Godaan Pelakor

(POV SYAHNAZ)

Setelah keluarga Aditya pamit, aku baru bisa menghela nafas lega. Bagaimana tidak, aku benar-benar gugup dan sangat canggung sama Mama nya Adit.

Untung Tante mentari baik dan ramah.

"Syahnaz...."

"Eh, Lusy.... Kok kamu sudah pulang?" Tanya ku begitu melihat Lusy yang tiba-tiba saja sudah masuk kedalam.

"heum....Kan memang biasanya aku pulang jam segini Syahnaz," Balas Lusy,

"Oh, iya, ya....Hehe, lupa!" Ucap ku terkekeh. Lusy menggeleng kepala nya.

"Ada-ada saja, kayak orang lagi galau aja kamu tuh!" Timpal Lusy sembari meletakkan tas nya diatas meja dan ikut duduk bersama ku.

"Loh, Ada tamu tadi ya? Siapa yang datang? Tumben?" Tanya Lusy saat memperhatikan gelas yang masih tergeletak diatas meja, yang memang belum aku bereskan.

"Heum, Iya...." Balas ku seadanya.

Lusy menatap ku, dia mungkin ingin tau," Tadi itu Adit yang datang, sama mama dan kakak nya!" Ucap ku sembari menyusun gelas keatas nampan untuk kubawa kedapur.

"Haaa....Mama nya Adit? Ngapain memang nya Adit bawa Mama nya kesini?" Tanya Lusy terlihat begitu penasaran.

Dia bahkan mengikuti ku hingga kedapur.

"Ih, kepo kan..." Goda ku.

"Hehe, kan aku pengen tau Naz....Ya sudah deh, kalau kamu gak mau kasih tau." Ucap nya memasang wajah cemberut.

"Eh, tapi ngomong-ngomong ya, aku tuh ngeliat Adit itu kayak lain gitu sama kamu!" Ucap nya menarik kursi duduk dimeja makan, sedangkan aku lanjut mencuci gelas yang tadi.

"Lain gimana sih?" Tanya ku berbalik menatap nya, eh dia malah asyik mencomot makanan yang ada dimeja makan yang dibawa Tante Miranti tadi.

"Eum lain aja, dari tatapan nya itu beda saat menatap kamu, kayak ada perasaan gitu. Aku yakin sih kalau Adit menyukai kamu," Ucap nya membuat aku tersedak.

Uhuk...Uhuk...

"Nih, minum...." Lusy menyodorkan minuman padaku.

Aku meminum nya hingga tandas.

"Tapi, menurut kamu Adit itu gimana ya?" Aku Ingin mendengar pendapat Lusy tentang Adit.

"Heum, menurut aku lihat sih, dia baik, humble dan juga ganteng....Heum, kenapa nih nanya kayak gitu? jangan-jangan kamu suka lagi sama Adit," Cetus nya, seketika aku memelototi nya.

"Udah, ngaku saja, aku setuju kok kalau kamu sama Adit....Daripada sama si Raja yang sok kegantengan itu." Ucap Lusy, membuat pikiran ku jadi bimbang.

"Eh, malah melamun....Ada apa sih sebenarnya? Cerita aja, gue siap kok dengerin nya..." Sambung Lusy lagi.

Aku sempat terdiam sesaat lalu menghela nafas pelan, Lusy terlihat serius menunggu apa yang akan aku katakan.

"Aku mau saran dari kamu!" Ucap ku menatap nya serius.

"Heu, eu....Saran apa?" Tanya nya lagi.

"Adit melamar aku......Dan aku bingung sekarang!"

"Haa, kamu serius Syahnaz!" Tanya Lusy terlihat kaget.

"Tuh kan benar yang aku katakan kalau Adit itu memang suka sama kamu...."Sambung nya lagi.

"Huft.....Aku bingung sekarang Lusy, aku harus gimana ya?"

"Kalau dilihat sih Adit memang kelihatan baik banget orang nya, tapi ya gak tau juga, aku kan gak begitu kenal juga sama dia.... Keputusan ada sama kamu sih Syahnaz, apapun keputusan mu yang menurut kamu baik, aku pasti dukung. Yang jelas aku ingin yang terbaik buat sahabat ku ini...." Ujar Lusy mencubit hidung ku gemas.

"Ih...Jadi gimana aku terima apa gak ya?" Tanya ku lagi meminta saran darinya.

"Tapi, kalau boleh jujur aku sudah menganggap Adit itu sebagai kakak ku sendiri. Karena dia sudah begitu baik sama aku, gak lebih dari itu. Aku belum siap membuka hati buat siapapun dulu, aku masih trauma untuk menikah.... Apalagi aku baru saja sah bercerai dari Mas Raja." Imbuh ku masih mempertimbangkan semuanya.

Aku gak mau kembali gagal dalam rumah tangga lagi.

"Gini aja, kamu sholat istikharah minta petunjuk dari Allah, aku yakin kamu pasti akan mendapatkan jawaban nya! Aku gak tau harus kasih saran apa, karena yang akan menjalani semua ini nanti kamu sendiri Syahnaz, kamu pasti tau yang terbaik buat dirimu sendiri!" Ujar Lusy lagi.

"Ya, kamu benar Lusy.....Aku harus meminta petunjuk dari Nya...Aku harus melibatkan Allah dalam segala hal apapun agar hidup ku bisa berkah dan tenang. Makasih ya saran nya, kamu memang sahabat yang terbaik..." Aku memeluk Lusy dengan erat, rasanya hati ku rasanya plong banget setelah meluapkan semua isi hatiku sama Lusy.