NovelToon NovelToon
Gairah My Step Brother

Gairah My Step Brother

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Terlarang
Popularitas:77.1k
Nilai: 5
Nama Author: Polaroid Usang

Bagi Kenzio Danierka Velert yang seumur hidupnya hanya diisi dengan belajar dan belajar, cinta itu tak nyata adanya. Ia tidak pernah percaya dengan adanya cinta, terlebih melihat bukti nyata yaitu keluarganya yang tak lagi utuh.

Dan saat ayahnya menikah kembali, hadirlah Zafanya Reskantara sebagai adik tirinya yang membuat Kenzio berubah. Zafanya dengan segala kegilaannya membuat Kenzio berhasil menyicipi seberapa panas cinta yang sahabat-sahabat gilanya sebutkan.

Dan saat itu terjadi, dirinyalah yang lebih tergila-gila dengan adik tirinya itu.

•••

"Kak, mau ciuman?"
-Zafanya Reskantara

"Mumpung Ayah Bunda lagi nggak dirumah, lo mau coba lebih jauh?"
-Kenzio Danierka Valert

...

"Hmphh, Kak, pelan-pelan, nanti Ayah Bunda denger." Zafanya membekap mulutnya rapat-rapat.

"Sshh..." erang Kenzio tak peduli.

•••


Warning⚠️
Bocil jangan mendekat🙂‍↕️🙂‍↕️
Dosa tanggung sendiri ya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Polaroid Usang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 32 Kacau

•••

"Kenalin, pacar aku, Kak Jayden." Ucap Nara memotong perkataan Jayden, tangannya dengan kaku menyentuh perut ,"Ayahnya anak ini."

"HAH?!"

Jayden menghela nafas, ia menatap Nara tak menyangka. Ingin sekali rasanya ia menjahit mulut cerewet itu.

"Ka-kamu beneran hamilin Nara?" Tanya Resa pada Jayden.

"Jayden! Kamu serius?!" Tanya Daeno tajam.

Jayden menghela nafas, ia menyapu rambutnya kebelakang. Beralih menatap Nara yang malah tersenyum kaku dan mengangguk-angguk menatapnya.

"Jayden jawab Papa!" Seru Daeno.

"Iya, Pa." Jawab Jayden akhirnya.

Nara mengerjabkan matanya, senyumannya perlahan hilang, begitupun isi kepalanya yang tiba-tiba kosong tak bisa memikirkan apapun. Ia menoleh menatap Jayden, membuat Jayden refleks menjitak jidatnya karna kesal bercampur gemas. Ingin sekali dia mengarungi Nara dan membuangnya ke laut saking gemasnya dengan kelakuan cewek itu.

"Bodoh." Bisik Jayden, membuat mata Nara membulat.

Nara menutup mulutnya syok, beralih menatap Mama Papa nya juga Resa dan Daeno. Sepertinya jitakan tadi berhasil membuatnya kembali berpikir.

"Ja-jadi ... Kamu hamil anaknya Tante Resa?" Diana membuka mulut dan bertanya pada Nara yang tambah syok mendengar pertanyaan itu.

"Saya minta maaf, Om, Tante." Jayden berucap sembari menunduk dalam.

"Be-bentar ... Ja-jadi ... Perjodohan..." Potong Nara dengan pikiran kacau, ia mengerjabkan matanya menatap Jayden, Resa dan Daeno bergantian, "Ja-jadi ... Jadi Kak Jayden ... perjodohan... Kak Jayden itu..."

Matanya beralih menatap Jayden dan Daeno bergantian. Dan ternyata Daeno itu mirip ... Jayden.

"HAHH?!" Pekik Nara menutup mulutnya syok. Langsung menoleh pada Jayden, "Ke-kenapa nggak bilang?" Gumamnya kacau, tiba-tiba merasakan perasaan takut yang sangat dalam. Jayden mengalihkan pandangan dari Nara, ia beralih menatap orang tuanya dan orang tua Nara.

Ia berdehem, "J-jadi, Ma, Pa, O-om, Tante.." Jayden tiba-tiba juga jadi gugup, "Jadi—"

"ARGHHHH!!!!" Pekik Nara sembari melarikan diri dari ruangan itu, berlari keluar rumah dengan perasaan yang tak bisa dikondisikan lagi.

"NARA!" Panggil Diana.

Jayden berdecak kesal menatap kepergian cewek itu, "Saya izin ngejar Nara, Om, Tante." Kata Jayden lalu segera berlalu keluar, bahkan tak berani menoleh pada Mamanya apalagi Papanya yang tatapannya saja sudah seperti ingin memakan orang.

•••

Zafanya melangkahkan kakinya dengan berat untuk keluar dari lift, lalu berjalan menuju ruang makan. Ayah, Bunda dan juga Kenzio sudah duduk di kursi meja makan.

"Ayo, makan malam, Za." Kata Ayah Daniel.

"Loh, Sayang?!" Seru Bunda Shafa menghampiri anaknya, ia menatap perban di kaki dan juga tangan kanan anaknya. Lalu bekas luka dilutut Zafanya saat tertabrak oleh Aidan minggu lalu.

"Kenapa bisa kayak gini?" Tanya Shafa cemas, membuka telapak tangan Zafanya, darahnya masih merembes karena di perban asal-asalan.

"Za?" Panggil Shafa, sebab anaknya itu hanya diam dengan pandangan kosong.

"Tadi cuma kena pecahan mangkok, Nda." Jawab Zafanya berusaha biasa saja. Ia bertatapan dengan wajah dingin Kenzio, dan kemudian lelaki itu langsung mengalihkan pandangan. Membuat Zafanya tak bisa menahan perasaannya lagi hingga matanya berair dan satu isakan keluar dari mulutnya.

"Bunda, sakit..." Isak Zafanya menatap perban di tangannya, walau nyatanya luka di hatinya jauh lebih sakit dari pada luka itu.

Seharusnya sejak malam di club itu Zafanya menyerah saja. Seharusnya Zafanya tak luluh dengan sikap lembut Kenzio. Seharusnya Zafanya tak perlu mempercayai perkataan Kenzio. Seharusnya sejak awal ia tak pernah memulainya. Bagaimana pun memikirkannya, Zafanya rasa semua ini terjadi karena kebodohannya sendiri.

Selama ini hanya ia yang terlalu berharap.

Shafa menyentuh jidat Zafanya, "Panas." Gumam Shafa membuat Kenzio menoleh menatap Zafanya.

"Ayo, ke rumah sakit." Seru Daniel berdiri dari duduknya.

Zafanya menggeleng tidak mau, masih menunduk dalam dengan isakannya.

"Kalian makan duluan aja, Bunda obatin Zafanya dulu dikamar." Kata Shafa pada Daniel juga Kenzio.

"Ayah telpon dokter ya." Seru Daniel menatap kepergian dua orang itu cemas.

"Pas kamu jemput tadi Zafanya masih baik-baik aja atau gimana?" Tanya Daniel pada Kenzio, tangannya berselancar di layar handphone untuk mencari nomor telepon dokter kenalannya.

"Nggak tau. Nggak jemput."

"Kenapa enggak?"

"Udah pulang duluan dia ama cowoknya." Balas Kenzio malas.

Daniel hanya menghela nafas, dan mulai berbicara pada dokter yang ia telpon. Meminta dokter itu segera menuju rumahnya untuk memeriksa kondisi Zafanya. Lalu langsung berjalan menuju lift untuk mengecek kondisi Zafanya. Meninggalkan Kenzio yang mengacak rambutnya di ruang makan itu. Ia tak menyangka bahwa semuanya akan kacau seperti ini.

"Dasar lemah." Umpat Kenzio kesal.

•••

"KENAPA LO NGGAK BILANG?!"

Jayden mengusap telinganya kaget, menoleh menatap cewek disampingnya dengan ekspresi menahan kesal. Jayden mengusap wajahnya, memikirkan bagaimana nasib mereka setelah ini. Terlebih nasibnya sendiri ditangan Papanya.

"Lo beneran hamil? Udah di cek?" Tanya Jayden memastikan.

"ENGGAK HAMIL! INI SEMUA SALAH LO KAK! GARA-GARA LO GUE JADI NGAKU HAMIL!!!"

"Astaga!" Gumam Jayden menjauh dari Nara, bergeser pada ujung kursi, mereka duduk bersebelahan pada kursi panjang ditaman samping rumah Nara.

"AAA GIMANA NIHH! KACAU BANGETTT!!" Pekik Nara frustasi.

"Budeg gue lama-lama." Ucap Jayden lelah.

"Kenapa lo nggak bilang kalau lo yang dijodohin sama gue, sih?!" Ucap Nara kesal, "Arghh gue bisa gila."

"Gue juga nggak tau kalau dijodohin sama lo." Balas Jayden tenang.

"Ah, nggak bisa gini," Nara menggit bibirnya sembari berpikir, "Kita harus bilang kalau itu bohong, Kak!" Seru Nara berdiri dari duduknya, namun segera ditarik oleh Jayden hingga ia kembali terduduk disamping lelaki itu.

"Percuma. Gue udah ngaku hamilin lo tadi." Kata Jayden.

Nara mengacak rambutnya frustasi, "ARGHHH GIMANA NIHH? AAAAAA-HMMPHH!"

"Volume suara lo itu bisa dikecilin ngga?" Desis Jayden setelah membekap mulut Nara.

"Hmmpphhhh!" Nara memberontak kesal, lalu langsung dilepas oleh Jayden, "Gue frustasi, Kak." Gumamnya kosong.

"Gue juga kali." Balas Jayden menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi, "Padahal kalau lo nggak ngaku hamil semuanya bakal beres. Kita nikah, dan gue tanggung jawab sama lo, kalau pun lo beneran hamil kita tinggal palsuin usia kehamilan lo." Sambung Jayden menghela nafas.

"Harusnya lo dateng bareng orang tua lo, Kak! Dengan begitu semua bakal lancar kayak yang lo bilang! Nggak akan se kacau inii!!" Balas Nara frustasi lagi, ia jadi ingin menangis, "Gue takut dipukul Papa." Gumam Nara melirih dan terus menggigit bibirnya.

Jayden menoleh menatap Nara dalam diam, lalu membuka mulutnya setelah beberapa saat, "Udah jangan nangis," katanya melihat mata cewek itu berair.

"Gimana tanggapan orang tua lo coba terhadap gue? Anaknya bakal nikah sama cewek gampangan." ucap Nara miris.

Jayden menghela nafas, tangannya terangkat untuk mengusap bibir Nara yang berdarah, "Jangan gigit bibir lo lagi, udah berdarah ini." Kata Jayden, "Lo tenang aja, gue bakal ngaku gue yang perk*sa lo. Ayok, balik ke dalam dan jelasin semuanya."

Nara menahan tangan Jayden, "Nggak usah bohong, Kak. Nyatanya gue emang gampangan. Maaf udah hancurin hidup lo."

Jayden menghela nafas, "Lo serahin aja ke gue semuanya." Katanya menarik tangan Nara untuk kembali masuk kedalam.

•••

Jangan lupa kasih like gaissss!!!!!

Jangan lupa subscribe and follow akun iniiiii! join chanel telegrm jugaaa

Bye byeeee👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻

Love u our readers❤️‍🔥❤️‍🔥

1
Faa
up kakkkkkkkkk
Faa
aura sok ganteng juga tpi emg ganteng bgt help😭😭😭
Faa
aura cool mahal tpi juga casual?😭😭
Faa
gemes bgttttt😭😭😭🤏🏻
Faa
asksakdjk kenzio the real act of service😭😭
Faa
gemes amat si kalian😭😭
Faa
fix kerjaan kenzio nih fixxx
Faa
salting ga salting gaaa
Hikari Puri
up lg kk💪
Yunita aristya
lanjut
Raezcha: siapp🙂‍↕️
total 1 replies
Faa
semangat author❤️‍🔥❤️‍🔥
Raezcha: siappp makasihh❤️‍🔥❤️‍🔥
total 1 replies
Faa
jayden juga gemes bgt😭😭🤏🏻
Faa
gemes bgt kenzioo😭😭😭
Faa
nah loh? ini kenzio beneran suka zafanya loh ini
Faa
mulai luluh lgi nih keknya
Faa
kok saya salting
Faa
Kenzio sok cool,tpi klo mabuk cerewetnya minta ampun😭😭
Raezcha: dia emg "sok cool"
total 1 replies
Faa
wehh inget calon istri tu disebelah loo
Faa
mulut Kenzio ga bisa diem bgt😭😭
Raezcha: ahahaha mood bgt baca komen
total 1 replies
Faa
sefrustasi itu kah ken 😭😭🫵🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!