NovelToon NovelToon
Kapten, Wo Ai Ni

Kapten, Wo Ai Ni

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:49.7k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Menikah dengan gadis yang dicintai adalah impian semua pria. Namun, Anggasta Bimantara, seorang kapten polisi harus menelan kekecewaan karena lamarannya ditolak oleh kekasihnya. Kekasih yang sudah dia pacari selama lima tahun lebih memilih pria kaya raya demi untuk kemajuan karir modelingnya.
Di tengah keterpurukannya putus cinta, dia terpaksa menikahi gadis tengil yang bernama Intan hanya karena kesalahpahaman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Indah

Di sebuah mansion mewah nan megah yang dijaga oleh ratusan bodyguard kelas kakap, Murray Chen sontak memakai kembali topengnya lalu bangkit berdiri sambil berteriak, "Masuk!"

"Ada apa?" Tanya Murray Chen dengan suara berat khasnya saat dia melihat wajah asisten pribadinya pucat pasi.

"Sepuluh orang anak buah kita yang lima tahun yang lalu memperkosa adiknya Kapten Anggasta hilang tanpa jejak"

"Oh" Murray Chen kembali duduk dengan santainya.

"An......Anda tidak panik, Tuan?"

"Untuk apa aku panik? Kalau mereka ketangkap paling mereka mati" Sahut Murray Chen sambil menarik laci meja untuk memasukkan foto mamanya Intan.

"Ta......tapi ......"

"Tapi apa? Mereka belum pernah melihat wajahku dan tidak tahu siapa nama asliku"

"Ah, iya. Anda benar" Asisten pribadinya Murray Chen langsung menghela napas panjang.

Aku pun juga tidak tahu siapa nama Anda yang sebenarnya, siapa Anda sebenarnya, dan saya tidak tahu wajah Anda di balik topeng itu, Tuan. Batin asisten pribadinya Murray Chen.

"Kenapa masih berdiri di sini?" Geram Murray Chen.

"Ah, iya, maafkan saya. Saya akan keluar, Tuan" Sahut asisten pribadinya Murray Chen.

Sepeninggalnya sang asisten yang sangat setia, Murray Chen kembali melepas topengnya lalu masuk ke ruang rahasia yang tersembunyi di balik lukisan singa yang sangat besar. Setelah Murray Chen masuk pintu besar yang menempel dengan lukisan besar itu menutup dengan sendirinya. Di dalam ruang rahasia itu Murray Chen berganti baju lalu melangkah ke pintu keluar dengan setelan baju dan identitas barunya bahkan dia pun mengendarai mobil yang berbeda. Dia pun muncul di rumah yang berbeda pula.

Mansion mewahnya Murray Chen menggendong rumah yang lebih kecil namun rumah kecil itu tidak kalah mewahnya dan rumah kecil itu berlantai tiga. Hunian semacam itu cocok dengan identitas dan pekerjaan Murray Chen di dunia nyata.

Murray Chen mengendarai mobil sedan klasik keluaran terbaru yang harga mobil itu dia sesuaikan dengan statusnya di dunia nyata sambil bersiul riang. Murray Chen membelokkan kemudian mobilnya ke kanan sambil bergumam dengan senyum riang, "Aku akan mulai mendekati Intan dengan identitas baruku dan menjebak Intan saat dia lengah"

Sementara itu di markas The Black Puma, Anggasta tengah melatih semua anak buahnya menyergap, menembak, dan mengasah beladiri. Setelah dua jam penuh berada di bawah terik matahari, Anggasta berlari ke deretan wastafel yang ada di pinggir lapangan.

Nala berlari menyusul Anggasta untuk berbisik, "Kakak ipar baik-baik saja, kan?"

"Hmm" Sahut Anggasta sambil melap wajahnya dengan handuk kecil bersih yang ada di nakas dekat wastafel paling pojok.

"Tapi, emm, kenapa Kakak ipar belum keluar kamar?"

Alih-alih menjawab pertanyaannya Nala, Anggasta berjalan meninggalkan Nala sambil berkata, "Jaga Kakak ipar kamu sebentar aku mau keluar cari sesuatu"

"Cari apa?"

Anggasta hanya melambaikan tangan dan Nala membuang napas kasar. "Kenapa semua pria di markas ini menyebalkan, ish!"

Anggasta menarik salah satu anak buahnya yang keturunan Tiongkok untuk bertanya, "Apakah di sini ada mie ayam?"

"Ada. Tapi, beda sama mie ayam yang ada di Indonesia. Di sini bakminya lebih gurih dan tidak ada jahenya"

"Antarkan aku ke kedai bakmi paling enak di sini"

"Siap!"

Satu jam kemudian, Anggasta sudah keluar dari kedai bakmi khas Tiongkok bersama dengan anak buahnya yang bernama Leo dan kapten berbadan atletis itu menoleh ke Leo sambil memasang sabuk pengamannya, "Apa di dekat sini ada toko bunga hidup?"

Leo menautkan kedua alisnya, "Bunga untuk siapa?"

"Jangan banyak nanya!"

"Ada. Di depan ada perempatan belok kanan"

Beberapa jam kemudian Anggasta meletakkan bunga matahari kesukaannya di jok belakang mobil lalu dia bertanya lagi ke Leo, "Toko cokelat di dekat sini?"

"Oh, putar balik lalu belok kiri" Leo masih menautkan kedua alisnya dan tidak berani bertanya tetapi dia membatin, apakah benar ada cewek di dalam kamarnya Kapten? Siapa cewek itu? Leo yang baru dia tahun bergabung di timnya Anggasta tidak mengetahui kalau Anggasta memiliki istri.

Beberapa jam kemudian Anggasta sampai ke markas dan membawa barang belanjaannya ke dalam sambil berlari. Dia melupakan Leo.

Leo memanggil temannya lalu berbisik, "Ada cewek di kamarnya Kapten"

"Benarkah?"

"Iya. Kapten beli bakmi, bunga, dan cokelat. Kapten, kan, tidak pernah beli bunga dan cokelat selama ini" Ucap Leo.

"Wah, sepertinya dugaan kita benar"

"Ayo kita tempelkan telinga kita di pintu kamarnya Kapten" Leo menarik tangan temannya dan langsung mengajak temannya berbalik badan saat dia melihat Anggasta bersedekap di depan pintu kamar dengan wajah dingin menyeramkan.

Anggasta menatap tingkah anehnya Leo dan Bram dengan menautkan kedua alisnya.

"Kak, kita berangkat jam berapa?" Tanya Roy.

Anggasta menoleh ke kanan dan langsung berkata, "Aku akan menemui kamu nanti"

"Bunga dan cokelat itu untuk siapa, Kak?"

"Untuk Kekasihku" Sahut Anggasta sambil membuka pintu kamarnya.

"Kakak ipar masih ada di dalam, ya?" Roy melongokkan wajahnya ke dalam dan Anggasta langsung mendorong wajah Roy lalu menutup pintu dengan keras di depan Roy.

"Gila! Hampir aja wajahku kena hantaman pintu" Ucap Roy sambil mengelus dada. Leo dan Bram kembali berbalik badan saat mereka melihat ada Roy di depan pintu.

Leo berbisik ke Bram, "Kita nggak jadi nguping, nih"

"Ya sudah nggak usah aja. Kalau beneran ada cewek di kamar Kapten nanti juga keluar cewek itu masak di kamar terus" Sahut Bram.

"Iya, pinter juga kamu. Nggak sabar aku pengen lihat seperti apa cewek yang sudah meluluhkan hati Kapten karena selama ini Kapten, kan, nggak pernah berkencan" Sahut Leo.

"Kita harus sabar paling sebentar lagi Kapten keluar sama cewek itu"

"Sip!"

Anggasta berlari kecil masuk ke dalam dan tersenyum penuh cinta saat menemukan Intan masih meringkuk lelap di balik selimut.

Anggasta lalu meletakkan bakmi di atas meja makan yang ada di dapur mini lalu dia meletakkan bunga dan cokelat di atas meja sofa. Setelah itu dia melepas kaosnya lalu masuk ke dalam selimut dan menarik kepala Intan dengan pelan untuk dia letakkan. di atas lengannya. Anggasta menjumput rambut Intan yang basah lalu menyelipkannya di balik telinga kemudian ia mencium pucuk hidungnya Intan kemudian memandangi wajah Intan tak berkedip.

Anggasta terus tersenyum penuh cinta dan sambil mengusap lembut rambutnya Intan dia bergumam lirih, "Betapa beruntungnya aku bisa bertemu denganmu waktu itu dan menikah denganmu. Kamu bukan hanya cantik tapi sempurna"

Intan menggerakkan kelopak mata dan menguap. Anggasta melebarkan senyumannya sambil menunggu Intan membuka mata.

Intan mengusap kelopak matanya lalu mengulet dan saat dia membuka mata dia mengerjap kaget, "Mas?!"

"Sudah bangun?"

"Astaga! Maafkan aku, Mas. Apa aku membuka lagi luka di bahu kamu? Ka......karena, se.....seingatku aku sedikit brutal" Intan langsung mengangkat kepala untuk memeriksa bahu Anggasta.

Anggasta terkekeh geli lalu berkata, "Harusnya aku yang berkata seperti itu. Maafkan aku sudah membuka segel kamu. Apakah sakit di bawah sana?"

Intan masih fokus memeriksa bahu Anggasta dan Anggasta kemudian berbisik di telinga Intan, "Tan, kamu memiliki ketiak yang sangat indah dan saat ini kau memperlihatkan keindahan dada kamu di depan mataku. Apakah aku boleh mencicipinya lagi?"

Intan sontak menunduk dan melihat bibir Anggasta berada dekat sekali dengan dadanya. Gadis cantik itu sontak merosot lalu menyembunyikan dirinya di balik selimut.

Anggasta sontak menggemakan tawa renyahnya lalu bertanya di sela tawanya, "Kenapa malah sembunyi, Tan?" Anggasta menarik selimut dan Intan menahannya sambil berteriak, "Aku malu, Mas! Jangan ditarik!"

"Kenapa malu? Aku sudah melihat semuanya bahkan aku sudah hapal bentuknya, Tan"

"Dasar mesum!" Teriak Intan dari balik selimut dan Anggasta kembali menggemakan tawa.

Lalu, kapten tampan itu merosot turun dan langsung menindih tubuh Intan. Ketika Intan mengerjap kaget, Anggasta langsung merosot turun untuk memeriksa di bawah sana sambil menyibak selimut.

"Kyaaaaaa!!!! Mas!!!!!! Apa yang kamu lakukan?"

"Memeriksa di bawah sini. Aku takut kamu kenapa-kenapa, Tan"

"Yeeaahhh memang sedikit nyeri dan rasanya aneh di bawah sana, Mas. Tapi, aku nggak papa"

Anggasta naik kembali dan tersenyum di depan wajahnya Intan laku berkata, "Syukurlah kamu tidak apa-apa. Terima kasih sudah menjaga segel kamu hanya untukku" Anggasta mengecup bibir Intan.

"Tentu saja aku akan menjaganya dan aku persembahkan untuk Suamiku"

Anggasta terkesiap kaget dan langsung membeku.

"Aku masih memakai cincin pernikahan kita, Mas" Intan menunjukkan cincin di jari manis tangan kanannya.

"Aku juga" Anggasta juga menunjukkan cincin manis di jari tangan kanannya.

"Terima kasih Mas menjaga kesetiaan dan kesucian pernikahan kita sampai detik ini"

"Jadi, kamu, emm, pria bertopeng itu.......dia bilang kalau dia........."

"Aku ditolong oleh Kakek Barnes dan Nenek Amanda waktu itu. Lalu, aku dibesarkan oleh Kakek dan Nenek Amanda sampai aku berhasil menjadi dokter. Aku hidup aman di sini. Tapi, aku kehilangan ibu mertua yang belum menyukai aku, Dan aku..... kehilangan Kakek dan aku ........belum sempat bilang ke Kakek kalau aku sangat menyayangi Kakek. La.....lalu Kak Anisa.....aku bahkan belum akrab sama....... Mas, a......aku..........." Intan tidak sanggup melanjutkan kalimatnya dan dia terisak menangis.

Anggasta langsung memagut bibir Intan yang bergetar dan mengajak Intan berciuman lembut sambil terus mengusap rambut Intan untuk menenangkan Intan. Lalu, Anggasta menarik bibir saat dirasanya Intan sudah tenang, "Aku akan bopong kamu ke kamar mandi. Mandilah dan aku akan panaskan bakmi khas sini. Kamu masih suka makan bakmi, kan?"

Intan mengangguk dan tersenyum.

Setelah menurunkan Intan di kamar mandi, tepatnya di bawah shower, Anggasta berlari keluar kamar mandi lalu muncul kembali di kamar mandi untuk meletakkan baju Intan di atas rak dan berkata, "Aku sudah lipat baju kamu dan aku taruh di rak"

Intan menoleh dan berteriak di balik tirai, "Iya, Mas. Terima kasih!"

Setelah memanaskan kuah bakmi dan Mesya bakmi di mangkok, Anggasta berlari ke kamar mandi karena Intan belum juga keluar dari dalam kamar mandi.

Anggasta mengulum bibir saat dia menemukan Intan berdiri di depan cermin besar dan meraba tanda merah kebiruan yang dia buat.

"Mas Angga brutal juga. Banyak banget, nih tanda merah kebiruan di leher, dada dan......ahhhhh!" Intan berjingkat kaget saat Anggasta memeluknya dari arah belakang

Anggasta mengecup pundak Intan sambil menghidupkan shower dan berkata saat air mengalir turun membasahi dia dan Intan, "Aku akan mandikan kamu biar cepat selesai"

Tapi, kata cepat selesai hanya di bibir saja, selanjutnya............

1
F.T Zira
2🌹🌹 dehh buat ka autor✌️🥰
F.T Zira
annabele😅😅😅😅
F.T Zira
woii woiii1😳😳🫣🫣🫣
🌺Fhatt Trah🌺
kelamaan. pegal tahu😄😄
🌺Fhatt Trah🌺
iklan + 🌹 untuk author
🌺Fhatt Trah🌺
gaya apa itu😂😂😂
🌺Fhatt Trah🌺
otaknya mesyummm🙈🙈🙈🙈🙈🤭
anggita
bunga utk thor...
anggita
klo di sepak bola, hijau itu bonek 🤭🙏
F.T Zira
🌹 buat Anggasta🫰🫰🫰
🌺Fhatt Trah🌺
seikat 🌹🌹 untuk author. semangat ya
🌺Fhatt Trah🌺
ditahan Tan. ntar lama lama juga enak🤭🤭🙈
🌺Fhatt Trah🌺
🙈🙈🙈🙈aku jd penasaran besarnya ke apa thor🤭
🌺Fhatt Trah🌺
🙈🙈🙈🙈🙈🙈 aku jadi malu thor. aku masih polos😂
🌺Fhatt Trah🌺
tersesat di dalam gua ya thor🤭🤭
🌺Fhatt Trah🌺
tapi kamu suka kaaaaaan.
ayo ngaku, gk usah gengsi
🌺Fhatt Trah🌺
cieeeeeee cieeee 🥰🥰🥰
Intan udah pandai menggombal ya
Rahma AR
like plus iklan
Nabil abshor
ciiiieeee ciiiieeee,,,,,,,,,
F.T Zira
minta up itu harus🤭🤭🤭
5iklan buat ka author😁😁🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!