NovelToon NovelToon
Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / perjodohan
Popularitas:27.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: 1PM

Awalnya ingin berpacaran bebas dan menemukan pria yang sempurna.
Tanpa diduga, dia terpaksa memiliki hubungan dengan tuan muda yang kaya.
Meskipun tuan muda itu kaya dan tampan, masalahnya dia cacat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1PM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27

Stevano terus melangkah menapaki satu persatu anak tangga hingga akhirnya dia tiba di tangga paling atas, dan kemudian dia menuju kamar istrinya. Bunga yang sedari tadi berjalan di belakangnya, membukakan pintu kamar kepada pasangan suami istri itu.

Setelah masuk Stevano pun langsung merebahkan tubuh istrinya di atas ranjang. Setelah itu dia langsung berlalu keluar. Saat langkahnya sampai di pintu dia berkata "Kau obati kaki Nyonya Muda mu, dan jangan biarkan dia bertindak di luar batas lagi," perintah Stevano kepada Bunga.

"Baik Tuan."

Setelah mengatakan itu kepada pelayan pribadi istrinya, Stevano pun benar-benar pergi dari kamar itu dan melangkah menuju ke kamarnya.

"Bunga kemarilah!" perintah Jasmine yang kini duduk dan bersandar pada ranjangnya.

"Iya Nyonya",

Bunga pun menuruti perintah Nyonya Mudanya.

"Sekarang coba kau cubit aku" tambah Jasmine.

"Ha?" Bunga bingung akan permintaan Nyonya Mudanya itu, dan dengan ragu dia kemudian mencubit tangan Jasmine.

"Aw," Jasmine mengaduh begitu merasakan panas pada tangannya karena cubitan Bunga.

"Maafkan saya Nyonya, saya tidak bermaksud untuk menyakiti Anda."

"Bunga, jadi ini bukan mimpi, ini benar-benar nyata. Kemudian Jasmine membalikkan badannya menghadap ke arah Bunga, kemudian memegang bahu pelayan pribadinya itu dan kembali berkata, "Bunga kenapa jantungku berdetak lebih kencang saat bersama dengannya?"

Kemudian Jasmine menarik tangan kanan Bunga dan dibawa ke dadanya. "Kau bisa merasakan kan? rasanya jantung ini seakan mau lompat dari tempatnya," tambah Jasmine

"Nyonya bagaimana jika jantung Anda yang berdetak dengan cepat menandakan jika mungkin Anda sudah jatuh cinta pada Tuan Muda?"

"Kau jangan sembarangan berbicara Bunga, mana mungkin aku jatuh cinta pada pria angkuh dan kejam sepertinya," ucap Jasmine dengan wajah yang sudah memerah seperti kepiting rebus, kemudian kembali berbaring dan menutupi seluruh badannya dengan selimut.

Bunga yang melihat Nyonya Mudanya jadi salah tingkah hanya tersenyum, "Nyonya, sebaiknya saya obati dulu kaki Anda!"

Kemudian Bunga pun mengompres kaki Jasmine yang sudah bengkak dan kemudian membalutnya.

***

Di sebuah kamar yang luas dan mewah, Stevano berdiri di balkon kamarnya. Dia memegang bibir yang tadi di sentuh istrinya, "Indah sekali" kembali terngiang di pikirannya, kata itu, kata yang terucap, baru pertama kali dia dengar. Di saat semua orang hanya melihat keburukannya, gadis itu Olivia Jasmine, gadis yang telah menjadi istrinya, melihatnya penuh kekaguman bahkan memuji dirinya di depan semua pelayannya. Mengingat itu Stevano tersenyum masih dengan memegang bibirnya.

Jason yang baru masuk ke kamar Stevano, melihat Stevano diam mematung di balkon kamarnya dengan memegang bibirnya sambil tersenyum. Senyum yang sangat jarang Jason lihat pada Tuan Mudanya.

"Tuan Muda apa Anda baik-baik saja? Atau adakah yang mengganggu pikiran Anda?"

"Aku..aku tidak apa-apa," ucap Stevano sambil melepas dasi dan kemudian membuka pakaian yang tadi kenakannya.

 

"Baiklah kalau begitu Tuan, aku permisi dulu."

Setelah kepergian Jason, Stevano pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Di bawah guyuran air shower yang hangat, Stevano menyingkap rambutnya yang basah ke belakang, kemudian mendongakan wajahnya pada air yang menghujani tubuhnya sambil memejamkan matanya merasakan kesejukan.

"Aku Istri Anda, dan aku berhak menyentuh Anda."

"Tidak bisakah kalian sedikit saja menghargai dan menghormati Suamiku."

"Terima kasih Suamiku."

Kata-kata Jasmine bahkan wajah cantik istrinya itu terus melintas di benak Stevano saat dirinya memejamkan mata.

"Berani sekali kau ada di sini." Stevano menggeleng-gelengkan kepalanya berharap bayangan Jasmine bisa menghilang.

Begitu keluar dari kamar mandi, Stevano melihat Jason di kamarnya meletakkan nampan berisi makanan. 

"Tuan, sebaiknya Anda makan malam dulu, dari tadi kulihat di acara Anda tidak makan sama sekali."

Jason melihat pada Stevano yang tidak memberikan respon, tampak jika Tuan Mudanya justru melamun.

"Tuan, ada apa?" tanya Jason mengagetkan Stevano.

"Jason mulai sekarang peringatkan gadis itu untuk menjauh dariku!" Perintah Stevano.

"Baik Tuan, saya akan memberitahukan seluruh pelayan untuk mengawasi Nyonya Muda agar tidak lagi mengganggu Anda."

"Bukan hanya mengganggu saja Jason, tapi gadis itu juga telah merusak pikiranku."

Jason langsung menatap Stevano begitu mendengar kata terakhir yang Stevano ucapkan. Sepertinya Jason tahu maksud yang sebenarnya atas apa yang Stevano ucapkan.

~ sementara di tempat lain

"Mami!"

Maxime langsung berlari dan mengangkat kepala Maminya lalu dibawa ke pangkuannya.

"Mi, bangun Mi!" Maxime terus berusaha membuat Mami nya bangun. Karena Tiffa tak bangun-bangun akhirnya Maxime menelpon pengawal.

"Kamu pastikan halaman belakang tidak ada orang dan jangan biarkan siapapun berada disitu!, siapkan juga mobil di pintu belakang!" Perintah Maxime kepada pengawalnya lewat telepon.

Setelah mendapat kabar dari pengawalnya bahwa halaman belakang telah kosong, Maxime pun menggendong Mami nya yang masih pingsan ke mobil.

"Nyonya!" Panik Bi Arum pelayan pribadi Tiffa, melihat Nyonyanya kembali tidak sadarkan diri. Bi Arum tadi sempat dihubungi Maxime untuk ikut pengawal yang akan mendatanginya. Dan pengawal itu pun membawa Bi Arum menuju mobil Maxime yang kini diparkirkan di belakang gedung tempat acara.

Begitu Maxime sampai di mobilnya, Bi Arum langsung membukakan pintu belakang mobil, membiarkan Maxime yang menemani maminya di belakang, kemudian Bi Arum sendiri langsung masuk dan duduk di samping kursi kemudi.

"Bi, kita harus membawa Mami ke rumah sakit Bi!"

"Jangan Tuan Muda!" Larang Bi Arum.

" Apa yang Bi Arum katakan? Kenapa Bi Arum melarang Mami untuk dibawa ke rumah sakit? Bagaimana jika terjadi apa-apa sama Mami? Apa Bibi mau bertanggung jawab? Bukan kali ini aja Bi Mami pingsan!" Kesal Max dengan larangan Bi Arum.

Bi Arum meremas jemarinya gugup.

"Jalan pak sekarang! Kita ke rumah sakit," perintah Max pada sang sopir.

"Kenapa Bi? Jelaskan apa alasan Bibi melarang ku untuk membawa Mami ke rumah sakit?"

Bi Arum masih diam saja, dia bingung harus mengatakan apa pada Tuan Mudanya.

"Jawab Bi!!" Bentak Max tanpa sadar.

Bi Arum yang baru pertama kali mendapat bentakan dari Tuan Mudanya terlonjak kaget.

"Nyonya yang melarangnya Tuan Muda," hanya itu yang bisa Bi Arum katakan. Dia takut jika mengatakan yang sebenarnya.

Max mengurut pelipisnya yang mendadak pusing. Tak lama terasa pergerakan di pangkuannya. " Mami? Mami sudah bangun? Bagaimana keadaan Mami? Mami baik-baik saja kan? Tanya Max cemas.

Tiffa mencoba untuk duduk dibantu Max. Setelah posisi duduk nya sudah benar kini dia menggenggam tangan putra nya, "Mami baik-baik saja, kita sebaiknya pulang, kepala Mami hanya sedikit pusing," jawab Tiffa tersenyum.

"Mami yakin?" Tanya Max ragu.

"Iya sayang, Mami hanya butuh istirahat sebentar, besok juga sudah sembuh," ucap Tiffa meyakinkan Max.

"Baiklah" pasrah Max.

"Pak kita pulang sekarang! Tambahnya kepada sopir pribadinya.

Setelah sampai di kediaman utama Anderson, Max pun membantu Mami nya untuk ke kamarnya dan membiarkan mami nya beristirahat.

Tiffa hanya mengiyakan perintah Max. Padahal sebenarnya dia tidak bisa tidur memikirkan Stevano, bagaimana perasaannya, mendengar hal itu diungkit lagi bahkan oleh orang lain. Dia terus membolak-balikkan badannya, hingga tak terasa waktu menunjukkan tengah malam.

Tak lama kemudian suara pintu terbuka, sudah bisa Tiffa tebak siapa yang datang.

"Apa kau sengaja ingin mempermalukanku di depan semua tamu dengan meninggalkanku di tempat acara, ha? Tanya Willy marah.

"Bukankah Anda yang ingin mempermalukan diri Anda sendiri dengan membongkar aib keluarga Anda?"

"Apa maksudmu, aku tidak mengerti yang kau katakan Tiffa?"

"Jangan berpura-pura seolah Anda tidak tahu, Anda kan yang menyebarkan tentang Stevano yang Anda bilang bukan anak kandung Anda? Sudah puas Anda? Puas kau Willy dengan mengatakan itu ke semua orang? Puas kau membuat istri dan anakmu di permalukan?" Teriak Tiffa.

"Dia anakmu! Bukan anakku!"

" Kau akan menyesal Willy!! Kau akan sangat-sangat menyesal suatu saat dengan terus mengatakan itu!"

1
Tuthy Dzaky Syarif
mampir baca trus
Adam Malik
Luar biasa
Anonymous
keren
chue
kakkkk cerita liora ana nggaaa
Ragil Tia
haruse Jasmin Ki bilang sama suami.
Hamidah Hamidah
trus sebenarnya bunga itu siapa
Maria Mahdalena Manalu
Luar biasa
Dewi Dewiii
Jason cocok sama bunga
Dewi Dewiii
penasaran sama adiknya Stevano
Helen Nirawan
cape liat jasmine , kesel abis
Ryan Jacob
semangat Thor
Helen Nirawan
mang jasmine gk tau diri kesel ,dr awal lu merasa dipaksa kan ,sampe mo kabur , skr lu br merasa lu istri gt krn bela in pelayan yg di hajar ,bela vano di dpn org byk ,lu jd istri ,klo gk ada org ,lu org asing gt, sekolah bkn ny pinter , kyk.gini model ny org sekolah , tobat
Helen Nirawan
kan gk cacat ,dah sembuh kyk ny
Helen Nirawan
ini ai jasmine ribet ,sok pinter
Helen Nirawan
kan dah oon penakut ,sok pinter , liat laki lu takut ,tp malah bikin gara2 , ampun tobat gw
Helen Nirawan
dah penakut ,pake acara mo kabur ,di goreng br tau rasa ,iisshh
Helen Nirawan
yg engga2 aj ,apain kabur ,mang ngaruh gt ,payah
Tarmi Widodo
mampus kau max
Tarmi Widodo
luar biasa
Tarmi Widodo
an angkat toh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!