Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
\**Jangan pernah menyerah dan berusaha menghindar dalam menghadapi masalah*, *Tetap berusaha dan hadapi cobaan yang ada di depan mata dengan terus bersabar* \*
Suara bedug pun terdengar di pukul dengan keras dan di lanjutkan dengan suara Adzan yang berkumandang.
"Allahuakbar"
"Allahuakbar"
Shafia terpaku dengan suara nya.
Walaupun tidak setiap hari, namun cukup sering Shafia mendengar suara ini mengumandangkan Adzan di Masjid pesantren.
Suara yang begitu merdu dan mampu mengertakan hati siapa saja yang mendengar seruan nya.
Shafia memejamkan mata, menjawab setiap serian Adzan yang di kumandangkan.
Entah mengapa ia merasa begitu tenang mendengar lantunan Adzan yang di kumandangkan dari suara yang tidak asing baginya.
"Ya Allah, merdu sekali suara nya"
Ingin sekali rasanya Shafia melihat pemilik suara merdu itu secara langsung, namun Shaf wanita dan shaf laki-laki dibatasi oleh tirai yang cukup tinggi sehingga Shafia tidak bisa melihat seseorang itu.
Selesai melaksanakan shalat maghrib berjama'ah, di lanjut tadarus bersama sampai masuk waktu Isyak dan kembali sholat berjamaah.
Tiba saat nya kajian jumat rutin pesantren yang biasanya akan di sampaikan oleh pemilik pesantren nya langsung.
"Silakan Syekh" ucap salah seorang pengurus masjid mempersilahkan Syekh Achmad untuk menyambung kajian rutin.
Para santri terlihat antusias mengikuti kajian rutin ini, namun seketika para santri terlihat raut wajah kebingungan saat melihat Syekh Achmad malah memberi perintah pada putra nya untuk mengantikan dirinya.
'Faizal, kamu saja yang mengisi kajian" ujar nya menyuruh Faizal.
"Baik Abi"
Tidak ada pilihan lain selain melaksanakan perintah Abi nya, ia sangat menghormati kedua orang tuanya.
Faizal kemudian mengambil mic yang di berikan pada nya, dan menempelkan pada baju nya.
Sejenak ia berfikir memilih tema apa yang akan di dakwah kan malam ini.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"
Gus Faizal mulai membuka kajian dengan Salam dan Muqadimah.
Dengan yakin Faizal menatap jamaah yang ada di hadapan nya, bagaimana pun ia harus berdakwah dengan baik agar pesan baik dapat tersampaikan dengan tepat malam ini.
"Hidup di dunia tak lepas dari yang namanya Ujian dan cobaan, Setiap manusia diberikan oleh Allah ujian dengan berbagai macam ragam ragam nya.
Ada yang di berikan ujian oleh Allah dengan penderitaan, kesengsaraan bahkan dengan kekayaan.
Ada orang tua yang di uji dengan anak nya, ada juga anak yang di uji dengan orang tua nya.
Seperti yang Allah katakan dalam QS. Al Anbiya' Ayat 35 yang artinya Dan kami uji kalian dengan keburukkan, kesenangan sebagai fitnah untuk kalian.
Selain itu Allah juga berfirman.
Sungguh kami akan uji kalian dengan rasa takut, lapar, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan.
"Dan jika kamu sedang di uji bersabarlah, bissobri Terima dengan sabar dan jangan memberi batasan atas kesabaran mu apalagi sampai mengeluh.
Ingat saudara ku ujian itu hanyalah satu bala, namun jika kita mengeluh maka akan menjadi dua bala.
Bala yang pertama adalah ujian atau musibah, dan bala yang kedua mengeluh.
"Allah menyayangi hamba nya, makanya Allah memberi ujian untuk mengingatkan hamba nya agar tidak lalai.
Maha Penyayang Allah, Allah tak butuh kita tapi kita yang butuh Allah.
Kita semua hamba yang butuh ampunan nya atas setiap dosa kita, membutuhkan kuasa nya atas setiap keinginan kita, membutuhkan pertolongan nya atas setiap masalah kita"
Faizal menghela nafas nya sebentar lalu kembali melanjutkan kajian nya malam ini.
Bagaimana pun isi ceramah nya juga sebagai pengingat untuk dirinya sendiri.
Mendengar isi ceramah Gus Faizal, Shafia menangis tersedu sedu.
Membuat ketiga teman nya menatap heran ke arah Shafia.
Mereka sebenarnya juga menangis karena merasa tertampar dengan isi kajian yang disampaikan oleh Gus Faizal, namun tidak sampai nangis seperti Shafia.
Kajian Gus Faizal malam ini benar-benar menyindir Shafia, Ia bahkan tidak ingat seberapa sering nya ia mengeluh, dan beberapa sering ia menyalahkan Allah.
Bahkan hingga memaki Allah karena merasa hidup nya tidak adil, karena tidak bisa merasakan suasana keluarga yang harmonis seperti yang banyak teman teman nya cerita kan.
Ia tidak sadar di balik ujian ini, masih begitu banyak nikmat yang Allah berikan pada nya.
Shafia hidup berkecukupan, fisik yang lengkap, paras yang cantik dan otak yang cerdas dan setidaknya ia masih bisa melihat kedua orang tua nya di dunia ini.
Bahkan ujian itu sebuah nikmat dari Allah, karena Allah masih mengingat nya, menyayangi nya, dan menjaga nya lewat ujian yang Allah berikan agar ia tidak terbuai dari dunia yang fana.
Bahkan banyak orang di luaran sana yang Allah biarkan lalai dengan dunia sampai akhir hayat nya.
Shafia masih beruntung karena Allah masih mau mengingat nya
"Ya Allah,, bagaimana aku membalas setia kebaikan yang engkau berikan pada ku" batin Shafia.
Ia merasa bersalah, selama ini ia selalu merasa jika hidup nya tidak beruntung.
\* *Muslim sejati itu adalah yang tidak putus asa , putus harapan. dia tau bahwa bersama hari ini masih ada hari esok. Bersama kesulitan pasti ada kemudahan, setelah malam Ada fajar. dan banyak kenyataan hari iniini*"!
lanjut Thor..