Nessa tidak menyangka akan terseret ke masa lalu. Dimana kerajaan-kerajaan berdiri dengan raja yang memiliki istri lebih dari satu.
Di kehidupan ini, Nessa justru menjadi seorang selir di dalam istana yang penuh intrik.
"Aku tidak pernah menjadi yang kedua ataupun kesekian kalinya. Aku akan menaiki tahta dan menjadi satu-satunya di istana ini!"
Yuk ikuti perjalanan Nessa menjadi ratu, serta terkuaknya asal usul sang mommy.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lawan yang tidak seimbang
Kereta kuda itu akhirnya sampai juga di wilayah yang tidak seutuhnya terkena cahaya matahari. Begitu lebatnya pepohonan yang tumbuh mengitari tempat itu.
Pintu kereta itu dibuka menampilkan seorang pria yang mulai dimakan usia, meskipun begitu tubuhnya masih kekar.
"Aku ingin menemui pangeran." Ucapnya pada sosok yang ditemuinya.
"Silakan masuk." Ucapnya menyambut kedatangan pria itu.
*************
Lampu temaram itu tak membuat manik hitam itu tidak melihat sosok tuannya yang tengah mengamati sesuatu dengan seksama.
"Tuan, penasehat istana telah datang." Lapornya, membuat pria berpakaian hitam itu menoleh.
"Aku akan kesana. Siapkan jamuan, dia pasti lelah berlomba dengan mentari."
"Sudah pange....." Dia tampak terhenti menyebutkan nya.
Sontak hal itu membuat sosok yang dihormati itu tersenyum.
"Kau bisa panggil sesuai yang kau inginkan." Jelasnya.
"Mari pangeran."
"Hmmm." Balasnya yang kembali sejenak menatap sesuatu yang hanya terlihat olehnya.
************
"Aku tidak menyangka akan kedatangan seseorang dari istana. Rasanya sudah lama sekali tidak ada kunjungan kesini. Bukan begitu Penasehat Lin?"
"Salam pangeran, terimakasih atas penyambutan nya."
"Pangeran? Aku sudah lama tidak mendengar nya. Baiklah, langsung saja. Apa maksud kedatangan mu, penasehat?"
"Hamba yakin, pangeran sudah menerima kabar dari istana."
"Pangeran, ini saatnya.... Saatnya pangeran kembali ke istana. Bagaimana pun, itu adalah..."
"Adalah apa? Kenapa tidak dilanjutkan?"
"Itu hak pangeran.... "
"Setelah selama ini, kau kembali mengatakan hal itu? Kemana kau selama ini penasehat?" Jakun itu naik turun melihat kilatan dan runcing nya ujung pedang yang melekat di lehernya.
"Ampun pangeran.... Maafkan hamba. Hamba tau kesalahan hamba tidak bisa dimaafkan. Tapi, inilah saatnya hamba menebusnya." Penasehat langsung bersujud di kakinya, tak peduli dengan pedang itu yang ikut mengarah padanya yang bersujud.
"Raja Zhi Shu begitu mempercayai mu. Tapi ketika ada hal yang tidak wajar terjadi di istana, kau menjadi bagian dari hal itu."
"Tapi..... Diantara banyaknya kesalahan mu. Satu hal yang membuat pedang ku tidak bisa menembus leher mu."
"Pangeran Zhang Jiangwu." Kepala itu ikut mengadah seiring dengan pedang yang mengangkat dagunya.
Wajah yang termakan usia itu, tidak bisa dilupakan oleh Zhang. Wajah itu yang membawanya menjauh dari istana, ketika pembunuhan kejam tengah terjadi. Begitu sulit dan penuh perjuangan bagi penasehat untuk membawa pangeran Zhang yang menjadi incaran selir yang haus kekuasaan.
"Raja Zhi Shu, dan juga ratu berpesan sebelum kematiannya. Untuk membawa pangeran ke tempat yang aman. Raja menyesali keputusan nya membawa seorang selir ke istana. Dia tidak bisa merubah hal itu, tapi dia menyelamatkan nyawa anda, dia meminta ku untuk itu. Hingga tahta itu kembali pada anda pangeran."
"Lalu bagaimana dengan wanita itu?"
"Tabib sudah memeriksa, dia jatuh sakit. Tapi yang terpenting sekarang adalah.... Pangeran segera ke istana, jika tidak keadaan akan semakin kacau."
************
"Wah lihatlah..... Kulitnya seperti bayi. Cantik sekali. Mau kemana, hmmm?" Langkah Xiu terhenti ketika melihat beberapa orang menghadang nya.
"Minggir lah. Aku tidak punya waktu untuk kalian."
"Wah berani sekali. Aku jadi semakin suka. Nona cantik... Tidakkah kau tau, kau sedang di mana? Ini wilayah ku?" Ucap pria berambut panjang itu.
"Nona, mereka dari klan Wang." Ucap Ning yang berusaha menjaga nona nya.
"Lalu? Kita tidak melakukan apapun. Aku hanya ingin melihat area ini."
"Nona, lebih baik kita kembali." Saran Ning.
"Ayo ikut kami nona cantik. Apakah kau dari klan sebelah?" Pria itu berteriak ketika tangannya dicengkeram erat oleh Xiu.
"Serang dia!"
"Aku tidak suka disentuh oleh siapapun. Termasuk pria seperti kalian!" Pria itu langsung terhuyung menabrak meja yang ada disekitarnya.
"Nona!"
Xiu menendang meja yang langsung menyerang para pria itu. Dengar cekatan dan juga ketepatan, Xiu melancarkan serangannya dengan tepat.
Sontak saja pertempuran yang tidak seimbang itu terjadi. Ning takut bukan main melihat Nona nya dikeroyok seperti itu. Meksipun, dia sendiri melihat Nona nya tidak tersentuh oleh siapapun.
'Sejak kapan nona bisa bela diri?'
Bersambung....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🥰.