Fotografer freelance adalah pekerjaan seorang mahasiswi berusia 25 tahun bernama Kayra, ia mengambil pekerjaan itu sebagai usaha yang andalkan untuk membiayai kuliah nya di jurusan Arsitektur.
Seorang abdi negara yang sedang bertugas di lapangan selalu Kayra abadikan dengan hasil jepretan nya yang memukau, sehingga seorang abdi negara pun merasa terpesona oleh paras cantik Kayra.
Akankah Kayra mau menerima hati seorang abdi negara tersebut ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33.
"Awas aja tuh cowo, gue gak akan buat hidupnya tenang. Huh ..... Gila mana gak ada angkutan umum lewat lagi, Taxi kek ... Ojeg kek .... Ahhhhhh. Bisa telat gue hiks ... Hiks ... " Kayra mengusung dadanya kesal dan terus berdecak kesal saat dirinya merasa di sepele kan.
Nanar kecemasan Raka mulai sirna, saat ia melihat sosok wanita yang kini sedang berjalan dengan sedikit berlari ke arah gerbang utama kompleks. Raka menggelengkan kepalanya karna ia berpikir bisa-bisanya Kayra melakukan aksi senekat itu padahal ia tahu jarak tempuh dari kediaman Raka ke kampus atau Kostnya lumayan jauh.
Langkah Kayra terhenti dan ia kaget saat langkahnya di salip oleh mobil hitam yang tiba-tiba saja berhenti de depannya.
Kaca mobil tiba-tiba terbuka, " Titttttdddd ... " Kayra melirik ke dalam mobil, nampak lah sosok tampan yang sedang mengenakan kaca mata hitam sedang melihat ke arahnya.
Kayra menjatuhkan pundaknya lesu, "Kenapa harus dia lagi ? " Rintih Kayra dalam hatinya.
Raka yang melihat Kayra hanya diam dan terus mengerucutkan bibirnya, " Titttdddddd .... Titttdddddd. " Raka terus menekan klakson mobilnya, memerintahkan Kayra untuk segera masuk.
"Iya .... Iya ... " Dengus Kayra membuka pintu mobil, dan masuk dengan wajah di tekuk tak mau melihat ke arah Raka.
"Naik mobil aja lama banget, saya bisa telat kalau begini. " Umpat Raka pada Kayra yang masih membuang muka pada dirinya.
Kayra enggan menjawab gerutuan dari Raka, ia masih membuang mukanya ke arah lain. Tiba-tiba mobil Raka berhenti mendadak karna Raka melihat ada hewan melintas dengan tiba-tiba.
"Awwwwwww .... Eeehhhhh anda itu Pakkkkk, " Kayra kini menatap ke arah Raka sambil mengusap keningnya yang sakit, karna benturan keras akibat Raka mengerem kendaraannya secara tiba-tiba.
"Saya tidak sengaja, lihat dong. Saya menghindari kucing itu. Kalau tidak saya Rem kucing itu bisa tertabrak ! " Bela Raka menjelaskan hal yang sangat tidak ingin Kayra ketahui.
"Bodi amat ... ! " Cuit Kayra membuang mukanya kembali.
Di balik kacamata hitamnya Raka menatap Kayra dengan tatapan heran, " Hihhh ... Cewe Aneh, tidak ada rasa bersyukurnya sama sekali. "
"Apa anda bilang ? Saya Aneh ? Tidak bersyukur? Maksudnya tidak bersyukur karna dekat dengan anda Pak, karna satu mobil dengan anda Pak ? Hihhhhh ... lebih baik saya naik motor saya dari ada harus naik mobil ini. " Umpat Kayra kesal, sambil memukuli dasboard mobil Raka.
"Eh ... Eh ... Eh ... jangan pukul-pukul nanti rusak, lebih baik sekarang kamu bilang. Mau di antar kemana sekarang ? " Tanya Raka dengan gaya maskulinnya.
"Di pertigaan saja, biar saya naik angkutan umum. " Jawab Kayra ketus.
"Ke kampus atau ke tempat kamu kerja ? " Tanya Raka kembali masih dengan nada bicara yang terdengar tenang.
"Ke Kostan saja, " Jawab singkat Kayra.
"Loh kenapa ke kostan ? bukannya kamu harus kuliah atau bekerja ? " Tanya Raka ingin tahu alasan Kayra karna memilih di antar ke kostan di banding ke kampus.
Kayra memposisikan tubuhnya miring menghadap ke arah Raka, " Anda mau saya di tertawakan ? Bapak ingin saya di rendahkan seperti keluarga Bapak merendahkan saya ? "
"Degggg ... " Dalam hati Raka beranggapan bahwa Kayra mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Ibu dan adiknya.
"Kenapa diam Pak ? Lihat saya, saya berantakan seperti ini gara-gara Bapak yang asal jemput saja ! Saya sampai tidak mandi gara-gara Bapak, " Raka mencerna Omelan Kayra padanya.
"Maksud Ibu dan adik saya itu tidak seperti itu, maksud .... "
"Maksudnya apa yang di katakan mereka itu benar kan. Saya dengar semuanya Pak ! " Sambung Karya kesal.
Raka menggaruk pelipisnya yang tidak gatal itu, kini Raka bingung dengan mulut Kayra yang tidak mau diam. Ya namanya mulut wanita jika sudah berbicara sudah berhentinya ya kan ?
