Eric adalah seorang pria yang dingin, dia selalu bersikap dingin dengan semua wanita terkecuali dengan adik dan mamanya. karena rasa sakit hatinya dengan kekasihnya dulu. suatu saat eric bertemu dengan elsa, seorang wanita yang membuatnya penasaran.
Sayangnya elsa sudah mempunyai kekasih, dan Eric terjebak dengan cinta segitiga di antara elsa dia dan kekasih elsa. Apakah elsa dan Eric akan bisa bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, silahkan baca novel ini…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Tingkah eric.
Para karyawan sudah mulai pulang ke rumah masing masing, begitu juga dengan elsa yang sudah bersiap siapa akan pulang.
Dia yang tengah asik membereskan meja kerjanya tidak menyadari kalau rio datang untuk menjemputnya, dengan langkah perlahan rio masuk ke ruang kerja elsa. Elsa yang merasa asik dengan dunianya tidak menyadari akan kedatangan rio yang mulai berjalan mendekatinya.
Grep...
Rio memeluk tubuh elsa dari belakang, elsa terkejut mendapati rio sudah memeluknya dengan erat, rio mengendus tengkuk leher elsa, dengan singkat rio mencium leher belakang elsa yang terhalang dengan rambut panjang elsa.
"sayang, kenapa penampilan kamu berubah tidak seperti tadi."
Rio mencoba menahan gejolak di dalam dirinya karena melihat baju yang elsa pakai sekarang, elsa setengah gugup menjelaskan ke kekasihnya tersebut.
"eh.. Anu... Tadi, baju aku ketumpahan kopi jadi aku pake ini."
Elsa yang merasakan perlakuan rio yang tidak seperti biasanya, tingkah rio mulai menjadi, tangan rio sudah meraba tubuh elsa yang lain.
Sebelum rio melakukan aksinya yang lebih ke tubuh elsa, terdengar suara benda jatuh dari arah luar ruangan elsa.
Rio melepaskan pelukannya dari tubuh elsa, dia berjalan keluar dari dalam ruang kerja elsa. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan ada orang tidak di luar raungan elsa, setelah mengamati secara seksama tidak ada tanda tanda ada orang di situ.
Elsa yang berada di dalam ruangannya, tampak mengikuti langkah rio di belakang, tidak lupa dia membawa tas kerjanya.
Dengan langkah perlahan mereka keluar dari ruang kerja elsa menuju ke arah lift yang akan membawa mereka turun ke bawah, rio melihat ke belakang memastikan elsa berjalan bersamanya.
"sayang, sebelum pulang kita makan malam dulu ya.."
Elsa yang teringat akan pesan eric tadi, langsung menolak ajakan rio.
"aku tidak bisa ikut, soalnya ibu salsa menyuruh aku untuk.."
Belum juga elsa meneruskan ucapannya, eric berdehem di belakang mereka.
"ehem..."
Rio dan elsa yang terkejut dengan deheman eric, refleks menoleh ke belakang, melihat eric yang ada di belakang mereka.
"eh pak eric, disini juga pak."
Rio merasa aneh, kenapa atasannya bisa sampai di lantai tempat dia dan salsa bekerja.
"iya."
Ucap eric seperti biasa, singkat, jelas dan padat.
Rio kembali membalikkan kepalanya menghadap ke arah pintu lift, sedangkan elsa terlihat gugup setengah mati melihat tatapan eric.
Elsa dengan kasar melepas genggaman tangan rio dari tangan elsa, rio menoleh melihat ke arah elsa, elsa yang memberi kode bahwa di sana ada atasannya langsung paham akan aturan yang ada di perusahaannya.
Tapi terlambat dari tadi rio sudah melihat gerak gerik rio dan elsa.
......................
Beberapa menit yang lalu, eric yang sudah ada di lantai gedung tempat elsa bekerja, melangkah kan kakinya dengan santai sambil memasukan kedua tangannya di dalam saku celana kerjanya.
langkah kaki eric terasa sangat ringan saat menapakkan kakinya di lantai tersebut, dengan senyum penuh arti dan wajah yang terlihat berseri seri.
eric membayangkan malam ini dia akan makan malam bersama elsa terlebih dahulu, dan selanjutnya dia akan menggantarkan elsa pulang ke rumahnya.
Tapi tiba tiba langkah eric terhenti, ketika melihat rio yang memeluk tubuh elsa dari belakang dengan mesra.
Eric melihat bagaimana rio memperlakukan elsa, dia geram, dia marah, sampai dia mengepalkan kedua tangannya di dalam saku celananya.
Eric yang melihat ada buku di samping salah satu meja, menggambilnya dan melemparnya sampai terdengar bunyi yang begitu keras.
Saat eric melihat kedua orang tersebut terkejut dengan aksinya, dia melangkah menjauh dan bersembunyi di sudut ruang yang tak terlihat oleh elsa dan rio.
Eric sendiri bingung dengan tingkahnya kali ini, dia seperti orang yang sedang cemburu melihat kekasihnya bermesraan dengan orang lain.
"kenapa gue seperti ini lagi sih, kan dia memang kekasih elsa, kenapa gue marah."
Batin eric setelah sadar akan kelakuannya sendiri.
Dia keluar dari persembunyiannya saat elsa akan membalas ucapan rio, dia berjalan mendekati elsa dan rio yang sedang berdiri di depan pintu lift.
......................
Setelah pintu lift terbuka mereka masuk kedelam lift tersebut dan rio menekan angka satu, dia melihat eric yang masih diam dan melihat ke arah depan.
Rio paham kalau atasannya juga akan menuju ke lantai dimana dia dan elsa akan menuju ke sana, tak lama pintu lift terbuka.
Mereka sama sama keluar dari lift, sebelum elsa dan eric pergi bersama eric berucap.
"ibu elsa sudah menunggu kamu."
eric melangkahkan kakinya menuju basemen, elsa yang paham akan ucapan eric langsung menghentikan langkahnya.
"sayang maaf aku tidak bisa pulang sama kamu hari ini, tadi aku lupa ada janji sama bu salsa."
Rio yang bingung dengan elsa dan eric, seketika mengeryitkan alisnya, dia tahu siapa bu salsa yang eric ucapkan tadi.
"oh... Baiklah,"
Setelah elsa mendengar jawaban rio,elsa berjalan sedikit tergesa menyusul eric, rio berdiri mematung melihat kepergian kekasihnya.
"sebenarnya apa yang terjadi dengan kamu elsa, sikapmu akhir akhir ini terlihat aneh."
Batin eric yang menatap punggung elsa yang berjalan semakin menjauh darinya.
Elsa berlari menyusul eric yang hampir mendekati mobilnya.
"pak eric tunggu."
elsa sedikit meninggikan ucapannya agar eric mau menunggunya, eric yang melihat elsa terengah engah saat menyusulnya tersenyum samar.
Dia berhasil membuat elsa lebih memilih dirinya di banding kekasihnya, entah kenapa di dalam hati sangat puas saat ini, tapi dia juga merasa tidak tega melihat kondisi elsa yang tampak memprihatinkan, dengan rambut yang sedikit acak acakkan dan terlihat kaki elsa mungkin sedikit lecet karena sepatu high hills nya.
"pak tunggu saya, saya ikut bapak pulang."
Elsa sulit menggambil nafasnya karena lari tadi mengejar eric.
Eric mendekati elsa, yang sudah berdiri di depannya.
Dengan perlahan dia melepaskan jasnya dari tubuh tegapnya, dia memakaikan jas itu ke tubuh elsa.
Jujur eric tidak suka dengan pakaian yang elsa kenakan saat ini.
Bagi eric pakaian itu terlihat sangat seksi dan sangat pendek jika di pakai elsa yang memiliki kulit putih dan bertubuh tinggi.
Elsa bingung dengan perlakuan eric ke dirinya, tapi entah kenapa hanya melihat eric memakaikan jas untuknya, dia merasa jantungnya berdebar debar dengan kencang.
"ah... Ada apa dengan gue ya, kenapa jantung gue berdebar debar gini. Pak eric apa yang anda lakukan? aduh... Jangan sampai gue jatuh cinta sama ni orang, gue kan udah punya kekasih yang sayang sama gue."
Monolog elsa yang menatap eric setelah selesai memakaikan jasnya untuk elsa.
"ayo."
Eric bejalan masuk ke dalam mobilnya, sedang kan elsa mengikuti langkah eric yang masuk ke dalam mobil eric juga.
Sekarang posisi mereka sama sama sudah ada di dalam mobil eric, eric yang tahu kalau elsa akan kesusahan memasang seat beltnya dia sigap membantu elsa.
Eric mendekati elsa dan menarik sabuk pengaman yang ada di samping elsa, hidung elsa yang mengendus bau parfum bercampur keringat yang tercium dari tubuh eric merasakan pikirannya sangat tenang saat ini.
"aduh..."
Ucap elsa yang merasa rambutnya seperti tersangkur sesuatu, dia merasa sangat sakit di area kulit kepalanya.
Eric melihat elsa yang merasa kesakitan berusaha menjauhkan tubuhnya dari elsa, tapi elsa menahan tubuh eric dengan memegang lengannya.
"pak tunggu jangan menjauh dulu, ini sakit."
ucap elsa yang merasakan sakit, eric yang bingung dengan elsa yang melarangnya menjauh, mencoba menelisik melihat sebenarnya apa yang terjadi dengan elsa.
Eric menyadari kalau saat ini rambut elsa yang panjang tersangkut di kancing baju kemeja eric bagian bawah, dan dia menyadari kalau posisi mereka saat ini bisa menyebabkan salah satu bagian dari tubuh eric akan terkena masalah yang bisa menyebabkan eric pusing dan kelimpungan.
Akhirnya eric memutuskan melepaskan kemejanya sendiri, elsa yang melihat eric akan melepaskan kemejanya seketika langsung menutup ke dua matanya.
Dengan secepat kilat eric melepaskan kemeja kerjanya, dia agak kesulitan saat mengeluarkan kemejanya dari tubuh atletisnya.
setelah eric melepaskan kemejanya, dia menjauh dari depan elsa dan duduk kembali di depan kemudinya.
Saat ini eric hanya memakai celana kerjanya saja, sedangkan tubuh bagian atas eric terlihat telanjang tanpa memakai kaos atau sejenisnya.
Kebiasaan eric yang tidak suka memakai kaos dalam untuk mendobel kemeja kerjanya, dia merasa sangat gerah jika harus memakai pakaian dobel.
terlihat tubuh six pack eric, elsa yang sudah mulai membuka matanya perlahan melihat kemeja eric ada di depannya.
"ini kog bisa."
Elsa terdiam saat kepalanya menoleh ke arah eric, dia terkejut dengan penampilan eric sekarang, seketika wajahnya menjadi berubah memerah seperti tomat rebus.
"ayo kita jalan."
ucap eric menjalankan mobilnya keluar dari basecamp perusahaannya, elsa masih belum sadar juga akan keterkejutannya.
Seketika tubuh dan otaknya tidak bisa berfikir, melihat penampilan eric yang ada di sampingnya.