Oh My Boss

Acara pun di mulai. Rino sebagai pemilik perusahaan memberikan sambutan dan beberapa patah kata. Ia menceritakan perjalanan perusahaannya dari nol sampai bisa sesukses ini. Ia juga mengenalkan anak-anaknya kepada semua tamu undangan. Rino dengan bangga memperkenalkan kedua anak lelakinya.

"Si kakak ini lebih tegas dan keras kepala. Tapi dia sangat bertanggung jawab dalam pekerjaannya."

"Kalau si adik, dia lebih lembut dan penyayang, tapi dia juga sangat bertanggung jawab dalam pekerjaan."

Prokkk.. Prokkk.. Prokkkk...

Tepuk tangan memenuhi ruangan tersebut. Beberapa dari tamu tersebut memuji dan mengagumi Rino yang dinilai sangat berhasil dalam mendidik kedua putranya.

"Ada satu pengumuman lagi." imbuh Rino.

"Malam hari ini, juga merupakan malam bahagia bagi saya sebagai orang tua. Karena anak saya, Reza, akan segera bertunangan dengan anak Pak Rendra, Silvi." lanjut Rino.

"Wow.." tentu saja pengumuman itu membuat semuanya kaget termasuk Reza sendiri. Dia sama sekali tidak tahu mengenai pertunangan itu. Ia juga merasa tidak mengenal wanita akan bertunangan dengan dirinya.

"Papa apaan sih?" bisik Reza yang merasa kesal dengan tindakan papanya yang semena-mena.

"Silvi, silahkan kesini nak!" Rino memanggil Silvi untuk segera mendekat.

Dengan langkah anggun, Silvi berjalan mendekati Rino dan juga Reza. Senyuman manis terlukis di wajah cantiknya. "Ini Silvi, calon menantu saya." Rino kembali memperkenalkan Silvi kepada semua orang.

"Pa!!" seru Reza. Ia tak bisa lagi menahan amarahnya. Apalagi saat ia melihat Riska yang tiba-tiba pergi meninggalkan tempat acara tersebut.

Reza pun segera menyusul Riska. Ia meninggalkan acara tersebut dan sempat membuat kegaduhan. Namun dengan cepat Rino bisa menstabilkan suasana kembali.

"Kamu tenang saja, pertunangan kalian akan tetap terlaksana." kata Rino kepada Silvi.

Silvi pun hanya menganggukan kepalanya sembari kembali tersenyum. Tentu saja kejadian itu juga membuat Shaka kaget. Ia tak menyangka papanya akan melakukan hal tersebut. Ia tahu jika kakaknya tidak setuju dengan rencana pertunangan tersebut. Ia juga menebak jika wanita yang Reza kejar itu adalah kekasih Reza.

Shaka berjalan mendekati Aiko dan juga David. Wajahnya masih nampak kebingungan. "Aku nggak nyangka papa akan melakukan hal itu." ucapnya masih kebingungan.

"Aku pikir dia anak kesayangan papa. Aku pikir papa akan turuti semua kemauan dia. Tapi ternyata dia yang harus nuruti kemauan papa." imbuh Shaka. Ia mulai merasa iba dengan kakaknya.

"Apa papa kamu juga akan melakukan hal itu ke kamu?" tanya Aiko. Ia juga takut jika Shaka akan mengalami hal yang sama seperti kakaknya.

Shaka terdiam. Ia tidak berani berspekulasi. Karena dia tidak bisa menebak apa yang papanya pikirkan. Bisa saja itu terjadi. Bisa saja tidak.

Namun Shaka tidak mau membuat Aiko takut. Ia menatap Aiko sembari tersenyum. "Jika itu terjadi, aku akan bawa kamu kawin lari." katanya.

"Nikah dulu baru kawin." sahut David.

"Diem." seru Shaka. Ia kesal karena David merusak suasana.

Tak lama setelah mereka mengobrol. Tiba-tiba Dewi datang. Ia menyapa Aiko dengan ramah dan juga menyapa David. "Hai Ai, gimana kabar kamu?"

"Baik, bu Dewi sendiri gimana?"

"Baik juga." jawab Dewi dengan wajah dan senyum ramah. Entah itu tulus atau tidak.

"Hai, kamu temennya Shaka kan?" Dewi menyapa David.

"Yes, kamu masih inget aku." jawab David.

Mereka berempat mengobrol dengan gembira. Sampai lupa waktu. Dan juga terlalu banyak minum. "Ayo pulang!" kata Shaka.

"Aku masih mau minum.." Aiko sudah mabuk.

Namun Shaka mengambil gelas yang hendak ditenggak oleh Aiko. Ia memapah Aiko ke mobil karena Aiko sudah mabuk dan berjalan sempoyongan. Pada saat itu para tamu undangan sudah pada pulang.

"Jangan pegang aku!" Aiko mendorong Shaka. Namun Shaka tidak melepaskannya.

"Jangan pegang aku! Kamu pembohong.."

"Jangan mentang-mentang kamu ganteng, kamu bisa deketin semua wanita! Cuma aku wanita yang paling cantik." karena sudah mabuk membuat Aiko bicara kacau. Namun, perkataan itu membuat Shaka dan David tersenyum.

"Kalau kamu berani selingkuh. Aku nggak mau ketemu kamu lagi.." imbuh Aiko.

"Nggak akan." jawab Shaka.

Ia membawa Aiko masuk ke mobilnya. Ia juga meminta David untuk menyetir sementara ia dan Aiko duduk di kursi belakang. "Shaka? Kamu dilarang genit ke wanita lain!" ucap Aiko lagi.

Shaka kembali tersenyum. Padahal jika dalam keadaan sadar. Aiko tidak akan mungkin bicara seperti itu. Ia akan memendam perasaannya sendiri. "Kamu hanya milik aku." Aiko menyentuh wajah Shaka.

"Wanita-wanita itu tidak cantik. Cuma aku yang cantik." Aiko terus bicara dalam keadaan mabuk.

"Kamu cinta nggak sama aku? Jawab!" Aiko menangkup wajah Shaka dengan kedua tangannya.

"Iya."

"Bohong.." tiba-tiba Aiko mendorong Shaka.

"Kalau kamu cinta, kamu nggak akan peduliin wanita lain."

"Kapan aku peduliin wanita lain?" tanya Shaka.

"Kamu tadi ngobrol sama Dewi sambil senyum-senyum. Kamu nggak cinta sama aku. Uhh.." Aiko kembali mendorong Shaka.

Bukan hanya Shaka, namun juga David yang tersenyum melihat tingkah Aiko saat mabuk. "Manjain aja dia. Kalau dia sadar, dia nggak akan lagi menggemaskan seperti itu." kata David sembari tersenyum kecil. Namun ia tetap fokus mengemudi.

"Kamu nggak cinta.. Nggak cinta, aku benci.." Aiko memunggungi Shaka. Namun ia tidak bisa duduk dengan tegak karena mabuk.

"Cinta. Cuma kamu wanita yang aku cintai." Shaka menarik Aiko ke dalam pelukannya. Meskipun Aiko terus saja meronta.

Shaka menuntun Aiko sampai ke depan rumahnya. Karena ia tak tega membiarkan Aiko berjalan sendiri. Beberapa kali ia mengetuk pintu. Tok. Tok. Tok. Tok.

"Bentar.." terdengar suara ibunya Aiko dari dalam rumah.

Ibunya kaget melihat Aiko yang mabuk. "Aiko, kenapa kamu mabuk?" seru ibunya. Ia merasa kesal karena anak perempuannya berani mabuk.

"Maaf bu, aku yang kurang perhatiin Aiko.." sahut Shaka. Ia tidak membiarkan kekasihnya dimarahin, meskipun oleh ibunya sendiri.

"Ya udah, kamu bantu bawa Aiko ke kamar ya! Mumpung ayahnya belum pulang." Shaka segera menuntun Aiko ke kamarnya. Setelah sekian lama, ia kembali masuk ke kamar itu. Suasana dan kondisi kamar Aiko masih sama seperti dulu.

Namun, setelah menyelimuti Aiko. Shaka segera pamit. Diluar masih ada David yang menunggunya. Dan ia takut kena omel ibunya Aiko juga karena membiarkan Aiko mabuk.

"Buk aku pamit dulu!" katanya.

"Iya, makasih ya Ka.." Shaka menganggukan kepalanya kemudian ia meninggalkan rumah kekasihnya itu.

Sampai di mobil. Shaka mendapat sindirian dari David. "Nggak nginep?" katanya.

"Belum waktunya." David segera melajukan mobilnya setelah Shaka masuk ke dalam mobil.

"Gimana ya reaksi Aiko setelah sadar besok?" David menyerahkan ponselnya ke Shaka. Ternyata secara diam-diam ia David merekam kejadian di mobil tadi.

Senyuman mengembang di wajah tampan Shaka. Dia kemudian mengirim video itu ke ponselnya. "Hapus!" katanya, ia memghapus video tersebut karena takut disalahgunakan David untuk menggoda Aiko.

"Ah, nggak seru ah.." gerutu David.

"Dia pacarku, jadi dia juga bos kamu. Jangan main-main!" ucap Shaka yang membuat David memutar bola matanya.