NovelToon NovelToon
Beetwen Love And Religion

Beetwen Love And Religion

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: hellokyul

Mencintai memang tak selamanya akan berjalan dengan mulus, begitu pula dengan kisah Kannita Gabriella, yang secara tak sengaja menyukai sesosok pemuda yang terlihat menyukai teman dekatnya, namun ternyata justru diam-diam menyukai dirinya. Dan ada juga sahabatnya yang ternyata juga menyukainya sejak lama. Dibalik kisah tersebut, ia diambang dilema memilih untuk yang seiman atau tidak seiman. Bagaimanakah Kannita dalam menghadapi perasaan semunya itu? Kepada siapakah hatinya akan berlabuh?

Penasaran dengan kisahnya? Yuk kepoin ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hellokyul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 8

Hari ini adalah hari minggu. Hari dimana seperti biasanya, Asher menjemput Kannita untuk pergi ke gereja bersama-sama. Saat Kannita keluar dari rumahnya, ia disambut oleh aroma harum pinus yang dicampur dengan citrus khas parfume laki-laki yang maskulin yang begitu memabukkan, membuatnya menahan napas sejenak.

Asher tersenyum lebar ketika melihat Kannita keluar dari rumahnya. "Wah tumben, lo kayak keliatan cantik banget hari ini," puji Asher.

Kannita tersenyum malu-malu ala kucing, merasa sedikit tersanjung oleh pujian Asher, ingat hanya sedikit loh ya. "Terima kasih, Ash. Lo juga keliatan keren dengan jaket jeansmu, jaket baru kah?" balasnya sambil memperhatikan penampilan Asher.

Asher mengangguk, Iya dong, baru beli kemarin gue. Uda ayo, kita berangkat."

Mereka berdua berjalan menuju motor Asher, menikmati udara segar pagi yang menyegarkan. Saat mereka duduk diatas motor Asher. Hembusan anginnya terasa begitu dingin membuat Kannita mengusapkan kedua telapak tangannya.

Kannita memandang sekitar jalanan yang mereka lalui, merenungkan banyak hal dalam pikirannya. Asher yang melihat Kannita terdiam dari kaca spionnya, merasa bingung.

"Kenapa lagi lo? Ada yang ganggu pikiran lo, Nit?" tanya Asher dengan bingung.

Kannita menggelengkan kepala, "Dih kepo lo, lagian kalo ada juga kenapa? Biarin gue merenung kek heran deh."

Asher mengangguk mengerti, tetapi tetap memperhatikan Kannita dengan cermat. Setelah beberapa saat, mereka tiba di gereja dan bergabung dengan jemaat lainnya untuk beribadah. Selama ibadah, Asher dan Kannita terlibat dalam doa dan puji-pujian, merasakan kedekatan mereka dengan Tuhan.

Setelah ibadah selesai, Asher keluar lebih dulu dari gereja sambil memberi kode kepada Kannita bahwa jika butuh sesuatu, bisa langsung meneleponnya. Sementara Kannita masih berada di dalam gereja, ponselnya berdering dengan dentingan notifikasi yang mengabarkan pesan dari Asher.

Kannita cepat-cepat mengambil ponselnya dan membaca pesan dari Asher. Dia hendak membalas pesan itu ketika menyadari bahwa Asher sudah menyepamnya. Dia menggelengkan kepala sambil tersenyum, lalu keluar dari gereja.

Saat Kannita keluar, dia melihat Asher sudah duduk di motornya, menunggunya dengan sabar. Dia mendekati Asher dengan langkah cepat.

"Duh, kasian, jadi kepanasan deh," ucap Kannita sambil tersenyum.

Asher mengangkat bahu, "tau enggak gue tuh udah dari tadi udah lama di sini. Lo tuh lama banget, Nit."

Kannita memiringkan kepala dengan ekspresi bersalah, "iya deh iya maaf ya, tadi gue sempat ngobrol sama beberapa teman di dalam gereja."

Asher mendesah, "iya udahlah, nggak apa-apa. Yang penting sekarang kita bisa pulang."

Kannita mengangguk, "Iya, ayo kita pulang."

Mereka berdua melaju pulang dengan motor Asher. Di perjalanan, mereka saling bercerita tentang pengalaman mereka selama ibadah hari ini.

"Enggak tau kenapa nih ya, pasti abis selesai ibadah gue tuh kayak ngerasa damai banget gitu," kata Kannita dengan senyum.

Asher tersenyum setuju, "Ya, gue juga ngerasa sih. Kayak bener-bener siraman rohani sih, apalagi suasananya tadi mendukung buat bisa menghabiskan waktu bersama-sama dalam ibadah."

"Nah disitu gue ngerasa kayak terhubung dengan Tuhan hari gitu loh ngerti kan maksud gue?" kata Kannita dengan penuh sukacita.

Asher mengangguk setuju, "iya ngerti kok, soalnya gue juga gitu, Nit."

Kannita menatap Asher dengan penuh penghargaan, "Terima kasih udah selalu ngajak gue ke gereja setiap minggunya, Ash. Lo benar-benar memberkati hidup gue."

Asher tersenyum bahagia, "Sama-sama, Nit. Kita saling mendukung dalam perjalanan iman kita."

Mereka berdua melanjutkan perjalanan pulang dengan hati yang penuh sukacita dan damai. Kehadiran satu sama lain telah menjadi berkat bagi mereka, tidak hanya sebagai teman, tetapi juga sebagai rekan dalam perjalanan rohani mereka. Saat mereka mengakhiri hari itu, mereka merasa bersyukur atas hubungan yang mereka miliki dan siap menghadapi minggu-minggu yang akan datang dengan penuh semangat dan iman.

Saat mereka hampir sampai di rumah, Asher tiba-tiba berhenti di pinggir jalan.

"Kenapa Ash kok berhenti?" tanya Kannita heran.

Asher tersenyum misterius, "gue punya kejutan untuk nih khusus buat lo."

Kannita memandang Asher dengan penasaran, "serius lo? Kejutan apa?"

Asher menunjuk ke arah sebuah taman di sebelah jalan. "Ayo, kita mampir ke sana dulu."

Mereka berdua turun dari motor dan berjalan ke taman itu. Di sana, Asher membuka kotak kecil yang dibawanya dan mengeluarkan sepasang gelang yang cantik bernuasa vintage.

"Nih hadiah buat lo," kata Asher sambil memberikan gelang itu kepada Kannita.

Kannita terkejut dan bahagia melihat hadiah itu. "Oh, Ash, terima kasih! Ini bagus banget serius."

Asher tersenyum puas melihat reaksi Kannita. "Gue senang deh kalo lo suka. Coba deh lo pake bahasa punya lo, gue mau pake punya gue juga."

Mereka berdua tersenyum bahagia saat Kannita mengenakan gelang baru itu. Momen itu menjadi penutup yang sempurna dari hari Minggu yang penuh berkat bagi mereka berdua.

Asher mengajak Kannita untuk mampir ke rumahnya setelah ibadah selesai. Kannita merasa sedikit penasaran karena biasanya mereka langsung pulang setelah dari gereja. Namun, kali ini Asher terlihat agak berbeda, dia tersenyum cerah dan sepertinya punya sesuatu yang ingin dia katakan.

"Nit, ngadep gue bentar dong. Ada yang mau gue omongin sama lo, Nit," kata Asher.

"Mau ngomongin apa?" tanya Kannita penasaran.

"Gue mau ngajak lo buat mampir ke rumah gue bentar aja kok. Ibu gue katanya pengen bertemu sama lo katanya," ucap Asher dengan ramah.

Kannita terkejut mendengarnya. Meskipun dia sudah berteman baik dengan Asher selama beberapa waktu, dia belum pernah bertemu dengan orangtua Asher sebelumnya.

"Hm... boleh deh, tapi emang enggak apa-apa? Secara kan gue belum pernah ketemu secara langsung sama ibu lo Ash, tapi gue seneng sih bisa ketemu sama ibu lo," kata Kannita dengan senyum tipis.

Asher mengembangkan senyumnya. Mereka berdua naik motor Asher menuju rumahnya. Perjalanan mereka berdua diisi dengan obrolan yang ringan dan candaan. Namun, dalam hati, Kannita merasa agak tegang karena ini adalah pertemuan pertamanya dengan orangtua Asher.

Ketika mereka tiba di rumah Asher, ibu Asher yang bernama Aster itu sudah menunggu mereka di teras dengan senyuman hangat.

"Asher, Kannita, selamat datang," sambut ibu Asher dengan ramah.

"Salam kenal, bu. Terima kasih sudah mengundangku ke rumahmu," kata Kannita dengan sopan.

Ibu Asher tersenyum, "aduh, kok sopan banget ya Kannita ini? Ibu jadi sungkan loh, tapi ibu seneng bisa ketemu sama Kannita. Oh iya, ayo masuk, ibu udah nyiapin minuman sama cemilan buat kita."

Mereka berdua mengikuti ibu Asher ke dalam rumah. Mereka duduk di ruang tamu sambil minum teh dan berbincang ringan. Ibu Asher terlihat sangat ramah dan hangat, membuat Kannita merasa lebih rileks. Asher tersenyum bangga melihat interaksi mereka. Dia merasa bahagia bisa memperkenalkan Kannita kepada ibunya dan melihat betapa baiknya mereka berdua berbincang.

Tiba-tiba ponsel Asher berdering. Temannya yang bernama Leo meneleponnya.

"Buk, Nit, aku pamit ke kamar bentar," pamit Asher dengan sopan. Yang langsung diangguki oleh Kannita dan ibu Asher.

"Ibu seneng banget Asher punya teman kayak kamu, Kannita," kata ibu Asher dengan senyum.

Kannita tersenyum, "aduh buk, emangnya kenapa? Tapi, makasih bu, udah puji aku."

1
Lah_
Ini bukan cerita lagi, tapi candu, tolong jangan terlambat update thor.
Julaikah: Serius kak? Yaampun aku terharu 🥺🙏
total 1 replies
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Gagal fokus kerja karena kepikiran endingnya yang bikin penasaran.
Julaikah: serius kak? padahal ini baru awal loh astaga jd terharu aksksksk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!