Shea dianggap sebagai istri tidak berguna, bahkan pembawa sial, hingga ditinggalkan oleh Delon demi wanita lain. Tanpa perceraian, Shea disingkirkan karena dianggap jelek dan memalukan keluarga. Namun, setelah dua tahun, Shea kembali sebagai model ternama dengan kekayaan melimpah.
Kehadiran Luis, paman angkatnya, membantu menyembuhkan luka masa lalunya. Luis begitu perhatian dan menjadikan Shea sebagai prioritas utamanya. Namun, perasaan rumit tumbuh di antara mereka.
Kini, Shea harus memilih antara masa lalunya yang pahit dan masa depan yang cerah dengan Luis. Di tengah pertarungan batin antara cinta dan keterikatan, Shea harus menemukan keberanian untuk menghadapi konsekuensi dari keputusannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Akan Segera Kembali (REVISI)
Pagi yang cerah memayungi langit kota Beijing. Sinar mentari yang hangat memancar memancar melalui jendela-jendela gedung tinggi, menerangi jalan-jalan yang sibuk dengan kehidupan.
Di sebuah apartemen mewah, wanita cantik itu berdiri tegak di balkon kamarnya, dikelilingi oleh gemerlap kota yang mulai terbangun. Gaun tidurnya berwarna merah menyatu dengan keindahan pagi yang menghiasi langit Beijing.
"Shea," panggil seseorang dari belakang.
Shea menoleh, dan mendapati Luis sedang menghampirinya. Tanpa menunggu lebih lama, sebuah kecupan hangat mendarat di bibir ranum tipisnya. "Morning kiss," bisik Luis lembut, setelah melepaskan tautan bibir mereka.
"Terlalu singkat," keluh Shea. Ia memeluk leher Luis dan balas mencium bibirnya. Shea tidak puas dengan ciuman singkat tersebut dan menginginkan yang lebih panjang.
Mereka terus berciuman. Luis menekan tengkuk Shea dan terus memagut dan melumat bibirnya. Shea menikmati setiap detik ciuman tersebut. Luis baru melepaskan tautan bibir mereka saat merasakan pelukan ringan pada dadanya. Shea sudah tidak sanggup untuk melanjutkannya lagi.
"Paman, kau berniat membunuhku ya?" keluh Shea sambil memanyunkan bibirnya.
Luis hanya tersenyum mendengar keluhan Shea. Ia merasa puas melihat ekspresi Shea yang tampak lelah namun bahagia. Bagi Luis, momen seperti ini adalah hal yang paling ia hargai. Momen ketika ia bisa merasakan kehangatan dan kasih sayang dari orang yang ia cintai.
Luis membelai helaian panjang milik Shea. "Tentu saja tidak, sayang. Aku hanya ingin memberikanmu ciuman pagi yang membuatmu merasa spesial." Dia meraih tangan Shea dengan penuh kasih, mencium lembut punggung tangannya.
Shea tersenyum manis, merasa tersentuh oleh kehangatan yang diberikan Luis. "Aku tahu, Paman. Tapi ciumanmu terlalu membuatku ingin lebih lagi," ujarnya dengan lembut sambil menatap mata Luis dengan penuh cinta.
Luis tertawa ringan, "Sejak kapan kau jadi semessum ini? Siapa yang mengajarimu, hm?" Dia menatap mata Shea, lalu mencium lembut dahinya, merasakan kebahagiaan yang memenuhi hatinya karena memiliki Shea di sisinya.
Wanita itu hanya terkekeh. "Aku hanya bercanda. Kenapa kau menganggapnya serius?"
Tiba-tiba Shea diam seperti memikirkan sesuatu sebelum kembali membuka suaranya. "Paman, apa kau benar-benar akan kembali ke London hari ini?"
Luis mengelus pipi Shea, membalas tatapan matanya yang menyiratkan kesedihan dan ketidakrelaan karena ia harus terbang ke London hari ini. "Tidak perlu sedih, aku hanya pergi sebentar saja. Aku janji, aku akan segera kembali."
"Berapa lama kau pergi?" tanya Shea.
"Hanya satu minggu. Ada hal penting yang harus aku selesaikan dan mengharuskanku untuk pergi," jelas Luis. Sebenarnya, dia ingin membawa Shea untuk ikut pergi bersamanya. Namun, setelah Luis memikirkan secara matang, ia merasa lebih baik pergi sendiri tanpa Shea, karena momennya kurang tepat.
Shea menatap Luis dengan mata penuh kerinduan. "Aku akan merindukanmu, Paman," ucapnya dengan suara lembut.
Luis tersenyum hangat, mencoba menenangkan hati Shea. "Dan aku juga akan merindukanmu, sayang. Tapi aku akan selalu menghubungimu setiap hari dan memberitahumu kabar terbaru."
Mereka berdua saling bertatapan, merasakan kehadiran yang begitu berarti satu sama lain. Terlepas dari jarak yang memisahkan, hubungan mereka tetap kuat dan tak tergoyahkan.
Setelah beberapa saat, Luis mengalihkan pandangannya ke luar jendela, memperhatikan pemandangan kota yang mulai terikat oleh cahaya matahari pagi. "Aku harus segera bersiap-siap pergi," ujarnya dengan sedikit penyesalan.
Shea mengangguk dengan pahit di hatinya. "Aku mengerti. Semoga perjalananmu lancar, Paman," katanya, mencoba tersenyum meskipun hatinya terasa berat.
Luis mendekati Shea dan memeluknya erat. "Terima kasih, Shea. Aku akan kembali secepatnya," bisiknya dengan suara lembut.
Mereka saling berpelukan dalam kehangatan, merasakan sentuhan yang begitu diperlukan di saat-saat seperti ini. Kemudian, Luis melepaskan pelukannya dan memberikan ciuman lembut di dahi Shea sebelum berbalik untuk pergi.
Shea menatap pergi Luis dengan hati yang berat, tetapi dia tahu bahwa ini adalah keputusan yang harus diambil Luis. Dia berharap agar semua urusannya berjalan lancar di London.
Saat pintu kamarnya tertutup di belakangnya, Shea tetap berdiri di tempatnya, membiarkan perasaannya terurai dalam keheningan. Dia pasti akan sangat merindukan Luis lebih dari yang bisa diungkapkan dengan kata-kata, tapi dia tahu bahwa mereka akan bersama lagi.
🌺🌺🌺
Vera sedang sibuk mengoleskan kutek pada jari-jarinya ketika Delon mendekatinya, namun dia tidak terlalu memperdulikan kedatangan sang suami. Tanpa Delon perlu menyampaikan maksud kedatangannya, Vera sudah mengetahui dan merasakan gelombang ketegangan yang menyelimutinya.
"Maaf, Delon, tapi keluarga Qin tidak bisa membantumu, karena kau sudah menyakitiku. Kakek dan pamanku tidak mau membantumu," ucap Vera tanpa menatap lawan bicaranya, tetapi suaranya tetap tenang namun tegas.
Delon memohon pada Vera dengan tatapan penuh penyesalan. "Vera, aku tahu kesalahanku padamu tidak termaafkan. Sudah berkali-kali aku menyakiti hati dan perasaanmu, tapi kali ini aku benar-benar butuh bantuanmu. Tanpa dirimu, Lee Corp benar-benar akan hancur."
"Lalu apa jaminannya?" Vera menatap suaminya dengan pandangan tajam, ingin mendapatkan kejelasan atas tawarannya.
Vera benar-benar memainkan perannya sebagai Nona Besar keluarga Qin dengan sangat meyakinkan. Meskipun dia tahu bahwa statusnya sebagai Nona Besar hanya palsu, namun dia menikmati perasaan dihormati dan dianggap penting.
"Apapun yang kau inginkan. Aku pasti akan mengabulkannya," jawab Delon dengan cepat, berusaha meyakinkan Vera tentang keseriusannya.
Namun, Vera tidak langsung memberikan jawaban. Vera merenung sejenak, hatinya berdebar keras. Dia takut jika rahasianya terbongkar di depan Delon dan seluruh keluarga Lee. Jika sebenarnya dia bukanlah Nona Besar Keluarga Qin yang asli, tapi hanya mengaku-ngaku. Dia takut Delon akan meninggalkannya jika mengetahui kebenaran itu.
Perasaan cemas dan kekhawatiran menghantui pikiran Vera. Dia tahu bahwa mengambil keputusan untuk membantu Delon bisa membawa konsekuensi besar bagi dirinya sendiri. Namun, di sisi lain, dia juga merasa terjebak dalam perannya sebagai Nona Besar, yang memberinya kekuatan dan pengaruh yang dia takutkan kehilangannya.
Saat itu, Vera menyadari bahwa dia harus membuat pilihan sulit. Antara mempertahankan rahasia dan mempertahankan hubungannya dengan Delon, atau mengungkapkan kebenaran dan menghadapi kemungkinan akibatnya.
Dengan hati yang berat, Vera akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap tajam Delon. "Aku akan mempertimbangkannya," ucapnya dengan suara lembut namun penuh ketegasan.
Delon mengangguk, merasakan ketegangan di udara. "Terima kasih, Vera. Aku harap kau bisa membantu," ucapnya dengan suara penuh harap.
Vera hanya mengangguk sebagai tanggapan, tetapi dalam hatinya, dia merasa terombang-ambing. Vera benar-benar bingung harus melakukan apa sekarang. Karena bagaimanapun juga dia bukanlah Nona besar keluarga Qin yang asli, melainkan nona palsu. Dia tau bahwa keputusannya akan memiliki dampak besar pada masa depan mereka berdua.
...🌺🌺🌺...
...BERSAMBUNG...