Demi untuk membalaskan dendam kepada orang - orang yang telah menghancurkan kebahagiaannya, sehingga seorang remaja pria berpetualang untuk mencari sebuah sekte yang akan di jadikan tempatnya mendalami ilmu bela diri.
Akhirnya dia bertemu dengan seorang pendekar serta sekte untuk tempatnya bernaung.
Karena kejeniusannya, dia dengan cepat bisa menjadi seorang pendekar yang kuat.
Akhirnya dia mulai memburu setiap murid sekte yang telah menghancurkan desa dan keluarganya serta setiap murid sekte aliran hitam lainnya.
Hal itu pula yang membuat dirinya juga di buru oleh sekte aliran Hitam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baryodo Aman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Persiapan Kompetisi
Sudah enam bulan Ma Guang berada di sekte Bambu Kuning dan sudah berlatih ilmu bela diri dari orang - orang yang di referensikan oleh Ketua Sekte yang juga salah satu yang melatihnya.
Ma Guang sudah menguasai setiap teknik dasar dan menengah yang di ajarkan oleh mereka serta sudah menguasai perubahan bentuk tenaga dalamnya dan itu dapat di capai saat usianya baru menginjak 16 tahun.
Pencapaian sebagai pendekar ahli di usianya yang masih sangat belia tersebut, jika keluar dan di ketahui oleh sekte - sekte besar aliran putih, pasti mereka akan merasa sangat cemburu dengan sekte Bambu Kuning yang adalah sekte menengah, namun memiliki murid super jenius seperti Ma Guang.
Namun hal itu akan berbanding terbalik jika hal itu di ketahui oleh sekte besar dari aliran hitam, mereka pasti akan melakukan segala cara dan dengan seluruh kekuatan mereka yang ada untuk melenyapkan jenius tersebut .
Di Sekte Bunga Persik
Kebahagiaan tergambar di setiap raut wajah para tetua di dalam suatu aula pertemuan para petinggi sekte itu.
Mereka mendiskusikan tentang seorang murid jenius mereka yang saat ini baru saja mencapai pendekar ahli di usianya yang baru menginjak 16 tahun.
Murid tersebut tidak lain adalah Xia Jiao.
Gadis cantik itu saat ini sudah menjadi murid utama sekte Bunga Persik sejak enam bulan yang lalu.
Namun dia sudah mampu mencuri perhatian dari seluruh pimpinan yang ada di sekte tersebut.
Pencapaiannya yang sangat tidak normal itu membuat semua petinggi di sekte itu menjadi takut, sehingga mereka mengumpulkan semua murid yang mengenal serta mengetahui bakat dari Xia Jiao untuk memperingatinya agar mereka tidak akan menceritakan hal itu kepada murid - murid yang lain.
Memang tidak banyak yang mengenal atau pun melihat Xia Jiao selama berada di sekte tersebut.
Karena dia memasuki sekte itu dan menjadi murid di sekte itu, tidak melalui proses yang sama dengan murid - murid pada umumnya.
Dirinya di angkat langsung oleh tetua agung di sekte itu untuk menjadi murid pertamanya, sebab tetua tersebut belum pernah menerima seorang murid untuknya.
Namun setelah melihat Xia Jiao yang datang bersama beberapa murid senior lainnya.
Dirinya merasa tertarik untuk menjadikan Xia Jiao sebagai muridnya, dan hasilnya melebihi apa yang di harapkannya, serta bisa menjadi musibah bagi sekte mereka jika sekte besar aliran hitam mengetahui hal itu.
Sejak saat itu, Xia Jiao hanya berdiam terus di dalam kediaman Tetua Agung sekte Bunga Persik serta terus berlatih dengan giat setiap harinya.
Hal itu di karenakan, apa yang telah dia alami dua kali dalam hidupnya.
Dua kali kehilangan orang yang paling penting dalam hidupnya adalah modal awal sebagai penyemangatnya untuk berlatih ilmu bela diri agar bisa lebih kuat lagi dan mampu membalaskan kepada setiap orang - orang yang melakukan hal itu kepadanya.
Tetua Agung mengetahui benar hal itu, karena awalnya Xia Jiao sudah menceritakan secara detail apa yang telah dia alami.
Sifat Xia Jiao menjadi lebih dingin dan pendiam, dirinya jarang berkomunikasi dengan orang lain selain gurunya dan beberapa murid senior yang membawa dirinya sampai ke sekte itu.
" Kita harus menjaga rahasia ini dengan baik, jangan sampai ada di antara kalian menceritakan hal ini kepada orang lain, karena itu akan menjadi bencana buat sekte kita ini."
Ucap seorang perempuan paru baya yang duduk di kursi paling tinggi.
Perempuan itu bernama Ye Yaxi yang adalah Matriak dari sekte tersebut.
" Baik Ketua."
Jawab mereka serentak.
" Satu bulan kedepan, kita akan melakukan kompetisi untuk mencari tiga orang lagi untuk mendampingi Xia Jiao yang akan mengikuti kompetisi terbesar di ibu kota Kekaisaran. Yang akan memilih seorang jenius muda di wilayah kekaisaran Zhou ini."
Ucap Ketua Sekte yang langsung di sambut dengan tepuk tangan dari mereka yang hadir di tempat itu.
" Oleh karena itu, hal ini harus secepatnya di sampaikan kepada seluruh murid inti yang ada, dan jika mereka merasa memiliki kemampuan untuk bersaing dengan murid yang lain, mereka akan memiliki waktu untuk mempersiapkan diri mereka."
Lanjut ketua sekte lagi.
" Dan ini juga nantinya akan bisa merubah serta mempengaruhi setiap peringkat yang ada pada murid inti."
" Karena itu, saya memohon kerja sama dari seluruh tetua yang ada, agar bisa mempersiapkan semua itu."
Tutup ketua sekte tersebut.
Semua tetua dan sebagian murid yang mendengar hal itu langsung bertepuk tangan menanggapi apa yang Matriak mereka katakan.
Akhirnya semua bubar dan kembali ketempat mereka masing - masing.
Di kediaman tetua agung, terlihat dua orang wanita saling berbincang - bincang.
" Jiao'er...!!! Disaat kamu melakukan pertarungan, jangan pernah mengeluarkan seluruh kemampuanMu jika itu tidak di perlukan, karena itu akan menarik perhatian banyak orang."
Ucap tetua agung menasihati seorang gadis di depannya yang langsung di jawab oleh gadis tersebut.
" Baik guru."
" Jiao'er...!!! Hidup ini memang terkadang sangat kejam buat kita, namun hal itu bisa membuat kita lebih kuat lagi dalam menghadapi setiap tantangan yang akan datang, oleh karena itu, kamu harus mampu mengendalikan setiap emosi atau pun dendam yang ada di dalam hati, pikiran serta perasaanMu, agar kamu mampu mengalahkan lawan - lawanMu di masa yang akan datang."
Lanjut tetua agung menasehati muridnya.
Di Sekte Bambu Kuning
Di dalam aula pertemuan, beberapa orang tetua sedang mendiskusikan tentang kompetisi yang akan di gelar di ibu kota kekaisaran.
Sekte mereka memiliki jatah kuota sebanyak dua orang untuk di bawa ke ibu kota kekaisaran untuk mengikuti kompetisi tersebut yang akan memilih seorang jenius muda di wilayah kekaisaran Zhou.
Di sekte tersebut murid - muridnya yang masih berusia 15 sampai 20 tahun selain Ma Guang, pencapaian tertinggi mereka baru berada pada tingkat ke - 6 pendekar tahap awal.
Untuk bisa mencapai tingkat ke - 7 tahap pendekar awal saja, banyak dari mereka dapat meraihnya saat sudah berusia di atas 25 tahun.
Karena itulah mereka akan kesulitan untuk bersaing dengan pendekar - pendekar muda dari sekte - sekte yang besar.
Oleh karena itu, mereka akan melakukan kompetisi di sekte mereka untuk mendapatkan seorang murid yang akan mendampingi Ma Guang untuk mengikuti kompetisi jenius muda berbakat di seluruh wilayah kekaisaran Zhou.
Ma Guang sendiri masih terus berlatih untuk lebih meningkatkan efektifitas setiap serangannya serta kecepatan dan ketepatan momentum di saat dirinya melakukan perubahan bentuk saat menyerang.
Hal itu dilakukan oleh Ma Guang agar dapat mengecoh musuhnya.
Ma Guang sudah mampu mengatur perubahan bentuk dari yang berbentuk seperti tinju, seperti mata tombak mau pun yang berbentuk seperti panah atau seperti cakar sesuai dengan teknik jurus yang di latihnya.
Ma Guang juga sering melakukan latih tanding dengan setiap gurunya dan itu tidak diketahui oleh para murid serta para tetua yang lain.
Tetua Fei Yu, Tetua Zhu Li, Tetua Xiang Zhang, Leluhur Guang Zhi serta Patriak sekte Yao Han telah merasakan sendiri secara langsung perkembangan serta pemahaman ilmu bela diri dari Ma Guang.
Sehingga mereka bisa mengetahui bahwa untuk kemampuan yang Ma Guang miliki saat ini sudah termasuk pada jajaran tetua tingkat rendah.
Walau pun memang secara aturan yang berlaku di sekte itu, bahwa setiap murid yang sudah mencapai pendekar ahli, secara otomatis sudah menjadi tetua tingkat rendah.
Namun karena Ma Guang adalah murid utama dari sekte tersebut, mereka tetap menganggapnya masih sebagai seorang murid dan belum mengangkatnya untuk menjadi tetua tingkat rendah, apa lagi usianya yang baru 16 tahun.
Hal itu juga dilakukan agar supaya tidak terlalu menarik perhatian dari para murid yang ada, sehingga bisa membuat gempar seisi sekte dan kemungkinan besar bisa di ketahui oleh orang luar.
Ma Guang memang sudah berlatih ilmu bela diri tingkat tinggi dari leluhur Guang Zhi, namun dirinya baru bisa menggunakan tiga gerakan saja, hal itu disebabkan karena setiap teknik yang akan digunakan, sangat menguras tenaga dalam darinya.
Itu pun hanya bisa di lakukannya dengan sekali saja.
Jika lebih dari itu, bisa mengakibatkan kelumpuhan pada dirinya.
Sehingga Ma Guang tidak akan selalu mengandalkan teknik tingkat tinggi tersebut, terkecuali memang sudah dalam situasi mendesak.
~Bersambung~