Arasya Allidra, pria tampan yang akrab dipanggil Rasya memiliki sebuah harapan ingin menikahi cinta pertamanya yang tak lain merupakan sahabat masa kecilnya jika sudah dewasa dan sukses nanti. Keduanya harus terpisah jauh saat keluarganya pindah ke luar negeri.
Rasya yang bertekad untuk meraih cita-citanya dengan belajar dan bekerja keras sampai sukses. Namun disaat tujuannya hampir tercapai sebuah undangan didapatkannya bahwa Qila akan menikah dengan pria lain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Jangan sakit lagi
"Qila.. Rasya.. Ayo sarapan dulu.." Suara Mama Karina dari luar kamar membuat dua insan yang masih setia bergumul di bawah selimut itu akhirnya mulai terjaga.
"Mas.. Jam berapa?" Qila yang masih setengah memejamkan matanya masih sangat berat untuk bangun.
"Masih pagi sayang.." Rasya bukannya terbangun justru kembali memejamkan matanya dan merengkuh tubuh Qila ke dalam pelukannya.
"mama kayaknya manggil kita deh mas.. Pasti nunggu kita." Qila juga sebenarnya masih sangat mengantuk juga sangat lelah karena semalam Rasya benar-benar lepas kendali.
"Hmm.." Rasya tak menggubris dan memilih untuk tetap memeluk Qila dengan nyaman.
Akhirnya keduanya kembali terlelap. Meninggalkan Mamanya yang sejak tadi menunggu untuk sarapan.
Hingga tanpa sadar mereka kembali tertidur dan baru bangun jam sembilan pagi.
Qila yang terbangun sangat terkejut karena dia malah bangun pada saat matahari sudah terik.
Tadi pagi setelah menjalankan ibadah sholat subuh Rasya dan Qila melanjutkan kegiatannya. Meski Qila sudah mengingatkan akan kesehatannya namun Rasya tetap ingin melakukannya. Alhasil bukannya Rasya yang kelelahan justru Qila yang merasa badannya begit remuk.
Qila langsung bangun terkejut dan menghampiri suaminya. Dia tempelkan tangannya pada kening Rasya untuk mengecek suhu tubuhnya.
"Alhamdulillah nggak demam." Gumam Qila lega.
Qila menatap suaminya yang masih tidur terlelap dengan wajahnya yang begitu damai. Wajah tampannya mengingatkan Qila akan semalam saat Rasya sedang memberikan cinta dengan segenap jiwanya.
Tanpa sadar pipi Qila kembali merona apalagi saat mengingat tentang semalam. Ini baru kali kedua dirinya dan Rasya melakukan hubungan suami istri.
Meskipun awalnya canggung namun keduanya begitu menikmati kebersamaan itu. Qila tak pernah menyangka bahwa cintanya akan berlabuh pada sahabat kecilnya.
Karena perutnya yang sudah tak bisa diajak berkompromi maka Qila pun memutuskan untuk bangun lebih dulu dan membersihkan diri.
Setelah mandi dan berganti pakaian Qila lantas keluar kamar untuk sarapan. Rupanya di meja makan sudah tertata makanan lengkap dengan susu yang sudah dingin. Di sampingnya terdapat secarik kertas yang ada tulisannya.
Qila mengambil kertas tersebut dan mulai membaca tulisannya.
"Rasya, Qila sayang Mama sudah siapkan sarapan untuk kalian. Jangan lupa dimakan ya. Mama ada urusan jadi sarapan lebih dahulu. Sehat dan bahagia selalu anak-anak mama."
Qila tersenyum membaca surat itu. Namun dia juga merasa tak enak hati bukannya menemani sang mertua dirinya malah bangun kesiangan.
Buru-buru Qila merogoh ponselnya dan menghubungi Mama Karina.
Qila : [Halo, Assalamualaikum. Ma.]
Mama Karina : [Waalaikumsallam. Ada apa sayang? Kamu sudah sarapan?"]
Qila : [Ini lagi sarapan Ma, Ma.. Maafin Qila ya bukannya temani Mama aku malah ketiduran. Mama jangan marah sama aku ya.]
Mama Karina : [ Yaampun Qila sayang, Mana mungkin Mama marah sama kamu. Kamu justru perlu istirahat juga. Sudah berhari-hari kamu mengurus Rasya di rumah sakit. Makan yang banyak ya. Ini mama lagi ada acara di luar kamu mau dibelikan apa?]
Qila terdiam sebentar. Ternyata bayangannya di awal tentang Mama Karina yang ketus dan sulit untuk didekati tak terbukti. Nyatanya kini Mama Karina justru sangat perhatian dan sayang padanya.
Mama Karina : [ Qila.. Sayang.. Kamu masih disana kan?]
Qila : [ Eh iya Ma.. Masih-masih..]
Mama Karina : [ mau dibelikan apa sayang? Mumpung mama masih diluar ini. Sukanya nyemil apa?]
Qila : [ Eh, tidak usah repot-repot Ma, terimakasih.]
Mama Karina : [ Nggak ngerepotin sayang, jangan sungkan-sungkan. Yaudah Mama belikan kue aja ya. Kita makan bareng-bareng di rumah.]
Qila : [Iya Ma.. Terimakasih.]
Setelahnya Qila dan Mama Karina memutuskan panggilannya. Qila melanjutkan makannya namun tiba-tiba dikejutkan saat sebuah tangan tiba-tiba merengkuh bahu dan seseorang mengecup puncak kepalanya.
Qila langsung tahu siapa yang melakukannya. Tentu saja Rasya suaminya. Pria itu ternyata sudah segar dengan rambutnya yang setengah basah dengan wajah tampannya yang terlihat semakin segar.
"Kok nggak bangunin aku sayang." Ujar Rasya yang masih setia memeluk pundak Qila.
"Aku sengaja takut Mas capek. Maaf ya.." Qila menoleh pada Rasya.
Sebuah kecupan Rasya bubuhkan pada bibir Qila. Seketika senyum malu-malu terulas dari wajah cantiknya.
"M-mas mau sarapan?" Qila mencoba menetralkan perasaannya.
"Mau, tapi disuapi ya." Rasya menjawab dengan manjanya.
Tanpa menolah Qila hendak mengambil piring untuk diisi nasi dan lauk. Namun Rasya segera mencegahnya dan meminta Qila menyuapi dari piringnya saja.
"Tapi ini sisaku Mas." Qila merasa tak enak hati jika memberi makan Rasya dengan sisanya.
"Nggak apa-apa sayang, justru mas mau itu." Rasya menjawabnya santai.
Akhirnya Qila pun menyuapi Rasya dengan makanan itu. Dia juga menambah porsi agar Rasya kenyang.
Rasya dengan gemas sesekali mengecupi pipi Qila. Rasanya tak ada bosannya sama sekali mengecupi wanita cantik yang sudah sah jadi istrinya itu.
"Mas gimana keadaannya sudah enakan? Nggak demam lagi kan?" Qila tentu saja khawatir jika suaminya kembali sakit.
"Sudah dong kan semalam sudah dapat penawarnya. Pasti langsung sehat." Rasya meraih dagu Qila kemudian kembali mengecup bibir Qila dengan lembut.
"Mas.. Diselesaikan dulu makannya.." Qila berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Ini kan mau selesai. Sayang kamu pasti kecapekan ya? Maaf ya semalam Mas kangen banget soalnya suka kelepasan." Lagi-lagi Rasya membahas hal itu.
"Aku cuma khawatir Mas sakit lagi." Qila menatap Rasya dengan tatapan sendu.
"Kamu khawatir kalau aku sakit?" tanya Rasya dengan senyum yang tersungging di bibirnya.
"Pakai nanya lagi." Qila langsung memukul lengan Rasya.
"Seorang istri jelas akan sedih kalau suaminya sakit. Aku merasa gagal jadi istri yang baik karena gak bisa jagain Mas." Qila menundukkan wajahnya dan tiba-tiba air mata menetes dari ujung netranya.
Rasya menyadari perubahan sikap istrinya pun langsung mengangkat dagu Qila. Dia sangat terkejut saat melihat Qila yang sudah menangis.
"Sayang.. Kamu nangis? maaf sudah buat kamu khawatir." Rasya segera merengkuh tubuh Qila ke dalam pelukannya.
"Mas jangan sakit lagi, aku takut.." Qila menangis di dalam pelukan Rasya.
"Mas akan berusaha jaga kesehatan. Maaf ya sayang.. "
"Mas tahu kenapa aku setakut itu? Karena aku cinta. Aku sayang kamu."
...****************...
ohy Thor papa kandung Qila kasih tau dong Thor di munculi biar seru
sabar ya Qila
semoga up selanjutnya gk lama.
terima kasih thor
semangat untuk up thor
semangat untuk terus thor