Entah mengapa Alisa merasa marah. Tiap kali melihat abangnya berdua bersama Mia. Yang tidak lain teman Amar kuliah. Membuat Alisa merasa aneh dengan perasaanya sendiri. Hingga membuat Alisa selalu gusar tiap kali Amar dekat dengan Mia. Yang sering ikut mengerjakan tugas dirumah. Dan Amar juga sering mengantar nya pulang. Amar juga seperti memberi perhatian lebih pada Mia membuat Alisa cemburu.
" Kenapa sih bang Amar pake mengantar kak Mia. Lagian dia sudah punya sopir yang selalu menjemputnya pulang kan!!" kata Alisa
" Ada apa dengan mu de, abang hanya berbuat baik pada orang lain. Kasihan Mia kalo pulang sendiri malam malam" jawab Amar
" Lalu jika Lisa pulang malam, apa abang akan perduli?" tanya Lisa.Membuat Amar menoleh dan menatap lekat mata gadis cantik di depannya itu. Seakan Amar merasa ada belati yang menusuk dadanya.
" Kau.....!!" kata Amar kaget.
Penasaran baca ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Pesona Dean
Pria itu tersenyum sambil mendekati meja Lisa dan Sani. Lalu ia pun menarik kursi untuk duduk.
" Kak Dean boleh ikut gabungkan?" kata Dean.
" Ya silahkan kak, kok kak Dean bisa ada disini juga. Bukannya kakak harus mengajar anak anak les," kata Sani.
" Nanti jam 4 , sekalian ngajar kalian. Karna tadi kak Dean lagi ada urusan. Jadi ngajarnya yang jam sore sama malam," kata Dean. Sambil matanya melirik Lisa.
Sedangkan Lisa sesekali melihat kearah meja Mia. Yang membuat Sani menyenggol kaki Lisa dari bawah meja. Lalu menatap Sani seakan bertanya.
" Apa kalian sudah pesan," kata Dean.
" Sudah kak, tinggal menunggu di antar. Silah kan kalo kak Dean mau pesan ," kata Sani. Sedangkan Lisa hanya diam mendengarkan obrolan keduanya.
" Apa Lisa sudah paham soal yang kemaren," kata Dean.Mencari perhatian Lisa sambil melihat menu makanan yang akan ia pesan.
" Sudah kak, kok kak Dean sendiri," kata Lisa balik bertanya.
" Ya kak Dean memang masih jomblo, jadi pulang sendiri dari kampus. Apa de Lisa mau menemani kak Dean pulang. Biar ada teman ngobrol di mobil kakak," kata Dean mempromosikan dirinya yang lajang.
Deg....
Lisa langsung menatap Sani. Sedangkan Sani hanya tersenyum simpul. Karna tahu Kak Dean sedang mengoda temannya itu.
" Kalo gue ngak pake nolak Lis, sana kalo mau ikut," kata Sani.
" Eh..terimakasih banyak kak. Kita naik motor berdua kok. Pulangnya juga harus berdua. juga," jawab Lisa menolak sopan.
" Ya kak Dean mengerti. Tidak masalah kok. Kak Dean hanya menawarkan saja. Siapa tahu kalian mau," kata Dean menguji Lisa. Karna ingin tahu bagaimana sikap gadis itu
"Gadis pintar," kata Dean dalam hati. Seraya memberikan kertas pesanan pada pelayan. Untuk menu minuman dan makanannya. Dan tak lama pesanan Lisa dan Sani datang.
" Ini mba, silahkan," kata pelayan. Ketika sudah menata pesanan keduanya di meja.
" Terimakasih mba," kata Lisa.
" Kak, kita makan duluan ya. Lapar nih," kata Sani basa basi.
" Ya silahkan," kata Dean tersenyum.
" Maaf , kami duluan kak," kata Lisa
" Ya ngak apa apa, makan saja" kata Dean tersenyum pada Lisa. Sehingga membuat Lisa sedikit salah tingkah. Karna Dean terlihat memperhatikannya sedari tadi.
Dean yang melihat keduanya makan. Duduk tenang sambil memperhatikan Lisa yang makan dengan lahap. Entah mengapa Dean mulai tertarik dengan gadis di depannya itu. Yang pendiam dan manis, juga imut.
" Lumayan cantik, bisa gue ajak kencan," kata Dean dalam hati. Karna sejak pertama bertemu Lisa. Aura gadis SMA itu cukup menarik perhatiannya. .
" Lisa kita langsung ke tempat les,atau mau main main dulu?" kata Sani.
" Emang kita mau kemana? waktunya sudah mepet buat main San," jawab Lisa.
" Telat dikit ngak masalah, kita bisa selfie selfie di taman depan sana. Ngak apa apa kan kak ," kata Sani menatap Dean.
" Ngak masalah, kak Dean akan tunggu. Apa perlu kak Dean temani," kata Dean santai Sambil tangannya meraih tissue dan melipat lipatnya.
" Ngak perlu kak, kita cuma sebentar kok," kata Sani tersenyum. Menatap cowok keren di depan mereka.
Bagaimana tidak, Sani ingin sekali jalan jalan. Sebelum dirinya dan Lisa berpisah. Karna pastinya mereka akan jarang lagi bertemu.Jika nanti mereka lulus sekolah Karna mereka mengambil jurusan yang berbeda.
" Ya sudah hati hati, hari ini makanannya biar kak Dean yang bayar. Anggap saja kak Dean traktir kalian. Karna sudah menemani kak Dean makan," kata Dean.
" Hah serius kak, Lis...berarti uang yang buat traktir gue, bisa buat kita beli es krim sultan kan" bisik Sani pada Lisa
" Hmm...." kata Lisa mengangguk.
" Terimakasih kak, sudah mentraktir kita makan. Semoga kak Dean berlimpah rezeki," kata Lisa tersenyum.
" Sama sama" kata Dean tersenyum. Ketika seorang pelayan. Mengantar pesanan nya.," Terimakasih mba," kata Dean yang lalu dianggukan si pelayan.Setelah itu pelayan meninggalkan ketiganya makan siang.
*****************
Disisi lain Amar dan Zain sedang makan siang tidak jauh dari kantor Zain. Karna tadi Zain ingin bicara pada Amar
" Cepat atau lambat ia akan tahu mar, aku ingin kau mengatakannya. Sebelum Lisa tahu siapa dirimu. Aku tidak ingin dia bingung dengan semua ini," kata Zain menatap Amar.
" Aku sudah berjanji akan mengatakannya kan Zain.Tunggu lah sebulan lagi. Aku ingin menunggu Lisa selesai ujian," kata Amar
" Huh ...apa itu tidak terlalu lama Mar," kata Zain.
" Tidak Zain, aku akan menelpon ade nanti malam. Tolong jaga dia," kata Amar.
" Dia adikku, aku pasti akan menjaganya. Kau pikirkan saja dirimu. Apa kau tidak punya masalah pada mami dan papi. Aku harap kau bisa cepat beradaptasi dirumah. Biar mereka senang," kata Zain
" Itu pasti ," kata Amar yang mulai terbiasa dengan kehidupan barunya.
" Baguslah, tidak ada masalah bagi kita. Anggap saja kita ini bersaudara" kata Zain. Karna memang mereka tidak pernah tahu misteri takdir yang Allah inginkan.
" Ya , aku harap ade baik baik saja. Ajari dia belajar, bila kau punya waktu," kata Amar
" Ya.....aku tahu itu. Dan kau tak perlu. Khawatir. Aku tahu kewajibanku Mar. Lisa tanggung jawabku sekarang. Lepas ayah masih ada atau tidak ada. Aku adalah walinya yang kedua," kata Zain. Sambil menyesap orange jus nya.
" Ya ," kata Amar yang menghela nafas kasar. Sambil meminum air mineralnya. Lalu ia meneguknya sampai habis.
" Apa kau tidak ingin bekerja di kantor papi Mar?" tanya Zain.
" Entahlah, aku selesaikan dulu urusan ku di bengkel dan dikampus. Baru aku memikirkan yang lain," kata Amar.
" Terserah kau saja, tapi kau jangan lupa. Kantor itu warisan papi untukmu. Sebagai anak tunggalnya. Kau harus bisa melanjut kan usahanya," kata Zain.
" Lalu kau?" kata Amar menatap Zain lekat
" Aku tetap berstatus karyawan disana. Dan aku bersedia membantu mu. Lagi pula itu usaha papi dari nol. Cepat atau lambat, kau harus tetap menggantikannya," kata Zain
" Hmm....akan aku pikirkan," kata Amar.
" Ya sudah, aku akan kembali ke kantor pembayarannya masuk ketagihan ku. Jadi kau tidak perlu membayarnya," kata Zain bangkit dari tempat duduknya.
" Ok terimakasih, sampai ketemu lagi.," kata Amar ikut beranjak dari tempat duduknya. Lalu keduanya keluar bersama dari restoran mewah itu, menuju parkiran dan kendaraan masing masing. Amar yang masih memakai motornya. Lebih dulu pergi meninggalkan mobil Zain. Sedangkan Zain kembali ke kantornya.
****************
Di sisi lain Lisa dan Sani sedang asyik duduk di taman. Sambil menunggu waktu jam les mereka. Karna keduanya ingin menikmati masa bebas berduaan. Saat selesai ulangan harian. Agar tidak bete di rumah.
" Ya ampun seger banget rasanya Lis, apa lagi kita duduk menghadap jalan. Angin nya Sepoi sepoi sembari melihat lalu lintas di depan sana," kata Sani senang. Sambil menjilati es krim yang mereka beli.
" Ya lama kita ngak nongkrong. Sekali kali kita ajak anak anak juga," kata Lisa
" Nanti juga ada waktunya Lis, kita akan bikin acara pesta perpisahan," kata Sani.
" Dan Aku ingin kita cepat lulus dan cepat kuliah biar bisa nyari gebetan Lis. Tapi itu ... lihat bukannya itu motornya bang Amar !!" kata Sani menunjuk motor yang melaju pelan diantara kendaraan lain.
" Hah.. mana?" kata Lisa mengikuti arah motor yang di tunjuk Sani. Dan benar saja terlihat motor yang sangat Lisa kenal.
" Astaga...bukannya bang Amar keluar kota," kata Lisa.
" Hah keluar kota....ngapain bambang tampan ku itu keluar kota ," kata Sani.
" Sani...!!" kata Lisa.
" Ya ade ipar," kata Sani terkekeh. Membuat Lisa mendelik. Sambil bertanya tanya dalam hati. Siapa orang yang membawa motor abangnya itu.
Sudahlah memanfaatkan kebaikan Amar eh lama lama kok ga tau diri ga sadar diri juga ya
Kaya dah putus urat malunya si Mia
Semoga Ade sukses ya kuliah di LN
Bila sewaktu sewaktu ditinggal orang terkasih / pasangan, dunianya tak runtuh seketika
Apakah Amar dengar percakapan Lisa yang mau kuliah di Australia, terus mulai gamang pikirannya, otaknya terusik?
Pulang pulang dah sukses
Biarin aja Amar ngrasa kehilangan kamu
Mending fokus belajar raih cita cita, asah skill
Nikmati masa muda tuk hal hal berguna
Edan tenan, berbuat dosanya sama Hans, kok menjerat Amar tuk tanggung jawab
Siap siap jadi bom waktu
Terimakasihh🥰🥰
Bisa gegeran ujung ujungnya
Terlalu baik apa terlalu naif Amar?
Gimana nanti reaksi ayah bundanya juga Amar