Kaisar fikir setelah memiliki anak Jasmine akan berubah menjadi istri dan ibu yang baik, tapi ternyata dia salah.
Jasmine justru menjadikan Nala adiknya sebagai pengasuh anaknya serta mengurus semua keperluan Kaisar.
"Satu langkah lagi kamu keluar dari rumah, aku pastikan kita bercerai!" Kaisar.
Akankah keputusan Kaisar untuk bercerai dengan Jasmine adalah keputusan yang tepat dimana setelahnya dia menikahi Nala-adik Jasmine sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 34 Ditinggal Sahabat
Nala tengah menyiapkan semua kebutuhan dirinya dan Kaisar untuk bulan madu dibantu oleh pria itu yang juga turut menyiapkan.
"Seandainya Erlan masih bersama kita aku ingin membawa dia pergi bulan madu juga, Mas," kata Nala sembari tangan melipat baju yang akan dimasukkan ke dalam koper.
"Kalau bawa Erlan namanya liburan, Sayang, bukan bulan madu," balas Kaisar yang membantu Nala memasukkan perlengkapannya ke dalam koper.
"Ya nggak apa-apa, Mas, kan kita nggak pernah liburan bareng juga," timpal Nala.
"Hem, iya deh. Lain kali aja kita bawa Erlan lagian nggak mungkin juga Jasmine mengizinkannya pergi bersama kita," kata Kaisar yang dibalas anggukan kepala oleh Nala.
Drrtt.. Drrtt..
Getar ponsel Kaisar membuat mereka menghentikan pembicaraannya dan Kaisar segera menghampiri nakas dan mengambil ponselnya.
Nala melihat Kaisar tampak ragu menjawab panggilan teleponnya dan hanya menatap layar ponsel tersebut.
“Siapa yang nelpon, Mas?” tanya Nala.
Kaisar menoleh pada Nala kemudian menjawab, “Jasmine, Sayang."
“Kak Jasmine? Angkat aja, Mas, barangkali dia menghubungi kamu karena ada sesuatu yang penting,” kata Nala.
Terus terang saja Nala tidak suka Kaisar masih dihubungi Jasmine. Namun mengingat Erlan ada bersama wanita itu, Nala khawatir bila sang Kakak menghubungi suaminya karena terjadi sesuatu pada Erlan.
Kaisar mengangguk menyetujui perkataan Nala. Lalu, ia langsung menjawab panggilan telepon tersebut dan mengaktifkan pengeras suara agar sang istri bisa mendengarnya.
Terdengar suara Erlan menangis dari sebrang telepon membuat Nala meletakkan baju ditangannya dan mendekat pada Kaisar.
“Halo, Jas. Apa yang terjadi kenapa Erlan menangis?” tanya Kaisar yang nampak sangat mengkhawatirkan Erlan.
"Erlan sakit, Mas, dia demam. Kamu bisa kan datang ke apartemenku," jawab Jasmine membuat Kaisar menatap pada Nala meminta persetujuan dari sang istri.
Nala mengisyaratkan ingin ikut bersama pria itu dengan menggerakkan bibirnya tanpa suara dan untungnya Kaisar mengerti.
Pria itu melirik jam ditangannya 4 jam lagi mereka akan pergi bulan madu namun Erlan justru sakit dan membutuhkan dirinya.
"Iya, aku akan ke sana bersama Nala," kata Kaisar.
Jasmine ingin protes namun ia tidak bisa karena Kaisar lebih dulu mengakhiri panggilan teleponnya.
Bergegas mereka bersiap dan pergi ke apartemen Jasmine yang di sana juga ada Khayla yang kebingungan melihat Jasmine kerepotan.
Jasmine menatap tidak suka pada Nala yang datang bersama Kaisar namun ia tetap mengizinkan wanita itu untuk masuk.
"Sudah diperiksa dokter?" tanya Kaisar menatap pada Jasmine yang memperhatikan dirinya memeriksa keadaan Erlan.
"Sudah, Mas, tapi demamnya Erlan nggak turun-turun. Kemarin dia juga sempat demam tapi cuma sebentar aja dan sekarang dia justru demam lagi," jawab Jasmine menceritakan.
"Apa! Kemarin Erlan demam? Kenapa aku nggak kamu ngasih tahu? Aku ini ayahnya, Jasmine, aku berhak tahu apapun tentang Erlan termasuk kondisinya," kata Kaisar. Pria itu membiarkan Nala menggendong Erlan dan membawanya keluar dari kamar.
"Ya, tentu aja kamu memang berhak tahu semua tentang Erlan. Kamu juga memiliki tanggung jawab untuk merawatnya bukan malah bersenang-senang dengan Nala dan nggak peduli dengan Erlan," balas Jasmine yang sebenarnya menyindir pria itu karena pertemuannya kemarin dimall.
"Hahh! Sudahlah aku malas berdebat denganmu," kata Kaisar kemudian berlalu keluar dari kamar dan menyusul Nala yang kini sedang berada di balkon.
Jasmine menghentakan kaki sebal kemudian keluar dari kamar dan menghampiri Khayla yang sedang duduk di sofa.
Wanita itu menghempaskan tubuhnya di sebelah Khayla dan menatap sahabatnya yang nampak mengacuhkan dirinya.
"Khay, bantuin aku dong usir Nala dari sini. Aku ingin merawat berdua aja dengan Kaisar," kata Jasmine membuat Khayla mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.
Wanita itu sejak tadi hanya bermain ponsel padahal Jasmine sedang kesal pada Kaisar dan kedatangan Nala.
"Bantuin apa, Jasmine, aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan. Lagi pula Rangga melarangku untuk ikut campur urusanmu," balas Khayla.
"Ya bantuin apalah yang penting aku bisa kembali pada Kaisar. Aku sudah bantuin kamu loh sampai kamu bisa menikah dengan Rangga dan sekarang giliran kamu balas budi sama aku dan bantuin aku bisa bersama Kaisar lagi," kata Jasmine panjang lebar.
Khayla menatap Jasmine tidak suka bisa-bisanya wanita itu berkata demikan padahal dirinya sudah banyak membantu.
"Aku rasa bantuanku sudah cukup untuk balas budi. Aku nggak mau ikut campur urusan kamu lagi, Jas, Rangga melarangku dan aku nggak mau dia semakin marah padaku,” jelas Khayla.
Jasmine bangkit dari duduknya dan balas menatap Khayla tidak suka. Tangannya menunjuk tepat didepan wajah Khala.
“Kamu benar-benar nggak tahu diri ya, Khayla. Bantuanmu itu nggak seberapa dengan apa yang sudah aku lakukan sampai kamu menikah dengan Rangga. Seharusnya kamu juga melakukan hal yang sama membantuku kembali pada Kaisar. Kalau bukan karena aku yang membantumu memiliki Rangga, kamu sudah pasti jadi perawan tua sekarang!”
Plakk!
Khayla yang tidak tahan dengan ocehan Jasmine menampar wajah wanita itu. Dia sudah banyak membantu Jasmine tapi wanita itu tidak menghargai usahanya dan menganggap bantuannya itu tidak berguna.
Bukan sekali dua kali ia bertengkar dengan Rangga karena membela Jasmine dan membantu wanita itu kembali pada Kaisar tapi Jasmine yang ia bantu benar-benar tidak tahu diri dan tidak pernah menganggap bantuannya.
Memang dirinya menikah dengan Rangga dua tahun yang lalu berkat bantuan Jasmine, tapi tidak seharusnya Jasmine terus mengungkitnya.
“Kamu menamparku, Khayla?” tanya Jasmine tak percaya menatap Khayla yang kinu berdiri di hadapannya
“Ya, aku menamparmu, Jasmine, karena kamu memang nggak tahu diri. Bantuanku nggak pernah kamu hargai. Kita sahabatan itu sudah lama, Jasmine, dan nggak seharusnya kita bertengkar seperti ini. Aku tahu kamu sudah membantuku menikah dengan Rangga, tapi aku juga sudah banyak membantu kamu kembali pada Kaisar sampai-sampai aku bertengkar dengan Rangga hanya karena membela kamu. Cukup semua yang aku lakukan untuk membalas jasamu, Jasmine, aku nggak mau lagi ikut campur urusanmu. Aku mencintai Rangga dan aku nggak mau kehilangannya,” kata Khayla kemudian menyambar tasnya dimeja dan melangkah pergi meninggalkan Jasmine.
Jasmine terdiam membisu mendengarkan perkataan Khayla. Ia tengah kesal pada Kaisar namun ia justru melampiaskannya pada Kayla dan mengatakan sesuatu yang menyakiti wanita itu.
“Khayla, tunggu Khay!” panggil Jasmine mengejar Khayla yang hendak keluar dari apartemennya namun wanita itu tidak mengheraninya. Khayla terus melangkahkan kakinya hingga ia berhasil membuka pintu dan keluar.
Jasmine menatap nanar pada pintu yang baru saja Khayla tutup. Karena tidak bisa mengendalikan perkataannya, sahabat yang selalu mendukungnya dan selalu ada untuknya meninggalkan dirinya.
*
Jangan lupa dukungannya.. 😍
tamat....
kan rangga belum ketemu sama shafira
gimana rasanya mengurus anak, seorang jasmin mau mengurus anak, nikmati aja, sakit lagi si erlannya, ya wajar karna dipisahkan dg orang tua yg dg kasih sayang mengasuh dan nerawatnya dr bayi