NovelToon NovelToon
Menyulam Rasa Di Balik Cadar Alina

Menyulam Rasa Di Balik Cadar Alina

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / CEO / Konflik etika / Romansa / Penyesalan Suami / Slice of Life
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Pearlysea

Meski sudah menikah, Liam Arkand Damien menolak untuk melihat wajah istrinya karena takut jatuh cinta. Pernikahan mereka tidak lebih dari sekedar formalitas di hadapan Publik.

Trauma dari masa lalu nya lah yang membuatnya sangat dingin terhadap wanita bahkan pada istrinya sendiri. Alina Zafirah Al-Mu'tasim, wanita bercadar yang shalihah, menjadi korban dari sikap arogan suaminya yang tak pernah ia pahami.

Ikuti kisah mereka dalam membangun rasa dan cinta di balik cadar Alina🥀

💠Follow fb-ig @pearlysea

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4. Bukan pernikahan impian

Fauzan hanya bisa menatap punggung Alina yang semakin menjauh, dan hatinya seperti diremukkan. Setiap langkah Alina terasa seperti jarak yang semakin tidak mungkin dijangkau. Ia ingin berteriak, ingin menghentikan semua ini, tetapi tenggorokannya tercekat. Rasa bersalah dan ketidakberdayaan membuatnya diam.

Malam itu, pernikahan Liam Damien dan Alina akan segera berlangsung dalam suasana yang jauh berbeda dari pesta pernikahan besar yang biasanya dihadiri kalangan elit. Acara ini lebih sederhana, penuh ketenangan, dan kental dengan nuansa Islami.

Ruang akad dipenuhi oleh keluarga dekat dan beberapa sahabat. Liam duduk di sisi depan, mengenakan setelan jas pengantin berwarna hitam, wajahnya tampak tegang dan sorot matanya selalu mengintimidasi. Sementara itu, Alina duduk di belakang tirai tipis, dengan balutan gaun putih panjang dan cadar yang menutupi wajahnya.

"Bismillahirrahmanirrahim. Hari ini, kita berkumpul untuk menyaksikan ijab kabul pernikahan saudara Liam Damien bin Louis Damien dengan saudari Alina binti Hamza Rasyid Al-Mu'tasim. Semoga Allah memberkahi pernikahan ini dan menjadikannya sakinah, mawaddah, dan rahmah. Liam, apakah Anda siap untuk melaksanakan ijab kabul?" Suara penghulu menggema di ruangan memalui microfon tanda ijab kabul akan dimulai.

Liam mengangguk sedikit gugup, namun suaranya terdengar tegas. Ia melirik ayahnya yang duduk di dekatnya, wajahnya yang berwibawa menunjukkan ketegasan dan harapan besar. Sementara itu, Alina menundukkan kepala di balik cadarnya, meski tak ada kontak mata langsung, namun hati Alina berusaha tenang menghadapi momen ini.

Sementara Fauzan, ia memilih meninggalkan tempat resepsi daripada hadir dalam momen di mana wanita yang ia cintai akan menjadi milik orang lain. Langkahnya tegas membawa harapan yang sudah hancur di remas kenyataan. Sesekali ia menoleh ke belakang saat suara penghulu mulai mengalun, menandakan awal ikatan yang tak bisa ia miliki.

Fauzan mundur perlahan, matanya berkaca-kaca, menatap rumah Alina dengan luka yang tak terucapkan.

"Semoga kau bahagia Alina, semoga kau bahagia" Fauzan membatin, di antara kepedihan dan penyesalan yang ia rasakan, pria itu hanya ingin wanita yang di cintainya selalu bahagia.

"Saudara Liam Damien, saya nikahkan dan kawinkan Anda dengan saudari Alina binti Hamza Rasyid Al-Mu'tasim, dengan mas kawin berupa perhiasan emas 500 gram, dibayar tunai."

Liam menarik napas dalam, lalu dengan suara yang sedikit bergetar, ia menjawab, "Saya terima nikahnya Alina binti Hamza Rasyid Al-Mu'tasim dengan mas kawin tersebut, tunai."

Seketika suasana hening, menunggu konfirmasi dari penghulu. Penghulu tersenyum tipis dan menganggukkan kepala.

 "Sah?"

Seluruh saksi dan hadirin serentak menjawab. "Sah!"

Suara gemuruh doa terlantun dari bibir penghulu, serta para saksi dan hadirin seluruhnya mengaminkan.

Liam menghela napas panjang, merasa beban berat di pundaknya semakin nyata. Dia menikahi Alina bukan karena cinta, melainkan karena tuntutan keluarga dan keadaan. Di balik kebingungannya, dia menyadari bahwa ini adalah jalan yang harus ia lalui.

...[••••]...

Liam masuk ke kamar pengantin dengan langkah tegas, sorot matanya dingin, seolah-olah tidak peduli dengan perasaan siapa pun, termasuk Alina. Dia melepaskan jas pengantinnya dengan gerakan cepat dan melemparnya ke atas kasur.

Alina, yang duduk di tepi tempat tidur dengan gaun pengantinnya yang masih terjuntai indah, dari balik cadarnya ia menatap Liam dengan hati-hati. Dia tidak tahu apa yang diharapkan dari pria ini, pria yang baru beberapa jam lalu menjadi suaminya karena perjodohan. Liam tidak mengatakan apa-apa ketika masuk, hanya memberikan tatapan dingin yang membuat suasana semakin kaku.

Liam berdiri di depan cermin, mengendurkan dasinya sebelum akhirnya berkata dengan nada datar,

"Kau tidak perlu berpura-pura, Alina. Aku tahu ini bukan pernikahan yang kau inginkan, dan jujur saja, aku pun sama."

Alina mengangkat alisnya,

"Apa maksudmu?" tanyanya, mencoba menyeimbangkan dirinya dalam situasi yang terasa menyesakkan ini.

Liam menoleh, menatapnya dengan sorot mata tajam,

"Aku menikahimu karena ini adalah keinginan keluargaku dan aku harap kamu tidak meminta lebih dariku," Ia berjalan mendekat, namun tetap menjaga jarak di antara mereka.

"Aku akan memenuhi tugasku sebagai suami di mata masyarakat, tapi itu tidak berarti kita harus berperan sebagai pasangan yang sebenarnya."

Jantung Kalian berdegup lebih cepat.

"Jadi... kau tidak ingin berusaha?" tanyanya, suaranya bergetar, ia bangkit dan berdiri di depan Liam, mata mereka bertemu namun penuh kekakuan.

Liam tersenyum dingin, senyum yang sama sekali tidak memberikan kehangatan.

"Berusaha? Untuk apa? Ini semua hanyalah permainan kekuasaan. Aku sudah mendapatkan apa yang kubutuhkan, status dan perlindungan bisnis keluargaku."

Dia duduk di kursi dekat jendela, menatap keluar dengan sikap tak peduli.

"Jadi jangan berpikir bahwa pernikahan ini akan berubah menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar kewajiban." lanjutnya, ia mengeluarkan bungkus rokok di sakunya, mengambilnya satu barang lalu membakarnya dengan korek api.

Alina terdiam, mencoba mencerna kata-kata yang begitu tajam dan menyakitkan itu. Meski sejak awal dia tahu pernikahan ini tak didasarkan pada cinta, mendengarnya langsung dari mulut Liam tetap membuat hatinya perih.

"Kita bisa menjalani ini dengan damai, Alina," lanjut Liam tanpa menoleh ke arahnya sambil menghembuskan asap rokok ke udara.

"Asal kau tahu batasanmu, aku tidak akan mengganggu hidupmu. Tapi jangan berharap lebih dariku."

Alina mengepalkan tangan di atas gaun pengantinnya, matanya mendadak berkaca maca.

"Kau begitu dingin, Liam. Ini bukan pernikahan yang kubayangkan, tapi setidaknya kita bisa mencoba untuk saling menghargai, sebagaimana agama telah memberikan kewajiban antara suami dan istri untuk saling membahagiakan."

Liam menghembuskan asap lagi, lalu menoleh dengan tatapan tajam, dia berdiri dari kursinya dan melangkah perlahan ke Alina.

"Membahagiakan? Kau tak perlu memberiku ceramah tentang itu. Aku akan memberimu apa yang kau butuhkan, tapi tidak lebih. Jangan berusaha mengubah apa yang sudah diputuskan."

Alina menelan ludah, langkahnya mundur merasa tersudut.

"Aku tak pernah bermaksud mengubahmu, Aku hanya berharap kita bisa menjalani ini dengan cara yang lebih baik."

Liam terus melangkah dengan penuh keangkuhan.

"Sudah ku bilang, Jangan berharap terlalu banyak, Alina, nanti kau menyesal!" ucapnya tajam, disertai serangai sinis.

Setelah itu Liam beranjak ke kamar mandi. Tinggal Alina yang sendirian m, matanya berkaca kaca, Kata-kata itu bagai palu yang menghantam perasaannya, menghancurkan sisa-sisa harapan akan kebahagiaan dalam pernikahan.

Alina mencoba menenangkan dirinya, tetapi rasa sesak di dadanya kian kuat. Harapan kecil yang ia miliki tentang pernikahan itu runtuh dengan cepat. Meski sejak awal ia tahu pernikahan ini bukan berdasarkan cinta, dia tak pernah membayangkan betapa dingin dan acuh tak acuhnya Liam. Dia jadi mengingat Fauzan yang mengkhawatirkan kebahagiaanya, dan itu membuat hatinya semakin nyeri.

"Aku pikir kau tak perlu membuka cadarmu di depanku, anggap saja aku ini orang asing."

...[••••]...

...Bersambung......

1
Sunaryati
Mudah- mudahan hatimu yg terlanjur beku perlahan mencair karena istrimu Alina
Sunaryati
Mungkin Alina jodohmu, Liam. Kau akan menyesal melepaskannya. Dia lain dari semua wanita yang menginginkau
Rita Riau
udah Alina, dengarkan apa kata suami angkuh mu itu, jika perlu juga ga usah sibuk bikin sarapan 🤔🤭🙄
Joko Medan
tpi kn thor, saat liam mandangi foto alina yg tersenyum. ap dy gk pkai cadar di foto itu??
Pearlysea🌻: Tidak pakai.Karena dalam syariati calon istri/suami berhak melihat wajah calon pasangannya sebelum menikah. Liam dulu melihat foto Alina hanya sekilas, tidak begitu memperhatikan wajahnya, karena ia takut terbawa perasaan dan tak benar benar ingin serius menjalani pernikahan karena trauma.
total 1 replies
Joko Medan
hahaha, aku suka candaan mu alina🤣🤣.

ayo la firaun, ad yg halal gk usah lgi mikiri msa lalu yg gitu2 az. mncoba mengenal alina psti sangt menyenangkn krna dy wanita yg cerdas. semakin k sini alina akn mnunjukn sikp humoris ny dn liam akn mnunjukkn sikap lembut walau pn msih datar.
Joko Medan
nth lah clara, kau itu spupu yg tulus atw modus😏. tpi aku suka dgn alina yg bisa langsung menebk sikp spupu ny itu. walaupn pernikhn ny bgitu, y alina mg hrus waspada. tetap la mnjdi wanita yg cerdas alina. agr kau sepadan dgn liam dgn kecerdasn mu walaupn bukn dgn karier mu😘.

haaa, liam dengar tu ap kta raka. smga raka, kau memg sahabt yg tulus y raka. cuci trus otak liam biar dia meroboh degn sendiriny benteng tinggi yg ud dy bangun.
Arza Zaeni Putri
lanjut tor
Arza Zaeni Putri
lucu evan 🤣
Sunaryati
Ayo terus pantang mundur untuk menyadarkan Liam, Alina. Mudah- mudahan berhasil
Joko Medan
menghadapi liam ni, hrus ditarik ulur. gk harus melulu kita yg ngalah.

doble up kk😄
Ma Em
Alina terlalu sabar menghadapi Liam Alina kalau Liam mengejek mu balas dgn perkataan yg menohok agar dia sadar jadi orang jgn terlalu arogan
Arza Zaeni Putri
lanjut tor
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
Liam kamu sombong sekali semoga setelah kamu sadar dan mencintai Alina , Alina sudah tidak membutuhkanmu lagi dan pergi meninggalkan kamu dgn rasa sesalmu dan tdk bisa lagi untuk kembali pada Alina
Pearlysea🌻
😂😂😂
Ceriwis (Kurogane Haruka)
Jangan terlalu sensi entar kamu cintah lo😁😁
Joko Medan
klw aku jdi evan jga bakaln ngakak jungkir balik🤣🤣. seru x klw ud ad evan😂

gitu dong alina, gk usah sikit2 nangis
Pearlysea🌻: Semangatin terus si Alina kak, biar gak cengeng😂
total 1 replies
Sunaryati
Semoga tuduhan skandal mereda, Liam menghargai Alina dan mereka bisa menjalani rumah tangga sesungguhnya bukan sandiwara
Joko Medan
yd, alina kmu ikuti az permainn liam. mulai skarang kmu hrus jdi wanita kuat dn smart. jangn mudah cengeng atw emosi. mg smua itu gk mudah, tpi ikuti az alurny.
Joko Medan
cocok kq thor.

sok cuek, sok perhatian. liam liam, awas kau y 😏

lanjut thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!