NovelToon NovelToon
Between Orion And Cassiopeia

Between Orion And Cassiopeia

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Claudia Diaz

Sekuel novel Rain & Sunny

Cinta itu berhak memilih kepada siapa ia akan berlabuh dan juga cinta itu tidak memandang status.

Begitulah yang dirasakan pemuda bernama Cyril Orion Stevenson. Ya, ia merasakan cinta itu tumbuh dalam hatinya secara tak sadar.

Jantungnya seakan digedor paksa oleh sesuatu yang bernama cinta kala melihat Irene Cassiopeia Jonathan sang sepupu.

“Jika cinta berhak memilih, lantas mengapa cinta kita seolah ada yang menghalangi?"

- Cyril Orion Stevenson -

“Aku tahu bahwa aku juga mencintaimu, tapi aku juga tahu bahwa perasaanku padamu adalah sebuah kesalahan."

- Irene Cassiopeia Jonathan -

Akankah mereka dapat bersatu?
Atau justru menemukan cinta yang lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Claudia Diaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gagal Mendekati Si Cantik

Cassie masih diam seribu bahasa, lidahnya terasa Kelu hanya untuk menyebutkan namanya di depan Pedrosa. Bahkan, dia tidak membalas jabat tangan Pedrosa saat pemuda itu mengulurkan tangannya.

Mengetahui tak ada balasan dari gadis cantik di depannya membuat Pedrosa salah tingkah, segera saja ia menarik tangannya kembali.

“Ah, maaf jika kau merasa tidak nyaman dengan kehadiranku, aku memang termasuk mahasiswa pindahan dan belum memiliki teman. Semua orang tak ada yang ingin berteman akrab denganku, entahlah mungkin di mata mereka aku aneh," Pedrosa berbicara sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal, berusaha membunuh kecanggungan yang tercipta di antara mereka berdua.

Cassie masih terdiam, seolah enggan memberikan tanggapan. Membuat Pedrosa mulai gerah, tetapi ia berusaha membuat gadis cantik di depannya mau bicara padanya.

“Kau ... tidak ingin bicara denganku? Maaf jika aku sudah menganggumu, aku permisi," pamit Pedrosa kemudian dan berjalan keluar, dalam hati ia merutuki Cassie, karena gadis itu enggan bersuara dan mengobrol dengannya.

Cassie masih terpaku dalam diamnya, entahlah melihat senyuman pemuda tadi membuat hatinya terusik, rasa tidak nyaman menyusup ke dalam hatinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kembali ke ruang kesehatan. Saat ini Leander, Michael, dan juga Arche masih setia menunggu sang putra tidur di ranjang dengan nyaman.

“Kenapa putra tidur itu tidak bangun-bangun?" Arche mulai mengeluhkan Orion yang tidur sangat nyenyak seperti orang mati, “apakah ia harus dicium terlebih dahulu baru akan membuka mata, seperti yang terjadi di film-film? Hei, Michael, jika memang seperti itu, coba kau mencium Rion. Siapa tahu dia akan bangun, nantinya."

Michael menatap Arche, pandangan jijik dan kesal bercampur menjadi satu sangat tergambar jelas di wajahnya yang tampan.

“Kenapa kau mengumpankan diriku, mengapa tidak kau saja yang melakukannya? Aku masih normal!"

Leander yang berada di tengah-tengah mereka hanya mampu terkikik geli, tanpa berniat menimpali pertengkaran kecil kedua sahabatnya itu.

“Aku tinggal dulu, sepertinya ada mahasiswa yang baru masuk ruang kesehatan lagi," pamit Leander pada kedua sahabatnya.

Baru saja melangkah hendak membuka pintu, tetapi sebuah pintu sudah terdorong keras dan tampaklah seorang mahasiswa perempuan yang datang dengan wajah paniknya. Membuat ketiga orang itu saling memandang kebingungan.

“Kak Rion, aku dengar Kak Rion masuk ruang kesehatan karena terjatuh tadi, sekarang keadaannya bagaimana. Apa dia baik-baik saja, atau ada yang terluka?!" berbagai pertanyaan terus gadis itu lontarkan tanpa henti. Membuat ketiga sekawan itu bingung, tak tahu harus menjawab yang mana.

“Ehem ... siapa kau. Ada apa menanyakan kondisi kakakku?!" tanya Leander setelah berhasil menguasai dirinya dari keterkejutannya itu.

“Oh, Halo Kak Leander. Namaku Roseanne Ara Clarissa, panggil saja aku Ara. Aku adalah kekasih dari Kak Orion," dengan penuh percaya dirinya Ara mengulurkan tangan pada Leander.

Demi Patrick Star yang rumahnya berubah dari sebuah batu menjadi tempurung kura-kura, gadis di depannya ini sedang tak mencoba untuk melawak padanya, bukan?

Diedarkan pandangannya, mata tajamnya menatap gadis di depannya ini dengan intens dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.

“Yang benar saja kakaknya berpacaran dengan gadis seperti ini?" pikirnya. Leander melemparkan pandangan ke dua temannya yang menunggu di bilik sang kakak. Dapat ia lihat mereka juga sama bingungnya.

“Kau ... kekasih kakakku?" Leander bertanya sembari memandang remeh, “Tidak mungkin, dilihat dari penampilanmu, kau itu tidak masuk kriteria kakakku. Kakakku tidak suka dengan perempuan yang memamerkan asetnya dengan sukarela seperti kupu-kupu malam yang butuh uang."

Michael dan Arche hampir saja tersedak ludah mereka sendiri, mereka memilih berpura-pura tidak mendengar.

“Dasar kakak dan adik sama saja," pikir mereka.

“Kapan kakakku menyatakan perasaannya padamu. Mimpimu terlalu tinggi. Sejauh ini belum ada wanita yang mampu meluluhkan dinding es yang dibangun oleh kakakku."

“Dan aku adalah orang pertama yang bisa membuat kakakmu bertekuk lutut padaku," Ara berkata penuh percaya diri.

Jengah dengan sifat keras kepala gadis di depannya ini. Leander mulai naik pitam, tangannya mulai terjulur dan mencengkeram dengan kuat rahang gadis itu, hingga gadis tersebut memekik menahan sakit sampai air matanya memaksa untuk keluar tanpa bisa ia tahan.

“Berapa hargamu, gadis sialan. Aku tahu kau itu hanya ingin mendompleng ketenaran dengan mengaku sebagai kekasih kembaranku. Jika kau sampai menjadi kekasih kakakku nantinya, aku tak akan segan-segan membunuhmu. Dasar serangga menjijikkan!"

“E ... Lean, sudahi aksimu itu, atau rahang gadis itu akan remuk sebentar lagi," Michael berusaha melerai, meski sebenarnya ia juga merasa kesal.

“Keluar dari sini, perempuan hina. Keberadaanmu membuat mataku iritasi!" Leander dengan tega mengusir Ara. Dengan tubuh gemetar dan wajah yang memucat, Ara langsung meninggalkan ruang kesehatan, sebelum Leander bertambah murka.

“Kau marah besar, saudaraku?" suara yang rendah dan dalam itu mampu membuat emosi Leander menguap secara perlahan.

“Kau bertanya, kau bertanya-tanya? Biar kuberitahu, ya. Beberapa saat lalu, ada seorang gadis yang entah datang dari planet mana dan berpakaian dengan bahan yang masih kurang lengkap mengaku sebagai kekasihmu. Demi Tuhan, berhentilah membuat mereka terpesona hingga banyak yang mengaku sebagai kekasihmu dan membuatku gerah!"

“Aku tidak meminta mereka semua, mereka yang datang dengan sukarela padaku, saudaraku."

“Ingin rasanya aku membenturkan kepalamu ke mana saja hingga wajahmu rusak dan tidak tampan lagi," Leander berucap dengan nada kesal.

“Bagaimana kepalamu, apa masih pusing?" Arche berbasa-basi.

“Sudah lebih baik. Terima kasih kau sudah perhatian, sayangku," Rion menjawab Arche dengan kedipan mata.

“Entah kenapa, rasanya aku ingin muntah," Arche berlagak seperti ingin memuntahkan sesuatu.

“Aku jijik, aku jijik denganmu, Orion!" seru Arche dramatis.

“Melihat aktingmu aku merasa mual," Michael bergidik melihat Arche yang mulai tidak jelas.

“Entah mengapa aku bisa terjebak bersama kalian," Leander bergumam di tengah rasa lelahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semburat jingga telah menampakkan dirinya, meski jam belum menunjukkan pukul 6 sore, kendaraan sudah mulai memadati jalan dengan suara dan gas polutan yang mereka hasilkan.

Banyak orang yang terbelenggu dalam kejenuhan karena terjebak kemacetan. Begitu pula yang dialami oleh Triton. Saat ini ia sedang merasa jenuh sekaligus lelah, lantaran banyak yang sedang ia pikirkan. Disamping memikirkan pekerjaan, ia juga sedang memikirkan hal lain yang membuat pikirannya berkecamuk.

“Dione, apakah kita akan bertarung kembali setelah sekian lama?" gumamnya yang teredam oleh raungan mesin mobil dan motor yang memadati jalan.

“Apa kau mulai merasakannya?" sahut suara dalam diri Triton.

“Aku merasakannya dari lama, saudaraku. Sepertinya tidak lama lagi kau akan menjalankan sebuah pertunjukan dengan kau sebagai bintang utamanya."

“Jika kecurigaan kita itu benar, kali ini yang menjadi lawan, bukanlah orang sembarangan. Iya, kan?"

“Ya, begitulah," Triton memejamkan mata. Rasa lelah mulai menggerogoti tubuhnya, tetapi ia harus menahannya hingga sampai ke rumah.

“Tenanglah, aku selalu bersamamu, saudaraku. Dan sampai kapan kau akan menyembunyikan keberadaanku dari anak-anakmu, atau ... istrimu?"

“Aku tidak ingin kemunculan dirimu menyebalkan munculnya berbagai pertanyaan di benak mereka."

“Ha-ha-ha ... Aku harus mati-matian menahan tawa agar aku profesional dalam berakting menjadi dirimu, saudaraku. Sepertinya putra sulungmu tidak curiga, jika saat ia menemanimu bertempur sesungguhnya adalah aku, bukan ayahnya."

“Mereka anak-anakmu juga, Dione. Kau dan aku adalah satu. Hanya saja aku masih tidak sanggup memberitahu mereka, jika di dalam tubuh ayahnya terdapat dua jiwa. Aku hanya tidak ingin anakku berpandangan aneh saat mengetahui keberadaanmu."

Dione terpaku akan penjelasan Triton. Terlihat sekali jika Triton ingin melindungi anak-anaknya dari dirinya yang bisa meledak kapan saja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jam perkuliahan sudah berakhir, beberapa mahasiswa fakultas desain sudah berbondong-bondong keluar dari kelas mereka bersiap untuk pulang. Sama halnya dengan Cassie.

“Hai, Cantik!" sapa Pedrosa tiba-tiba membuat Cassie terkaget.

“K-kau ...."

“Ya, ini aku yang menemuimu di perpustakaan tadi, kau masih ingat padaku, kan. Oh, iya kau sendirian saja, mau pulang, ya. Bagaimana jika pulang denganku saja, aku akan mengantarmu?"

“Dia pulang bersamaku hari ini," sebuah suara berat yang menggema, Pedrosa menoleh sebentar. Keningnya tampak berkerut meski samar.

“Siapa kau, berani-beraninya merangkul pundak Cassie?"

“Oh, jadi namanya Cassie," batin Pedrosa, ekor matanya melirik Cassie yang terlihat membatu.

“Ayo Cassie!" tanpa rasa sungkan Orion menarik tangan Cassie untuk ikut ke mobilnya.

“Cih! Sombong sekali. Ah, usahaku untuk akrab dengan gadis cantik itu gagal. Aku harus mendapatkannya," seringai licik terlukis di wajah Pedrosa.

1
Utayiresna🌷
hebat Orion🙈
Utayiresna🌷
astaga Orion, berarti telingamu sudah gak polos lagi/Sob/
Utayiresna🌷
syukurlah
Utayiresna🌷
tidak apa - apa asal ketemu Cassie🤪
Utayiresna🌷
Astagaa,, Cassie lebih baik jangan kepolosan mu entar udah gak ada/Sob/
Utayiresna🌷
Persis diriku/Sweat/
Utayiresna🌷
jijik?/Sweat/
Utayiresna🌷
di banting /Grin/
Utayiresna🌷
si boy memang cerdik berbuat alasan/Sweat/
Miyatun Nasa
1🐠+1🌹for U
Claudyz Kim 🐻🐧: Thank you 🙏🥰
total 1 replies
Miyatun Nasa
masih di belum.di kirim sama JNT
Claudyz Kim 🐻🐧: Ora JNE wae, Mak?
total 1 replies
Miyatun Nasa
mulutmu yon
Claudyz Kim 🐻🐧: Gek Sinau biologi kok
total 1 replies
Miyatun Nasa
eksklusif man
Claudyz Kim 🐻🐧: iya dungs
total 1 replies
Miyatun Nasa
pohon mangga belakang rumahku buahnya jatuh ke selokan terus terseret arus pas banjir , hilang jauuuuhhh sekali
Claudyz Kim 🐻🐧: Eman-eman 😭
total 1 replies
Miyatun Nasa
ora mudeng aku
Miyatun Nasa: sami sami . lop yu tu
Claudyz Kim 🐻🐧: Artinya, Matur nuwun Lik. love you
total 2 replies
Miyatun Nasa
harusnya kamu yang masak buat daddy
Claudyz Kim 🐻🐧: Rion males Masak
total 1 replies
Miyatun Nasa
gak jelas lu Dad , lebih baik gk tau selamanya, tp suatu saat jadi tanggung jawab mu
Claudyz Kim 🐻🐧: Abot Mak
total 1 replies
Miyatun Nasa
senjata rahasia mu ya
Claudyz Kim 🐻🐧: Heemm? 🤣
total 1 replies
Marlina Bachtiar
Kirain Pedrosa moto gp 🤣🤣🤣
Claudyz Kim 🐻🐧: bukan atuh 🤣
total 1 replies
Marlina Bachtiar
bagus,ikuti hatimu 👍
Claudyz Kim 🐻🐧: Cassie: “Siap Eonnie."
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!