NovelToon NovelToon
Fall In Love With You

Fall In Love With You

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Tamat / Cintapertama / Mafia / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: oviliaa

Eila Pertiwi tidak pernah membayangkan seorang Max William Lelaki Famous di Sekolahnya yang menjadi incaran banyak Gadis, tidak ada hujan atau badai tiba-tiba menyatakan perasaan padanya, padahal mereka tidak dekat sama sekali.

Namun di sisi lain, kehidupan Max William yang dianggapnya sebagai 'konglomerat manja yang hanya bergantung pada orang tuanya' ternyata jauh dari ekspetasi-nya, Lelaki itu selama ini memiliki banyak rahasia dan luka nya yang selama ini ditutupi dengan rapih.

"Gue, kan, udah bilang. Semua hal tentang Lo, Gue tau."

"Suapi, Eila.."

"Jangan coba-coba Eila. Lo cuman milik Gue, faham?"

"Gue bakal buat pelajaran siapapun yang berhasil curi senyuman manis Lo."

"Because, you are mine." Max meniup telinganya, "Cuman Gue yang boleh liat. Faham, Cantik?"

Semua ini tentang Max William dan segala sikap posesif dan manjanya yang seiring waktu membuat pertahanan Eila Pertiwi runtuh, dia terjebak dalam semua skema rangkaian yang dibuat Lelaki Berandalan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oviliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fakta

Lampu itu berwarna merah penanda kalau operasi yang tengah dilakukan belum juga usai. Semua yang duduk di ruang tunggu itu menunggu dengan cemas, belum lagi menghadapi kondisi Lelaki yang berdiri menumpukan wajahnya pada lipatan tangan di dinding Rumah Sakit itu.

Begitu roda brankar Rumah Sakit yang membawa Eila dalam kondisi tak sadarkan diri itu bergerak menelusuri lorong gelap Rumah Sakit dipindahkan dari Unit Gawat Darurat menuju bangsal ruang Operasi.

Awalnya Max memaksa masuk dan hampir membuat kekacauan dengan memukul salah satu Perawat Lelaki yang mencegahnya masuk.

Beruntung hal itu langsung dicegah oleh Eric dan Javier sedangkan Marco yang memberi kabar pada pihak Zenith High School.

Mengingat saat menemukan kondisi Eila yang begitu memperhatikan membuat mereka kalang kabut, keluar dari Hutan dengan membawa kabur Mobil Kepala Sekolah menuju Rumah Sakit terdekat.

Bak pembalap Internasional, Javier membawa Mobil Kepala Sekolah menuju Rumah Sakit yang jaraknya berkilo-kilo Meter dibawah tekanan heboh Natalie dan makian Max.

Tadi itu benar-benar kacau. Begitu ruang Operasi ditutup, Max tetap dalam posisi itu. Menelungkup kan wajahnya ke lipatan tangannya pada dinding Rumah Sakit yang dingin.

Bugh!

Sontak saja, Natalie, Eric dan Javier menatap shock pada Lelaki yang baru saja memukul dinding Rumah Sakit itu.

Kini mereka juga dapat melihat wajah datar Max penuh dengan lelehan bekas air mata di pipi tirusnya. Tidak percaya, seorang Max William yang tidak memiliki ekspresi apapun selain seringai menakutkan terkecuali dihadapan Eila, kini dia dapat menangis.

Max mengepalkan tangannya kuat, rahangnya mengeras dengan gigi bergemelatuk menahan diri untuk tidak mendobrak pintu yang tertutup rapat sejak satu jam yang lalu itu.

Mengusap wajahnya kasar. "Ini semua salah Gue, seharusnya Gue nggak tinggalin dia sendiri.. Ini semua salah Gue.. Seharusnya Gue nggak tinggalin dia," Racau nya.

Natalie, Eric dan Javier saling bertukar pandang. Mereka begitu iba dengan Lelaki yang tidak hentinya mengulang perkataan sama secara terus-menerus itu.

"Gue.. Baru liat, Max bisa sekacau ini." Gumam Eric tidak percaya.

"Hm." Javier menyahut, sepintas Ia dapat melihat dirinya sendiri dalam Lelaki itu saat Hazel lenyap seperti ditelan Bumi.

Ia tidak dapat berkomentar apapun padanya, Javier pernah di situasi ini.

Saat jiwanya serasa ditarik paksa dan kekosongan mengisi.

Tapi bedanya, Javier kehilangan Hazel adalah suatu hukuman atas kebodohannya sendiri. Ia tidak dapat mengakui kalau Hazel mendapatkan seluruh cintanya tanpa harus memperjuangkannya.

Langkah kaki terburu berbalut sepatu itu terdengar semakin jelas karena kondisi lorong Rumah Sakit yang tergolong sepi.

Mereka bersamaan menoleh terkecuali Max, tiga Lelaki dengan wajah panik bercampur marah melangkah menuju mereka.

Langkah kaki mereka mereka berhenti di hadapan mereka, tepatnya berhenti di hadapan ruang Operasi.

Saat Natalie berniat membuka mulut untuk menanyakan terkait kehadiran mereka. Salah satu dari mereka menarik kerah baju Max yang sebelumnya dalam posisi mata terpejam dengan posisi tubuh menyender di dinding Rumah Sakit.

Sebelum sempat mereka menemukan jawaban atas kebingungan nya, Lelaki asing itu melayangkan kepalan tangannya ke wajah Max.

Bugh!

"Astaga!" Histeris Natalie saat tubuh Max tersungkur tepat di antara kakinya.

Saat Lelaki itu belum puas dan berniat kembali melayangkan pukulan, Eric dan Javier sontak menghentikannya.

"Gue nggak tau, Lo siapanya Eila dan ada masalah apa sama Temen Gue. Tapi bisa tenang? Sorry, ini Rumah Sakit." Ucap Javier, mengabaikan tatapan tajam yang dilayangkan Lelaki itu padanya.

Eric dan Natalie menoleh, kagum pada Lelaki yang biasanya jarang membuka mulut itu.

Salah satu dari mereka menarik mundur Lelaki yang baru saja datang memukul Max itu.

Saat merasa situasi mulai kondusif, Eric memapah Max yang nampak pasrah menerima serangan mendadak itu. Dia tidak mengerti, padahal bisa saja Max membalas seperti yang biasanya Lelaki itu lakukan.

Fokus mereka yang teralihkan membuat mereka tidak sadar kalau lampu indikator itu padam disusul dengan terbukanya pintu.

Derit pintu yang terdengar membuat semuanya sontak menoleh cepat ke arah Pintu Operasi yang kini terbuka menampilkan Lelaki dengan pakaian khusus saat Operasi, serta masker yang menutupi sebagian wajahnya.

Begitu sadar dirinya dijadikan objek, Lelaki itu membuka maskernya. "Keluarga Pasien?"

"Saya Kakaknya, Dok. Bagaimana kondisi Eila?" Sigap, salah satu Lelaki itu menjawab.

Dokter itu tampak menghela nafas. "Trauma kepala yang dialami Nona Eila cukup serius dan berpotensi menimbulkan gangguan fungsi otak. Beruntungnya Pasien segera dilarikan ke Rumah Sakit karena jika terlambat sedikit saja, bisa berakibat fatal," Terangnya.

"Operasinya berjalan lancar, Nona Eila dapat melalui masa-masa kritisnya dan saat ini, kita hanya perlu menunggu Nona Eila sadar."

"Dok, saya bisa lihat Adik saya?"

"Maaf, tapi saat ini Pasien belum bisa menerima kunjungan. Nona Eila akan dipindahkan ke ruang rawat terlebih dahulu, baru kalian bisa melihatnya."

"Baik, Dok. Terima kasih."

"Sudah tugas saya, kalau begitu saya permisi."

Setelah Dokter itu pergi, keheningan kembali tercipta. Tidak ada yang berniat mengeluarkan sepatah-kata pun.

Jari-jari Max terangkat menjambak rambutnya sendiri. Bingung, takut, sedih, dan marah, bercampur aduk menjadi satu membuat Lelaki itu benar-benar hilang kendali.

Eric menepuk-nepuk pundak Max. "Sabar.. Eila Cewek kuat, Lo harus bisa kontrol diri Lo sendiri, Max."

"Ini semua salah Gue.."

"Bro, ini semua bukan murni kesalahan Lo. Kita harus cari Pelaku yang udah buat Eila sampai begini,"

Ucapan Eric membuat matanya terbuka lebar, benar. Ia harus membuat orang yang melakukan ini jera, kalau perlu menyiksanya secara perlahan hingga dia lebih memilih mati.

Pintu ruang Operasi kembali terbuka, disusul dengan roda brankar yang bergerak bersamaan dengan tiang Infus nya. Tatapan tajamnya mengawasi bagaimana Gadisnya dengan wajah tenang dengan mata terpejam dan keningnya yang di balut kain kasa.

Wajah cantiknya yang mulus juga turut dipenuhi luka sayatan, sudut bibirnya sobek.

Hatinya sesak terasa hancur perlahan begitu melihat banyaknya Eila menerima pesakitan. Dan orang yang telah membuat Gadisnya seperti ini harus merasakan lebih dari itu, Max akan pastikan sendiri.

Lelaki itu beranjak dari duduknya, berniat mengejar perawat yang mendorong brankar yang membawa Eila menuju ruang rawat inap tiba-tiba ditarik paksa oleh Farel.

Intensitas ketegangan kembali terjalin. Eric dan Javier yang sebelumnya berupaya menghentikan tindakan Lelaki yang baru mereka ketahui merupakan Kakak dari Eila lebih dulu dicegah dua Lelaki lainnya.

Sedangkan Natalie yang ketakutan hanya bisa diam memperhatikan adegan didepannya itu.

"Denger ini! Gue minta mulai saat ini jauhi Adik Gue! Lo cuman bawa pengaruh buruk buat dia," Farel mencengkeram erat kerah kemeja yang dikenakan Max. "Gue juga bakal bongkar semua kebusukan Lo ke Eila!"

"Maksud Lo? Gue nggak ngerti."

Farel mendecih, "Jangan pura-pura bego Lo, Brengsek! Lo deketin Eila karena dia Anak dari Pasangan yang pernah Bokap Lo bunuh, kan?!"

Deg

"G-gimana Lo bisa tau?"

1
sunshine wings
Pengakhiran yg bahagia..
Selamat ya author..
👍👍👍👍👍
👏👏👏👏👏
♥️♥️♥️♥️♥️
Oviaa
Akan ada extra part, harap tunggu~
strawberry milk
wah makasih author, udh ngasih ceritanya yg seru dan menarik ❣️
Mayyasa Adzras
ga sabar liat lanjutannya, cepet up ya kaka author
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
Alfatihah
jangan lama-lama upnya thorr...semangat semoga sehat selalu
Mindarsih 19
ya allah beneran aku baca prolog nya aja udh senyum senyum sendiri 🤭 semoga bab selanjutnya lebih seru lagi☺️
sunshine wings
Yesss.. 💃💃💃💃💃♥️♥️♥️♥️♥️
Mayyasa Adzras
Luar biasa
Neneng Dwi Nurhayati
bagus ceritanya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
strawberry milk
apakah Felix jga mafia, atau itu musuhnya si max, ulah ayahnya nih keknya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
musuh siapa yaa
sunshine wings
Mantap 👍👍👍👍👍
Lanjut author 💪💪💪💪💪
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
Neneng Dwi Nurhayati
doubel up kak
sunshine wings
😍😍😍😍😍
😘😘😘😘😘
sunshine wings
💃💃💃💃💃
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
😅😅😅😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!