Rizki Bayu Saputra adalah seorang anak yang di besarkan oleh kakeknya yang merupakan pensiunan angkatan bersenjata.
Sebelum Kakeknya wafat dia telah menitipkan amanat bahwa dia harus mencari sebuah kebenaran di salah satu kota besar di negara tersebut.
apakah Rizki mampu menyelesaikan amanat mendiang kakeknya?
serta mendapatkan kebenaran tentang semuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Frans Teguh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkenalan
“Setiap manusia mempunya giliran nya masing masing dan setiap manusia selalu mempunyai tujuan hidupnya masing masing!" Ujar seorang Wanita dengan membelai kepala seorang anak laki laki yang berdiri di depannya.
"Ada yang tujuannya menjadi jahat ada pula yang ingin menjadi baik, ingat itu!!" sambungnya kepada sang anak.
"Setiap manusia berhak memilih apapun itu, termasuk kamu juga. Ibu dan ayah berharap kamu menjadi anak yang berguna bagi orang lain, kau mengerti maksud ibu?!” Tanya wanita itu dengan lembut.
"Baik ibu, aku akan menjadi anak yang bisa ibu dan ayah banggakan, aku janji!" Ujar anak itu yang langsung memeluk ibunya.
***
“Aarrrggghhhhh mimpi itu lagi!” seorang laki laki terbangun dari tidurnya karena mimpi yang berulang kali terjadi.
Kriing.. Kriingg.. Kriingg..
Laki laki tersebut menengok kearah sebelah kanan tempat tidurnya dan melirik jam yang sudah menunjukan pukul enam pagi.
Laki laki itu pun segera mengambil jam itu lalu mematikan alarm jamnya.
“Ternyata sudah pagi, sebaiknya aku bersiap pergi ke sekolah!” Gumam laki laki itu dengan berjalan kearah kamar mandi.
Laki laki itu bernama Rizki Bayu Saputra, seorang anak sebatang kara yang saat ini duduk di bangku pendidikan akhir sekolah menengah atas.
Rizki merupakan anak yang sangat pintar, baik dalam hal akademis atau non akademis.
Saat ini Rizki tinggal dirumah peninggalan kakeknya di kota Grozz.
Kakeknya yang merupakan pensiunan angkatan bersenjata selalu melatih fisik Rizki dengan keras.
Selain itu kakeknya juga mengajari Rizki tentang Beladiri yang dia ciptakan sendiri dari dasar semua ilmu beladiri di dunia.
Dia hanya berharap cucunya dapat bertahan hidup dengan baik saat dirinya sudah tidak ada.
Setiap kali sang kakek ditanya alasan kenapa selalu melatih fisik dan beladiri, sang Kakek hanya menjawab.
“Kau tidak usah banyak mengeluh, lakukan saja apa yang aku suruh!” Ucap Kakek dengan marah.
Namun peristiwa nahas tiba tiba terjadi, insiden kecelakaan beruntun yang menyebabkan tujuh orang tewas dan tiga orang sekarat terjadi di pusat Kota Grozz.
Salah satu korbanya adalah Kakeknya yang meninggal di tempat ketika peristiwa itu terjadi, saat itu Rizki berusia lima belas tahun, namun sebelum kejadian itu sang kakek selalu berwasiat.
“Ingat ini! Sehebat apapun diri mu saat ini pasti selalu ada yang lebih hebat!" Ujar sang Kakek kepada Rizki.
"Jangan pernah berhenti belajar untuk tujuan yang baik!" Ujar Kakeknya kepada Rizki.
"Lalu jangan pernah kecewakan orang yang meminta pertolongan ke padamu dan jadilah manusia yang bisa diandalkan oleh orang lain!” Lanjut sang Kakek dengan tersenyum.
Hanya itu pesan sang Kakek yang selalu di ingat oleh Rizki hingga saat ini.
Dan itulah yang menyebabkan Rizki selalu berpenampilan culun dengan kacamata besar dan seragam yang di masukan dengan rapih.
Rizki beranggapan bahwa dengan cara ini dia bisa menghindar dari masalah dan membuatnya merasa aman di sekolahnya.
Rizki sengaja melakukan itu semua, agar dapat menghindari semua potensi bahaya atau perbuatan yang akan merugikan diri sendiri.
Karena di sekolah itu Rizki merupakan salah satu anak yang mendapatkan beasiswa penuh sampai lulus.
Sementara, saat ini Rizki sedang berjalan di lorong sekolah menuju kelasnya yang berada di lantai 3, yaitu kelas XII Einstein.
Kelas ini merupakan kelas unggulan yang berisikan anak anak pintar dan kaya.
Rizki bisa memasuki kelas itu karena beasiswa dari sekolah dan berprestasi.
“Heii Rizki! tunggu sebentar!” Ucap seorang perempuan sambil berlari mengejar.
Rizki yang mendengar teriakan itu langsung memutar badannya.
“Haii Nov ada apa yah? Apa aku berbuat salah?!” tanya Rizki dengan menunduk.
Dia adalah Novi Fazriah Kusuma, anak pemilik sekolah ini yang terkenal karena cantik dan baik hati.
Novi merupakan primadona di sekolah ini bersama ke dua sahabatnya yang bernama Fera Melinda Beckert dan Listiani Dewi Rusadi.
Kedua teman Novi juga terlahir dari keluarga yang kaya di Kota Grozz ini.
Fera Melinda Beckert merupakan anak ke dua dari William Beckert pemilik Beckert Grup.
Lalu Listiani Dewi Rusadi merupakan anak tunggal dari James Rusadi pemilik dari Rush Grup.
Novi yang mendengar jawaban itu langsung membuat ekspresi wajah kesal kepada Rizki.
“Tidak kok, aku hanya sekedar menyapa saja. Kau akan lanjut Universitas atau langsung bekerja?!” Tanya Novi kepada Rizki dengan cepat.
“Aku masih belum memikirkannya!” jawab Rizki dengan menunduk.
“Sudah dulu ya Nov, aku ingin segera masuk kelas!” tambah Rizki sambil pergi menjauh.
Setelah Rizki masuk ke dalam kelas, tidak lama kedua sahabatnya Ferad dan Listiani datang menghampiri Novi.
“Kau untuk apa menyapa si culun itu?!” tanya Fera dengan bingung.
“Fera benar, dia tidak selevel dengan kita Novi, jadi tadi kau hanya membuang buang waktu!" ucap Listiani membenarkan perkataan Fera.
“sudah lah, tidak perlu di bahas ! lebih baik kita segera masuk kelas!” ajak Novi kepada temannya.
Sekolah hari ini merupakan hari terakhir bagi para siswa.
Karena beberapa hari kedepan mereka akan melangsungkan acara perpisahan sekaligus pemilihan siswa terbaik saat kelulusan.
***
Sementara saat ini di sebuah aula gedung olahraga di sekolah.
“Cepat kunci pintunya !!” Teriak seorang siswa yang sedang memegang sebuah tali.
“Sudah boss, gedung olahraga sudah kita kunci!” jawab siswa lainnya sambil mengangkat kunci.
“Bagus, cepat kau keluarkan kertas pertanyaan apa saja yang akan di berikan besok saat acara perpisahan!” Ucap siswa yang saat ini sedang duduk di bangku penonton.
Sebuah Kertas segera di berikan kepada pria itu !
“aku yakin boss akan menang lomba terakhir nanti, lagi pula kita harus memberikan kejutan kepada si Culun itu!” ucap siswa yang sedang memegang kunci.
Setelah selesai mempersiapkan kejutan itu, mereka segera keluar dari gedung olah raga itu.
“buka pintunya! kita harus segera ke ruangan kelas sekarang agar tidak ada yang mencurigai kita!" ujar siswa yang di panggil bos itu.
"lagi pula besok akan dilaksanakan nya acara perpisahan dan kelulusan!” sambung siswa itu dengan tersenyum.
Tidak lama kemudian sekolah pun telah selesai untuk hari ini !
Para siswa sudah meninggalkan kelas dan sekolah satu persatu.