NovelToon NovelToon
Anak Kuntilanak Dan Teror Di Hutan Tua

Anak Kuntilanak Dan Teror Di Hutan Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Iblis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:162.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rositi

Di desa Harapan Kahuripan, ada dua hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak-anak.

Pertama, jangan main dengan Muhammad Syukur. Karena selain bocah berusia lima tahun itu sangat nakal, Syukur lahir dari wanita mati tidak wajar yang sempat menjadi kuntilanak. Ditakutkan, mama dari Syukur datang menuntut balas jika anaknya diusik.

Sementara larangan yang kedua, jangan pernah main ke Hutan Tua karena bocah mana pun yang main ke sana pasti tidak pernah selamat!

Namun di suatu sore menjelang petang, Syukur dan keenam temannya nekat memasuki Hutan Tua. Kejadian mencekam diwarnai pertumpahan darah benar-benar terjadi. Satu persatu dari mereka ditemukan mati. Hanya ada dua anak yang selamat. Anak pertama adalah Ibrahim dan terkenal sangat alim. Sementara satunya lagi merupakan Syukur!

Sebenarnya, apa yang terjadi? Karena semenjak itu juga, Ibrahim jadi sakti dan bisa menyembuhkan banyak penyakit dengan cara di luar nalar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Para Korban yang Belum Tenang

“Ikut kami ke Jakarta, dan jalani lah lembaran baru di sana. Di Jakarta, kamu bisa sekolah dengan mas Athan. Sementara setelah lulus SD, kalian mondok di pesantren,” ucap Rain memberi Syukur arahan.

“Pak Handoyo juga bisa bekerja di rumah saya. Kerjakan apa saja yang Bapak bisa. Beneran sebisanya!” ucap Rain masih bertutur penuh pengertian.

“Namun, bagaimana dengan Ibrahim dan Hutan Tua-nya, Mas?” tanya pak Handoyo yang duduk di hadapan Rain. “Ibrahim yang dirasuki pak Asnawi masih berkeliaran.”

Bersama sopir Rain, mereka memang tengah mampir ke rumah makan untuk makan. Athan duduk di sebelah Rain dan Hasna. Sementara pak Handoyo duduk di sebelah Syukur maupun pak Sulaiman selaku sopir lain.

“Cukup fokus ke kehidupan Bapak dan Syukur saja, Pak. Yang lain biarkan jadi urusan mereka. Apalagi kan kasus ini sudah ditangani polisi. Harusnya polisi dan pihak pemerintah juga mengusut tuntas,” lembut Hasna yang sampai detik ini masih kurang enak badan.

Rain mengangguk membenarkan anggapan sang istri. “Benar, Pak. Kebahagiaan dan masa depan Syukur, jauh lebih penting dari apa pun, bahkan dari Ibrahim!” sergah Rain.

Dalam diamnya, pak Handoyo jadi merenung. Apa yang baru saja mereka bahas tak ubahnya tawaran bahkan kesempatan emas. Tak semua orang bisa beruntung mendapatkannya. Apalagi hanya dengan menerima bantuan dari Rain sekeluarga, pak Handoyo bisa memiliki kehidupan lebih baik. Malahan jika pak Handoyo bertahan di sana, yang ada hidupnya dan Syukur bisa makin terlunta-lunta. Untuk saat ini, mungkin warga bisa menerima Syukur dan pak Handoyo. Namun belum tentu setelahnya karena warga kampung pak Handoyo tinggal memang tipikal anarkis.

Sekitar satu jam kemudian, setelah mereka beres makan, Syukur dan kakeknya diboyong menggunakan mobil. Bersama keluarga kecil Rain, mereka akan ke Jakarta. Mereka akan tinggal bersama Rain sekeluarga seperti permintaan keluarga bahagia itu.

Di lain sisi, ibu Rokayah yang akhirnya sadar, jadi sibuk menangis. Ibu Rokayah tak hentinya meraung-raung bahkan mengamuk.

“Ibraaaaaa! Ibra kamu di mana, Nak? Ayo cepat pulang!”

“Ayah ... Ayah, kenapa semuanya jadi begini, Yah ...?!”

Alih-alih iba, tetangga yang menang sudah tahu justru jadi makin gondok kepada ibu Rokayah. Beberapa pasien yang awalnya akan berobat, juga tidak jadi. Selain itu, sebagian dari mereka yang berniat meminta ganti rugi juga tak jadi melakukannya. Karena setelah mereka awasi, kelakuan ibu Rokayah justru mengkhawatirkan.

Di hutan Tua, di persembunyiannya yaitu di bawah air terjun, Ibrahim masih bertahan semedi di sana. Beberapa polisi yang melakukan olah TKP lebih rinci, tetap tidak ada yang melihat sosok Ibrahim. Status Ibrahim dinyatakan hilang karena tak kunjung ditemukan meski sudah satu minggu berlalu. Petugas yang melakukan pencarian berasumsi, bahwa kemungkinan besar, Ibrahim terseret sekaligus hanyut di sungai.

Hutan Tua yang dulunya serba pamali, kini kembali sunyi. Hanya ada penghuni hutan pada umumnya seperti ular, musang, dan juga burung maupun para serangga. Semak-semak berjalan yang menjadi pelaku pembantaian, kini hanya mampu tertunduk loyo di balik jeruji besi penjara.

Teman satu ruang tahanan yang akhirnya mengetahui alasan pak Yasna di sana, langsung menertawakannya.

“Heh, jadi apa kamu setelah memenggal banyak leher anak? Lah, katanya bikin sakti? Kok sekarang kamu malah ada di sini?” ucap salah seorang tahanan bertubuh kekar yang penuh tato. Kebetulan, ia tak memakai pakaian. Hingga selain berwajah sangar, tubuhnya yang sangat berotot juga membuatnya makin menyeramkan.

Pak Yusna yang tak mau berurusan dengan mereka berusaha cuek. Pak Yusna mengabaikan keenam teman satu ruang tahanannya. Ia pikir itu menjadi cara terbaik agar dirinya tidak bermasalah dengan rekan sesama tahanannya. Hanya saja, nyatanya pak Yusna salah. Karena keenam pria di sana malah dengan sengaja mengeroy.oknya.

Beberapa mereka yang melihat. Baik tahanan di kanan kiri bahkan depan, termasuk juga petugas yang berjaga, tetap membiarkan itu terjadi. Mereka sudah tahu alasan pak Yusna di sana. Yang mana dari semuanya, tindakan pak Yusna demi pesugihan sekaligus kesaktian, amat sangat keji. Jadi, bagi mereka pak Yusna yang terancam dipenjara seumur hidup atau malah mendapat hukuman mati, pantas menerimanya.

“T—tolong! Ampun! Saya mohon, ampun! Apa salah saya!” tangis pak Yusna tak berdaya. Terus begitu hingga rekan sesama tahanannya puas.

“Sudah, ... lanjut besok lagi. Orang seperti dia memang pantas disiksa pelan-pelan!” ucap pak Atmo, si pria kekar garang dan merupakan pimpinan geng di sana.

***

Hampir tiga minggu berlalu, keadaan ibu Rokayah makin mengkhawatirkan. Ibu Rokayah keluar dari rumah hanya memakai pakaian da lam. Beberapa warga yang awalnya gondok, jadi iba. Mereka yang merupakan ibu-ibu, kompak mencoba menghentikan ibu Rokayah. Berbagai cara mereka coba agar ibu Rokayah masuk ke dalam rumah lagi. Namun karena tenaga ibu Rokayah jadi di luar nalar,mereka hanya mampu menutupi tubuh ibu Rokayah menggunakan kain jarit.

“Ibu Rokayah, ... kembali lah ke rumahmu. Kamu mau ngapain ke sana-sana?!” teriak ibu Lilis.

Bersama ketujuh rekannya, ibu Lilis tak lagi memiliki keberanian untuk mengejar ibu Rokayah. Sebab kali ini, ibu Rokayah malah masuk ke hutan Tua.

“Katanya sih enggak apa-apa. Sudah aman dan memang enggak ada yang perlu ditakuti. Apalagi kan, pak Yusna yang ternyata pelakunya, sudah ditangkap,” ucap ibu Lilis yang makin ke sini makin kurus.

Penghakiman warga termasuk pak Hamim suami ibu Lilis kepada Syukur sekeluarga. Memang membuat para wanita di sana termasuk ibu Lilis mendadak jadi janda. Suami mereka dihukum tiga bulan kurungan karena terbukti bersalah. Ditambah lagi, mereka tidak bisa membayar uang tebusan. Jadi sekarang, di kampung mereka memang nyaris tidak ada laki-laki dewasa. Hingga mau tak mau, mereka menjelma menjadi wanita tangguh serba bisa, termasuk dalam mengatasi masalah di kungkungan kampung mereka tinggal.

“Tapi saya takut, Bu. Saya enggak mau masuk!”

Semua ibu-ibu yang jumlahnya belasan, kompak tak mau masuk ke dalam hutan. Begitu juga dengan ibu Lilis yang sebenarnya juga masih parno. Jadi, para ibu-ibu tersebut memilih pulang tanpa kembali mengejar ibu Rokayah.

Namun, baru tiga langkah meninggalkan depan perbatasan Hutan Tua yang dihiasi garam, tangis sekaligus permintaan tolong dari suara anak-anak, terdengar sangat jelas.

“Tolong ... tolong kami. Kami mohon tolong kami. Tolong bebaskan kami.”

Dari semua suara anak-anak yang terus merintih tersebut, para ibu-ibu mengenalnya sebagai suara korban pemenggalan pak Yusna.

“Iman ...?”

“Noval?”

“Antara ...?”

“Iqbal ...?”

Belasan suara bocah yang terus menangis sambil meminta tolong, membuat para ibu-ibu tersebut tidak bisa untuk tidak menangis. Ibu Lilis bahkan jadi tersedu-sedu memanggil nama putranya.

1
Nur Azizah
Kecewa
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Kak, ini sengaja apa gimana?
total 1 replies
Nur Azizah
Buruk
Devi
seneng novelnya ngga terlalu panjang jadi ngg bosen baca
estycatwoman
Itu knpa aq klo novel masih otw cukp tandain dulu klo dah tamat baru marathon bca ☺
Kcli utk krya yg tamatnya luammmma smpe 400 bab kita bca nyicil per 10 ato 20 bab

Tapi mmg enk cari dulu yg pndk2 fokus 1 judul baru pindh crta laen , lbih afdol 😊

Thanks tipsnya 🙏😘😘
Mursidahamien
apa jangan jangan ?
Mursidahamien
baru mampir
Agung miska Nartim
semangat thor
Agung miska Nartim
Luar biasa
DIANA Mariana
lnjutan x yg mn sih🤔aq udh baca loh dr awal hingga akhir...
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Di novel beda. Di profilku deh sudah up tiap hari
total 1 replies
DIANA Mariana
aq salah satu penyuka cerita horor👍🥰
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: ❤️❤️❤️❤️❤️

salam kenal ya Kak
total 1 replies
Ida Qurratul 'Ain
Luar biasa
Ida Qurratul 'Ain
kayanya yg jadi semak semak berjalan itu pak yusna deh
FiaNasa
ditunggu Thor up nya
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Audah up tiap hari kok Kak
total 1 replies
Al Fatih
nambah pengetahuan baru lagi nih,, aq juga baru tau,, makasih bun
Al Fatih
pertempuran sesama anak keturunan asnawi
Al Fatih
semoga syukur masih bisa d selamatkan yaa
Al Fatih
apa syukur Indihome juga ya
Al Fatih
seru,, menegangkan
Al Fatih
kasian pak Handoyo dan syukur...
Al Fatih
iya betul Bun,, kata mamaq,, perempuan yg haid itu bau nya wangi bagi penciumannya makhluk halus,, maka harus lebih hati-hati
Irkham Maulana: iya bund...aku udah ngalamin berkali2 hal kaya gitu bahkan tak terhitung...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!