Raisha mahasiswa cantik dan ceria jatuh cinta dengan Arvan Wijaya pria dingin yang menyimpan banyak rahasia.
Akankah setelah mengetahui Arvan pria beristri Raisha akan berhenti mencintai atau tetap mencintai nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nayla_archie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 19
Raisha seperti mengenal siluet lelaki yang berjalan bergandengan tangan dengan seorang wanita hamil dengan perut yang membuncit dia terpaku melihat punggung lelaki itu dia mencoba merogoh ponsel nya dan menghubungi nomor kekasih nya namun hanya berdering dan lelaki itu tidak menunjukan tanda tanda mengambil ponselnya. Huhh mungkin ini hanya perasaan nya saja. Kemudian menyimpan ia menyimpan kembali ponsel nya ke dalam tas dan menghampiri sahabat nya yang sudah duduk lebih dulu.
"kamu habis ngapain si sha, gue panggil dari tadi juga" gerutu Lia
"tadi aku melihat orang yang mirip dengan mas Arvan tapi setelah aku hubungi tidak ada tanda tanda dia mengangkat telfon dari aku" adu nya pada sang sahabat
"salah orang kali kamu kalau itu dia pasti langsung hampirin kamu lah, emang kamu lihat dia lagi ngapain" tanya Lia
"aku tadi lihat orang itu lagi jalan sama wanita yang lagi hamil" mendengar jawaban itu membuat sang sahabat mendelik dia berfikir apa mungkin memang itu adalah Arvan kekasih sahabat nya tapi ia juga tidak mau menebak nebak karna ia tidak melihat secara langsung
"harus nya tadi panggil aku kamu kan tau aku paling bisa ngenalin orang walaupun dari jauh, atau lain kali elo selidiki aja siapa tau itu memang dia" saran Lia kepada sang sahabat
"emang aku udah berencana mau nyelidiki ini tapi kan belum sempet tugas skripsi banyak banget" keluh nya pada sang sahabat
"ya udah lain kali gue temenin elo ya" kalau urusan hati emang repot makanya dia malas untuk pacaran makanya dia selalu menjaga hati nya untuk tidak jatuh pada lelaki.
akhirnya mereka berdua memilih untuk menyantap makanan mereka kemudian pulang ke rumah masing masing.
.
.
Disisi lain Arvan mengendarai mobil nya dengan gelisah karna ia cemas sang kekasih akan mengenalinya karna memang lelaki yang dilihat oleh sang kekasih memang dirinya dan ia sengaja tidak mengangkat telfon dari sang kekasih agar tidak curiga dan ia sedikit lega saat telfon nya berhenti berdering. Huhh sial sial. Rutuk nya dalam hati.
"mas kamu kenapa sih kok kayak nya gelisah banget ada apa si" tanya Vero
"tidak apa apa aku cuma lagi mikirin kerjaan" jawab nya datar sungguh kalau bukan permintaan sang istri untuk menjauh sementara dari sang kekasih mungkin ia tak sanggup melakukan nya namun ia sudah berjanji agar wanita hamil itu tak sakit hati jadi dia lah yang harus mengalah saat ini
"kan ada Bastian yang biasa bantu kamu mas dia juga orang nya kompeten" ucap Vero lagi sebenar nya ia berharap wang suami mau berbagi cerita dengan nya namun apa lah daya ia tidak mau memaksa karna akhir akhir ini sang suami kelihatan membatasi diri nya.
"ya" dan itu lah jawaban Arvan membuat sang istri hanya bisa menghela nafas nya. Terserah. Ucap Vero dalam hati. Dan beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah mereka bahkan kedatangan mereka di sambut oleh sang mama.
"gimana sayang happy gak habis jalan jalan" tanya mama Winda pada sang menantu
"iya mah tadi juga kita habis belanja di mall sambil lihat lihat baju baby lucu lucu banget tapi gak di bolehin sama mas Arvan katanya pamali karna belum 7 bulan" adu nya pada mertua nya panjang lebar membuat sang mertua tersenyum lebar sedangkan sang suami tampak diam saja dia tampak sedang memikirkan sesuatu
"memang kalau belum 7 bulan tidak boleh peralatan bayi lebih dulu sayang pamali bener kata suami kamu" jawab mama Winda kemudian ia menatap sang anak yang tampak sedang memikirkan sesuatu "sayang apa ada yang membebani pikiranmu akhir akhir ini kamu kelihatan sedang memikirkan sesuatu" tanya mama Winda
"yah memang ada sedikit masalah akhir akhir ini di perusahaan, tapi mama tenang aja bukan masalah besar" jawab Arvan datar "masalah hati ma yang membuat aku begitu gelisah saat ini" lanjut nya dalam hati
" mama percaya kamu bisa menyelesaikan nya sayang" ucap mama nya lagi
"hemm" hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Arvan
sedangkan Vero ia hanya diam mengamati obrolan ibu dan anak itu sejujurnya ia tau bahwa sang suami pasti sedang memikirkan wanita itu karna mungkin permintaan nya sangat sulit untuk lelaki jalani
"aku tau mas kamu sedang memikirkan wanita itu, maafkan aku yang egois tapi sungguh saat ini aku sangat ingin egois" ujar Vero dalam hati kemudian ia memilih ngobrol dengan mertua nya sedangkan Arvan memilih memasuki ruang kerja nya sebenar nya mama Winda tau bahwa sang anak pasti ada sesuatu yang mengganjal hatinya mungkin ia akan bertanya nanti dengan sang anak saat mereka sedang berdua saja.
Arvan duduk di kursi ruang kerjanya ia menutup mata nya dan sedang memikirkan langkah yang akan ia pilih sungguh ia merasa bimbang akan hati nya karna ia sungguh merasa berat hati menjauhi sang kekasih. Huhhh. Menghela nafas berkali kali ia memilih membuka ponsel nya dan menghubungi sang kekasih
*halo sayang, maaf baru menghubungi mu karna tadi aku habis meeting" bohong nya terdengar helaan nafas di ujung sana
"hem aku kira kau sudah tak mau menghubungi aku lagi" ucap Raisha dengan nada manja
*bukan begitu sayang, akhir akhir ini waktu ku habis di kantor karna ada sedikit masalah" ucap lagi, sungguh ia merasa bahwa ini bukan diri nya yang hobi berbohong
"emm aku ngerti kok, ya udah aku tutup dulu karna aku sedang sibuk" ucap nya dengan sedikit datar, sungguh ia merasa kecewa dengan kekasih nya karna begitu sibuk dan tidak punya waktu untuk dirinya bahkan mereka hanya bertemu sebelum Arvan berangkat keluar kota.
"sayang kamu marah sama aku" tanya nya dengan cemas
"emang aku berhak marah sama kamu, udah ya aku lagi sibuk" kemudian ia menutup sambungan telfon nya tanpa menunggu jawaban dari sang kekasih sedangkan Arvan kini merasa frustasi mendengar jawaban dari gadis nya bukan ia tak tau bahwa gadis nya itu marah tapi ia sudah terlanjur berjanji pada sang istri. Sedangkan Raisha saat merasa puas karna sudah membalas sang kekasih ia merasa hatinya sedikit lega setelah meluap kan emosi nya
"habis telfonan sama siapa Sha" tanya Aditya sebenarnya saat ini ia sedang makan bersama Aditya di restoran dan tadi ia buru buru mematikan telfon dari sang kekasih karna Aditya yang duduk dimeja kembali setelah dari toilet.
"gak tau ini nomor gak jelas minta kenalan mending aku matiin aja" bohong nya pada Aditya
kemudian mereka memakan makanan yang mereka pesan setelah pesanan datang dan Raisha memutuskan pulang diantar oleh Aditya namun setelah ia melangkah keluar dari restoran ia melihat sahabat nya sedang berjalan dengan seorang lelaki dewasa mereka terlihat sangat akrab.
.
.
KAMELIA" gumam nya dalam hati
3 like mendarat buatmu ya.