"Ini surat pengunduran diri saya tuan." Laura menyodorkan sebuah amplop pada atasanya. "Kenapa Laura? Apa yang harus saya katakan jika tuan Jimmy datang?" Ucap kepala bagian yang menerima surat pengunduran diri dari Laura. wanita bernama Laura itu tersenyum, "Tidak perlu jelaskan apapun Tuan, di dalam surat itu sudah ada penjelasan kenapa saya resign." Setelah dua tahun lebih bekerja di perusahaan besar, dengan terpaksa Laura chow mengundurkan diri karena suatu hal yang tidak memungkinkan dirinya harus bertahan. Lalu bagaimana dengan atasanya yang bernama Jimmy itu saat tahu sekertaris yang selama ini dia andalkan tiba-tiba resign?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Celine balik diserang
"Hey kau!!"
Celine menoleh kebelakang, terlihat seorang gadis berlari kearahnya sambil membawa sebuah kayu.
Bugh
Belum sempat menghindar lengan Celine sudah mencium kayu yang dibawa Amalia.
"Siapa kau wanita gila!!"
Bugh
Akhh!!
Celine menjerit dan langsung melepaskan tangannya dari leher Laura.
"Rasakan! Wanita jahat!!"
"Stop!! Akkhh!!" Celine mengaduh sambil menutupi wajahnya agar tidak kena pukulan kayu yang secara brutal memukulinya.
Amalia sekuat tenaga memukuli segala arah ditubuh Celine, tidak peduli jika wanita itu mengaduh kesakitan.
"Lia, su-dah." Laura terbatuk-batuk merasakan sesak dadanya yang sulit bernapas.
"Tapi mbak-"
Bruk
"Hey, sialan kau wanita gila!" Maki Amalia yang tubuhnya didorong Celine sampai jatuh.
Kesempatan Celine kabur dengan lari yang tertatih-tatih. Tubuhnya terasa remuk.
"Mbak kamu tidak apa-apa." Amalia langsung berdiri dan mendekati Laura yang bersandar di pintu, wajahnya memerah lehernya terdapat beberapa bekas kuku Celine yang menancap.
Melihat Laura yang sepertinya kesulitan bernapas, Amalia membawa Laura masuk kedalam dan mengunci pintu, matanya sudah berkaca-kaca melihat wajah Laura yang terlihat begitu menyedihkan.
"Aku panggil dokter mbak, tunggu disini." Gumamnya dengan pandangan yang rabun tertutup cairan yang megembun di kedua matanya.
Amalia mengambil ponselnya, menghubungi kakaknya untuk meminta tolong memanggilkan dokter, karena Amalia tidak memiliki nomor dokter terdekat.
Laura berbaring disofa panjang dengan lemah matanya mengalir cairan bening hingga terdengar suara Isak tangis.
Sungguh ia tidak berpikir jika akan diperlakukan Celine istri sah Jimmy seperti ini. Beruntung Amalia datang sehingga dirinya bisa lolos dari amukan Celine.
"Maafkan ibu nak," Gumamnya lirih dengan rasa sesak yang menjalar ke seluruh tubuh begitu menyakitkan.
*
*
"Arrghh, sialan!!" Celine menjerit meluapkan kemarahannya didalam mobil, tatapan matanya menyiratkan sebuah dendam saat membayangkan perut Laura yang membuncit. Rasa marah dan sakit menjadi satu membuatnya begitu membenci Laura yang berani mengandung benih Jimmy, suaminya yang ia cintai.
"Aku tidak akan membiarkan kalian hidup dengan tenang, Jimmy milikku suamiku." Lirihnya dengan seringai di bibirnya.
"Shhh, sialan!!" Celine mendesis saat merasakan lengan dan tubuhnya yang terasa sakit akibat pukulan bertubi-tubi.
"Untuk kali ini kau bisa Lolos, tapi tidak untuk kedua kali." Gumamnya dengan tatapan penuh kebencian.
Dua tahun akan menjadi sia-sia jika Jimmy menemukan Laura dan mengetahui jika wanita itu hamil darah dagingnya. Selama dua tahun Celine menyembunyikan kebenaran jika dirinyalah yang mandul dan tidak akan bisa memiliki anak sampai kapan pun. Hanya Jimmy suaminya yang mencintainya hanya Jimmy yang akan membuatnya bahagia menjadi wanita paling beruntung, meskipun harus membohongi jika Jimmylah yang mandul. Semua Celine lakukan karena tidak ingin kehilangan Jimmy. Celine tidak ingin Jimmy meninggalkannya hanya karena dirinya mandul.
"Jimmy kau hanya milikku, tidak akan ada yang bisa merebut mu dariku."
*
*
"Apa yang terjadi Lia!" Arman begitu terkejut saat Amalia menelpon dan mengatakan kejadian di mana Laura diserang oleh seorang wanita yang tak di kenal.
"Aku tidak tahu kak siapa wanita itu, tapi mungkin Mbak Laura mengenali wanita itu, dia memiliki wajah bule." Tutur Amalia, mengingat wajah Celine yang seperti turis luar negeri.
Keduanya menunggu Laura yang sedang di periksa dokter. Beruntung Arman sudah menyelesaikan pekerjaannya, ia datang menggunakan motornya karena mobilnya sendiri sudah ia kembalikan ke pemiliknya.
"Kita tunggu saja, Laura bercerita." ucap Arman yang diangguki Amalia.
Melihat keadaan Laura membuat kakak adik itu cemas, apalagi ada janin yang tumbuh di dalam rahim wanita itu.
"Semoga dia tidak apa-apa."