“Ayo menikah! Setelah satu tahun mari kita berpisah!” —Arcelio Alexander.
“Oke kalau itu yang Bapak mau. Tapi setelah menikah saya tidak mau tidur satu ranjang dengan Bapak!” — Keyla Putri.
Keyla Putri terpaksa menerima perjodohan dan menikah dengan gurunya sendiri demi menyelamatkan perusahaan ayahnya yang terancam bangkrut.
Bagaimana kehidupan rumah tangga Keyla dan Lio setelah mereka menikah? Mengingat Lio adalah guru paling dingin dan menyebalkan di matanya.
Akankah tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29
Keyla menggigit bibir Lio hingga berdarah, berharap jika ciuman itu segera berakhir. Namun, Lio malah semakin mendorong tubuhnya hingga tidak bisa bergerak.
Kedua tangan Lio, menahan tengkuk leher Keyla agar ciuman mereka tidak terlepas. Gigitan Keyla semakin kuat begitupun dengan Lio yang juga menggigit bibir bawahnya.
Ciuman itu menjadi ciuman dengan aroma darah bercampur perih yang menyakitkan untuk Keyla. Bahkan belum ada tanda-tanda dari Lio yang ingin mengakhirinya.
"Buka bibir kamu kalau nggak mau saya menggigitnya lagi." nafas Lio mulai memburu nafas memburu. Tatapannya penuh dengan gairah melihat Keyla yang mulai tak berdaya di hadapannya ini.
Kesal karena diabaikan, Lio kembali melabuhkan ciuman. Bahkan menggigit kembali bibir berwarna pink menggoda itu sampai membuat Keyla memekik kesakitan. Lalu dengan cepat, Lio memasukkan li dahnya ke dalam sana.
Tubuh Keyla melemas seketika. Ini adalah pertama kali baginya. Diperlakukan seperti gadis mura han oleh guru sekaligus calon suaminya sendiri.
Meski Keyla merasakan, ciuman Lio tak kasar seperti tadi dan berubah menjadi sedikit lembut.
"Kamu bodoh, Key!" batin Keyla menjerit. Bibirnya terus menolak, tapi tubuhnya seakan menerima perlakuan Lio.
Cukup lama Lio melakukan itu pada Keyla. Sayangnya, Keyla hanya diam tanpa membalasnya sama sekali.
"Saya nggak suka melihat kamu dekat-dekat dengan Kevin. Dia itu cowok nggak bener," ucap Lio sembari mengusap sudut bibir Keyla. Ada rasa sedikit bersalah di hatinya karena sudah membuat bibir manis itu berdarah dan bengkak.
Tapi, Lio tetaplah Lio. Dia tidak akan semudah itu meminta maaf. Baginya semua salah Keyla. Sudah memancing kemarahannya.
Keyla mendengus.
Ia mendongak menatap Lio dengan tatapan mata penuh kebencian. "Terus kalau Kevin cowok nggak bener, yang Bapak lakukan baru saja apa? Yang tiba-tiba mencium muridnya sendiri di ruangan sepi seperti ini?" Keyla membalik ucapan Lio.
Sesekali guru killer menyebalkan ini memang harus diberikan pelajaran.
Keyla menyilang kan tangan, menunggu jawaban dari Lio yang malah terdiam mematung tanpa berani berucap.
"Itu berbeda, Key. Kamu itu—"
"Bapak nggak bisa jawab 'kan?!" seru Keyla memotong ucapan Lio. Rasa kecewa mendalam terlihat di wajahnya. "Minggir! Saya mau lanjut makan bakso, keburu dingin!"
Keyla mendorong Lio. Ia lalu melangkahkan kakinya hendak keluar dari ruangan itu.
Langkahnya terhenti mendengar ucapan Lio yang begitu menggelitik di telinganya. "Saya calon suami kamu. Sedangkan Kevin dia bukan siapa-siapa!" Lio mengeraskan rahangnya dengan tangan terkepal kuat.
Kata calon suami membuat telinganya geli. Lio ingin sekali membenturkan kepalanya di dinding saat ini. Bisa-bisanya i mengatakan itu dengan lantang tanpa malu sama sekali. Benar-benar menggelikan!
"Baru calon suami. Belum jadi suami beneran 'kan?" Keyla menyeringai tipis diiringi senyum seolah-olah mengejek Lio. "Sebelum janur kuning melengkung dan tenda biru berdiri, saya masih bebas dekat dengan siapapun. Termasuk Kevin," ucap Keyla lagi, berhasil membuat Lio terpojokkan.
Lio sudah seperti kucing yang ketahuan mencuri dan kepergok majikannya sendiri. Mau melawan pun, Lio tak bisa.
Lio pikir, Keyla tidak akan menjawab semua ucapannya. Ternyata, Lio salah. Keyla adalah gadis yang cerdas.
"Oh, jadi kamu mau cepat-cepat nikah sama saya? Biar nggak lirik kanan kiri dan dekat pria lain, hum?" Lio berjalan mendekati Keyla, mendorong pintu yang sedikit terbuka itu. Kemudian menarik pergelangan Keyla dan memojokkan gadis itu ke belakang pintu.
Keyla langsung memalingkan wajahnya ke samping saat kedua tangan Lio mengunci pergerakannya. Meletakkan kedua tangan kekarnya di sisi kanan kiri tubuh Keyla.
Berada di posisi sedekat itu, Membuat Keyla gugup. Jantungnya seakan ingin melompat ke tenggorokannya. "B-bapak mau apa? Jauh-jauh sana!" usir Keyla.
Lio menyunggingkan senyuman iblis nya. Melihat raut wajah Keyla yang ketakutan seperti ini malah semakin terlihat menggemaskan di matanya.
"Menurut kamu saya mau apa?" Lio balik bertanya dengan sorot mata tajam yang tak berpaling sedikitpun dari Keyla.
"Ya nggak tahu. Kenapa malah nanya?!" pekik Keyla mencoba memberontak.
"Gimana kalau kita nikah sekarang? Nggak usah nunggu minggu depan, kelamaan." ucapan Lio sontak membuat Keyla tercengang dengan kedua mata membulat sempurna.
"A-apa Bapak bilang, nikah? Sekarang?!" seru Keyla.
