NovelToon NovelToon
My Ex Crush

My Ex Crush

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rahma AR

Zoya Putri Sasmita tau dia seperti cari mati karena berani melamar kerja di perusahaan orang tua mantan temannya yang selalu membencinya waktu SMA.

Tapi prospek kerja di sana sangat menjanjikan. Apalagi dengan hobi travellingnya ya jing sering menyusahkan dompet kedua kakak laki lakinya.

Jika dirinya berhasi diterima, kedua kakaknya pasti akan sangat bersuka cita dan semakin mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gangguan Eleanor

Pagi pagi sekali Zoya sudah tiba ke perusahaan Nathan. Dia pun meletakkan barang barang pribadinya di sana yang dibawanya hanya beberapa buah saja. Hanya pigura kecil yang memuat foto seluruh anggota keluarganya, sebuah rak plastik kecil tiga tingkat untuk meletakkan pulpen, pensil, pengaris, id card, sapu tangan, serta jarum rajut atau sering disebut hakpen bersama benang rajutnya dalam jumlah kecil.

Sengaja Zoya membawanya. Kebiasaannya kalo sudah bosan, dia akan merajut untuk mengembalikan moodboosternya.

Apalagi dia akan bekerja full pressure dengan Nathan. Dia pasti harus punya lebih banyak lagi stok benang rajutnya. Nanti dia akan mampir ke toko langganannya sepulang kerja.

Setelah menata barang barang berharganya, Zoya melihat kembali dokumen yang akan dia kerjakan sebelum si bossy itu datang.

Kemudian dia pun mempersiapkan printernya untuk mencetak

Gila aja, lebih dari lima puluh kertas untuk empat buah berkas yamg dikirim Nathan tadi malan yang harus dia setor pagi ini ke meja Nathan.

Dia benar benar diperlakukan sebagai kuli oleh mantan temannya ini. Mungkin lebih buruk dari kuli panggul di pasar.

Saat dia sedang sibuk mengeprint, Zoya ngga mendengar ada langkah yang mendekat.

Nathan.

Laki laki itu kini menatap mantan temannya yang sudah jadi bawahannya itu dengan senyum miring di wajahnya.

"Kalo udah selesai dibawa ke ruanganku," ucapnya sambil melangkah pergi tanpa mempedulikan kekagetan Zoya yang ngga nyangka dia sudah datang.

Hampir copot nih jantung. Baru sehari gimana kalo seminggu?

Sebulan?

Setahun?

Apa dia masih kuat berada di sana?

"Kamu dengarkan, apa yang aku bilang barusan," ucap Nathan saat akan membuka pintu ruangannya karena belum mendengar jawaban Zoya.

"Yes, sir," sahutnya cepat tanpa mempedulikan kertas kertas yang dipegangnya berjatuhan karena mendengar suara Nathan lagi.

Nathan pun masuk ke ruangannya dengan senyum puas. Ada kesenangan tersendiri di hatinya telah memberikan tekanan pada mantan temannya itu.

Bisa, ngga, sih, ngga ngagetin. Ini juga, kan, lagi kerja, sungut Zoya membatin.

Jedug

"Auww," jeritnya pelan.

Karena sibuk mengomel sambil memunguti kertas kertas yang ada di bawah meja, Zoya melupakan keberadannya.

Zoya pun bangkit perlahan sambil mengurut kepalanya yang lumayan terasa sakitnya.

BUK

Meja sialan, omelnya sambil memukul meja yang sudah membuat kepalanya menciumnya dengan mesra.

Dia pun mengatur lagi letak halaman tiap berkas sambil menunggu cetakan cetakan berikutnya.

Kepalanya masih lumayan juga sakitnya.

Apa ini pertanda dia harus segera resign? Pertama jantungnya yang mau copot, sekarang kepala yang terasa masih cenut cenut.

Zoya membuang nafas kesalnya. Tinggal dikit lagi print print an ini akan selesai untuk diberikan pada Nathan. Zoya harus mempersiapkan mentalnya karena sebentar lagi akan menghadap Nathan yang tentunya akan memberikannya kata kata pedas lagi.

Selagi dia sibuk dengan kerjaannya, terdengar langkah anggun yang mendekat.

"Em... Nathan ada di ruangannya?"

Gadis meresahkan itu ternyata.

Zoya berusaha menahan ketaksukaannya.

Dia harus bersikap profesional, kan?

"Ada, nona." Mata Zoya melirik paper bag yang ada di tangan Eleanor.

Mau ngajak sarapan bersama heh..., dengus Zoya dalam hati.

Mau ambil hati si jahat itu dengan makanan, ya, batinnya mengejek.

"Terimakasih," senyumnya kemudian melangkah ke arah ruangan Nathan.

"Sebentar, Nona," panggil Zoya menahan langkah gadis itu.

"Ada apa?" tanya Eleanor heran.

Zoya tersenyum.

"Nona ngga bisa masuk begitu saja. Saya harus nanya dulu, apa Tuan Nathan mau bertemu atau tidak." Untunglah Zoya teringat akan tugas utamanya sebagai personal asisten yang merangkap jadi sekretaris.

Setiap tamu harus ditaya dulu, kan, sama bosnya itu. Mau diterima atau nggak. Jangan sampai dia membuat kesalahan fatal di hari pertamanya bekerja.

"Aku ini teman spesialnya," senyum Eleanor yang terlihat pongah di mata Zoya.

Zoya menahan makian yang hampir keluar dari bibirnya.

Gadis meresahkan itu untungnya bukan berada di restonya. Pasti sudah dimakinya abis abisan, tanpa segan, karena dialah bosnya.

Tapi kalo di sini Zoya juga harus memikirkan nama baiknya di mata karyawan lain, terutama di mata orang tua Nathan. Kalo cuma Nathan, lewatlah, ngga akan dia pikir sama sekali.

"Semua karyawannya spesial, nona," bantah Zoya kalem.

Eleanar berdecak kesal. Dia mengatur jalan nafasnya agar ngga emosi.

"Baiklah. Katakan pada Nathan, Eleanor mau menemuinya," ucapnya menahan kesal. Kirain dia akan dengan mudah menghadapi personal asisten yang tampak lugu ini. Dia salah ternyata.

"Bertemu sebagai apa? Sebagai bawahan atau......" Zoya sengaja menggantungkan ucapannya.

Eleanor mendelikkan matanya kesal. Apalagi mengingat pertengkaran mereka kemarin, Eleanor ngga mungkin mengatakan dia kekasih Nathan. Takut Nathan semakin ilfeel dengannya.

"Staf Perencanaan Proyek," kata Eleanor penuh tekanan.

"Oke." Senyum kemenangan tercipta begitu saja di wajah Zoya.

Dia pun mengangkat telponnya. Sengaja menekan tombol loudspeaker agar gadis meresahkan itu ikut mendengarkan.

"Sudah selesai belum? Cepat bawa ke ruanganku," sergah Nathan dengan ngga sabar.

Padahal Zoya belum mengatakan apa apa.

"Maaf sir. Staf perencanaan proyek, Nona Eleanor ingin bertemu. Beliau sudah berada di depan ruangan anda," jelas Zoya sangat sopan.

Hening.

"Aku sibuk."

Tuts.

Laki laki itu memutuskan telponnya.

Eleanor agak terkejut, wajahnya merona karena malu. Ngga nyangka Nathan akan menolaknya mentah mentah.

"Maaf, nona. Tuan Nathan ngga ingin bertemu anda sekarang. Anda bisa datang besok," tutur Zoya dengan tatapan mengasihaninya, padahal dalam hati dia sedang tertawa ngakak akan kesialan yang di alami Eleanor.

Eleanor terdiam. Dia baru mengingat kalo gadis ini adalah gadis yang bersama Cleora dan teman temannya kemarin.

Jadi dia Zoya? Baru sadar dengan posisi gadis itu sebagai personal asisten Nathan yang menang mutlak darinya.

1
Jamayah Tambi
jd perempuan jgn murah sangat
Jamayah Tambi
mereka pelajar pintar
Jamayah Tambi
Dah rasa kaya sangat Nathan.Boleh buli Zoya.
Jamayah Tambi
Garang2 pun dlm hati ada taman
Sriwahyuni Elmi
cerita anaknya kenan gak ada ya
Rahma AR: ada...duda dingin jatuh cinta lagi
total 1 replies
Jamayah Tambi
Tahniah Zoya
Mamah Kekey
pernah baca tapi lupa
Jamayah Tambi
dag dig dug
Jamayah Tambi
cerita lama ni
Rahma AR: lg on gping... hai bos.... hehe
total 1 replies
Ira Zamiah
dengki x hati tua bangka ngurusin ank org urusin ank lu yg nikah pake kontrak
Ira Zamiah
Luar biasa
Ira Zamiah
mampiirrr
shimaizha
Luar biasa
15_01 RD
Cerita Kalil-Khanza judulnya apa thor ?
Rahma AR: hehe......
15_01 RD: oke makasih thor, abis selasai ini langsung kesana
urutannya salah ya ? harusnya baca cerita emak bpknya dulu 🤭
total 3 replies
15_01 RD
sintingg ni aki2, orang tuanya aja anteng2 aja laahh dia sok sibuk sendiri 😤
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Luar biasa
15_01 RD
cewek sintingg 😔
15_01 RD
Harusnya jangan dulu diterima Cleo biarkan Jeff benar" memutuskan dulu pertunangannya sama si ulet bulu 😐
15_01 RD
good boy 🥰
15_01 RD
Zoya terlalu banyak melamun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!