NovelToon NovelToon
Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying di Tempat Kerja / Office Romance
Popularitas:333.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Septira Wihartanti

Mencari-cari kesalahan karyawan dengan tujuan dipecat adalah pekerjaan Regi Einar. Ia menerima daftar Karyawan Bermasalah di Garnet Bank, dan tugasnya adalah mencari alasan masuk akal yang bisa dijadikan senjata untuk mengeluarkan 'penyakit' di perusahaan. Pekerjaan itu tidak mudah. Bahkan beberapa karyawan seakan tidak berdosa dan sudah mengabdi lama di sana.

Regi bisa menyelesaikan setengah dari daftar bermasalah, namun ia tiba-tiba tersendat akan sesuatu yang datang pertama kalinya dalam hidupnya.

Kenapa Ratu Arumi harus begitu cantik di matanya?! Dan kenapa ia harus jatuh cinta saat sedang di tengah proyek penting?! Selama 28 tahun ia single, kenapa harus sekarang?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Para Tersangka

Sudah dua jam yang lalu Regi mendapatkan pesan singkat dari Abbas yang isinya tidak singkat. Jadi saat ini dia sedang berdiam diri di ruangannya, memutuskan untuk menunggu layar berkembang bagi Pak Fajar.

DI lain pihak, matanya tak lepas dari layar komputer yang menampilkan aktivitas dalam CCTV yang sengaja ia sembunyikan dari Karyawan. Gedung ini tentu memiliki CCTV sendiri, namun Regi memasang CCTV tambahan, alat yang berkaitan dengan kepentingan pribadinya, misinya.  Dan salah satu aktiitas yang ditangkap CCTV miliknya adalah Kadiv IT yang bernama Pak Eri sedang melakukan aktivitas Phising. Hal yang jelas-jelas Illegal.

“Masih jam kantor dasar gob lok. Dikira kita nggak ngerti kalau situ lagi nipu orang?” gumam Regi kesal.

Ia kini sedang  menimbang-nimbang, setelah Pak Fajar, mau Pak Hidayat dulu atau Pak Eri dulu ya? Kalau Bu Sarah jelas waktunya akan sedikit lebih lama.

Tapi ada satu lagi yang menarik perhatiannya.

Pak Yanto, salah satu Staf di bagian Kepatuhan, sedang browsing ke salah satu situs film biru dongker. Ada beberapa laporan yang diredam pihak HRD, karena korbannya adalah orang luar. Di antaranya ibu-ibu penjual nasi uduk dan Mbak-Mbak warteg, kalau Pak Yanto ini sering melakukan pelecehan ke mereka. Seperti meremas bagian yang terlarang atau kata-kata tak seno noh.

Lalu Regi kembali fokus dengan isi pesan singkat dari Abbas, “Bu Indah marah besar Mas,” Bu Indah adalah istri pertama Pak Fajar. “Tapi aku nggak nyangka dia akan menghubungi kakaknya, adiknya, saudara-saudara iparnya buat rame-rame ke kantor kita Mas. Aku sih mengamati dari jauh ya, berusaha mereka nggak tahu kalau dokumen itu aku yang kirim. Sekarang mereka lagi pada iring-iringan ke kantor kita. Aku perlu khawatir apa nggak ini Mas?”

Regi pun tersenyum licik, “Kamu sekarang ke Pasar Senen dulu beli seragam parpol, terus balik saja ke kantor.”

Sesaat kemudian matanya menangkap seseorang memasuki Khazanah. Kepala Operasional Kantor Pusat, Wahyu Anugerah, sedang menempelkan lakban hitam di kamera CCTV kantor. Regi melihatnya dari CCTV pribadinya dan merasa hal itu sangat aneh.

Wahyu ini kira-kira seumurannya dan sudah bekerja di Garnet Bank selama 3 tahun. Namun namanya berada dalam daftar orang yang harus di-resignkan. Berbeda dari daftar lain yang rata-rata hampir memasuki masa pensiun namun bermasalah.  Manajemen belum mendapatkan alasan kuat kenapa orang-orang ini harus keluar dari lingkungan mereka. Awalnya saat penerimaan, mereka bekerja sangat baik, namun bisa jadi terlena dengan gaji besar dan berbagai fasilitas dari perusahaan, mereka menjadi memiliki gaya hidup yang berlebihan dan merasa paling superior di masyarakat, sehingga lambat laun fokus mereka akan pekerjaan tergerus dengan hal-hal remeh di luar kantor.

Wahyu ini, setelah diselidiki dari media sosialnya, memiliki gaya hidup hedonisme yang tinggi. Ia kerap liburan ke luar negeri mengajak keluarganya, istri dan anaknya memakai barang branded yang kalau dilihat mereka bukan berasal dari status sosial yang biasa saja. Istrinya sebagai ibu rumah tangga dan orang tua si Wahyu ini pensiunan Masinis di PT. KAI. Mertuanya adalah pensiunan guru.

Bisa saja kalau pergi ke luar negeri, namun kalau sampai pelesir setiap bulan sepertinya hal itu berlebihan. Karena kita tahu, banyak negara yang ia kunjungi mewajibkan turis memiliki sejumlah uang tertentu di tabungannya, sebelum berkunjung ke negara itu. Seperti USA, minimal saldo rekening yang dimiliki adalah sekitar 75juta sampai 150juta rupiah. Australia minimal mengendal selama 3 bulan sebesar 10 juta, Jepang 20 juta, sebagian besar wilayah Eropa sebesar 450 Euro atau 7,5juta rupiah. Kalau berniat berlibur lebih dari 15 hari, persyaratan tabungan mengendap bisa lebih besar.

Hal itu bertujuan agar negara itu memiliki bukti kalau si Turis memang berniat hanya berlibur, bukannya menyusahkan dan membebani negara itu dengan menjadi pengemis atau pun imigran gelap.

Gaji Wahyu sebagai Kepala Operasional tidak terlalu besar, Take home paynya hanya 10juta per bulan. Dihitung-hitung dari segi mana pun sepertinya tidak masuk akal. Ya kecuali dia memiliki hal-hal yang tidak diketahui banyak orang seperti pernah menang lotere, atau menemukan emas waktu menggali sumur, atau ada nenek-nenek baik hati konglomerat yang terkesan padanya dan menunjuknya sebagai pewaris. Tapi di sini sepertinya... Regi tahu sebabnya.

Makanya ia memasang CCTV pribadi di sudut tertentu tanpa sepengetahuan siapa pun di Khazanah, Brankas Uang Bank.

Tentunya dengan bantuan Abbas sebagai OB, yang harus datang paling awal dan pulang paling larut, juga bantuan Pak Sarif yang tinggal di lantai atap, keduanya pemilik kunci-kunci ruangan, Regi bisa dengan mudah masuk ke Khazanah dan menempelkan CCTV. Hal itu sudah dipantau oleh Owner Bank, namun Regi minta untuk merahasiakan kepada siapa pun,  termasuk kepada manajemen yaitu Pak Felix dan Pak Dimas.

“Kerja di Bank, mengelola uang nasabah demi kepentingan owner, tapi tidak puas dengan nominal gaji sendiri, sampai kapan pun tidak akan pernah cukup berapa pun gaji kamu. Memang harus dibutuhkan iman yang kuat ya untuk menjadi Petugas Operasional...” gumam Regi.

Lalu layar CCTVnya beralih ke Ruangan HRD. “Begini toh kerja kalian? Apa saja sih tes yang kalian lakukan saat penerimaan pegawai?” gerutu Regi.

Ia kembali melihat daftarnya, lalu mencebik sinis, Kepala Seksi SDM, Atilla Hanadar juga menjadi targetnya.

“Orang lama, beraninya kalian berkhianat ke perusahaan yang memberi makan perut kalian dan anak-anak kalian selama puluhan tahun... kalau perusahaan ini hancur, gara-gara ulah kalian, apa yang kalian dapatkan? Mengorbankan karyawan lain yang bekerja bersungguh-sungguh? Jumlahnya puluhan ribu orang. Lebih baik kami mengorbankan 5-10 orang demi menyelamatkan 10ribu yang lain.”

Lalu ponselnya berdenting.

Pesan singkat dari ibunya.

“Hari Sabtu temani ibu arisan ya. Tolong booking tempat, restoran yang nggak malu-maluin.” Begitu isi pesan singkat dari Ibunya.

“Untuk berapa orang?” balas Regi.

“Sekitar sepuluh orang termasuk kamu dan ayah.”

“Ada anak-anak nggak nanti”

“Bawel amat pakai tanya-tanya. Memangnya kalau ada anak-anak kamu nggak mau ikutan?!”

“Kalau kupesankan restoran outdoor di gedung tinggi terus mereka bawa anak-anak lari-larian kan gawat kalau celaka.” Balas Regi.

“Ada beberapa anak-anak. Ibu mau ketemuan sama Rinda, sahabat ibu di grup arisan. Pokoknya yang makanannya enak dan pemandangannya bagus. Dia bawa anak, menantu dan cucunya nanti.”

“Iya Bu.” Balas Regi sambil menghela nafas.

Mau ngobrol sama temen arisan tapi bawa-bawa satu keluarga. Ini sih namanya mau pamer. Dengus Regi sebal.

Sesaat kemudian ia mendengar ribut-ribut di luar ruangan.

Regi tahu ini saatnya menonton.

Dimas keluar dari ruangan, disusul para manajer HRD yang dengan langkah terburu-buru berlarian keluar dari area Direksi.

Felix juga keluar dari ruangannya sambil menatap ke arah Regi dengan tajam.

Di sana, di dalam ruangan kaca itu, Regi hanya duduk di balik mejanya, dengan tangan menopang dagunya, dan ia menyeringai ke arah Felix.

“Apalagi, Regi?!” begitu gerak bibir Pak Felix yang menahan geram. Regi hanya memberinya kode gambar hati dengan jemarinya.

1
^⁠__⁠daena__⁠^
kapan kesana nya dia Thor, kenapa GK bisik² sih😂😂 tau gitu kan aku sambut di depan pintu🤭
^⁠__⁠daena__⁠^
anggap aja penthouse full AC alami😅
Faidullah Ahmad
Biasa
Faidullah Ahmad
Buruk
🌜melody 🌛
pak ntar geser isi otak ratu main toyor aja,,,
Indah Farida
Luar biasa
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
kok aku punya firasat dia di rumah ortunya regi ya 🤔
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
ajak ngobrol sambil makan kue + minum kopi
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
sempet sempetnya ngiklan 🤣
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
wawww dah mau 3 nih???
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
hahahaha 😂😂😂😂
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
ehhh om rumi.
om rumi Sehat om?
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
dia gak akan lagi suka Bakso.
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
ahhh aku terharu 🥺🥺🥺
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
gak percaya 😏
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
ini maksudnya bapaknya tersinggung gitu 🤣
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
mampos, bakal ketemu teros 🤣
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
nasibmu bas apes amat sih 🤣
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
emang gak ada masalah tu anak.
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
Ooo seperti itu 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!