NovelToon NovelToon
Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / Reinkarnasi / matabatin
Popularitas:22k
Nilai: 5
Nama Author: Matatabi no Neko-chan

Dituduh sebagai pemuja Iblis, Carvina melakukan bunuh diri dengan meminum racun.
Terombang-ambing dalam kegelapan sembari membawa luka dan menjadi tawanan iblis, tiba-tiba saja dia terbangun dalam tubuh seorang anak kecil yang ternyata memiliki keterbelakangan mental.
Diperlakukan layaknya hewan, dia mulai membalas perlakuan mereka satu persatu.
Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh

'Tak'

Leon duduk di hadapan Ragna setelah meletakkan seporsi salad buah dan susu di hadapan gadis kecil itu. Pria itu duduk dan segera membuka maskernya sedikit lalu menyeruput teh hijau tawarnya.

"Jadi, dimana kau akan melanjutkan sekolah?" Tanya Leon sambil menggigit sandwichnya. Seperti biasa, mereka hanya sarapan berdua. Meski pria itu sudah menikah, tetapi Arina sangat jarang ikut sarapan bersama dan Althea selalu datang paling akhir.

Leon sendiri bukan merupakan seorang ayah yang memanjakan anaknya. Dia mendidik mereka agar tidak manja dan disiplin. Hanya saja Althea selalu mengeluh yang membuat Arina selalu memarahinya setiap pagi.

Ragna menelan makanannya. Dia tampak berpikir sebentar mengingat dunia ini sangat berbeda dengan dunia sebelumnya.

Semua anak wajib sekolah selama dua belas tahun.

Usia legal untuk bekerja adalah tujuh belas tahun atau mereka yang sudah memiliki kartu identitas.

Apalagi di dunia ini sangat banyak pelajaran baru untuknya.

"Aku ingin yang di dekat sini saja, Ayah. Lagipula pelajaran di setiap sekolah itu sama, bukan?" Ragna berkata santai dan meminum susunya, "Yang penting aku bersekolah dengan tenang tanpa gangguan."

"Baiklah. Aku akan mengajakmu mencari beberapa sekolah yang cocok di wilayah ini."

Ragna tersenyum.

Mereka berdua kembali melanjutkan sarapan dengan tenang, sebelum suara langkah kaki terdengar menyapa pendengaran mereka.

"Selamat pagi, Ayah, Kak Ragna." Sapa Althea dengan nada lembut yang dibalas dengan deheman dan lirikan dengan kompak.

Dengan canggung gadis kecil itu memilih duduk di sebelah Ragna dan langsung mengambil dua buah sandwich yang ada di atas meja saat melihat tangan Ragna hendak mengambilnya.

"Aku suka keduanya, untukku saja, ya." Cicitnya pelan.

Ragna menyeringai dan Leon menatap putri angkatnya malas.

"Tentu." Ragna menjawab ala kadarnya dan menatap Althea yang memakan sandwich itu dengan lahap.

"Ini enak sekali! Kakak mau?" Althea menawarkan sandwich yang sudah digigit dengan tatapan mengejek, "Tapi aku suka keduanya, gimana, dong?" Althea langsung memasang wajah bersalah dengan mata sudah berkaca-kaca.

"Untukmu saja. Aku sudah kenyang." Ragna menjawab sambi meminum susunya. 'Dan secara perlahan kau akan menderita, Althea. Karena aku sudah menambahkan setetes darahku yang memiliki racun mematikan.'

Leon meminum tehnya sampai habis dan kembali memasang maskernya. Dia menatap kedua anak perempuan itu bergiliran dengan tak habis pikir.

Ragna yang tenang seperti orang dewasa dengan aura kepemimpinan yang kuat, membuat pria itu kagum dan bangga, bahkan sedih sendiri karena terlalu dewasa di usia yang sekecil itu. Entah bagaimana kehidupan jiwa yang memasuki tubuh keponakan sekaligus putri angkatnya. Tetapi Leon ingin gadis kecil itu merasa nyaman dengannya.

Sementara Althea memiliki kepribadian buruk dimatanya. Memang di mata orang lain, gadis kecil itu memiliki tutur kata yang lembut dan baik hati. Tetapi di mata Leon, gadis kecil itu menjatuhkan orang lain demi menjadi pusat segalanya.

Althea yang suka menjadi pusat perhatian serta mencari simpati dengan menjatuhkan orang lain dan itu membebaninya.

Dan dia menebak jika sudah dewasa nanti, Althea akan menjadi orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dan memuaskan keinginannya, meski melakukan hal yang tercela sekalipun.

Suasana di dalam mobil sangat hening. Leon yang sibuk menatap jalanan, Ragna sibuk dengan pemandangan luar jendela mobil dan Althea tidak tau harus berbicara apa untuk memecah kesunyian tersebut.

Ingin berbicara pada ayah tirinya? Selama dua setengah tahun ini, pria itu jarang berbicara dan Althea terlampau takut. Leon terlihat misterius dengan wajah yang tertutup masker itu begitupun dengan aura tegasnya. Apalagi pria itu jarang bicara dan terkesan dingin.

Berbicara dengan Ragna? Dia sudah mencoba dan Ragna memiliki lidah tajam yang membuatnya kesal setengah mati.

Arina memilih tidak ikut. Setelah kejadian kemarin malam, wanita itu enggan berbicara pada sang ayah dan itu semua merupakan ulah Ragna.

Althea yang tak tahan kesunyian memutuskan memecah keheningan. Dia mencoba mengajak Ragna berbicara, "Diantara sekolah tadi, Kak Ragna ingin sekolah dimana?"

Ragna mengalihkan tatapan dari pemandangan jendela mobil.

"Aku belum memutuskan," Ragna menjawab sambil melirik Althea yang duduk di sebelah Leon dengan datar lalu kembali mengalihkan perhatiannya.

"Aku akan bersekolah di SMP favorit. Tapi jika Kak Ragna keberatan, aku tidak masalah ikut dengan Kakak," Althea berkata sambil tersenyum, bertingkah seakan menjadi saudara baik hati yang enggan berpisah dengan Ragna.

"Kau harusnya memiliki keputusan sendiri. Kalau kau ikut orang lain, kau akan rugi sendiri," Leon menasehati Althea dengan lembut yang justru melihat gadis itu menatapnya dengan tatapan sedih. Mata Althea berkaca-kaca dan sebentar lagi akan tumpah.

"Maafkan aku, Ayah. Aku hanya ingin dekat dengan Ragna dan sepertinya dia tidak ingin dekat denganku," Cicitnya sedih.

Leon mendengus. Berbicara dengan Althea membuatnya kesal. Kadang dia tak habis pikir dengan cara Arina mendidik putrinya, menjadikan gadis yang baru beranjak remaja itu begitu cengeng.

"Sudahlah. Berbicara denganmu membuatku kesal. Entah seperti apalagi aku harus berbicara denganmu agar tidak menangis." Ketus Leon jengkel membuat Althea terdiam dan terisak.

"Mulut mu berisik. Perlu aku jahit?" Tanya Ragna sarkas yang sukses mendapat gelengan kuat dari gadis itu.

"Kalau begitu telan tangisanmu dan diam!"

Althea mengepalkan tangannya, menahan emosi yang tertahan. Dia memaki Ragna dalam hati yang justru di dengar jelas oleh Ragna.

Mobil sedan civic itu tiba di depan rumah besar berlantai dua. Leon menghentikan mobilnya dan keluar buru-buru setelah menarik rem tangan dan mematikan mesin mobil. Matanya menatap sebuah ekskavator yang kini hampir meratakan rumahnya dengan tanah.

"Akhirnya kau pulang juga, Leon. Lihatlah apa yang aku lakukan!" Seru Arina menyeringai senang.

Leon mengepalkan tangannya menahan emosi. Disana terdapat kerumunan orang serta terlihat beberapa aparat desa dan seorang polisi mengawasi jalannya merobohkan rumah yang menjadi tempatnya bernaung selama ini dengan kesal dan marah.

"Hentikan ini!! Apa yang kalian lakukan?!"

Ragna yang melihat hal itu memutuskan keluar dari mobil dan menghampiri sang ayah yang mengumpati tingkah mereka seenaknya.

"Apa yang kalian lakukan dengan rumah kami, Tante?" Tanya Ragna datar.

"Tentu saja, menghancurkan rumah ayahmu." Arina menjawab enteng dan menatap Leon dengan puas, "Ini akibatnya jika kau tak memberikan harta gono gini."

"Aku tidak menyangka kau begitu serakah, Arina. Kita tidak menikah secara hukum, kau ingat?" Pungkas Leon dingin. "Aku sudah mencoba mengesahkan di mata hukum, tetapi pernikahanmu masih tercatat disana dengan orang lain! Kau menipuku!!"

Seketika wajah Arina pias.

Bisik-bisik memenuhi area itu, mereka mengecam Arina dengan kasar. Ragna menyeringai tipis melihat Arina yang dipermalukan dan diam-diam merekam kejadian itu dalam ponsel yang ditayangkan langsung ke sosial media miliknya.

"Ka-kami tidak menipumu, Leon. Dia belum mengurus surat cerainya." Seorang wanita paruh baya menghampiri Leon dan membela Arina di depan semua orang.

"Apa bedanya kalau aku menikahi seseorang yang masih berstatus istri orang?! Kalian mau menipuku?! Memeras ku begitu?!"

"Tidak! Itu tidak benar! Aku sudah bercerai!" Arina membela diri dengan air mata bercucuran membasahi wajahnya.

Leon tersenyum miris. Selama ini dirinya ditipu habis-habisan oleh Arina dan keluarganya. Bahkan orang-orang yang berada di desa ini.

"Kau berbelanja di warung ku malam itu! Kau berteriak seakan aku melecehkan mu! Kalian semua menipuku!"

Leon kecewa luar biasa!

"Kalian yang merencanakan semua ini, bukan? Karena aku tinggal berdua dengan putriku sendiri?! Apa karena aku tidak ada yang mengurus, begitu?! Aku tidak lumpuh dan aku masih bisa mengurus diriku sendiri!" Leon berteriak marah yang membuat mereka bungkam.

"Kami berpikir kalau kamu kesusahan mengurus anakmu seorang diri. Lagipula Arina itu cantik dan bisa menjaga anakmu." Celetuk seorang ibu-ibu bertubuh gemuk.

"Lalu? Apa urusannya dengan kalian, hah?! Aku tidak pernah merasa disusahkan oleh putriku sendiri! Kalau bukan putriku yang menyusahkanku, lalu kepada siapa dia bergantung?! Jangan ikut campur dengan kehidupan ku kalau hidupmu masih suka berhutang dan pinjam sana sini untuk bergaya!" Sembur Leon tajam menusuk membuat wanita itu pucat.

"Yang terbaik menurut kalian belum tentu terbaik untukku dan putriku!"

Ragna menggeram marah saat mendengar isi hati mereka. Lalu mata gadis itu tak sengaja melihat seseorang berpakaian serba hitam dengan aura negatif memenuhi diri orang itu. Mata orang itu menatap ayahnya tajam.

'Kerja bagus, Arina! Malam ini kau mendapatkan tumbal yang bagus.'

Leon segera menerobos masuk ke dalam rumah yang sudah setengah hancur itu, meskipun beberapa orang mencoba menghalaunya. Bahkan seseorang memerintah pengemudi ekskavator untuk menghentikan mengendalikan benda berat itu.

Beberapa saat kemudian Leon muncul dengan membawa dua buah tas besar dan segera berlari ke arah mobilnya.

"Nak, kita pergi dari desa busuk ini."

Ragna mengangguk lalu menyusul sang ayah, meninggalkan orang-orang yang masih menatap kepergian mereka dengan pias dan merasa bersalah.

1
Fatin Fiqah
Luar biasa
safira
cerita menarik tapi membinggungkan..sbb tadinya d cafe dengan pamannya serta dokter jushua kenapa tetiba ada adik dari sebelah bapanya..dan berani keluar sulur berduri..bukan ka d tempat awan..🤔
Daniela Whu
ivanka kan seharusx nama perempuan ya 😏 kok ini jd nama cowok 🤭
Cahaya yani
akhr ny raja iblis kmbli
Cahaya yani
lah iy tinggalkn sja
nury
Luar biasa
Daniela Whu
astoge mulut anak SD lo itu sdh kyak mulut jalang
Cahaya yani
sampah teriak sampah
Lina Sofi
jgn kelamaan up thor ak nungguin g nongol2 sedih/Cry//Cry//Cry/
Lina Sofi
bantai musuh2y leon alan
Suzana Diro
jeremy nya cool sekali
Daniela Whu
ragna sama leon juga dokter siapa itu belum balas dendam ke orang" yg berniat membunuh x kh
Daniela Whu
kok bisa leon berubah jd iblis ya gimna cerita x awal kn dia cuma pemuda biasa gk ada tuh hawa" keiblis san
Tati Suriyati
lanjutkan ceritanya, menarik menegangkan 😊
deria
wah thor lama amat upnya😂
siapa tuh yang punya aura hitam😣
Lina Sofi
bumi hanguskan tuh desa
Daniela Whu
la kapan nih mereka balas dendam ke keluarga yg telah membuat mereka hancur? kok sdh lain lg ceritax
Lina Sofi
keren thor up kurang thor
deria
ayo ragna santet aja dia kayak dulu nyantet lina biar sekalian tuh ama anaknya😂😂😂 kalo dah cerai dari ayahmu🤣🤣🤣
Lina Sofi
bodoh cerai aj damai hidup bertiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!