NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta yang memabukkan

Saat waktu bersantai, Indah duduk di sofa dengan kakinya yang berada diatas kursi tepat dihadapannya. Ia duduk dengan bersandar pada sandara kursi, seraya membaca buku tentang parenting dalam mengurus buah hati. Sebagai calon ibu baru, Indah tentu saja belum ada pengalaman sama sekali, mengingat ini adalah kali pertamanya ia memiliki anak. Apalagi ia tengah mengandung anak kembar, Indah hanya membayangkan, betapa menyenangkannya memiliki dua anak sekaligus. Ia juga membayangkan, akan kelucuan anak anaknya nanti. Terlihat saat ia membaca buku tersebut seraya mengelus elus perutnya, bibirnya pun terus mengulas senyum. 

Dan saat itu, Dimas tengah ada kepentingan diluar rumah bersama Romi. Indah sangat menikmati quality time tanpa suaminya, namun tak bisa ia pungkiri. Ia juga merasa gelisah karna dimas sudah hampir satu hari full tak berada dirumah. Mata Indah melirik pada jam dinding dihadapannya, waktu menunjukan pukul empat sore. 

"Ini papa kalian kemana ya, kok jam segini belum pulang juga" Monolog Indah pada anaknya. 

Dan tanpa sengaja, anaknya yang masih berada didalam perutnya itu merespon dengan tendangan kecil. 

"Nah, kamu juga heran kan nak, papa nggak pulang pulang" Kata Indah lagi bermonolog. 

Kemudian Indah dengan sedikit kesulitan, ia memutuskan untuk beranjak dari tempat duduknya. Langkahnya sekarang terasa sangat lambat, bahkan terkesan seperti jalannya pinguin. Indah berjalan menuju ke meja dekat TV, mengambil ponselnya hendak menghubungi Dimas. 

"Halo sayang.. "  Jawab Dimas diujung telfon. 

"Kamu dimana? , kenapa lama sekali"  Kata Indah bertanya. 

"Iya sebentar lagi aku sampai, sabar ya. Oh ya, kamu nggak usah masak, biar aku beli makanan dan aku bawa pulang ya"  Kata Dimas yang menjawab. 

"Ya sudah, cepat pulang aku tunggu"  Jawab Indah, dan sekarang hatinya sudah mulai sedikit lega. 

Sembari menunggu Dimas pulang, Indah memutuskan untuk mandi. Membersihkan sisa sisa keringat yang menempel di tubuhnya, usai mandi. Indah memakai rangkaian perawatan wajahnya, menggunakan skincare hariannya. Indah memandangi pantulan dirinya dari cermin, semenjak hamil, apalagi saat ini ia hamil anak kembar. Ia merasa bahwa tubuhnya kini terlihat gemuk dan melebar, itu menurut pandangannya. Namun dari pandangan orang lain, Indah tak terlihat tengah mengandung anak kembar. Pasalnya bentuk badannya seakan tak berubah sedikitpun, hanya perutnya saja yang menonjol ke depan. 

"Hemm, aku terlihat sangat gendut. Wajahku juga terlihat seperti orang berusia lima puluh tahun" Indah bercermin seraya memandangi dirinya dari sisi depan dan samping kanan serta kirinya. 

Tiba tiba ia merasa overthinking pada dirinya sendiri, ia malah berfikir apakah Dimas masih mencintainya. Saat melihat perubahan fisik dari dirinya. 

"Kira kira mas Dimas masih cinta nggak ya, melihat tubuhku dan wajahku seperti ini. Aku merasa bahwa aku sudah tak secantik dulu" Indah memandangi wajahnya, ia juga merasa bahwa wajahnya kini mulai sering berminyak. Padahal ia sudah memakai sabun cuci muka, tentunya yang aman untuk ibu hamil.

Dimas berkata pada Indah jika ia akan segera pulang, namun nyatanya Indah telah menunggu hingga tiga jam lamanya Dimas tak kunjung sampai rumah. Karna Indah merasa lapar, Indah membuat nasi goreng sebagai pengganjal perutnya. 

"Mas Dimas gimana sih, katanya mau cepat pulang. Tapi kok nggak sampai sampai" Monolog Indah yang berkali kali mengintip kearah jendela. 

Sementara itu, Dimas juga sulit dihubungi. Tiba tiba saja handphonenya mati, Indah malah semakin gelisah menunggu Dimas pulang. Karna waktu sudah masuk waktu maghrib, sebagai pemenang rasa cemasnya. Indah memutuskan untuk sholat maghrib terlebih dahulu, berharap usai sholat Dimas sudah sampai rumah. 

"Aduh, ini gimana. HP lowbat, antrean masih panjang, Indah pasti nungguin ini. Ckk gimana ya" Monolog Dimas yang gelisah berada didalam mobil, entah mengapa kala itu jalanan macet panjang. Bahkan terlihat tak bergerak sedikitpun, Dimas menoleh ke kanan dan kekiri. Kakinya bergerak gerak tanda ia gelisah, cemas jika Indah belum makan. 

Saat mendengar adzan berkumandang, dan macet masih belum juga usai. Dimas memanfaatkan waktu untuk sholat didalam mobil, ia berwudhu dengan cara tayamum. Masalah penentuan kiblat, ia tak ambil pusing ia percaya bahwa tuhannya mempermudah umatnya untuk beribadah padan-Nya. Maka Dimas melaksanakan sholatnya menghadap kearah dimana mobilnya menghadap. 

Usai sholat, Dimas geleng geleng kepala karna melihat mobilnya juga tak kunjung bisa bergerak. 

"Aduuuh, ini gimana. Kenapa nggak bisa gerak gini. Rapat sekali macetnya, sebenarnya didepan ada apa sih. Sayang, sabar ya, aku masih terjebak macet semoga kamu sudah makan" Monolog Dimas berharap jika Indah sudah makan terlebih dahulu. 

Kurang lebih  dua jam setengah Dimas terjebak macet. Setelah itu mobilnya bisa maju meskipun dalam pergerakan yang lambat, pas sampai di depan ia melihat sumber kemacetan itu. Ternyata ada kecelakaan lalu lintas, dimana korbannya adalah bus pariwisata dan truk kontainer besar. 

"Oalah, ini yang bikin macet. Ya Alloh, lindungilah aku dari segala marabahaya, selamat sampai rumah. Ada istriku yang menungguku ya Alloh" Monolog Dimas berdialog dan berdoa pada siang Robby. 

Indah yang cemas di kontrakannya, kini sudah menangis menitipkan air mata. Ia tiba tiba melow, karna Dimas tak kunjung bisa dihubungi. Dari segala overthinking karna tubuhnya yang berubah, sampai ia merasa bahwa Dimas mencari kesenangan bersama wanita yang lebih cantik diluar sana. 

"Mas, kenapa kami nggak bisa ditelfon sih. Kamu dimana? Kamu juga nggak ada niatan buat telfon aku? Aku itu khawatir tau nggak sih kamu. Apa jangan jangan kamu cari pacar lagi yang lebih cantik dari aku? Karna sekarang aku sudah nggak secantik dulu?" Monolog Indah seraya menyeka air matanya, serta memandangi ponselnya yang tengah melakukan panggilan pada Dimas. Akan tetapi tak kunjung terangkat, tak lama kemudian mobil Dimas berhenti dan terparkir didepan kontrakannya. Indah tak tau kedatangan Dimas, karna ia berbaring membelakangi pintu ruang tamu. 

Samar Samar Dimas mendengar tangisan Indah, buru buru ia keluar dari mobil. Namun ia terhenti didekat pintu, saat mendengar kecurigaan Indah padanya. 

"Ya ampun, sampai segitunya dia overthinking padaku. Heeemm, kayaknya seru kalau ku kerjai dia" Dimas merencanakan untuk mengusili istrinya. 

Dimas berpura pura biasa saja, meski hatinya sangat ingin menampakkan wajah senyum ruang gembira seperti biasanya. Ia mencoba memasang wajah cuek, seakan akan tak perduli dan tak terjadi apa apa, drama pun dimulai. 

"Indah.., tolong buka pintunya" Kata Dimas memanggil Indah dengan nama. 

Indah terke siap mendengar Dimas memanggil Indah, bergehas ia menuju pintu dan membukakan pintu untuk Dimas. Meski dengan langkah pelan, karna pergerakannya saat ini sudah tak seindah dulu. 

"Kamu dari mana aja? Kenapa baru pulang. Katanya tadi kamu bilang akan segera pulang, ini sudah mau isya kenapa baru pulang" Kata Indah mengecam Dimas dengan pertanyaan. 

"Harus banget nanya sepanjang itu? Aku capek, aku mau mandi dulu. Nih makanannya kamu makan dulu, kamu belum makan kan?" Kata Dimas seraya menyodorkan bungkusan makanan pada Indah, dengan raut wajahnya yang cuek. 

Indah merasa terenyuh, saat Dimas melenggang begitu saja. Bahkan tak ada satu kecupan pun mendarat di pipi maupun di keningnya. 

Dimas merasa kasihan melihat Indah seperti itu, bahkan ia juga tak tega saat ia menyadari bahwa bulir bening dari matanya merambah turun ke pipi. 

"Kenapa mas Dimas cuek sekali, apa mungkin dia bosan denganku?" Monolog Indah seraya berjalan menuju meja makan. 

Ia menyiapkan makanan itu untuk Dimas dan dirinya, setelah menyiapkan makanan dan menatanya di piring. Indah menuju kamar di lantai atas, ia hendak menyiapkan baju untuk Dimas. Karna itu rutinitasnya yang selalu ia lakukan untuk Dimas, Indah siapkan pakaiannya dan menunggu Dimas keluar dari kamar mandi. 

"Ini bajumu, sudah ku siapkan. Setelah itu kita makan ya" Kata Indah saat Dimas keluar dari kamar mandi. 

Akan tetapi Dimas hanya mengangguk dan tak menjawabnya sama sekali. 

"Ya ampun, sayangku cintaku  kamu begitu baik. Bahkan saat ku diamkan seperti ini kamu masih mau menyiapkan pakaianku" Monolog Dimas dalam hati. 

Namun saat melihat sajah Indah ia tak tega, namun ia masih penasaran. Apa yang akan Indah lakukan setelah ini, ia ingin mengetes apakah istrinya itu akan marah dan uring uringan atau tidak. 

"Mas, tunggu dulu. Kamu kenapa?" Tanya Indah menahan langkah Dimas saat hendak menuju keluar kamar, namun tidak mengajak Indah. 

"Kenapa, ya nggak papa. Memangnya kenapa?" Tanya Dimas. 

"Kenapa kamu secuek ini sama aku? Bahkan saat kamu sampai rumah sikap kamu sangat berbeda. Kamu bilang kamu tadi mau langsung pulang, tapi kenapa baru pulang? Kamu tau nggak sih aku khawatir karna kamu nggak pulang pulang" Kata Indah. 

"Udah lah, kan yang penting aku sudah dirumah, nggak usah diributin. Dan nggak usah curigaan seperti itu, udah aku mau ke bawah aku lapar mau makan" Kata Dimas yang nelenggang pergi keluar kamar. 

Indah menarik nafas panjang, dan memejamkan mata seraya menghembuskan nafas itu perlahan. Setelah itu, Indah mengikuti Dimas menuju lantai bawah. 

"Bahkan aku turun aja nggak kamu bantuin mas, biasanya juga kamu itu bakal. Kasih kecupan di keningku. Tapi sekarang kamu terlihat cuek padaku, apa aku ini sudah nggak menarik dimatamu?" Tanya Indah pada Dimas saat di meja makan. 

"Atau jangan jangan kamu sudah menemukan wanita lain yang lebih cantik dariku?" Tanya Indah melanjutkan. 

"Ya Alloh, dia sampai overthinking seperti itu" Monolog Dimas dalam diamnya. 

"Mas?" Tanya Indah kini menarik tangan Dimas. 

Dimas menghentikan aktivitas makannya, lalu mengarahkan pandangannya pada istrinya dengan tatapan seperti orang marah. Akan tetapi kemudian ia tertawa terbahak bahak dan beranjak dari tempat duduknya, lalu memeluk istrinya dengan sangat mesra. 

"Ya ampun sayang, jangan kamu overthinking seperti itu. Kamu itu tetap cantik di mataku, nggak ada yang bisa menggantikan posisi kamu didalam hatiku. Ini cuma prank... " Kata Dimas seraya memeluk Indah dengan gemas. 

"Apa? Jadi kamu prank aku?" Kata Indah yang tak percaya. 

"Maaf ya sayang, aku jail" Kata Dimas meminta maaf, lalu mengecup Indah dengan mesra. Dari kening, pipi kanan dan kiri lalu terakhir pada bibirnya. 

"Nggak lucu tau nggak" Jawab Indah merajuk. 

Dimas mengulas senyum dan mencium sekali lagi pipi Indah dengan gemas. Kemudian Indah diajak Dimas ke ruang TV, dimana disana ada sebuah kaca besar. Dimas membawa Indah ke depan cermin, ia memeluk Indah dari belakang seraya mengatakan kalimat pujian untuk istrinya. 

"Lihat lah dirimu, kamu itu akan selalu cantik dimataku. Aku nggak akan berpaling dari kamu sayang, mana mungkin aku mencari wanita lain diluar sana. Secantik cantiknya perempuan diluar sana kuanggap wajah mereka kayak opet, dan kamu yang paling cantik dimataku" Kata Dimas menenangkan hati Indah. 

Indah sedikit terkekeh karna perkataan Dimas, ada perasaan sedikit lega. Karna Dimas tak seperti yang ia kira. 

"Tapi lihatlah tubuhku, berubah drastis. Aku tampak gendut, wajahku juga nggak secantik dulu. Aku takut kalau kamu bosan denganku" Kata Indah yang berkeluh kesah pada Dimas. 

"Sayang, perubahan fisik di tubuhmu itu karna efek kehamilanmu, dan itu wajar terjadi pada ibu ibu hamil pada umumnya. Mungkin karna perubahan hormon, kamu jangan menganggap kalau kamu tak cantik lagi. Bahkan kecantikanmu semakin bertambah saat kamu hamil begini, membuat aku jadi susah untuk ninggalin kamu. Aku semakin jatuh hati padamu, kamu jangan khawatir aku akan berpaling sayang. Jangan" Kata Dimas meyakinkan hati Indah. 

"Sungguh?" Tanya Indah memastikan. 

Dimas menganggukan kepala seraya tersenyum, Indah mampu melihat senyuman yang biasa ia lihat dari oantulan kaca. Senyuman itu tak pernah berubah, dan selalu Dimas tunjukan padanya setiap hari. 

"Ok aku percaya, tapi kamu juga harus jelaskan padaku. Kenapa kamu pulang terlambat? Aku khawatir sama kamu, karna kamu nggak pulang pulang" Kata Indah bertanya pada Dimas. 

"Sayang, aku pun dijalan khawatir sama kamu. Aku sudah gelisah ingin cepat cepat sampai rumah, bertemu denganmu. Memeluk dan nenciummu seperti saat ini" Kata Dimas membalikkan tubuh Indah agar menghadap dirinya. 

"Lalu?" Tanya Indah seraya mengedikkan pundak. 

"Dijalan itu macet parah, ada insiden kecelakaan yang buat aku terjebak macet. Ponselku lowbat jadi aku nggak bisa hubungi kamu, maaf ya sayang, maaf karna sudah buat kamu khawatir" Kata Dimas menjelaskan pada Indah. 

Mendengar penjelasan Dimas, Indah sudah lebih merasa lega. Semua pertanyaannya sudah Dimas jawab semua, hatinya sudah cukup puas dengan jawaban Dimas. Tak ada titik kebohongan dimata Dimas, Indah menatap mata Dimas dengan lekat. Begitu pula dengan Dimas, ia mengulas senyum dan mengunggah rambut Indah dan menyelipkan dibelakang telinga. 

"Cinta itu sangat memabukan, apalagi jatuh cinta sama kamu" Kata Dimas yang diakhiri dengan mengecup singkat bibir Indah. 

Pasutri itu tengah saling bermanja manja, mereka tampak mesra dengan cinta yang semakin tumbuh sempurna dalam. Kehidupan mereka, lain halnya dengan kondisi rumah tangga Dani dan Arumi. Dani baru saja sampai rumahnya, setelah perjalanan panjang dari Bali. 

Dani memarkurkan mobilnya didalam garasi. Lalu ia turun dan masuk ke dalam rumahnya, suasana tampak gelap dan sangat sepi. 

"Kenapa rumah gelap begini? Pada kemana?" Monolog Dani yang mengedarkan pandangan serta meraba raba dinding mencari saklar lampu. 

Saat lampu menyala, Dani terke siap melihat Arumi yang duduk dengan tatapan tak biasa menyambut Dani. 

"Arumi?" 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!