak akan pernah cukup kalau cuma satu kali tempur.
Pinggang dan kaki Veroya selalu dibuat letoy kalau sudah memenuhi tuntutan suaminya ini. Dulu aja sok-sokan nggak mau, giliran udah nikah malah memonopoli seolah Veroya itu hak paten milik Griffin. Menyebalkan sekali kan.
*
*
Bulan madu sederhana ala Griffin dan Veroya telah usai, dan kini pasangan pengantin baru ini sudah berada di dalam private jet milik Griffin yang tengah mengudara menuju ke Roma. Griffin memutuskan naik jalur udara saja karena tubuhnya terlalu lelah kalau harus pakai jalur darat seperti saat keberangkatan mereka ke Paris.
Griffin juga yakin kalau Veroya tidak memiliki banyak tenaga lagi yang tersisa. Istrinya itu sudah terlalu lelah setelah dia gempur habis-habisan semalam. Terbukti, Veroya masih saja terlelap sampai sekarang, padahal tidurnya sudah cukup lama, terhitung sejak masuk ke dalam private jet milik Griffin ini.
" Ada kabar apa dari Roma? " tanya Griffin pada Dexon. Beberapa hari terakhir ini memang Griffin menyerahkan semua pekerjaannya untuk di handle asisten pribadinya ini.
" Nona Rukia sudah mulai bekerja sebagai sekretaris anda sejak dua hari yang lalu, tuan muda.. Paman Sebas juga sudah kembali bertugas saat tahu jika anda memasukkan seorang pengganggu di perusahaan. " lapor Dexon seputar perusahaan.
Griffin mengangguk puas, semuanya berjalan sesuai dengan keinginannya. Kabar yang paling dia tunggu pun akhirnya sampai juga. Sebastian sudah menyelesaikan liburannya dan telah kembali bertugas. Griffin bisa bernafas tenang, karena dengan kembalinya Sebastian dalam timnya, keselamatan Veroya pasti akan terjaga.
" Katakan pada paman Sebas, aku ingin pasukan bayangan mengikuti kemana pun istri ku pergi. Juga sediakan dua bodyguard wanita untuk menemani dimana pun istri ku berada. " perintah Griffin yang langsung Dexon angguki.
" Masalah pemindahan properti milik ku pada Ve, apa sudah kau urus? " tanya Griffin. Dia melirik ke samping, dimana Veroya nampak sangat pulas dalam tidurnya. Istrinya yang manis...
Griffin akui memang Veroya ini sangat cantik. Apalagi sedang tidur seperti ini. Wajah terlelap istrinya sangat cantik dan manis sekali.
Sayangnya kalau sudah bangun, entah kemana perginya kesan manis itu. Yang ada istrinya yang bar-bar, cerewet, banyak maunya dan berisik sekali, meski tetap Veroya akan selalu terlihat cantik.
" Sudah tuan.. Hanya kurang tanda tangan nyonya muda saja. " Griffin tersenyum puas. Asistennya ini memang tidak perlu diragukan lagi ketangkasannya.
" Persiapkan asisten Veroya.. Aku tidak ingin ada kesalahan. Dia sekarang adalah prioritas ku, Dexon.. Jangan sampai terjadi sesuatu yang membahayakannya. "
" Baik tuan.. "
Griffin pun mempersilahkan asisten pribadinya itu untuk kembali ke kursi duduknya di kabin dekat dengan kabin para pramugari. Griffin tidak ingin diganggu untuk saat ini. Dia, ingin berdua saja dengan Veroya. Wanita manja yang dulu mengejarnya brutal itu, dan kini telah menjadi istrinya.
' Siapa yang sangka, Ve.. Kau benar-benar bisa menjerat ku untuk masuk ke dalam dunia mu.. Aku pastikan kau tidak akan pernah pergi dari ku, Ve.. Kau milik ku selamanya. ' monolog Griffin dalam hati.
Tangannya terulur menyingkirkan anak rambut Veroya yang menutupi wajah cantik istrinya ini. Ya, baru Griffin sadari bahwa Veroya memiliki wajah yang sangat cantik. Kulitnya putih, hidungnya mancung, bulu matanya lentik, alisnya tebal, lalu bibirnya. Bibirnya yang penuh dan seksi itu, yang selalu membuat Griffin lupa daratan ingin selalu menciumnya.
" Tidak buruk juga.. Perasaan menyayangi dan disayangi seperti ini. " ujarnya dengan senyuman yang lebar hingga matanya menyipit.
*
*
Kedatangan Griffin dan Veroya di Roma, disambut oleh keluarga mama Griffin. Ada Lucifer dan juga Lucena yang menjemput pengantin baru ini di bandara. Mereka pun langsung mengantarkan Griffin dan Veroya menuju ke kapal pesiar milik Cassano, yang akan dijadikan tempat pesta pernikahan mereka besok.
Menurut laporan orang-orang yang mengurusi pesta pernikahan Griffin di Roma. Sudah semua tamu undangan melakukan check in. Hanya tinggal menunggu si pemilik acara saja untuk segera memberangkatkan kapal pesiar ini untuk berlayar selama tiga hari dua malam.
Pesta pernikahan putra Galen dan Lucena ini akan dilakukan selama dua puluh empat jam, dimulai besok pukul delapan pagi. Setelah pesta berakhir, semua tamu undangan dibebaskan untuk menikmati pelayanan di kapal pesiar milik Cassano ini. Semua orang, bisa menikmati apa yang dihadirkan dan disajikan di dalam kapal pesiar ini.
Sungguh pesta pernikahan termewah di sepanjang tahun ini. Pesta dengan total biaya lebih dari ratusan juga dolar ini sengaja Griffin siapkan untuk menunjukkan pada dunia, siapa pasangannya sebagai pewaris Cassano.
" Kalian pasti lelah kan.. Istirahat saja di kamar kalian. Mama sudah siapkan kamar pengantin di bagian VVIP. Kamar yang biasa kau tempati itu, Grif. " ujar Ceena mengantar putra dan menantunya menuju ke kamar di lantai teratas. Kamar VVIP yang hanya bisa diakses keluarga saja.
Veroua tersenyum canggung, " Ma.. Boleh tidak, kalau Ve jalan-jalan keliling tempat ini dulu. Ve, sudah cukup istirahat tadi selama mengudara. "
" Boleh.. Mau ditemani Griffin atau siapa? Mama soalnya masih sibuk ngurus pesta buat besok, sayang. " Ceena terlihat sedikit menyesal karena tidak bisa menemani menantunya.
" Aku nggak bisa.. Ada beberapa pekerjaan yang harus aku cek.. " Griffin langsung menyahut sebelum Veroya memintanya menemani.
" Yah... Trus aku keliling kapal pesiar kamu ini sama siapa dong? Kan aku pengin gitu lihat-lihat semewah apa kapal pesiar milik kamu. " Veroya merasa kecewa.
" Sorry.. Tapi pekerjaan ku memang banyak, Ve.. Lain kali aja ya kelilingnya. " bujuk Griffin. Sedikit dia merasa tak enak karena tidak bisa memenuhi keinginan sederhana istrinya.
" Yaahhhh.. " Veroya mendesah kecewa..
" Tenang saja... Kalau suami mu nggak bisa, masih ada aku lho.. Kita keliling sama-sama cantik.. " Veroya langsung menyambut senang ajakan seseorang yang tiba-tiba saja muncul di depannya ini.
" Asyik!! " Veroya melompat kegirangan.. " Tur Cassano Cruise dimulai.. " pekiknya senang.
Veroya berlalu begitu saja bersama seseorang tadi tak lagi peduli bagaimana wajah Griffin yang sudah masam ini. Orang ini, benar-benar selalu membuat Griffin gerah karena ulahnya. Ini lagi istrinya main setuju saja ajakan orang Sableng itu.
" Hihihi.. Yang sabar ya, Grif.. " Ceena menepuk pundak putra pertamanya itu. Cukup menghibur melihat wajah masam putranya yang kesal lantaran istrinya diculik.