NovelToon NovelToon
Terpikat Pesona Su Wanwan

Terpikat Pesona Su Wanwan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Itsme AnH

Kehidupan Su Wanwan yang semula dipuja-puja seperti bintang di langit, berubah menjadi batu di dalam lumpur begitu Gu—Linchao yang merupakan keponakannya kembali ke Sky Hill.

Tidak hanya dilecehkan lagi dan lagi sampai tubuhnya remuk, hati Su Wanwan juga hancur hingga berkeping saat mendapati Li Yunhan—calon suaminya berselingkuh. Bahkan, dia juga dijual olehnya ke Barbara Club sehingga terpaksa menjadi budak nafsu pria bertopeng.

Ketika bisa melarikan diri, Su Wanwan malah masuk perangkap Xu Yingwei—tunangan Gu Linchao—dan dia dibakar hidup-hidup!

Pada saat semua orang menyangka Su Wanwan sudah mati, wanita itu kembali dengan wajah dan misi baru, yaitu memikat semua musuh dengan pesonanya ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Mengizinkanmu Menyentuhku

Setelah beberapa saat berpikir, Su Wanwan menghela nafasnya sebelum akhirnya berkata dengan hati-hati, “Aku mendapatkan tawaran kerja di Rain City dan kontraknya setahun.”

Tanpa memberikan kesempatan pada Yanrao untuk mengajukan pertanyaan yang akan terus beranak-pinak, bahkan tidak membiarkan sang ibu menyela ucapanya, Su Wanwan kembali bicara, “Ibu, tolong jangan cegah aku, ya. Kau tahu, tempat ini sangat bagus dan cocok untukku yang sedang patah hati.”

Su Wanwan tertawa sumbang, sebelum akhirnya kembali lanjut bicara dengan nada yang terdengar ceria hanya untuk menyimpan semua kesedihannya agar tidak diketahui oleh sang ibu, bahkan dia juga menahan air mata yang sudah menggenang agar tidak menetes keluar dari pelupuk matanya. “Kau bisa ke sini nanti dan kau pasti akan sangat menyukai tempat ini, sama sepertiku.”

Setelah sedikit mengarang cerita tentang kehidupan bahagia yang dijalaninya, Su Wanwan mematikan sambungan telepon itu dan dia langsung terduduk di lantai, tepat pada pinggiran ranjang.

Su Wanwan menekuk dan memeluk kedua lututnya, lalu menenggelamkan wajahnya di sana sebelum akhirnya menumpahkan tangisannya. Semua kesedihan yang Su Wanwan coba pendam akhirnya pecah bersamaan dengan isak tangis teredam.

Di kamar sebelah, Mr. X diam-diam melihat Su Wanwan dari layar komputer yang ada di atas mejanya dan tersambung ke CCTV di kamar wanita itu. Tidak bisa dipastikan apa isi pikiran dan entah apa yang dirasakan oleh Mr. X karena pria misterius itu tidak memiliki ekspresi apa pun di wajahnya.

Setelah beberapa saat membiarkan Su Wanwan menumpahkan kesedihan, Mr. X beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar sebelum akhirnya memasuki kamar Su Wanwan.

“Apa yang kau tangisi?” Mr. X bertanya seolah-olah dia tidak tahu apa pun yang terjadi pada wanita itu.

Su Wanwan mengangkat kepalanya dengan wajah yang masih basah, tetapi dia tidak menjawab pertanyaan Mr. X dan malah berbalik bertanya, “Kenapa kau di sini?”

“Apa aku tidak boleh memasuki kamar wanitaku?” Mr. X mengangkat sebelah alisnya, sementara kedua tangannya berada di dalam saku celana.

“Bukankah kau mengatakan kau akan menyentuhku hanya jika aku memberikan izin? Dan sekarang, aku tidak mengizinkanmu menyentuhku!” Su Wanwan menatap Mr. X dengan tatapan penuh peringatan, dia juga menyilangkan kedua tangannya di depan dada seolah-olah sedang memasang tameng.

Mr. X mencibir, “Kau pikir, aku datang hanya karena ingin menyentuhmu?”

Mendengar itu, Su Wanwan menghela nafas lega dan menurunkan kewaspadaannya. Dia tidak lagi menyilangkan kedua tangan di depan dada dan malah berpegangan pada pinggiran ranjang untuk menopang tubuhnya agar bisa berdiri.

Mr. X pun tidak hanya diam melihat perjuangan Su Wanwan yang ingin berdiri, tetapi kesusahan karena kakinya tiba-tiba terasa kram. Pria itu membantu Su Wanwan berdiri.

“Aku bisa sendiri.” Su Wanwan menolak niat baik Mr. X dan langsung duduk di pinggir ranjang.

Tidak menghiraukan penolakan Su Wanwan, Mr. X langsung berlutut di depan wanita itu dan meraih salah satu kaki Su Wanwan.

“Apa yang akan kau lakukan?” Su Wanwan terkejut dengan tindakan tiba-tiba Mr. X.

“Bukankah seharusnya aku melakukan sesuatu agar bisa meluluhkan hatimu hingga kau mengizinkan aku menyentuhmu?” Mr. X menaikkan sebelah alisnya, lalu memijat kaki Su Wanwan dengan perlahan dan kembali berkata, “Sekarang, aku sedang melakukannya. Jadi, diamlah!”

Mendengar penuturan Mr. X, Su Wanwan tentu saja tercengang. Dia tidak menduga orang yang kejam dan suka berbuat semaunya seperti Mr. X, membutuhkan izin seseorang untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan.

Tindakan Mr. X yang menyentuh, bahkan memijat kakinya semakin membuat Su Wanwan hampir tak percaya jika tidak mengalaminya sendiri. Su Wanwan yakin, ini pasti benar-benar hal yang langka dan mungkin saja tidak pernah terjadi di dalam hidup pria misterius itu sebelumnya.

Mr. X dengan telaten dan penuh kelembutan memijit satu per satu kaki Su Wanwan, hingga perlahan wanita itu mulai merasakan kakinya menjadi sedikit lebih nyaman.

“Mulai sekarang, jika kau membutuhkan sesuatu, Mu Chenyu akan membantumu,” ujar Mr. X dengan nada suara yang terdengar datar, bahkan wajahnya juga tidak memperlihatkan ekspresi apa pun.

Su Wanwan tidak mengatakan apa pun, dia hanya menatap Mr. X dalam diam hingga pria itu mengangkat kepala dan membalas tatapannya. “Bersiaplah, kita akan pergi berbelanja sebelum berangkat”

“Berangkat ke mana?” Su Wanwan langsung menurunkan kakinya dari lutut Mr. X tanpa memperdulikan apakah pria itu sudah selesai dengan pekerjaannya. “Apa maksudmu? Ke mana kau akan membawaku pergi? Aku tidak akan ke mana pun selain Sky Hill!” cerca Su Wanwan yang sudah berdiri di depan Mr. X, menuntut penjelasan dari pria misterius itu.

Su Wanwan merasa amarah semakin memuncak karena tidak mendengarkan penjelasan dari Mr. X seperti yang dia harapkan. Kemudian, wanita itu berkata, “Dengarkan aku! Aku bukan sekarung kentang yang bisa kau pindahkan ke mana pun sesuka hatimu!”

“Ini bukan tawaran, tapi perintah!” Tatapan Mr. X kian menajam bersamaan dengan suaranya yang semakin dingin hingga membuat Su Wanwan merasa dirinya baru saja diguyur dengan air es.

“Apa begini caramu mengambil hatiku? Apa kau pikir dengan memaksaku melakukan apa yang tidak ingin aku lakukan, aku bisa luluh padamu?”

“Bukankah kau ingin pergi ke Rain City?”

Mendengar itu, Su Wanwan tiba-tiba saja terbungkam.

Dia memang sangat menginginkan pergi ke Rain City, kota hujan seperti namanya. Rain City memang termasuk pedesaan karena tempatnya cukup terpencil dan memiliki udara yang tidak terlalu banyak mengandung polusi. Akan tetapi, kota yang sering diguyur hujan itu, juga tidak bisa dibilang hanya pedesaan kecil karena Rain City sangat luas dan memiliki begitu banyak pemandangan dan tempat wisata yang indah juga memukau

Meskipun keindahan Rian City tidak bisa ditandingkan dengan keindahan kota yang dihiasi oleh ribuan lampu neon dan gedung bertingkat yang menjulang setinggi langit, Kota Hujan justru memiliki ciri khasnya tersendiri.

Dan yang paling penting, Su Wanwan sangat menyukai keheningan yang ada di sana, benar-benar cocok untuk menenangkan dan menghibur dirinya yang sedang patah hati.

Memikirkan semua itu, wajah Su Wanwan terlihat berbinar dan langsung bertanya, “Kapan kita akan berangkat?”

“Dua jam dari sekarang, tapi sebelum itu, aku akan membawamu belanja dulu,” sahut Mr. X ringan.

“Belanja apa” Su Wanwan mengerutkan keningnya, merasa tidak ada barang apa pun yang ingin dibeli.

“Pakaian dan semua perlengkapanmu.”

“Tidak, aku tidak menginginkan itu semua. Bawa saja apa yang ada di dalam kamar ini, tidak perlu membeli yang baru.” Su Wanwan menolak kemurahan hati Mr. X.

Su Wanwan tidak ingin menyia-nyiakan barang yang dibeli, tetapi justru tidak terpakai dan dia juga tidak mau menggunakan uang pria misterius itu agar tidak berhutang budi hingga membuat perasaannya semakin tidak nyaman.

“Selain diperlakukan lembut, bukankah wanita suka dibawa pergi belanja?” Mr. X mengangkat sebelah alisnya, mencoba mencari tahu kebenaran dari semua saran yang Mu Chenyu berikan padanya untuk menghadapi Su Wanwan.

“Aku berbeda,” jawab Su Wanwan singkat. Melihat Mr. X tidak menerima jawabannya, Su Wanwan kembali berkata, “Kita belanja di Rain City saja.”

“Tapi barang-barang di sana tidak sebagus barang-barang yang ada di sini.”

“Tidak masalah barang itu berkualitas atau pun tidak, selama aku nyaman menggunakannya.”

“Terserah kau saja!” Mr. X tidak ingin lagi mendebat Su Wanwan yang semakin menunjukkan sikap cerewetnya. “Bersiaplah, aku menunggumu di bawah.”

Setelah mengatakan itu, Mr. X langsung keluar dari kamar Su Wanwan, membiarkan wanita itu sibuk dengan pikirannya sendiri.

‘Semoga rencanaku kali ini berhasil dan apa pun yang terjadi, aku harus bisa melarikan diri setelah keluar dari tempat terkutuk ini.’ Su Wanwan membatin dengan penuh tekat dan semangat juang yang tinggi.

1
Hasan
novel baru thor? kok blom ada dikolom novel nya?
Itsme AnH: di paijo kk hehe
total 1 replies
Hasan
loh bukan diakah si mr. x🤔🤔
Itsme AnH: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Hasan
tinggalin 👣👣👣🤭🤭🤭
Itsme AnH: terbaik 😀😀😀
total 1 replies
Hasan
🆙🆙🆙
Hasan
👣👣👣👣👣
Hasan
lanjot thorr
Hasan
semangat thor
Itsme AnH: makasihhhh/Angry//Angry//Angry//Angry/
total 1 replies
Hasan
up up up semangat thorr
Itsme AnH: Makasih, jgn lupa bibtangnya ya hehe
total 1 replies
Hasan
lanjottt
Hasan
wow sapa tuh yg di dor
Hasan
lanjot thorrr👍
Hasan
lanjot thorr
Itsme AnH: okeyyyy💃
total 1 replies
Hasan
lanjot thorrr
Hasan
🤣🤣🤣dijebak pulak emang ga ada alasan yg lbh buruk lg?
Itsme AnH: kenapa gak bilang diculik aja aya kan 🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Hasan
nah loh
Hasan
hmmm si kadal buntung juga nih keknya
Itsme AnH: kadal buntung 🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Hasan
lanjot bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!