Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Sedangkan di suatu tempat. Al di duduk di ikat dalam ruangan bawah tanah. Al hanya diam membisu. Diam mendengar percakapan para penjahat itu bicara di luar.
" Awasi dia, dan beri dia makan. Aku akan menghubungi bos, entah kapan ia kembali dari Belanda," kata pria pemimpin kelompok penjahat itu.
" Baik ketua," jawab seorang pria.
Sehingga Al berpikir keras. Berusaha keluar dari tempat itu. Sebelum orang rumah tahu ia di culik. Karna pasti Lim akan memberitahu Apa yang terjadi dengannya.
" Aku akan mencari jalan.Agar bisa keluar dari tempat ini," kata Al sembari menggesek gesek tali di tangannya. Agar saat si penjaga itu datang mengantar makanan Al bisa kabur.
Al pun lalu terus menggesek tali pengikat tangannya Agar ia bisa bergerak bebas. Karna hanya itu kesempatan untuknya.
Disisi lain Rasyid yang mendengar laporan Bill. Langsung pulang ke rumah. Setelah meeting di sebuah hotel bersama dokter Ray. Yang ikut bersamanya mengurus transaksi bisnis obat Al.
" Tuan, bagaimana jika dokter Al memecat saya," kata dokter Ray yang ikut terlibat. .
" Dia tidak akan memecat mu, Al punya hati yang lembut. Dia tidak akan melakukan sesuatu di luar batas. Karna kau menjalankan perintahku. Bilang saja kau hanya ku suruh," kata Rasyid.
" Baik tuan," kata dokter Ray. Yang ketakutan karna Bill sudah mengumpulkan para dokter sore tadi sore, atas perintah Al. Sehingga dokter Ray cepat pergi menemui Rasyid.
" Jangan banyak bicara pada Al, jika ia bertanya padamu," kata Rasyid
" Baik tuan, turunkan saja saya di depan sana," kata dokter Ray. Yang menumpang pulang bersama Rasyid.
" Ken berhenti di depan!!" perintah Rasyid.
" Baik tuan," jawab Ken yang meminggirkan mobil di depan sebuah jalan. Dan dokter Ray pun cepat turun dari mobil. " Terimakasih tuan tumpangannya," kata dokter Ray
" Ya " kata Rasyid. Ketika dokter Ray ingin menutup pintu. Dan setelah pintu tertutup Mobil kembali melaju cepat berbaur dengan mobil lain.
Terlihat raut wajah Rasyid begitu tegang. Rahangnya mengeras Karna menahan marah. Atas yang terjadi dengan Al. Dan itu sudah di prediksi papinya. Karna baru saja ia mendapat kabar Al di culik. Info itu ia dapat dari Bill, yang di hubungi oleh Ali.
**************
Di rumah Al. Bee gelisah tidak bisa tidur. Saat melihat jam dinding sudah menunjukan jam 10 malam lewat. Sedangkan ponsel Al tidak bisa Bee hubungi. Bee menatap Albi yang sudah terlelap dari tiga jam yang lalu.
" Ya ampun, kau sangat mirip dengan papimu nak," kata Bee mengecup kening Albi. Karna si bungsu kadang masih ikut tidur bersamanya dan Al.
" Huh..." kata Bee menghela nafas sembari duduk. Lalu turun dari tempat tidur. Untuk memeriksa ponselnya. Melihat pesan dari Al.
Namun nihil tak ada pesan masuk sama sekali.
Lalu Bee pun mengecek ponsel sang mami Yang terlihat masih online. Dan Bee langsung menelpon maminya. Dan ketika nada tersambung.
" Mi, apa Al mampir ke rumah?" tanya Bee
Deg....
Nyonya Aisyah yang mengangkat ponselnya pun. Terdiam sesaat sebelum menjawab pertanyaan Bee.
" Siapa ?" tanya tuan Fuad. Yang berada di sampingnya.
" Putrimu," kata nyonya Aisyah menatap penuh wajah suaminya.
" Berikan padaku," kata tuan Fuad. Sehingga nyonya Aisyah pun memberikan ponselnya pada tuan Fuad.
" Hallo sayang, kau baik baik saja. Jaga anak anakmu," kata tuan Fuad.
" Ya pi, Al kemana? Apa dia tadi tidak mampir ke rumah. Bill bilang Al ke perusahaan papi menemui kak Rasyid " kata Bee.
" Bee....Al di culik. Tapi tenang lah papi sudah menyuruh orang orang papi untuk mencarinya. Kau jaga saja anak anakmu Jangan sampai mereka tahu," kata tuan Fuad.
" Di culik !! bagaimana ceritanya pi.Tolong cari Al sampai ketemu pi?" pekik Bee kaget. Sambal menoleh pada Albi takut anaknya itu terbangun.
" Ya....sabar ya nak, papi akan mengurus semuanya. Al baik baik saja. Papi yakin dia bisa menjaga dirinya.," kata tuan Fuad.
" Ya pi" kata Bee sembari memegang dadanya. Sedangkan Albi yang sempat terbangun mendengar pembicaraan maminya Tak bergeming karna terkejut mendengar papinya di culik.
" Ya sudah pi, tolong bantu temukan Al secepatnya" kata Bee lirih.
" Ya sayang," kata tuan Fuad dari sebrang sana. Dan Bee pun terduduk lemas di sisi tempat tidur dengan mata mengembun.
" Ya Allah jaga suamiku" guman Bee lirih dan membaringkan tubuhnya di samping Albi. Albi pun pura pura berbalik badan memunggungi Bee.
" Siapa yang berani menculik papi?" batin Albi. Berpikir sambil membuka matanya sebentar . Lalu memejamkan matanya kembali untuk tidur. Karna ia tidak ingin membuat maminya khawatir.
Sedangkan Bee menangis dalam diam. Karna Bee tahu, tidak sedikit orang yang menginginkan nyawa Al . Karna ini bukan pertama kalinya bagi nya dan Al. Musibah selalu saja menguji mereka. Bahkan Bee masih ingat saat ia koma. Namun Al tetap setia bersamanya.
***********
Paginya seperti biasa Bee sudah bersiap berangkat dan mengantar anak anaknya. Namun pagi ini, tidak seperti biasanya keempat anaknya itu tidak menanyakan papinya. Mereka sarapan dengan tenang. Tanpa banyak bicara di meja makan.
Setelah sarapan keempatnya kompak menunggu di ruang tengah.
" Ya tunggu mami di luar, mami siapkan bekal kalian dulu," kata Bee.
Sedangkan Brian, Bian,Aura dan Albi berbisik bisik. Seperti sedang merencanakan sesuatu.
Entah apa yang ingin mereka lakukan. Hanya mereka yang tahu.
" Ra...ingat kau jaga kandang," kata Bian
" Hmm...." angguk Aura yang biasa memanggil dirinya Ara.
" Ade...kau siap ,nanti setelah pulang kita naik taxi," kata Bian
" Ya ..." angguk Albi. Lalu ia berdiri dan berlari kekamar Bee untuk mengambil sesuatu. Albi dengan cepat membuka laci meja maminya dan ketika menemukan sesuatu. Albi pun mengambilnya, sebuah kartu credit milik Bee.
" Ini...akhirnya ketemu juga," kata Albi yang cepat kembali berlari ke ruang tengah. Dan menyimpan kartu itu dalam tasnya. Lalu ia kembali duduk bersama kakak kakaknya.
Tidak lama Bee pun muncul di ruang tengah
" Ayo apa kalian sudah siap, kita berangkat sekarang. De Albi apa mau diantar sayang? " tanya Bee pada Albi
" Ya mam," angguk Abi. Lalu mereka beranjak mengikuti langkah Bee. Hingga Brian memberi kode.
Lalu mereka pun masuk mobil dan Brian duduk di depan bersama Aura. Sedangkan Bian dan Albi mengapit Bee yang duduk di belakang. Juan yang membawa mobil hanya diam. Tidak banyak bertanya. Karna tidak ingin anak anak tuannya itu curiga. Karna Ali sudah berpesan pada Juan..Untuk tidak membahas tentang Al.
Namun keempatnya yang sudah tahu, mengerti dengan situasi itu. Juga tidak banyak bertanya. Mereka diam dan duduk tenang. Seakan tidak terjadi apa apa.
**************
Sorenya keempat bocah kecil itu membuka laptop masing masing di kamar Albi. Albi mengecek cctv rumah sakit. Sedangkan Bian melacak seluruh jalan yang bisa menjadi petunjuk, kemana papi mereka di bawa pergi. Aura mencocokkan wajah pria pria bermasker itu. Sedangkan Brian yang memimpin adik adiknya. Mencari markas para mafia. Keempatnya kompak bekerja sama. Untuk menolong papinya.
" Dua hari lagi kita libur musim dingin. Kita akan bergerak" kata Brian.
" Siap bang," Jawab ketiganya kompak. Dan mereka pun kembali sibuk dengan laptop masing masing..Yang membuat mba Kia pengasuh Albi heran dengan apa yang dilakukan anak anak itu di dalam kamar.
Karna mereka belum keluar bermain dari kamar. Apalagi para pelayan di larang menganggu mereka, karna kamar di kunci rapat.
" Mba Kia ...mana anak anak ?" kata Sasi Yang datang bersama mami Aisyah yang ingin menjemput cucu cucunya.
" Mereka sedang di kamar nyonya, tapi siapa pun dilarang menganggu mereka. Sampai mereka selesai bermain game. Kamarnya di kunci nyonya," kata mba Kia.
" What !! apa apaan itu ?" kata Sasi kaget. Lalu berjalan cepat menuju kamar anak anak. Dan ketika mereka mengetuk Mereka tidak mendapat jawaban. Namun setelah cukup lama pintu pun terbuka. Dan hanya ada Aura di kamar itu sendiri.
" Mana yang lainnya ?" tanya mami Aisyah. Melihat Aura hanya seorang diri.
" Ngak tahu oma, mereka tadi bermain game di kamar Brian," kata Aura pura pura tidak tahu. Hingga Sasi dan mami Aisyah juga mba Kia saling pandang.
" Hah....tapi mereka tidak ada di sana non. Bukannya tadi ....!!" kata mba Kia bingung Karna sedari tadi ia mengawasi keempat anak majikannya.Mereka kumpul berempat Namun sekarang hanya ada Aura di kamar
" Astaga..." kata mami memegang dadanya.
" Mami..." kata Sasi memeluk mami Aisyah yang hampir roboh.
Apa kalian lupa bagaimana jeniusnya Dok Al, cari gara gara cari penyakit saja kalian
Salut sama Albi kok kepikiran bawa kredit card maminya
Tinggal berjuang keluar dari wilayah musuh, jangan sampai ke tangkap lagi
Semoga Dok Al dan anak anak selamat semuanya
Ga sabar nunggu aksi anak anak menyelamatkan Dok Al