Ada yang berstatus, tapi tidak saling cinta. Tapi, ada yang saling mencintai, tapi tidak bisa bersama.
Sebaik - baiknya hubungan, akan terasa hampa jika tidak mendapatkan restu dari orang tua.
Kisah Rindu Tak Bertepi, mengisahkan perjuangan cinta Dante dan Elsa. Mereka harus menahan perasaannya masing - masing. Cinta mereka terhalang karena restu dari orang tua Dante. Memiliki banyak perbedaan, itulah yang membuat orang tua Dante enggan menerima Elsa sebagai menantunya. Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ke 2 dari saya, semoga kalian suka...
Happy reading ya... Mmuuacchhh... 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rengsi Hutagaol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 " Liontin Yang Sama "
Ting.... tong.... bel berbunyi.
Anisa bangun dari tidurnya. Anisa mengira yang datang itu adalah Dante. Karena sudah 3 hari Dante tidak kembali ke apartemen. Dengan jalan sempoyongan , Anisa membuka pintu apartemen itu.
Kreeekkkk...
" Kamu lama banget sih pulangnya? " tanya Anisa tanpa sadar kalau ternyata bukan Dante yang ada dihadapannya.
" Selamat pagi, bu. Kami dari pihak Apartemen, ingin menginformasikan bahwa apartemen ini telah terjual. "
" Terjual? terjual gimana? " tanya Anisa mulai sadar.
Petugas itu menjelaskan.
" Apa? Dante menjualnya? kenapa? "
" Nanti ibu bisa tanyakan pada pak Dante, sekarang juga tolong tinggalkan apartemen ini! "
" Astaga? aku harus kemana? kasih waktu aku ya, aku akan beresi semua barang - barang ku !"
" Baiklah, "
Petugas itu pun pergi.
" Danteeeeeeeeeee, aaarghhh! " Anisa kesal akan perbuatan Dante. Ia pun mengambil ponselnya dari atas nakas kamar itu.
" Hallo, " ucap Dante dari sebrang sana.
" Kamu udah gila ya? kenapa kamu menjual apartemen ini? "
" Itu kan punya aku! "
" Ia, aku tahu itu punya kamu, tapi kamu kan suami aku? "
" Aku bukan suami mu, pria itu lah suami mu! "
" Pria yang mana? "
" Huft, kamu pulang aja ke Jakarta! "
" Kamu uda gila ya? "
" Terserah, "
Anisa terus marah pada Dante, dan..... " huek.. huekk.. huekkk...! "
" Kamu kenapa? " tanya Dante
" Itu bukan urusan mu! "
Anisa memutuskan percakapan mereka.
" Dasar perempuan ga tahu diri! " ucap Dante kesal.
Dante membuka - buka kalender yang ada di atas mejanya. Lalu ia melingkari setiap tanggal demi tanggal.
" Kalau semua target sudah tercapai, aku akan kembali ke Jakarta, aku ingin berkumpul dengan kalian! " ucap Dante
Keadaan Anisa.
" Aku kenapa sih, kok mual banget perut ku? ga seperti biasanya aku seperti ini! "
Anisa mengemasi semua barang - barang miliknya. Ia menghubung Jack. Jack pun menyuruhnya untuk datang ke apartemen miliknya. Dengan senang hati, Anisa pun mengiyakan nya.
Anisa memberikan pesan pada Dante, kalau ia akan tinggal di apartemen temannya. Dante tidak perduli wanita itu tinggal dimana. Akhirnya Anisa pun pergi meninggalkan apartemen itu.
Anisa merasa tubuhnya kurang fit. Ia terus muntah. Anisa pun mengingat kalau dalam bulan ini, ia belum juga haid.
" Gimana kalau kita periksa ke dokter? " tanya Jack
" Aku takut , "
" Kamu jangan takut, kan ada aku! "
Hari itu juga mereka pun pergi ke salah satu rumah sakit terdekat. Setelah pemeriksaan, dokter itu tersenyum dan mengucapkan selamat kepada mereka berdua.
Anisa dan Jack pun terkejut, apa maksud dokter itu? Ternyata dokter itu menunjukkan hasil lab Anisa, kalau Anisa dinyatakan positif hamil.
Bagai disambar petir di siang bolong, Anisa tidak percaya akan hal itu . Ia pun menangis. Jack mencoba menenangkannya.
" Aku akan tanggung jawab, sayang! "
" Aku takut, karena ini anak kamu. Gimana kalau keluarga tahu, ini bukan anak Dante? "
" Ya uda kamu ngomong kalau ini anaknya Dante! "
Jack mencoba memberikan masukan.
" Ga mungkin Dante mau mengakui nya, karena aku dan Dante ga pernah sama sekali bercinta layaknya suami istri. "
" Aneh deh lihat kalian berdua, ga saling mencintai, tapi menikah. Apa yang kamu harapkan dari pria sombong itu? dia sama sekali ga mencintai mu, dia udah menyia - nyiakan wanita secantik kamu. Aku ga habis pikir, Dante benar -benar gila! "
" Dulu aku sempat mencintainya, tapi karena ada seorang wanita gembel, Dante mulai berpaling dari aku. Aku ga mau kehilangan dia. Dante itu pria kaya. "
" Oh , jadi kamu mengincar hartanya? "
" Ga munafik jadi wanita. Siapa sih yang ga mau kaya? "
" Tapi kamu kan sudah terlahir dari keluarga kaya, seharusnya kamu ga seperti itu lagi! "
" Kamu tahu ga, orang kaya itu ga akan pernah puas dengan hartanya."
" Itu artinya kamu wanita yang ga pernah bersyukur kan? berubah lah untuk menjadi wanita yang bersyukur. "
" Kamu kenapa sih? "
" Kamu tahu, mungkin kekayaan ku tidak sebanyak Dante. Apakah kamu mau sama aku? "
" Terpaksa, karena ini anak kamu! "
Merasa kesal dengan jawaban Anisa, Jack pergi meninggalkannya.
****
Xander kehabisan susu. Elsa terpaksa harus membeli susu untuk anak nya itu. Elsa tiba di sebuh supermarket. Elsa tidak memperhatikan seseorang yang sedang berjalan di hadapan nya. Alhasil... bruukkk... Elsa dan orang tersebut saling bersenggolan.
Liontin milik Elsa pun terlepas. Tanpa sengaja, Santi yang berada di supermarket itu melihat kejadian itu .
" Liontin itu? itu punya -? "
Dengan sigap Elsa langsung mengambilnya. Santi sangat terkejut ketika ia melihat liontin itu diambil oleh Elsa.
" Elsa? liontin itu? "
Santi langsung menghampiri Elsa.
" Elsa? kamu -? "
" Bu Santi? "
" Hhmm, kamu ngapain di sini? "
" Lagi belanja bu !"
" Oh, " Santi terus memandangi liontin itu. Dan Elsa langsung memakainya.
" Apakah dia anak ku? karena liontin itu sama dengan punya ku? dulu aku memberikan liontin itu pada putri kecil ku, namanya juga Elsa. Apakah dia Elsa yang ku maksud? " gumam Santi.
" Elsa, apakah kamu ga mau bekerja kembali ke perusahaan ibu? "
" Kerja di perusahaan ibu? "
" Ia, ibu serius. Apakah kamu mau? "
" Tapi? "
" Masalah fhoto itu lupakan saja. Kalau kamu mau, kamu bisa besok datang ke kantor ibu! "
" Bukannya aku ga mau bu, tapi masalahnya - ? " Elsa tidak melanjutkan percakapan nya. Karena ia tahu, tidak akan pernah mungkin bisa kembali bekerja di kantor itu, secara Santi adalah ibu dari Anisa, wanita yang sudah menghina nya, memakinya, bahkan sudah mempermalukan Elsa ketika masih bekerja di kantor Dante.
" Gimana kamu mau? "
Elsa menggelengkan kepalanya.
" Kenapa? "
" Xander butuh aku, bu! "
" Oh gitu! "
Elsa pun berlalu dari hadapan Santi. Santi menangis.
" Apakah dia anak ku? tapi kalau memang dia anak ku, aku ga akan mau bertemu dengan dia. Aku takut dia akan marah pada ku, karena 25 tahun yang lalu aku sudah meninggalkan nya dan sudah menyia - nyiakan nya. Tapi dia cantik. Andainya mas Rian tahu, kalau putrinya secantik ini, pasti dia akan bangga. Tapi dia juga sudah bahagia dengan keluarga baru nya. Ahhh, kenapa aku jadi ingat dia. Pria bodoh, malas. Tapi, aku penasaran suaminya dimana? kerja apa? kenapa selama ini hanya Elsa yang bekerja? apakah suaminya tidak mau bekerja? "
Santi mengambil liontin miliknya, dan melihatnya berkali - kali.
" Benar, liontin ini sama persis dengan punya Elsa. Pasti dia anak ku. Suami ku ga boleh tahu akan hal ini, apalagi Anisa. Aku takut mereka akan meninggalkan aku. " ucap Santi sembari menghapus air matanya.
Elsa pun tiba di sebuah halte bus. Elsa memegang liontin miliknya, lalu ia melepaskan dari lehernya.
" Andai aja liontin ini dilihat bu Santi, pasti bu Santi akan tahu, kalau aku adalah anaknya, anak yang pernah dia tinggalkan. Tapi aku uda berjanji, aku ga akan pernah menganggu mereka. Aku akan menjalani kehidupan ku bersama Xander. Mas Dante, aku uda pasrah, jika dia lebih memilih Anisa dari pada aku. Aku tahu diri, aku bukan wanita yang sempurna. Aku akan ikhlas menjalani ini semua. " ucap Elsa , lalu ia pun pergi