Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.
Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.
Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gerald & Anastasya 5
Gerald termenung setelah mendengar penuturan dari sahabat nya itu, dirinya tidak menyangka bahwa kondisi Anastasya separah ini. Informasi dari sahabat nya seakan menambah titik terang bagi nya. Jonathan melihat Anastasya di taman dalam kondisi panik lalu meminum sesuatu. Dugaan sahabat nya Anastasya meminum obat. Karena setelah nya Anastasya mulai tenang namun sangat penuh emosional.
Walaupun hanya dugaan tapi saat dirinya mencocokan dengan informasi yang ia dapatkan dari detektif nya seakan saling berhubungan dengan informasi dari sahabat nya. Gerald memang menyewa detektif yang ia kenal untuk menyelidiki kehidupan Anastasya selama di luar negeri.
Dan hasil nya semakin membuat nya marah, marah kepada dirinya sendiri yang membiarkan Anastasya nya pergi membawa beban itu sendirian.
"Apa yang sebenar nya terjadi padamu Ann.. kenapa kau sampai tidak mau memberi beban mu kepadaku dan keluarga mu." Gerald merasa sangat gagal melihat keadaan Anastasya saat ini.
Gerald melihat kembali beberapa video yang dikirim kan Julius detektif sekaligus teman lama nya, pada nya berupa rekaman cctv yang menunjukan Anastasya yang sering mengunjungi psikiater. Walaupun dengan pakaian yang tertutup ia tetap mengenali perawakan Anastasya.
Namun ada beberapa video yang menunjukkan Anastasya menggunakan pakaian hitam selalu di hari yang sama dan mengunjungi toko bunga yang sama, tetapi hanya sampai disitu saja video yang dikirimkan pada nya. Tidak ada rekaman yang menunjukkan tempat yang akan dituju oleh Anastasya. Mungkin Julius belum menemukan petunjuk lagi, Gerald hanya sabar menunggu perkembangan dan informasi dari Julius.
Setelah pesta pernikahan sepupu nya itu selesai keluarga besar nya saat ini sedang berkumpul di ruang keluarga. Para tetua termasuk orang tua nya berada di ruangan yang terpisah entah sedang membahas apa.
Sementara dirinya kini terjebak dengan Mallory dan sepupu - sepupu nya yang lain. Mereka pun masing-masing dengan pasangan mereka hingga menambah keramaian malam ini. Seperti nya hanya dirinya saja yang tidak memiliki pasangan.
Seperti biasa Mallory memanfaatkan momen ini untuk menjadi ratu semalam apapun yang di inginkan nya harus dituruti. Seperti saat ini Mallory mengajukan untuk bermain Truth or Dare namun seperti nya hanya dirinya yang tidak antusias sementara sepupu nya yang lain sangat bersemangat saat Mallory mengajukan permainan ini.
"Oke peraturan nya kalau kalian menyerah pada tantangan yang ditujukan pada kalian entah Truth or Dare, kalian harus mengganti nya dengan meminum secangkir wine ini setuju.?" Ujar Mallory dengan semangat.
Semua sepupu nya mengangguk setuju dengan aturan yang diberikan oleh Mallory dan permainan pun dimulai. Semua seakan berlomba-lomba untuk membongkar aib satu sama lain atau mencurahkan kejahilan mereka dengan memberikan dare yang tidak masuk akal.
"Maaf aku terlambat." Anastasya terdiam tegang, menahan agar tidak menoleh kala mendengar suara Gerald dari arah belakang nya. Dirinya mencoba acuh seakan tidak peduli dengan kehadiran Gerald. Anastasya tahu ini pasti ulah Mallory, awas kau Mallory kesal Anastasya yang hanya dapat ia lampiaskan dalam pikiran nya saja.
Gerald tanpa aba-aba langsung duduk disebelah Anastasya tanpa ragu membuat seluruh sepupu Anastasya menyoraki mereka berdua. Anastasya sejujur nya tidak begitu nyaman dengan semua atensi yang tertuju padanya tapi dirinya juga tidak bisa berbuat apa-apa.
"Woahh.. seperti nya akan ada yang kembali bersemi."
"langkah yang tepat Ger.."
Dan godaan-godaan lainnya yang terus tertuju pada mereka.
"Sepertinya aku tertinggal cukup lama sehingga tercium aroma wine yang kuat seperti ini, kalian yakin kalian tidak mabuk." Ujar Gerald santai tanpa mempedulikan godaan mereka padanya dan Anastasya. Lagian dirinya memang sudah sedekat itu dengan keluarga Ann bahkan sepupu-sepupu jauh nya sekalipun.
"Kau tau kami Gerald.. kita ini pemain, hanya wine tidak akan membuat kita mabuk." Ujar Marcus sepupu Anastasya yang paling playboy.
"Sudahlah ayo kita lanjutkan lagi permainan nya, Gerald kau ikut bukan.?" Ucap Mallory selaku pemberi ide permainan ini.
"Tentu saja... kapan lagi aku bisa berkumpul dengan orang sibuk seperti kalian." Ucap Gerald yang setuju untuk ikut kedalam permainan. Yang disambut kekehan dari semua sepupu Anastasya karena diantara mereka semua orang yang paling sibuk itu justru adalah Gerald.
"Okay.. kalau begitu karena sudah ada personil pengganti walaupun hanya satu tapi tidak apa-apa, karena aku dan suami ku ingin menikmati waktu berdua kami sebagai pengantin baru, bukan kah begitu sayang.?" Ucap Mallory yang kini sudah memeluk suami nya dengan manja.
"Tentu saja, kalian lanjutkan lah kami memiliki agenda lain di malam spesial ini." Ujar Harry suami Mallory yang kini sudah membawa istri nya ala bridal style yang membuat semua sepupu nya kembali menyoraki pengantin baru tersebut.
"Okayy.. kita lanjut permainan nya, seperti nya akan semakin seru, let's play the game!" Ujar Karen yang paling semangat.
Seakan kesialan bertubi-tubi datang kepada Anastasya, botol tersebut selalu berputar dan berhenti tepat mengarah pada nya beberapa kali, semua sepupu nya seakan kompak menggoda nya sudah pasti ia akan lebih memilih dare dan selalu juga mereka semua memberikan tantangan yang menyangkut tentang Gerald. Entah dirinya yang harus memeluk gerald lah, mencium Gerald lah dan yang lain nya. Sampai Anastasya harus meminum beberapa cangkir wine hingga dibuat mabuk karena tidak mau melakukan Dare yang diajukan padanya itu.
Berbanding terbalik dengan Anastasya, Gerald selalu mematuhi segala peraturan entah saat dia memilih truth or dare dia melaksanakan semua nya sekalipun pertanyaan-pertanyaan yang memalukan bahkan tantangan yang ekstrim dan konyol ia lakukan hingga yang terakhir dirinya disuruh untuk mencium Anastasya.Tentu saja dengan senang hati akan ia lakukan, dengan cepat saat Anastasya lengah dirinya segera mengecup bibir ranum tersebut yang sudah lama tidak ia sentuh.
Hanya mengecup namun semua kenangan seakan langsung berputar di kepala mereka masing-masing hingga membuat mereka terdiam.
Seakan semakin malam semakin memanas mereka semua larut akan euforia yang mereka ciptakan. Namun tidak dengan Gerald dirinya masih sadar sepenuh nya karena harus menjaga Anastasya yang saat ini sudah mabuk berat hingga tidak sadar bahwa dirinya telah bersandar sepenuh nya kepada Gerald. Gerald dengan sigap mengangkat tubuh Anastasya menggendong nya menuju kamar nya. Tidak memperdulikan sepupu-sepupu Anastasya yang lain yang seperti nya ada beberapa yang tumbang dan sebagian lagi masih memainkan permainan itu.
"Hmm.. aku mau pergi." Gumam Anastasya.
Gerald dengan lembut meletakkan Anastasya ke tempat tidur ia lalu menyuruh maid untuk mengganti pakaian Anastasya dengan pakaian tidur yang lebih nyaman. setelah maid itu keluar dirinya kembali masuk ke kamar Anastasya.
Melihat Anastasya yang kini tengah tertidur sesekali bergumam tidak jelas. Gerald terus memandangi Anastasya dengan pandangan sendu.
"Apa yang kau alami Ann, apa yang kau sembunyikan dari ku. Maafkan aku yang mengorek kehidupan mu, sikap mu ini yang memaksaku untuk melakukan itu."
"Tidak apa-apa." Lirih Anastasya seakan menjawab pernyataan Gerald pada nya membuat Gerald tersenyum tipis.
"Good night dear." Dengan pelan Gerald kecup kening Anastasya. Saat dirinya akan pergi tangan nya ditahan oleh Anastasya, Gerald pun kembali berbalik kearah Anastasya yang saat ini telah terbangun.
"Jangan pergi..." Lirih Anastasya setengah sadar setengah tidak dirinya kini menunjukkan kembali sisi childish nya dihadapan Gerald.
Pegangan nya mengerat di lengan baju Gerald dengan wajah yang memelas Anastasya kembali bergumam. "Jangan pergi Gerald.."
"Tidak akan.. aku tidak akan meninggalkanmu, sekarang tidurlah aku akan menemanimu." Gerald pun menarik kursi untuk ia duduki di samping tempat tidur Anastasya.
Anastasya kembali merileks an badan nya dengan nyaman, posisi nya kini berbaring miring kearah Gerald tanpa melepas genggaman tangan mereka.
"Terimakasih... hmmm Gerald.?" Panggil Anastasya pelan namun masih terdengar oleh Gerald yang tepat berada di samping nya.
"Hmm.." Sahut Gerald yang kini sedang fokus mengusap-usap dengan lembut kepala Anastasya agar kembali tidur.
"Apa kau marah.. Maafkan aku... maafkan aku yang meninggalkan mu begitu saja." Ucap Anastasya tiba-tiba mengungkit kembali permasalahan mereka.
Gerald terdiam seperti nya Anastasya tidak sadar sepenuh nya akibat pengaruh alkohol saat ini. Apakah ini saat nya dirinya mengetahui alasan dibalik Anastasya pergi meninggalkan nya. Walaupun dalam keadaan mabuk tapi seperti nya justru membuat Anastasya lengah dan pertahanan nya runtuh.
"Bolehkah aku tau alasan nya.?" Tanya Gerald lembut sembari mengusap lembut tangan Anastasya untuk mengirimkan rasa aman pada Anastasya. Karena dirinya tahu pertanyaan nya pasti membuat luka lama mereka berdua kembali terbuka. Tapi ini adalah kesempatan bagi nya untuk tahu apa yang terjadi.
"Maafkan aku.. maafkan aku Gerald, aku salah." Ujar Anastasya dengan terburu-buru.
"Shh.. pelan-pelan ya, apa yang membuat mu dihantui rasa bersalah itu sayang? let me know."
"Kau pasti akan kecewa padaku Gerald... kau pasti akan merasa jijik jika tau semua nya. aku takut Gerald... aku tidak mau kehilangan mu tapi disisi lain aku merasa sudah sangat tidak pantas bersama dengan mu. Aku tersiksa Gerald please help me." Isak Anastasya putus asa. Pertahanan nya benar-benar runtuh semua masa kelam itu seakan terputar kembali di pikiran nya.
"Tidakk.. aku tidak mau.. aku tidak mau!!" Teriak Anastasya tiba-tiba sembari menarik rambut nya dengan keras.
Gerald yang melihat Anastasya yang tiba-tiba lepas kontrol seperti ini langsung memeluk nya dengan erat menahan tangan Anastasya agar tidak menyakiti dirinya sendiri.
"Heyy.. tenang okey ada aku disini, Shhh...shhh aku tidak akan meninggalkanmu." Dengan penuh kelembutan Gerald terus mengelus rambut dan wajah Anastasya.
"I'm sorry ini juga salahku yang tidak segera mencarimu." Lanjut Gerald merasa bersalah kepada Anastasya, menggumam kan terus kata-kata penenang untuk Ann nya.
Gerald menahan sekuat tenaga rasa sesak di dada nya melihat kondisi Anastasya yang seperti ini. Namun Anastasya tidak kembali tenang dirinya terus bergumam tidak jelas seakan jiwa nya tidak sedang berada disini.
"Aku mau pulang.. aku mau pulang... kenapa kau menyiksaku seperti ini leon." mata nya menunjukkan ketakutan yang amat sangat. napas nya semakin memburu, badan nya pun semakin memberontak di dalam pelukan Gerald.
Gerald segera memanggil dokter pribadi keluarga De'mare. Kondisi Anastasya cukup serius saat ini hingga butuh penanganan dokter. Dirinya juga tidak lupa untuk segera menelepon Daddy david untuk segera kesini, ke kamar Anastasya.
"Ada apa Gerald." Dengan panik David dan Dasha memasuki kamar putri nya. Mereka mematung kala melihat Anastasya yang terus memberontak dalam pelukan Gerald, sesekali bergumam tidak jelas.
"Asya.. sayang ini mommy." Hati Dasha hancur melihat putri nya seperti ini. Dia segera menghampiri putri nya mencoba menenangkan dan menyadarkan nya. Namun dirinya tidak kuat isak tangis nya pecah dipelukan suami nya yang saat ini juga menahan kesakitan melihat putri satu-satu nya seperti ini.
Tak lama dokter pun datang dan segera menyuntikkan obat penenang kepada Anastasya, kondisi Anastasya pun berangsur-angsur tenang dan kembali terlelap seolah tidak pernah terjadi apa-apa padanya sebelum nya.
Berbanding terbalik dengan orang-orang di sekitar nya yang saat ini masih terdiam mencerna semua nya. Dasha masih terisak pilu dalam pelukan suami nya namun tak lama dirinya kehilangan kesadaran yang langsung di bopong oleh suami nya.
"Daddy meminta penjelasan mu nanti." Ujar David lalu melangkah keluar.
"Bagaimana kondisi Anastasya dok.?" Tanya Gerald.
"Seperti nya ini bukan ranah saya untuk menjelaskan namun yang saya lihat nona Anastasya mengalami serangan panik yang parah sebaik nya nona ditangani dokter yang ahli di bidang nya, hanya itu yang bisa saya sampaikan."
"Baiklah dokter terimakasih." Dokter itu pun mengangguk sopan lalu melangkah pergi.
Malam ini membuat kediaman de'mare mengalami perubahan drastis. Berita cepat menyebar keesokan hari nya membuat seluruh penghuni keluarga de'mare diliputi rasa sesak dan sedih.