Queen Of Mafia

Perlahan aslan membuka matanya, dia sudah sadar.

Aslan sadar dia pasti di rumah sakit, namun dahinya seketika berkerut saat dia ingin menggerakkan tangan terasa seperti ada yang menindih tangan nya sehingga dia perlahan menengok ke bawah.

DEG.

" Dia ". Gumam aslan pelan terkejut mendapati caca tertidur dengan posisi duduk di kursi samping ranjangnya dan kepala caca sedang menindih tangannya.

" Biarkan dia tidur, dia tidak tidur semalaman karena menjagamu yang tiba-tiba demam tinggi ".

Aslan menoleh ke arah sumber suara yang sangat dia kenali, ya adisty baru saja menghampiri aslan.

" Ibu ". Ucap aslan dengan suara pelan.

" Istirahatlah ". Ucap adisty dengan lembut.

Aslan kembali menatap caca walaupun wajah caca tidak terlihat oleh nya karena caca menghadap ke arah berlawanan.

" Sejak kapan dia disini ? ". Tanya aslan pelan takut mengusik tidur caca.

" Dari kemarin sore, kamu tidak sadar 2 hari jadi ibu pikir caca mungkin bisa membantu agar kamu segera sadar ". Jawab adisty.

Tiba-tiba aslan menyadari sesuatu, dia menatap ibunya dengan tatapan penuh selidik.

" Kapan ibu mengenalnya ? Ibu juga tau namanya ? ".

Adisty tersenyum mendengarkan pertanyaan aslan, sedari tadi ternyata aslan tidak sadar dan baru menyadari hal tersebut.

" Ceritanya panjang istirahatlah bersamanya, ibu akan kembali nanti sore, ghea meminta ibu membantunya membuatkan masakan untuk kalian berdua ".

Sebelum aslan bertanya lagi, adisty langsung pergi berharap aslan dan caca bisa beristirahat sampai dia kembali nanti sore karena sekarang masih jam 8 pagi.

Namun sebuah pergerakan dari caca membuat aslan langsung menutup matanya berpura-pura tidur.

" Euggh ".

Caca terbangun dari tidur nyenyak nya, setelah kematian kedua orang tuanya caca hampir tidak pernah tertidur senyenyak ini, ya bisa di bilang ini pertama kali dia bisa tidur sangat nyenyak seakan tidak memiliki beban di pundaknya.

" Dia belum sadar juga ? ". Ucap caca dengan suara serak khas orang baru bangun tidur sembari menatap aslan yang tanpa dia sadari sedang pura-pura tidur.

Tapi ternyata aslan salah besar, caca langsung menyadari bahwa aslan nyatanya sudah sadar dan pura-pura tidur.

" Buka matamu, kau tidak pandai berbohong ".

Deg.

Aslan jelas terkejut, perlahan dia membuka matanya tapi tatapannya sangat lekat menatap caca.

" Kenapa ? ". Tanya aslan membingungkan.

" Kenapa apanya ? ". Caca malah balik bertanya.

" Tidak ". Ujar aslan dengan cepat.

Dahi caca berkerut, aslan sangat aneh menurutnya, bertanya kenapa setelah itu mengatakan tidak ketika di tanya balik.

" Apa kau lapar ? ". Tanya caca mengejutkan aslan.

Sebenarnya caca begitu canggung bertanya seperti ini, apa yang dia lakukan saat ini seakan tidak mencerminkan dirinya seperti biasanya.

" Di tanya malah begong ".

" Ya sudah, aku bersihkan diri dulu trus beli sarapan sebentar ".

" Kamu diam dan tunggu saja disini, panggil suster jika butuh apa-apa selama aku pergi ".

Jantung aslan berdetak cepat, dimana sikap dingin caca ? Dimana sikap cuek caca ? Sikap caca kenapa bisa tiba-tiba berubah padanya pikir aslan benar-benar terkejut.

" Ada apa dengannya ? ". Gumam aslan menatap punggung caca yang baru saja menghilang di balik pintu.

Beberapa menit kemudian setelah caca pergi membeli sarapan, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam ruang rawat aslan, menyadari hal itu aslan mengira yang masuk adalah caca tapi ternyata dia salah, seorang wanita asing masuk dan mulai mendekatinya.

" Siapa kamu ? ". Tanya aslan dengan tatapan dingin, dia begitu tenang tapi tetap waspada.

" Saya chloe georgia putri tuan rudi fernandes, salam kenal tuan aslan ". Jawab wanita itu dengan gaya centil ternyata dia adalah chloe.

" Dimana radit sialan itu ! Kenapa dia membiarkan wanita gila ini masuk ! ". Batin aslan sangat marah.

Sikap aslan terlihat sangat dingin, tapi hal itu tidak mengurungkan niat chloe untuk mendekati aslan karna dia sudah tau aslan akan bersikap seperti ini sejak awal.

" Apa tujuan anda menemui saya ? Bahkan saya tidak mengenal anda ". Tanya aslan dengan wajah datarnya.

" Dan bagaimana anda bisa tau saya disini ? ".

Dengan gerakan centilnya chloe malah merapihkan pakaiannya, dia malah duduk di kursi yang tadi caca tempati di sisi ranjang aslan di iringi senyuman centilnya.

" Aku tau tempat ini dari tuan radit dengan bantuan ayahku, aku datang kesini karna aku sangat khawatir saat tau anda sakit ". Jawab chloe dengan wajah sedih yang jelas di buat-buat olehnya dan sangat di sadari oleh aslan.

" Cih ! Radit awas saja kau ". Batin aslan mengumpat kesal radit berani melakukan hal ini tanpa persetujuan darinya.

Tiba-tiba chloe mengulurkan tangannya berniat memegang tangan aslan tapi dengan cepat aslan menepisnya dan langsung menatap chloe dengan tatapan tajam.

" Bersikap lah sopan jika anda tidak ingin kehilangan tangan anda ! ". Ucap aslan berusaha menahan emosinya, dia paling benci di pegang wanita asing seperti chloe, tapi beda lagi jika caca yang melakukannya.

Chloe langsung menarik tangannya, meremas jari-jarinya ketakutan dengan ancaman aslan barusan.

Tapi tiba-tiba tak terduga chloe berdiri dan langsung memeluk aslan, bertepatan pintu ruangan aslan terbuka dan ternyata caca yang masuk ke dalam sana sambil menenteng 2 kantong plastik berisikan sarapan untuk mereka berdua yang baru saja dia beli.

" Tolong jangan bersikap seperti ini hiks, aku sangat mencintaimu ". Ucap chloe tiba-tiba menangis dan mengatakan hal yang tidak terduga dan di dengar jelas sama caca.

" Caca ". Aslan terkejut seakan dia baru saja terciduk selingkuh di belakang caca.

" Cih ". Decihan pelan keluar dari mulut caca saat mendapati aslan ternyata sedang berduaan dengan seorang wanita yang dia yakin adalah kekasihnya aslan.

Mendengarkan ada suara seseorang berbicara di belakang sana, chloe melepaskan pelukannya dari aslan, dia menatap tajam caca namun caca tidak menanggapinya.

" Aku akan menaruh sarapan ini di meja, panggil suster jika kau ingin sarapan ".

Caca berjalan mendekati meja kemudian meletakkan sarapan yang dia beli di atas sana, dengan cepat dia keluar dari ruangan itu karena dia tidak ingin mengganggu aslan.

Ceklek.

Setelah caca keluar, aslan mengarahkan tatapan tajam pada chloe sehingga chloe gugup ketakutan.

" CIH ! ".

" RAAAAADIT !!! ".

BRAK.

Mendengarkan aslan berteriak memanggil namanya, radit masuk ke dalam ruangan itu mengira telah terjadi sesuatu yang buruk pada aslan, namun ketika dia berdiri di hadapan aslan, dia malah mendapati aslan sedang menatapnya dengan tatapan membunuh.

" CEPAT KELUARKAN WANITA GILA INI DARI SINI SEBELUM AKU MEMBUNUHMU SIALAN ! ".

DEG.

" Nona chloe, ayo kita keluar dari sini sebelum tuan aslan semakin marah ".

Dengan cepat radit membawa chloe keluar dari ruangan itu, aslan pun memejamkan matanya menahan emosi yang telah meluap-luap karena kehadiran chloe, pikirannya di penuhi wajah caca, dia yakin caca sangat kecewa dan salah paham padanya karena kejadian tak terduga ini.

Sedangkan di luar sana, caca langsung melajukan mobilnya meninggalkan area rumah sakit tersebut.

" Kenapa dia tidak bilang kalau kekasihnya akan datang ? Apa dia sengaja ingin menjebak ku ? ".

" Kenapa juga ibunya ingin aku menjaganya kalau ternyata dia sudah punya kekasih ? Dasar keluarga gila ! ".

Entah kenapa melihat aslan di peluk sama wanita lain hatinya terasa sakit, padahal mereka berdua tidak memiliki hubungan spesial, tapi rasa sakit ini terlalu nyata bagi caca.

Apa caca belum menyadari perasaannya ? Jelas sakit hati yang dia rasakan saat ini bisa terjadi karena rasa cemburu, aslan saja sudah menyadari perasaannya pada caca bahwa dia sudah menyukai bahkan menaruh perasaan cinta pada caca, tapi sampai saat ini caca sepertinya belum menyadari perasaannya.

Akhirnya dia kembali pulang ke mansion, dia tidak ingin menemui aslan lagi dengan alasan tidak ingin kekasih aslan salah paham, tapi dia tidak tau bahwa dia nyatanya hanya salah paham saja.