NovelToon NovelToon
Benih Sang Cassanova

Benih Sang Cassanova

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:46.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: D'wie

Rainero yang tampan dan kaya memiliki pesona bagi para wanita, semua yang ada disekelilingnya dapat diatur olehnya dan mengikuti jejaknya.

Namun kehidupan sempurnanya ternodai oleh diagnosasi kemandulan. Dia ditinggalkan oleh calon istrinya, dia menjadi lelaki yang mempermainkan berbagai wanita.

Suatu hari, sebuah malam penuh gairah yang dia lewatkan dengan sekretarisnya Shenina, memunculkan perubahan kedua dalam kehidupannya-- Shenina hamil.

Shenina cantik, cerdas dan baik hati, Rainero tidak bisa mengendalikan hatinya yang terus memperhatikan dia.

Namun Rainero yang mandul bagaimana bisa membuat orang hamil ? Dia mengusirnya dengan marah.

Kebenaran terungkap ...
Shenina sedang mengandung anaknya...
Rainero menjadi gila, namun wanita yang dicintainya menghilang tanpa jejak.

Akankah mereka bertemu kembali ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BSC 15

Sepanjang malam Shenina mengendarai mobilnya tak tentu arah. Ia benar-benar bingung harus kemana. Ia tidak memiliki tujuan. Ia tidak memiliki keluarga yang lain. Ia juga tidak memiliki teman dekat. Shenina merasa benar-benar sendiri.

Di ujung jalan, ia melihat sebuah jembatan penyebrangan yang di bawahnya terdapat sungai yang mengalir deras. Shenina pun melajukan mobilnya dan memarkirnya di tepi jembatan. Ia turun dan berdiri menghadap aliran air yang tampak deras.

Air matanya menetes satu persatu. Lama-kelamaan bulir itu kian deras. Isakan lirih keluar dari bibir tipis Shenina. Ia hancur. Ia patah. Ia benar-benar tak berdaya. Ia harus apa sekarang?

"Aaaaakkkhhh ... "

Shenina memekik mengeluarkan segala sesak yang mendera jiwanya. Ia tak mengerti, mengapa hidupnya seakan jauh dari kebahagiaan. Satu persatu orang-orang yang ia sayangi meninggalkannya.

"Mommy, kenapa mommy tinggalin Shen, Mom! Kenapa mommy tidak bawa Shen sama mommy. Shen tidak kuat, mom. Shen tidak kuat lagi. Shen lelah, mom. Shen lelah," raung Shenina sambil mencengkram tepi pagar pembatas jembatan.

"Shen lelah, mom," lirih Shenina yang kemudian menjatuhkan tubuhnya ke jalan. Ia melipat kakinya kemudian membenamkan wajahnya di antara kedua kakinya. Shenina menangis sampai sesenggukan. Ia tak habis pikir, kenapa seseorang yang seharusnya melindunginya justru turut andil membuat dirinya makin menderita. Kalaupun ia marah pada sang ibu, kenapa dirinya diikutsertakan. Bahkan ia dengan terang-terangan menunjukkan kalau ia lebih sayang pada anak tirinya dibandingkan dirinya yang merupakan anak kandung. Hati Shenina sakit. Rasa sakitnya bahkan lebih besar dibandingkan kehamilannya yang tidak diakui Rainero.

"Miss, are you okay?" tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Shenina membuat perempuan yang masih sesenggukan itupun menoleh.

"I'm ... okay," ucap Shenina memaksakan diri tersenyum. Padahal seseorang itu bisa melihat dengan jelas kalau ia sedang menangis yang artinya ia sedang tidak baik-baik saja.

"Kenapa di sini malam-malam begini?"

"Aku ... tidak tahu harus kemana," jawab Shenina jujur. Ya, sebenarnya bisa saja ia menyewa hotel untuk sementara, tapi setelah itu? Ia harus kemana. Ia ingin pergi jauh, tapi ia belum tahu harus kemana. Tidak mungkin ia pergi tanpa rencana sama sekali. Apalagi tabungannya tidaklah banyak. Bagaimana kalau uangnya habis sebelum ia menemukan tempat tinggal. Belum lagi, ia juga harus memikirkan untuk mencari kerja. Ia membutuhkan uang untuk biaya persalinannya nanti. Sehabis melahirkan pun ia pasti belum bisa bekerja, bila ia tidak memiliki tabungan, bagaimana kehidupannya dan calon anaknya kelak. Banyak yang Shenina pikirkan saat ini.

"Kalau kau belum tahu mau kemana, bagaimana ikut denganku dahulu? Aku tinggal di rumah sepupuku. Tapi sayangnya, aku di kota ini hanya beberapa hari lagi, sebab aku harus kembali ke negara asalku di Indonesia."

"Indonesia?"

"Ya, Indonesia."

Shenina pernah membaca Indonesia itu terletak di benua Asia. Tempatnya sangatlah jauh. Seketika Shenina pun memikirkan sesuatu.

Sementara itu, di sebuah bar ternama, tampak Rainero mabuk karena terlalu banyak minum minuman beralkohol. Sudah berjam-jam dia di sana, tapi tampaknya Rainero belum puas meminum minuman keras tersebut.

"Menyesal? Kenapa aku harus menyesal? Aku mandul, bagaimana aku bisa menghamilinya?" racaunya sambil terus meminum minumannya langsung dari botolnya.

"Hai, tampan, butuh teman minum?" tiba-tiba seorang wanita seksi datang dan duduk di pangkuan Rainero dan mengalungkan lengannya di leher Rainero. Rainero sontak melotot, kemudian dengan gerakan cepat ia mendorong wanita itu hingga tersungkur. Beberapa pengunjung hanya tertawa melihat hal itu.

"Kau ... kenapa kau mendorongku, sialan." Padahal wanita itu mengira Rainero bisa menjadi mangsanya, tapi ternyata Rainero justru menolaknya mentah-mentah.

"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu sialan. Dasar menjijikkan!" Meskipun setengah sadar, Rainero tahu kalau yang menyentuhnya itu merupakan seorang wanita penggoda.

"Tapi tak perlu mendorongku," sungut wanita itu kesal.

"Kau mau segera pergi atau aku hancurkan kau saat ini juga?" desis Rainero yang sudah mengangkat botol di tangannya.

Wanita itu sontak ketakutan. Tanpa banyak kata, ia pun segera berlalu dari hadapan Rainero.

"Dasar bit ch!" umpat Rainero yang kemudian kembali mendudukkan bokongnya di kursi untuk kembali menikmati minumannya.

"Sampai kapan kau akan terus minum, hah?" sentak Axton yang baru saja datang. Ia lantas merebut botol di tangan Rainero dan meletakkannya di atas meja.

"Kembalikan minumanku, brengsekkk!" sentak Rainero dengan sorot mata sayu. Yang ada di matanya saat ini hanyalah minuman memabukkan itu.

"Kau yang brengsekk!" sentak Axton geram.

"Kenapa kau marah-marah padaku, hah? Kau tahu, aku baru saja hendak ditipu seorang perempuan. Padahal ... aku baru saja hendak berbaik hati padanya. Aku merasa ... bersalah karena telah ... menidurinya secara paksa. Tapi ... dia justru hendak menipuku. Dia ... mengatakan hamil anakku. Kau dengar, dia bilang hamil anakku. Hahaha ... Dia bodoh. Benar-benar bodoh. Dia tidak tahu kalau aku mandul. Hahahah ... Lalu aku mengusirnya. Dan dia ... pergi. Dia pergi. Hahahah ... "

Rainero terus meracau. Tapi setetes air mata justru luruh dari pelupuk matanya membuat Axton terpaku. Axton bingung, mengapa Rainero harus begitu terpuruk. Kalau memang ia meyakini anak yang Shenina kandung bukanlah anaknya, kenapa ia harus terpuruk dan terpukul? Apakah tanpa sadar Rainero sendiri menyesali perbuatannya? Atau ... ada alasan lain?

Rainero terus meracau. Hingga perlahan Rainero pun tertidur. Axton berdecak kesal, tapi sebagai sahabat sekaligus asisten pribadinya sudah tugasnya membantu Rainero termasuk mengantarkannya pulang di saat mabuk seperti ini.

"Dasar menyusahkan!" geram Axton setelah berhasil merebahkan tubuh besar Rainero di atas kasur miliknya.

Namun tiba-tiba saja Rainero bangun dan duduk di tepi ranjang.

"Kau ba---"

Huekkk ...

Rainero tiba-tiba saja memuntahkan isi perutnya hingga mengenai celana jeans Axton dan sepatunya.

"Sialan!" umpat Axton geram. Namun, Rainero yang masih mengantuk tidak peduli. Ia justru kembali merebahkan diri di atas ranjang dengan posisi telentang.

Axton menatap jijik dengan celana dan sepatunya yang terkena muntah Rainero. Ia pun bergegas ke kamar mandi dan membersihkan bekas muntah itu dengan wajah masam.

Setelah selesai, dipandanginya Rainero yang masih mengenakan setelan kerja. Axton berdecak kesal karena masih harus membantu Rainero melepaskan jas dan sepatunya agar dapat tidur dengan nyaman. Setelah melepaskan jas dan sepatu Rainero serta mematikan lampu, Axton pun keluar. Ia menuju lemari pendingin dan mengambil sebotol whiskey. Ia duduk di kursi bar stool yang ada di dekat dapur. Axton pun masih bingung, bagaimana bisa Shenina hamil bila Rainero benar-benar mandul. Apa benar Shenina hendak menipu Rainero? Tapi Axton tak yakin Shenina memiliki niat buruk seperti itu.

Axton memang tak pernah melihat hasil pemeriksaan Rainero jadi ia tidak tahu apa yang tertulis di dalamnya. Yang Axton tahu, Rainero mandul karena itu ia ditinggal Delianza.

Keesokan harinya,

"Kemana dia? Kenapa jam segini belum datang?" omel Rainero. Padahal sudah hampir 30 menit yang lalu ia datang, tapi ia tak kunjung melihat sekretarisnya. Padahal ia menunggu untuk mendengarkan jadwalnya hari itu. Ia juga hendak meminta sebuah berkas pada sekretarisnya itu.

Hingga Axton masuk ke ruangan Rainero dan meletakkan sebuah map berisi di meja Rainero.

"Kenapa kau lagi yang mengantarkan berkas ini? Berhenti saja jadi sekretaris kalau sudah tidak mau bekerja," omel Rainero. "Tanya dia, apa jadwalku hari ini? Dan juga, tanyakan, kenapa kopiku belum diantar juga!" tukas Rainero dengan tangan sibuk memeriksa berkas yang baru saja diantarkan Axton.

Axton mengernyitkan dahi, sebenarnya siapa yang dimaksud Rainero? Sekretarisnya kah?

"Apa kau amnesia? Apa benturan semalam membuatmu amnesia?" beo Axton dengan mata membulat.

"Amnesia? Benturan?"

"Ya, saat aku memapahmu semalam aku tak sengaja menjatuhkan mu sampai kepalamu membentur pintu," jawab Axton santai.

Lalu ia mengusap kepalanya yang memang sedikit benjol membuat mata Rainero mendelik.

"Aku tidak sengaja. Sungguh," ucap Axton datar.

"Aku tidak amnesia," ketus Rainero.

"Kalau tidak, kenapa kau menanyakan Shenina."

"Dia itu sekretarisku jadi wajar bukan aku menanya---"

Seketika Rainero ingat, dia telah memecat Shenina. Rainero mencengkeram pena yang ada di tangannya hingga patah.

"Belum terlambat kalau kau mau minta maaf. Kalaupun dia memang berniat menipumu, mungkin dia ada alasan tertentu," sergah Axton menasihati.

"Tetap saja dia hendak menipuku apapun alasannya," jawab Rainero dingin.

"Apa kau tidak mau membuktikannya dahulu, bagaimana kalau ... "

"Berhenti membicarakan dia!" sergah Rainero. "Keluarlah. Aku ingin sendiri."

Axton menghela nafas panjang. Axton mengerti perasaan Rainero. Belum sembuh luka hati laki-laki itu yang ditinggal karena mandul, lalu tiba-tiba saja ada seseorang yang mengatakan kalau dia hamil anak Rainero, jelas saja Rainero sulit untuk mempercayainya. Bila ia berada di posisi Rainero, kemungkinan ia akan melakukan hal yang sama.

Meskipun Axton menyukai Shenina, tapi ia justru lebih mendukung Shenina bersama Rainero. Itu bila Shenina benar-benar hamil anak Rainero. Sebagai sahabat, ia justru senang bila Shenina benar-benar mengandung anak Rainero. Itu artinya Rainero tidak mandul.

'Semoga saja anak yang Shenina kandung benar-benar anakmu, Rain,' batin Axton penuh harap.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
joey
aku tak dapat bayangkan gaya hidup cowok dalam novel ini asal aja ada masalah cinta lagi tak dapat menyelesaikannya untuk menenangkan hati cari saja pelepasan 🤔🤔🤔
masalah pertama belum selesai mahu ditambah lagi
arina
mungkin akan terjadi ibunya anak kecil itu difikir orang yg memanggil nya penculikan dan anak kecil itu teriak
Chusnul N Cuzz
Luar biasa
Kustianik Yudi
karyanya sangat bagus, luar biasa pokoknya...
ridamayanti nadeak
kan malam hari ya, kok bisa kebaca tulisan spanduk yg dibawa helikopter?
Dede Exis
Luar biasa
fitria linda
perlu waspada nih, jgn2 manusia silver disini salah 1 nya org kaya yg lg gabut...
Cidaha (Ig @Dwie.author): Wkwkwk ... bnr, Kak. 😂🤣
total 1 replies
fitria linda
Luar biasa
CikCintania
paling kesian anknya.. terpaksa tanggung malu akibat kesalahan ibunya..
CikCintania
Amnesia 😂😂😂😂
CikCintania
ibarat sdh jatuh(d pukul selingkuh) d timpa tangga(d simbah Asid) d hempap kereta lagi aduhaiii Miris sungguh..
CikCintania
adui Deg Degan pula dgn keadaan Shen
CikCintania
sedihnya walaupn tak ada cinta tpi melihat suami berzina depan mata tetap sakit hingga kehati
CikCintania
xtau🧐cuba bagi detail🤣🤣🤣
CikCintania
elok Amber aja yg d lempar ke kolam Albert 🤭🤭🤭
CikCintania
sadar Mark apa kesalahan mu.. kesan pertama mu saja sdh buruk d matanya sejak d tinggalkn d Mall🤭🤭
CikCintania
Bini Theo baik jg.. harap Theo layan dgn baik lepas ni..
CikCintania
cari kaca Anza yg besar ya.. 🤣🤣 percaya diri amat🤣🤣🤣
CikCintania
Bagi restu saja granpa.. kan granpa sdh tua.. xlama malaikat maut jemput.🤭🤭.
Sri Haryatun
baru mau baca 😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!