Sarena Almaira adalah seorang wanita muda cantik yang hidup dalam penderitaan. Sejak usia 5 tahun, ia mengalami broken home setelah ayahnya menghilang entah ke mana. Kehidupannya pun menjadi sangat sulit dan penuh kesedihan. Setelah lulus SMA, Sarena memutuskan untuk bekerja sebagai pelayan restoran demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun, hidupnya berubah drastis ketika sebuah kejadian tak terduga membuatnya terikat dalam pernikahan rahasia dengan seorang pengusaha muda yang kaya dan tampan.
Apakah Sarena akan menemukan kebahagiaan setelah bertemu dengan pria itu?
Baca yu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meywh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab14
'Huh, saya terlalu sibuk menjaga Sarena sampai lupa untuk pulang,' gumam Aldevaro.
---
Malam hari, Aldevaro memutuskan untuk pulang ke kediaman orang tuanya. Sesampainya di sana, ia segera menemui kedua orang tuanya.
"Syukurlah, kau masih ingat kami, Al," ujar Yunita, ibunya.
"Maaf, Mah," jawab Aldevaro sambil memeluk ibunya.
"Varo, kau bahkan tidak menemui kami berbulan-bulan. Tinggal di mana kau? Asistenku mencari mu ke apartemen mu, tapi kau tidak ada," tambah Albian, ayah Aldevaro.
"Huh, Pah, Mah, aku lelah. Bolehkah aku istirahat dulu?" ujar Aldevaro, merasa kelelahan.
"Aih, anak ini," ucap Yunita.
"Lihatlah, putramu yang selalu kau sayangi," sindir Albian.
"Dia sudah dewasa, sayang. Tidak pantas kita ikut campur," jawab Yunita.
"Hmm, dia memang sudah dewasa, tapi dia belum juga menikah," ujar Albian.
"Dia punya pilihan sendiri, sayang," ucap Yunita.
Sementara itu, di rumah, Sarena merenung.
'Kenapa aku tiba-tiba jadi manja padanya? Aku tahu ini pasti karena bawaan hamil, tapi aku merasa malu kalau mengingat hal itu. Aku selalu menangis jika jauh dari dia. Nak, apa kamu juga tidak mau kehilangan papamu?' gumam Sarena sambil mengelus perutnya.
---
Tak terasa, hari mulai gelap. Waktu siang berganti menjadi malam. Sarena, yang sudah selesai menunaikan salat Maghrib, masih menunggu kedatangan Aldevaro.
'kenapa dia belum muncul? Aku ingin memeluknya,' gumam Sarena.
"Hah, kenapa aku ingin memeluknya? Nak, jangan mempermalukan mamah di depannya," ucap Sarena pada dirinya sendiri.
Jam sudah menunjukkan pukul 01:00, namun Sarena tak kunjung tidur. Ia menunggu kedatangan Aldevaro. Kesal dengan situasi itu, akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Aldevaro.
'Sial, demi anakku, aku harus berani,' gumam Sarena.
Pria Menyebalkan (Nama kontak)
Tutt... tutt... tutt...
Aldevaro: "Halo?"
Sarena: "Kau di mana?"
Aldevaro: "Aku sedang di rumah orang tua."
Sarena: "Bisakah kau pulang sekarang?"
Aldevaro: "Ada apa?"
Sarena: "Anakmu ingin memelukmu."
Aldevaro: "Ouh, aku pulang sekarang."
Tutt...
Aldevaro tersenyum bahagia setelah mendengar perkataan Sarena.
'Anakmu ingin memelukmu, huh? Ini menarik,' gumam Aldevaro.
Ia pun bersiap untuk pulang ke rumahnya. Diam-diam, Aldevaro mencoba kabur dari rumah ibunya, melangkah dengan hati-hati.
Cetek (Lampu menyala)
"Aldevaro, berani-beraninya kau kabur," ujar Yunita.
"Mah, aku ada urusan penting yang harus ku selesaikan," jawab Aldevaro.
"Huh, mau ke mana kau?" tanya Yunita.
"Mah, aku mau ke rumah teman. Ada urusan yang harus ku urus," ujar Aldevaro.
"Oh, baiklah. Tapi kau akan pulang ke sini lagi, kan?" tanya Yunita.
"Iya, Mah. Aku berangkat dulu ya. Bye, Mah," jawab Aldevaro.
'Ada apa sebenarnya yang disembunyikan Aldevaro dariku? Tapi, itu bukan urusanku lagi. Dia sudah dewasa dan pasti bisa menyelesaikan masalahnya sendiri,' gumam Yunita.
Sementara itu, Aldevaro segera berangkat menuju rumahnya.
Satu jam kemudian, Aldevaro pun tiba di rumah. Ia segera masuk dan menghampiri Sarena.
"Ada apa?" tanya Aldevaro.
Tanpa malu, Sarena segera menghampiri Aldevaro dan memeluknya erat.
"Huh, kamu ngidam lagi?" tanya Aldevaro sambil tersenyum.
"Berisik," jawab Sarena.
Aldevaro membalas pelukan Sarena.
"Jangan terlalu erat, nanti perutmu sakit," ujar Aldevaro khawatir.
"Tidak," balas Sarena.
Dua menit berlalu, dan akhirnya Sarena melepaskan pelukannya.
"Mas, coba kamu pegang perutku," pinta Sarena.
Aldevaro pun memegang perut Sarena.
"Cobalah rasakan, dia bergerak," ujar Sarena dengan senyum di wajahnya.
---