Tarissa rela menikah dengan Nafandra demi melindungi Keanu dari keluarga Brawijaya. Selian itu dia juga ingin mengungkap kasus kematian Nessa yang kecelakaan itu dibunuh oleh keluarga suaminya.
Suatu hari Tarissa menemukan buku harian milik Nessa yang mencatat banyak sekali rahasia dan misteri yang ada di keluarga Brawijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Bab 33
Tarissa dan Adelia kini berada di kamar Keanu. Sebelum Bi Ani dan Mang Dirman pulang dari pasar induk. Keluarga Brawijaya memang suka dengan sayuran dan buah-buahan yang masih segar dan organik. Jadi dua hari sekali belanja. Berbeda dengan keperluan lainnya yang belanja sebulan sekali.
"Mereka dari kiri ke kanan itu adalah Pak Budiman, Kang Muis, Mang Ujang, dan Bang Marwan. Lalu, yang depan adalah Mbok Darmi, ibu, dan Bi Utari. Dari semua orang ibu lah yang baru sebentar kerja di keluarga Brawijaya dan usianya paling muda karena ibu menikah muda. Keluar sekolah SMA langsung menikah," ucap Adelia.
"Ibu sering bercerita kalau Nyonya Yuniar dan Tuan Bara itu orang yang baik. Jika ibu akan pulang sering dikasih ongkos dan oleh-oleh untuk kami yang ada di kampung. Makanya ibu selalu bekerja keras dengan baik," lanjut gadis itu mengingat kisah yang sering nenek ceritakan kepadanya. Karena ingatan dia samar-samar.
"Ibu pernah cerita kepada nenek, apa seorang wanita hamil diperbolehkan minuman herbal, entah apa itu seperti akar. Karena sepertinya Nyonya keguguran karena minum minuman itu," kata Adelia.
"Apa? Jangan-jangan ramuan herbal itu untuk meluruhkan kandungan. Karena ada yang namanya Rumput Fatimah, itu bisa membuat wanita hamil keguguran," ujar Tarissa yang sempat terkejut.
"Jadi, benar kalau Nyonya itu keguguran karena diberi ramuan?" Adelia tidak menyangka.
"Ya, kemungkinan seperti itu. Karena orang tua dahulu sering minum ramuan herbal itu ketika telat datang bulan atau untuk kecantikan dan awet muda. Tapi, dilarang untuk wanita hamil," jelas istri Nafandra.
"Wah, kalau begitu Mbok Darmi sengaja buat Nyonya Yuniar keguguran!" pekik Adelia.
"Sssssst! Jangan berisik. Ingat, kita bicara harus pelan-pelan agar tidak ada yang ikut mendengarkan. Lalu, kita harus bersikap biasa di depan orang lain," ujar Tarissa dan Adelia langsung membekap mulutnya.
***
Hari semakin sore, Tarissa memeriksa keadaan dapur. Hari ini Mbok Darmi dan Adelia akan memasak cumi asam manis, oseng kangkung, rendang daging ayam, dan sayur bayam. Tarissa lebih suka makan sayuran, berbeda dengan Nafandra yang suka makan seafood. Kalau Mami Ayu makan harus ada menu daging ayam, terserah mau di masak apa.
"Nyonya ada yang perlu kita bantu?" tanya Bi Ani yang sedang membuat jus jambu.
"Aku mau ambil salad buah, Bi," jawab Tarissa menuju ke kulkas.
"Itu agar-agar buah pesanan Den Keanu sudah jadi," ucap Bi Ani lagi.
"Oh, iya, Bi. Terima kasih. Aku akan bawa sekalian," balas Tarissa.
Mbok Darmi sempat melirik kepada Tarissa. Mata mereka sempat bersirobok sejenak karena wanita paruh baya itu segera memalingkan muka.
Sejak ditemukannya kerangka tengkorak Kang Muis, sikap Mbok Darmi jadi berubah. Dia lebih pendiam dan tidak banyak cakap. Biasanya dia suka sekali cari perhatian kepada Tarissa dan Keanu.
Tarissa membawa makanan ke ruang keluarga. Di sana ada Keanu dan Nafandra yang sedang asyik bermain mobil yang dijalankan menggunakan remote control.
"Sayang, lihat agar-agar buah buatan Bi Ani sudah jadi," ucap Tarissa sambil meletakkan piring kecil di depan Keanu. Bocah kecil itu sudah pandai makan sendiri.
Sementara Tarissa makan salad buah bersama dengan Nafandra. Laki-laki itu minta disuapi sama istrinya.
"Mas, sebentar lagi usia Keanu 20 bulan. Apa sebaiknya dia mulai di sapih?" tanya Tarissa.
"Sebelum di sapih, pastikan dia sudah mau minum susu sebagai gantinya," jawab Nafandra.
Ini yang sulit karena Keanu lebih suka susu ASI. Paling satu atau dua kali sehari, itu juga cuma setengah gelas miliknya.
"Mulai nanti malam kalau dia mau susu, aku kasih susu formula saja, ya. Untuk latihan agar terbiasa," kata Tarissa sambil menyuapi suaminya.
Keanu merasa cemburu melihat Tarissa menyuapi Nafandra. Bocah itu lalu duduk dipangkuan ibu sambungnya. Dia juga menatap galak sama ayahnya yang terus saja bicara berdua.
"Mamam sendiri Papa!" kata Keanu yang ucapannya masih cadel.
Nafandra hanya memasang wajah cemberut karena ditegur sama anaknya. Tarissa juga malah tertawa terkekeh.
"Ada apa ini?" Tiba-tiba saja datang Andita ikut duduk di sana. Lalu, di susul oleh Mami Ayu.
"Andra, boleh tidak Mami ikut jalan-jalan ke Thailand bersama dengan teman-teman. Tidak lama, kok, cuma seminggu," kata Mami Ayu begitu duduk di depan Nafandra.
"Tante mau pergi jalan-jalan? Aku juga ingin ikut," lanjut Andita merengek.
"Tumben kamu ingin ikut. Setelah dua bulan lebih sibuk di luar, kini ingat Tante dan ingin ikut jalan-jalan. Kamu sudah bosan main sama teman baru kamu itu?" sindir Mami Ayu.
Andita hanya menyeringai. Dia lalu melirik ke arah Nafandra. Wanita itu masih berpikir bagaimana caranya agar laki-laki itu bisa jatuh ke dalam pelukannya. Setelah menikah dengan Tarissa, Nafandra malah terlihat semakin memesona dan tidak malu bermesraan di depan orang lain.
"Andra, boleh, ya?" Mami Ayu mencoba merayu.
"Tidak boleh. Saat ini keluarga kita sedang jadi sorotan. Banyak orang ingin tahu apa yang terjadi dengan keluarga ini. Terlebih lagi kasus penemuan tengkorak waktu itu masih saja jadi bahan pembicaraan orang-orang di sosial media," balas Nafandra.
Tarissa diam-diam tertawa dalam hatinya. Dia senang melihat Mami Ayu yang cemberut karena tidak diizinkan untuk pergi.
***
Tengah malam, Tarissa melanjutkan lagi membaca buku harian milik Yuniar. Sudah dipastikan kalau wanita itu keguguran akibat dari ramuan herbal yang diberikan oleh Mbok Darmi. Apa tujuan wanita itu melakukan hal yang begitu kejam kepada majikannya. Padahal pembantu itu menjadi orang kepercayaan atau kaki tangan Yuniar.
1 Maret 2001
Emosi aku sudah jauh lebih stabil. Mas Bara selalu memberikan support kepadaku. Betapa beruntungnya aku memiliki suami seperti dia. Awalnya aku tidak mau menikah dengannya. Karena kesalahpahaman orang tua Mas Bara, aku akhirnya menjadi menantu keluarga Brawijaya.
Jika, diingat-ingat lagi itu sangat lucu. Dulu aku sering datang berkunjung ke rumah ini untuk bertemu dengan Budiman. Laki-laki sederhana yang beberapa kali menolong aku.
Sayang sekali takdir tidak menyatukan cinta kita berdua. Meski begitu, aku salut kepada Budiman. Dia bisa mengikhlaskan diriku untuk Bara. Aku selalu berharap dia juga bisa mendapatkan kebahagiaan dari pasangannya.
Hubungan aku dengan Andra sudah ada kemajuan. Meski belum seperti dulu. Setidaknya dia sudah mau melihat ke arahku dan tidak histeris seperti kemarin-kemarin.
2 Maret 2001
Jadwal kunjungan aku ke Dokter Silvana harus tertunda karena dokternya sedang ada tugas ke luar kota. Jadi, jadwal di undur satu hari.
Mas Bara membawa aku ke sebuah danau. Di sana kita duduk berdua. Menghabiskan waktu dengan banyak membicarakan tentang kenangan masa lalu.
Saat aku masuk ke dapur, aku melihat Bi Darmi memasukan sesuatu ke dalam gelas minuman. Entah apa itu? Dan untuk siapa minuman itu?
Lagi-lagi Andra pergi jalan-jalan bersama dengan Ayu. Mereka malah terlihat seperti ibu dan anak. Walau hati ini sakit, aku harus tetap kuat demi kebahagiaan Andra.
3 Maret 2001
Perasaan aku lebih tenang begitu juga dengan pikiran. Tubuh aku terasa ringan juga. Setelah konsultasi dengan Dokter Silvana, aku jadi semakin percaya diri.
Bukan salah aku atas keguguran yang terjadi beberapa waktu lalu. Karena aku selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk calon buah hati aku dan Mas Bara. Aku makan makanan bergizi, minum susu untuk menambah asupan gizi untuk ibu hamil.
Selama ini aku selalu berpikir kalau aku ini ibu yang buruk dan tidak pantas untuk mempunyai anak. Tidak ada kutukan juga yang menimpa diriku. Aku yakin keguguran itu karena suatu sebab. Hati kecilku mengatakan minuman herbal yang sering diberikan oleh Bi Darmi itu yang menjadi masalah pada kehamilanku.
'Sudah aku duga. Keguguran itu disengaja. Tapi, apa tujuan Mbok Darmi melakukan itu kepada Mama Yuniar?' batin Tarissa.
***