NovelToon NovelToon
Anak Kembar Sang Penguasa

Anak Kembar Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Anak Genius
Popularitas:19.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Amanda Daniella, gadis manis berusia 23 tahun, karena pengaruh obat yang dimasukkan ke dalam gelas minumnya, dia salah masuk kamar. Dia masuk ke dalam kamar yang diisi seorang pemuda berusia 28 tahun, yang merupakan CEO dari perusahaan besar dan sangat berpengaruh. Karena sudah tidak bisa menahan kabut gairah yang sudah menguasainya, akhirnya malam itu dia menyerahkan pada pemuda yang tidak dia kenal sama sekali itu.

Akibat dari kejadian itu, Amanda akhirnya hamil anak kembar. Tapi, dia tidak tahu pada siapa dia mau menuntut tanggung jawab, karena dia sama sekali tidak mengenal laki-laki itu, bahkan wajahnya saja dia tidak ingat sama sekali.

Bagaimana nasib Amanda setelah itu? apakah dia akan bertemu dengan laki-laki ayah dari anak-anaknya yang kebetulan terlahir genius itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Rio

Rio membawa Jasmine ke sebuah kamar dan bukan ke ruangan kerja dirinya dan Ardan, karena ada Ardan di sana.

Setelah menutup pintu dengan rapat, Rio segera mendaratkan tubuhnya duduk di sofa, sementara Jasmine, hanya berdiri, tidak berani mendekat ke arah Rio.

"Kenapa kamu masih berdiri di sana? sini kamu duduk di sampingku!" Rio menepuk sofa di samping di mana dia duduk.

Dengan kepala yang menunduk, Jasmine melangkahkan kakinya dan mendaratkan tubuhnya, duduk agak jauh dari Rio.

Rio menghela napasnya, sadar kalau istrinya itu sedang ketakutan saat ini.

"Sayang, kenapa kamu duduknya jauh? sini duduk dekat di sampingku!" suara Rio yang tadinya dingin, kini berubah lunak dan sangat lembut. Tapi Jasmine tetap bergeming, tidak bergerak dari tempat dia duduk.

"Apa aku terlihat menakutkan sekarang, makanya kamu takut padaku?"

Jasmine menggelengkan kepalanya, dengan pandangan yang masih tertunduk ke bawah.

"Jadi, kenapa kamu tidak mau melihatku, dan tidak mau dekat denganku?" tidak terdengar sahutan dari Jasmine.

Rio kembali menghembuskan napasnya dengan cukup panjang, lalu beranjak mendekat ke arah Jasmine. Rio mengangkat dagu Jasmine, agar dia bisa menatap wajah istrinya itu.

"Sekarang, apa kamu sudah bisa menjelaskan dengan apa yang kamu lakukan tadi? apa tujuanmu, mencari tahu data penghuni kamar itu? kenapa kamu susah- susah bertanya, pada resepsionis, kenapa kamu tidak langsung menanyakannya padaku?" cecar Rio, beruntun membuat tenggorokan Jasmine serasa tercekat, hingga dirinya merasa sulit untuk bernapas.

"Sayang, kenapa kamu tidak mau menjawab? Apa ada hal yang tidak aku tahu dengan kamar itu? apa kamu punya kenangan di dalam kamar itu?"

Jasmine sontak mengangkat wajahnya, dan menggeleng dengan cepat. "Bu-bukan!" sahutnya gugup.

"Jadi? apa kamu tidak tahu, kalau kamar itu tidak dipakai untuk tamu? kamar itu dikhususkan untuk Ardan."

"Apa? A-Ardan?" pekik Jasmine tiba-tiba, yang membuat Rio terlonjak kaget dan merasa penasaran dengan reaksi berlebihan dari istrinya.

"Kenapa kamu sekaget itu?" ekor mata Rio, sedikit naik ke atas, menatap Jasmine dengan curiga.

"Kamu tidak sedang berbohong kan? itu benar-benar kamar khusus Ardan?" kini Jasmine yang gantian mencecar Rio. Ketakutannya tadi, seketika menguap entah kemana.

"Apa kamu ada melihat,kalau wajah ini sedang terlihat berbohong? kamar itu memang, tidak pernah diberikan buat tamu.Itu memang khusus buat Ardan. Makanya aku kaget, ketika kamu menanyakan data tamu penghuni kamar itu 7 tahun lalu."

Jasmine tercenung dengan mulut yang sedikit terbuka. Antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Apa, Ardan pernah berhubungan dengan seorang wanita yang tiba-tiba masuk ke kamarnya, dan wanita itu sedang di bawah pengaruh obat?" tanya Jasmine dengan tangan yang mencengkram pundak Rio.

Netra Rio, membulat mendengar pertanyaan yang baru saja terlontar dari mulut Jasmine.

"Dari mana kamu tahu mengenai itu? jangan bilang kalau kamu lah wanita itu?" suara Rio mulai meninggi. Menatap Jasmine dengan sorot mata yang sukar untuk dibaca. Antara marah dan was-was bercampur menjadi satu.

Marah, membayangkan kalau tubuh Jasmine pernah disentuh Ardan dan was-was kalau Jasmine benar-benar adalah wanita yang dicari oleh Ardan selama ini.

"Bukan aku, tapi Amanda!"

Netra Rio membola kembali dengan mulut yang terbuka, mendengar pengakuan istrinya, Jasmine.

"Apa kamu tidak sedang berbohong? ini sangat sulit untuk dipercaya." Rio masih meragukan informasi yang baru saja dia dapat dari Jasmine.

"Aku tidak berbohong. Kenapa aku datang ke sini? ya karena aku ingin mencari informasi tentang siapa laki-laki yang membuat Amanda hamil. Karena kemungkinan tulang sumsum laki-laki itu cocok dengan Anin. Dan Amanda sendirilah yang menyebutkan tanggal kejadian dan nomor kamar itu."terang Jasmine lugas.

"Apa itu alasan Amanda, diam saja ketika Ardan tanya siapa nama mantan suaminya, apa karena dia tidak tahu sama sekali?"

Jasmine menganggukkan kepalanya, membenarkan dugaan Rio.

"Tapi kenapa dia tidak jujur saja, kalau dia tidak tahu, dan menceritakan yang sebenarnya?" desak Rio, tidak habis pikir.

"Itu karena dia takut, keluarga Ardan akan menganggap dia wanita murahan, dan mendepak dia dari pekerjaannya, padahal dia sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan Anin."

"Tapi, kenapa juga kamu ikut-ikut merahasiakannya dari suamimu sendiri?" kini sorot mata berwarna hitam kecoklatan itu menatap tajam ke arah Jasmine.

"Itu karena kamu asisten pribadi sekaligus sahabat Ardan. Bagaimanapun kamu selama ini sangat dekat dengannya, jadi sangat tidak mungkin kamu bisa menjaga rahasia Amanda darinya. Selain itu, aku juga tidak ingin membeberkan rahasia Amanda. Bukankah kamu sama denganku? kamu juga merahasiakan rahasia Ardan dariku." Rio terdiam, dan membenarkan ucapan Jasmine.

"Jangan-jangan wanita yang selama ini diperintahkan Ardan untuk kamu cari adalah Amanda?"

"Kalau yang kamu ceritakan itu benar, ya boleh jadi." ucap Rio dengan tangan yang terlihat mengotak-atik handphonenya.

"Apa wanita ini, Amanda?" Rio menunjukkan rekaman CCTV yang masih dia simpan selama ini ke mata Jasmine.

"Ya, ini Amanda! gaun yang dipakainya itu, gaunku yang dia pinjam. Karena malam itu, Lora, wanita yang menjebaknya, mengatakan kalau Radit, mengajak Amanda untuk makan malam di hotel ini." Jelas,Jasmine semakin yakin melihat bukti rekaman itu, yang walaupun wajah Amanda tampak sangat tidak jelas di dalam video itu.

"Hmm, Jadi Ardan benar-benar mencari Amanda selama ini?" Rio menganggukkan kepalanya, membenarkan.

"Walaupun, ini mutlak bukan kesalahan Ardan, tapi dia merasa bersalah, karena sudah merenggut kesucian wanita itu." jelas Rio.

"Ternyata dia tak seburuk yang kukira," gumam Jasmine, mirip seperti bisikan.

"Kamu bilang apa?" Rio mengrenyitkan keningnya, karena tidak bisa jelas mendengar apa yang baru saja digumamkan Jasmine.

"Lupakan! sekarang bagaimana rencanamu?" Jasmine mengalihkan perhatian Rio.

Rio menghela napasnya dengan cukup panjang. "Ardan tipe orang yang untuk suatu hal, selalu harus disertai bukti. Kalau sekarang kita memberitahunya, Ardan mungkin akan sulit untuk percaya. Ada baiknya, aku harus melakukan test DNA antara Ardan dan Aby dulu." terang Rio dan Jasmine menganggukkan kepalanya, setuju.

"Jadi kapan kamu melakukan test DNA nya?"

"Kalau bisa besok! mudah-mudahan aku bisa menemukan anak itu, soalnya belakangan ini, anak itu,jarang kelihatan." jelas Rio.

"Kamu tenang saja, aku akan membantumu!" ucap Jasmine dengan menerbitkan seulas senyuman di bibirnya.

"Pantas saja, Aby sangat mirip dengan Ardan. Bukan cuma wajah, sikap mereka yang pun tidak ada bedanya. Sama-sama suka memerintah, dan mengintimidasi. Bayangkan saja, tuh anak meminjam uang padaku dua hari yang lalu, entah buat apa, aku tidak tahu. Aneh kan?" terang Rio seraya menggelengkan kepalanya.

"Meminjam uang? buat apa? apa yang yang dia pinjam banyak?" Jasmine menautkan alisnya menatap Rio dengan tatapan yang mengandung tanya.

"Tidak terlalu sih! katanya untuk menambahi uangnya yang kurang, untuk melakukan sesuatu.Pas aku tanya sesuatu apa, sifat Ardan langsung muncul. Dia bilang, ' maaf, Om! ini rahasia. Kalau Om mau memberikan uangnya, terimakasih, tapi kalau tidak, tidak apa-apa.' ngeselin kan? tapi, entah kenapa, aku melihat seperti Ardan yang sedang mengintimidasiku, aku nurut aja pas dia minta." Rio menggusak rambutnya, lalu mengusap wajahnya dengan kasar.

Jasmine terkekeh melihat kekesalan Rio. "Kita tunggu aja,apa yang akan dilakukan itu anak. Aku yakin dia menggunakan uang itu untuk hal yang penting,bukan untuk bersenang-senang." ujar Jasmine, yakin.

"Anak itu memang ajaib. Masih kecil tapi tingkat kewaspadaan, menganalisa sesuatu, sama seperti orang dewasa. Dia memang nomor duanya Ardan. Ardan juga dulu sangat cerdas waktu kecil. Bahkan dia sering melompat kelas dulu. Kelas satu hanya setengah tahun, kelas duapun demikian.Pokoknya tiap kelas itu, dia lalui cukup hanya setengah tahun. Kalau Aby, kemarin ketika aku menjemputnya, gurunya mau memindahkan Aby langsung ke kelas 3. Aby lebih unggul dari papanya. Kalau Ardan tetap merasakan semua kelas walaupun hanya setengah tahun. Tapi Aby, langsung melompat ke kelas 3. Walaupun belum jadi sih, karena aku tidak bisa memberikan keputusan." jelas Rio

"Jadi kamu bagaimana? apa kamu juga pernah lompat kelas seperti Ardan? pasti tidak!" ucap Jasmine menyepelekan suaminya.

"Beuhh, kamu menyepelekan suamimu ini?aku juga sering melompat."

"Serius?" mimik wajah Jasmine, terlihat penasaran.

"Iya, melompat-lompat di tempat, Hahahahaha!" tawa Rio pecah, melihat wajah istrinya yang langsung cemberut.

Tapi, wanita itu benaran bukan kamu kan?" celetuk Rio tiba-tiba,memastikan setelah tawanya reda.

Bugh ...

Jasmine melayangkan tinju ke pundak Rio.

"Kamu gila ya? coba kamu ingat, pertama kali melakukannya denganku?Apa aku masih suci atau tidak lagi." Jasmine mencebikkan bibirnya merasa kesal.

"Oh iya ya, kamu masih suci. Maaf deh, Sayang!" Rio cengengesan.

"Sayang, mumpung kita lagi di sini, bagaimana kalau kita membuat adiknya Celyn?" Rio mengerlingkan matanya menggoda.

"Nggak mau!" tolak Jasmine. Tapi tentu saja itu hanya di mulut, kalau di hati mengiyakan.

"Ayolah, sayang." tanpa aba-aba, Rio langsung memagut bibir Jasmine yang sudah menjadi candu baginya.

Selanjutnya, kalian pasti sudah tahu apa yang terjadi.😁

Tbc

1
Mazree Gati
masa bocah di suruh nungguin orang sakit biasanya jengguk aja ga boleh,,,pingin ngakak takut keselek
Anonymous
ok
Ahsin
suka iri kebahagian orang dasar ulat bulu
Ahsin
dasar 😅😅😅🤣
IndraAsya
👣👣👣
Ahsin
🤣🤣🤣🤣
Ahsin
🤣🤣🤣
Ahsin
mampus sahabat bangke... Krn sft irimu yg akan menjatuhknmu
Indah Setyorini
Luar biasa
nnk pw
pernah kyk cantika. bangun2 langsung mukul 🤣
Jasmine Dwielfiza
asem lagi makan smbil baca ini biat ngakak smpe keselel tulang ceker ayam 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭
Kecombrang
🤦‍♂️😂
Jasmine Dwielfiza
aku jg suka pusing Thor .anakku klo liat fto mama nya nikah ,bilang kenapa aku gak ada di fto kenapa aku gak diajak nikahan mama ,
dan satu lagi dia suka bilang kok mama selalu pergi sama aa aku nya mana gak diajak ,aku jawab aja Msih di perut,🤣🤣kan ikut jg..pusing makin panjang klo gak di jawab makin pusing
Mia Amilia
seru dech lanjut Thor /Shhh/
Kecombrang
😱
Khoerun Nisa
lagian kmn aja situ yg tau duluan tp ngasih kbr nya belakangan hah syg bgt kmu tor pake visual Rio dgn idola ku GK cocok bgt oon
Khoerun Nisa
kurang greget cara menyampaikan nya JD kedengaran nya biasa aja GK deg degan klu mereka ayah anak
Khoerun Nisa
novel nya trlalu santai..trbukti udh tau kbnrannya bknnya lngsung kasih tau eh malah leha2 GK tau klu nyawa anak itu kritis itulah aku kurang suka novel mu intinya kurang tegas dlm setiap masalah JD kesan nya TDK serius
Agustin Br
Kecewa
Agustin Br
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!