Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setelah Menikah.
Kay terlihat feminin mengenakan sheath dress berbahan lace diatas lutut berwarna rose beige dengan belt mungil di bagian pinggang.Dan rambut panjangnya dibiarkan terurai rapi.
Tiba-tiba dia kaget saat Bu Warsi datang membawakan alas kaki yang harus ia dikenakan.
Kay meminta kepada Bu Warsi untuk mengganti stiletto shoes dengan flat shoes atau pump shoes flat.Tapi Bu Warsi menolaknya dengan alasan pakaian yang dikenakan oleh Kay sudah diatur oleh Mama Ben sesuai fashion stylist pilihannya.
Kay menghela nafas pendek sambil mengeluh.
"Tapi Bu Warsi…aku tidak terbiasa memakai sepatu berhak tinggi.Itu membuatku tidak nyaman".
"Nona Kay adalah menantu dari keluarga ini dan harus mulai membiasakan diri dengan semua kebiasaan juga aturan disini"sahut Bu Warsi tegas.
Kay terdiam dan terpaksa menuruti ucapan kepala pelayan wanita senior itu.
Lalu Bu Warsi meminta kedua pengawal untuk membantu Kay menggenakan stiletto shoes,namun Kay menolak dan memilih memasangkan sendiri di kakinya.
Kay berusaha menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh dan berjalan dengan hati-hati.Kedua pengawal perempuannya terus berada di dekatnya untuk membantu Kay.
"Sulit sekali berjalan memakai sepatu seperti ini.Aku heran kenapa harus dibuat benda seperti ini,jika menyusahkan pemakainya"gerutu Kay cemberut.
Sementara kedua pengawal yang merangkap sebagai asisten pribadinya untuk sementara, hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Kay yang terus mengeluh.
Kemudian Bu Warsi mengantar Kay untuk bertemu dengan Ben yang sudah menunggunya.
Ben yang memakai setelan jas berwarna senada dengan Kay terlihat sedang berdiri di dekat jendela sambil berusaha menghubungi seseorang.
Lalu Bu Warsi menghampiri Ben dan memberitahu kedatangan Kay di dekatnya.
Ben segera memasukkan ponsel ke sakunya dan melihat ke arah Kay yang sedang membiasakan diri dengan stiletto shoesnya.Kay tidak menyadari jika Ben terus memandangnya.
Bu Warsi lalu mengajak kedua pengawal Kay keluar untuk menjemput tamu undangan penting teman Papa Ben.
Sesekali Ben tersenyum melihat Kay yang berjalan bolak-balik seperti model yang amatir.
Lalu Ben menggoda Kay.
"Cara jalan mu terlihat sangat aneh!Sekarang kau tidak terlihat seperti gadis jadi-jadian tapi lebih tepat seperti seekor siput!"ucap Ben.
Kay menoleh ke arah Ben.
"Jika kau tidak bisa membantuku maka sebaiknya kau diam,pria sok pintar!"balas Kay ketus.
"Aku memang pintar dan tidak bodoh seperti kau!.Seorang bebek buruk rupa ingin berubah menjadi angsa yang cantik!ckckck….Tidak akan pernah bisa sampai kapanpun!"Ben menggelengkan kepalanya.
Kay yang merasa jengkel dengan cepat melepaskan salah satu stiletto shoes nya,lalu melemparkannya ke arah Ben.
Tentu saja Ben kaget.
"Kenapa kau kasar sekali?"ucap Ben.
Kay tersenyum kecut berjalan menghampiri Ben sambil menenteng sepatunya di tangan kiri.
"Kau beruntung karena sepatu itu tidak tepat mengenai mu.Lain kali,jika kau tidak bisa menjaga lisanmu.Akan ku pastikan kedua sepatu ini akan mendarat tepat mengenai wajah jelekmu itu!"ancam Kay sambil menudingkan jarinya telunjuknya ke wajah Ben.
Ben menghampiri Kay dan berjalan mendekatinya.
"Apa kau sudah lupa pada perjanjian pra nikah kita?bahwa kau tidak boleh membantah perkataan ku,apalagi berkata dan bertindak kasar padaku".Ben menurunkan jari telunjuk Kay yang mengarah kepadanya.
Kay tersenyum sinis,"Tentu aku ingat.Tapi aku tidak akan tinggal diam saja jika kau terus menindasku."
Ben mendekatkan wajahnya ke wajah Kay,"Kau adalah istriku dan harus hormat padaku".
"Tapi aku bukan boneka mu!.Jika kau ingin mengendalikan ku jangan mimpi!".
Ben menarik tangan Kay dan menggenggamnya kuat.
Kay berusaha melepaskan genggaman Ben tapi tidak bisa.
"Apa yang kau lakukan?lepaskan aku!dan menjauh dariku!"bentak Kay.
"Mulai hari ini kau harus terbiasa untuk selalu berdekatan denganku dan mematuhi apapun perkataan ku tanpa membantahnya!"kata Ben keras.
Kay tersenyum sinis membalas tatapan Ben.
"Apa kau begitu frustasi karena diabaikan oleh gadis yang kau cintai?hingga kau berusaha untuk menindasku dan mengendalikan diriku?".
Ben terdiam sejenak dan tiba-tiba mengingat penolakan Dea untuk menikah dengannya.
Melihat Ben terdiam Kay langsung mendorong tubuh Ben menjauh darinya,lalu memungut sepatunya di lantai.
"Aku adalah Kayyisa Virly Putri,seorang gadis biasa yang tidak pernah mengharapkan ingin menjadi angsa cantik seperti gadis yang kau cintai itu.Aku tidak mengharapkan apapun darimu,tapi berusahalah untuk menghormati hubungan ini dan tidak terus mengolok-olokku!karena aku juga memiliki perasaan dan hati yang bisa terluka"ucap Kay tegas kemudian beranjak pergi.
Setelah acara akad nikah Ben selesai. Ketiga teman Ben yang lain berkunjung ke penthouse Zidan.Mereka bermain billiard.
"Kenapa kau tidak datang di akad nikah Ben?bagaimana jika nanti dia marah padamu?"tanya Bram.
Tapi Zidan hanya diam sambil menyodok bola billiard.
"Gadis yang dijodohkan dengan Ben ternyata tidak sejelek yang ku pikirkan. Gadis itu terlihat natural dan cantik"puji Varo.
"Apa kau ingin melihat wajah gadis itu Zidan?"tanya Varo.
"Tidak"jawab Zidan datar.
Sementara Gavin sedang duduk dan berusaha menghubungi seseorang.
Di kediaman baru Kay tinggal.
Para pelayan, pengawal dan asisten di kediaman rumah keluarga Hartanto datang memberikan ucapan selamat atas pernikahan Ben dan Kay.
Tidak lama kemudian salah seorang pejabat yang merupakan teman dekat Papa Ben datang menemui mereka.
Lalu Ben berjalan menghampirinya dan membiarkan Kay diam di tempatnya.
Kay mendengus kasar harus mengikuti Ben menghampiri pejabat itu,padahal dia kesusahan berjalan menggenakan stiletto shoes nya.
"Seharusnya sebagai suami yang baik dia berempati padaku dan membantu"batin Kay.
Kedua pengawal pribadi Kay ingin membantunya,tapi dihentikan oleh Ben.
Kay hanya bisa pasrah dan berusaha mengatasi kesulitannya sendiri.
Maka dengan perlahan penuh kehati-hatian,dia berjalan menghampiri Ben yang sedang menjamu tamu istimewa.
Dengan bersusah payah akhirnya Kay berhasil menghampiri Ben.
Keduanya berdiri berdekatan dan hanya tersenyum tipis penuh keterpaksaan,saat pejabat tersebut memberikan ucapan selamat.
Kemudian Ben mengajak tamu tersebut menuju bangunan rumah utama kediaman keluarga Hartanto,tempat kedua orang tua dan neneknya tinggal.
Kay dengan perlahan mengikuti langkah Ben yang berjalan di sampingnya.
"Bisakah aku tidak ikut?"tanya Kay pelan pada Ben.
Ben hanya memandang tajam ke arah Kay tanpa berucap sepatah kata pun.
Kay mulai merasa nyeri dan pegal menjalar di kakinya.Tiba-tiba Kay tidak dapat menjaga keseimbangan tubuhnya.
GUBRAK….
Kay terjatuh.
Semua orang kaget melihatnya.
Kay panik sambil menahan rasa sakit.
Dia mencoba untuk berdiri sendiri tapi tidak bisa.
Kedua pengawal pribadi Kay berlari membantu,begitupun para pelayan dan pengawal lainnya.
Tapi Ben bersikap tidak peduli dan memilih menjauh dari Kay.
Pejabat yang sedang berbicara dengan Ben, meminta Ben untuk membantu Kay.
Namun Ben berdalih jika Kay sudah banyak yang membantu dan bisa mengurus dirinya sendiri.
Lalu Ben mengajak tamu tersebut menemui papa dan mamanya.
***
Kedua orang tua Kay pulang ke rumah mereka tanpa berpamitan dengan Kay.
Nenek Ben sudah meminta keduanya untuk menemui Kay terlebih dulu.Tapi Ibunya Kay menolak,dengan alasan akan membuat Kay menjadi sedih dan berat berjauhan dengan mereka.
"Tidak apa-apa Nyonya besar.Kami akan sering berkunjung kemari.Bagaimanapun juga Kay sudah menjadi putri di rumah ini,dan dia harus terbiasa dengan kehidupan barunya.Kami akan mengemasi barang-barang Kay agar secepatnya bisa dibawa kemari.Saya titip putri kami Kay di rumah ini Nyonya Besar"ucap Ibu Kay.
Nenek Ben tersenyum sambil menepuk pelan lengan Ibu Kay,"Jangan mengkhawatirkan Kay.Dia akan bahagia dan nyaman disini.Kapanpun jika kalian rindu padanya,silahkan datang berkunjung kemari.Bukankah kita sudah menjadi keluarga?jadi jangan sungkan dan ragu untuk mengatakan pada kami.Jika kalian membutuhkan sesuatu".
Ibu Kay tersenyum sambil mengiyakan,sebaliknya Ayah Kay hanya diam.
Kedua orang tua Kay lalu diantar pulang kerumahnya oleh sopir pribadi keluarga Hartanto dengan naik mobil mewah.Ada juga beberapa pengawal dan seorang asisten pribadi yang juga ikut serta.
Tidak lupa pula Nenek Ben juga mengirimkan banyak hadiah dan barang untuk kedua orang tua Kay.
Sesampainya di rumah Kay.
Ibunya terlihat bahagia dan sibuk melihat barang-barang mahal dan mewah pemberian Nenek Ben.Sementara itu,Ayahnya Kay menuju ke kamar Kay dengan wajah murung.
Dipandanginya kamar Kay dengan tatapan lesu membayangkan saat putrinya masih berada disana.
Tiba-tiba bayangan itu hilang dan membuat matanya berkaca-kaca.
Lalu dia masuk perlahan ke dalam kamar sambil merapikan barang-barang pribadi Kay yang akan dibawa ke rumah keluarga Hartanto.
Diusapnya dengan pelan tetes embun kesedihan yang membasahi pipinya.
"Maafkan ayah Kay"ucapnya dengan suara bergetar memandangi bingkai foto Kay lalu memeluknya.
***
Di dalam kamar Kay sedih setelah mengetahui dari kedua pengawalnya,kalau kedua orangtuanya sudah pulang ke rumah.
"Kenapa mereka tidak menemuiku dulu sebelum mereka pulang?setidaknya mereka ucapkan selamat tinggal dulu padaku"ucap Kay lirih sambil menyeka air matanya yang hendak tumpah.
Kedua pengawalnya memandangnya dengan tatapan sedih dan iba.
"Apakah ada yang bisa kami bantu Nona Kay?"tanya kedua pengawalnya.
Kay memandang ke arah kedua pengawalnya sambil tersenyum kecil,"Tidak…terima kasih untuk tawarannya.Aku sangat menghargainya".
Kedua pengawalnya terlihat semakin sedih melihat senyum getir Kay dan berusaha mengalihkan kesedihan Kay dengan menanyakan keadaan kakinya.
"Apakah kaki Nona masih sakit?".
"Apa perlu kami pijit?".
"Sudah tidak terlalu sakit,terima kasih kalian berdua sudah peduli padaku"jawab Kay.
Kemudian Kay meminta kedua pengawalnya itu meninggalkannya sendirian di kamar.
Awalnya kedua pengawalnya menolak karena merasa cemas dengan keadaan Kay.Tapi Kay memaksa dan akhirnya membuat kedua pengawalnya mengiyakan permintaan Kay.
Kay yang merasa kelelahan,lalu menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa bed sambil meluruskan kedua kakinya dengan perlahan.
Dia menarik nafas panjang dan berusaha memejamkan kedua matanya.
Untuk sejenak Kay seolah terbebas dari kesedihan yang mengganjal di hatinya.
Ben memasuki bangunan rumah tempat dia tinggal bersama Kay.
Matanya memandang ke sekeliling dan berusaha mencari sosok yang ingin ia lihat,tapi tidak dapat ia temukan.
Ben berjalan menghampiri kedua pengawal Kay yang sedang duduk sambil mengobrol.
"Dimana gadis aneh itu?kenapa aku tidak melihatnya?"tanya Ben keras.
Kedua pengawal perempuan itu sontak terkejut karena tidak mengetahui kedatangan Ben di dekat mereka.
Keduanya langsung beranjak dari duduk dan berdiri dengan kepala sedikit tertunduk.
"Maksud Tuan Muda…apakah Nona Kay?istri Tuan?"tanya salah satu dari pengawal itu dengan gugup.
"Tentu!siapa lagi?dimana gadis itu?apa dia kabur dari sini?"ucap Ben ketus sambil mencari-cari keberadaan Kay.
"Nona Kay ada di dalam kamarnya…Tuan.Sepertinya Nona sedih karena kedua orang tuanya pulang tanpa berpamitan kepadanya"jawab pengawal Kay satunya.
Ben terdiam sejenak lalu berjalan pergi menuju kamar Kay.
"Eh…Tunggu Tuan!".
Kedua pengawal perempuan itu mencoba ingin menghentikan Ben.Mereka takut Ben akan menambah kesedihan Kay.
Tapi Ben tidak menggubris dan semakin mempercepat langkahnya.
Di dalam kamar Kay.
Ben menatap Kay yang terlelap tidur di atas sofa bed dengan lekat.
Entah kenapa Ben seolah-olah terbius dan tidak bisa mengalihkan pandangannya.
"Kau terlihat polos dan sangat natural,saat tidur gadis aneh"ucap Ben sambil tersenyum.
Kemudian Ben melihat ke arah kaki Kay yang tadi terjatuh.Kakinya membengkak dan merah.
Ben tertegun sejenak lalu duduk dengan pelan di dekat Kay,dan berusaha tidak membangunkannya.
Sementara itu,di luar kamar kedua pengawal Kay berusaha melihat apa yang terjadi dengan mengintip pelan-pelan.
"Apa tidak apa-apa kita melakukan ini?"tanya salah satu pengawal itu pada temannya dengan takut.
"Tidak apa-apa.Kita berjaga-jaga jika Tuan Muda melakukan tindakan buruk pada Nona Kay.Bukankah Nona Kay tanggung jawab kita dan dia sudah sangat baik kepada kita"sahut temannya.
"Tapi bukankah Tuan Muda adalah suami Nona Kay.Jadi mana mungkin dia bertindak buruk pada Nona kita".
"Tidak ada yang tidak mungkin.Apa kau tadi tidak melihatnya,bagaimana Tuan Muda Ben meninggalkan Nona Kay begitu saja.Dia bukan suami yang baik,tapi sekarang pura-pura peduli dan bersikap baik".
Pengawal perempuan satunya tersenyum,"Mungkin itulah namanya cinta.Kurasa Tuan Muda diam-diam menyukai Nona Kay,tapi malu untuk mengatakannya".
Tiba-tiba seseorang berdehem dengan keras dan mengagetkan kedua pengawal itu.
"Apa yang kalian berdua lakukan disini?apa kalian sedang memata-mataiku!"bentak Ben keras.
"Ah…tidak Tuan Muda Ben.Kami hanya mengobrol di sini"ucap salah satu pengawal perempuan itu dengan nada terbata dan gugup.
"Ambilkan kotak obat sekarang!"perintah Ben.
Kedua pengawal perempuan itu mengangguk bersamaan dan mengiyakan perintah Ben.
Sekembalinya kedua pengawal pribadi Kay yang datang membawa kotak obat dan menyerahkannya pada Ben.
Kemudian Ben beranjak ke dalam kamar dan mengoleskan salep pada kaki Kay yang bengkak dengan penuh kehati-hatian,agar tidak membangunkan Kay.
Di luar kamar Kay kedua pengawalnya terlihat bingung melihat sikap Ben yang berubah-ubah seperti bunglon.
Saat Ben selesai mengoleskan salep di kaki Kay.
Tiba-tiba Kay terbangun.
Dia begitu kaget melihat Ben sudah duduk di dekatnya.
"Apa yang sedang kau lakukan di kamarku?"pekik Kay beranjak duduk.
"Seharusnya aku yang bertanya padamu.Kenapa kau malah enak-enakan tidur disini dan tidak menyusul?"Ben balik bertanya.
"Aku ketiduran"jawab Kay lesu.
Ben mendekati Kay dan mendekatkan wajahnya ke wajah Kay.
Kay ingin berusaha menghindar tapi terdesak.
"Tidak ada yang bisa melarangku datang kemari,karena ini juga rumahku".
"Tapi kau tidak sopan langsung masuk ke kamarku tanpa izin"bantah Kay.
Ben semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Kay hingga kedua ujung hidung mereka bertemu.
Kay berusaha mendorong tubuh Ben menjauh darinya dengan kedua tangannya.
Tapi Ben langsung menggenggam kedua tangan Kay.
Dan membuat keduanya tak sengaja saling bertatapan.
Di luar kamar Kay,kedua pengawalnya yang melihat dari pintu atas kaca terbelalak kaget,dan menjadi gugup karena terbawa suasana.
"Tidak ada yang dapat melarangku untuk masuk ke kamarku.Karena kau adalah istriku dan aku berhak atas dirimu"bisik Ben pelan.
TUK…
Lalu Ben mengetuk pelan kening Kay.
"Gantilah pakaianmu lagi dan bersiaplah!setelah ini kita akan ada jamuan makan bersama"ucap Ben sambil berlalu pergi dari hadapan Kay.
Kay terdiam sambil memegangi keningnya.