Follow IG othor @ersa_eysresa
Anita wanita yang memiliki paras cantik dan pekerja keras, harus rela kehilangan segalanya saat dia berurusan dengan pria bernama Jayden, seorang pengusaha sukses bertangan besi. Dia tidak segan menghancurkan orang yang berani melawannya.
Salah satunya adalah Anita yang sudah berani mengusik hatinya sejak pertemuan pertama mereka yang terjadi tanpa disengaja. Namun, dibalik sifat tangan besinya, Jayden memiliki masa lalu yang kelam yang tidak diketahui oleh siapapun. Karena dia menutupi kelemahannya itu dengan sifat arogan yang dia miliki.
Apa yang terjadi pada Anita setelah bertemu Jayden?
Dan apa rahasia di balik masa lalu Jayden?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerita Sebelum Tidur
Malam tiba begitu cepat, Langit malam membentang kelam di luar jendela, hanya diterangi cahaya bulan yang temaram. Anita dan Jayden baru saja selesai menata kamar tidur mereka setelah seharian sibuk dengan berbagai aktivitas. Udara dingin menyelinap dari sela-sela jendela, membuat mereka berdua ingin segera bersembunyi di balik selimut tebal.
"Capek banget hari ini," gumam Anita sambil meregangkan tubuhnya di ranjang. Jayden menatap istrinya yang tampak lelah, namun tetap cantik dengan senyum kecil di wajahnya tanpa di ketahui Anita.
"Aku juga," jawab Jayden, menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. "Apa saja yang kamu lakukan hari ini? kenapa terlihat lelah sekali. "
Anita diam sejenak, menatap langit-langit kamar. Ia memikirkan kembali kejadian di rumah sakit yang masih membekas di dalam ingatannya.
"Tidak ada, hanya menemani ibu menjaga ayah. Tapi tadi aku bertemu seseorang di rumah sakit," Anita memulai ceritanya, suaranya lembut namun terasa berat.
"Pasien?" tanya Jayden, mengerutkan kening.
"Ya," Anita mengangguk pelan. "Seorang wanita. Dia datang sendiri ke dokter spesialis patologi. Tidak ada yang menemani. Kasihan sekali
Jayden terdiam, menunggu Anita melanjutkan ceritanya.
"Aku penasaran, jadi aku mencoba berbicara dengannya, dan mengajaknya sarapan walau aju sudah sarapan di rumah. Awalnya dia terlihat ragu, tapi setelah beberapa saat dia mau ikut denganku dan mulai bercerita," kata Anita, suaranya perlahan melembut, namun sorot matanya penuh emosi.
"Kenapa dia sendirian? Dimana keluarganya" Tanya Jayden penasaran.
Anita menghela napas panjang, lalu melanjutkan. "Dia bilang, dia tidak punya keluarga lagi. Dua puluh lima tahun lalu, atau berapa tahun ya aku lupa. Suaminya mengusirnya dari rumah setelah ketahuan selingkuh. Dan parahnya, suaminya itu menikahi selingkuhannya. Dia terpisah dari anaknya, satu-satunya yang dia sayangi."
Jayden terkejut mendengar cerita Anita, dia jadi ikut penasaran dengan sosok yang ditemui Anita di rumah sakit. "Lalu? "
Anita menggedikkan bahunya. "Dia bilang, setelah di usir dari sana dia menjauhkan diri dari semua orang. Bahkan keluarganya sendiri tidak tau tentang apa yang sudah menimpa dirinya. Kasihan sekali. Kenapa ada pria sekejam itu didunia ini. Menandakan istri sendiri demi janda orang lain. ckckck, benar-benar keterlaluan. Iya kan Jay. " tanya Anita ingin tahu reaksi suaminya.
Jayden menghela napas berat setelah lama terdiam. "Itu memang sangat kejam. Lalu bagaimana dengan penyakitnya?"
Anita menggigit bibirnya, " Entahlah, kata perawat jika sudah masuk ke tempat dokter patologi biasanya orang tersebut memerlukan pemeriksaan laboratorium dan penyakitnya pasti serius. " kata Anita sedikit lupa dengan penjelasan perawat tadi.
Jayden hanya bisa menggeleng pelan. "Jadi perawat tidak memberitahumu tentang penyakit orang itu? " tanya Jayden.
"Tidak, karena itu adalah privasi pasien. Hanya jika ada keluarganya yang datang dan ingin tau, mungkin dokter akan memberitahunya. Ya, hanya keluarga yang boleh mendapatkan informasi itu. " imbuh Anita.
Jayden terdiam, dia masih tidak ambil pusing dengan cerita dari Anita. Karena tidak hanya keluarganya yang memiliki cerita seperti itu. Mungkin di luar sana banyak rumah tangga yang mengalami kejadian seperti yang dialami keluarganya.
"Tapi aku kagum padanya. Meski hidupnya penuh luka, dia masih bisa tersenyum dan berbagi cerita denganku. Dia bilang, satu-satunya yang membuatnya bertahan adalah harapannya suatu hari bisa bertemu lagi dengan anaknya." ucap Anita tiba-tiba.
Jayden menatap istrinya, melihat kesedihan di matanya. "Apa kau ingin membantunya?"
"Aku sudah menawarkan bantuan dan menyuruhnya menganggap baku sebagai anak sendiri, tapi dia bilang, dia tidak ingin merepotkan orang lain," kata Anita. "Dia hanya berharap dia cukup kuat untuk menjalani hidupnya tanpa menjadi beban bagi siapa pun."
Suasana hening sejenak di kamar mereka. Anita tidak tau harus mengatakan apa lagi kepada Jayden Kenapa pria ini tidak merasakan sedikitpun rasa belas kasihan setelah mendengar ceritanya.
"Kamu orang baik, Anita," kata Jayden pelan. "Kamu selalu peduli pada orang lain, bahkan pada mereka yang baru kamu kenal. Itu sangat luar biasa. "
Anita menggeleng kecil. "Ya, sekarang aku akan bersyukur lebih banyak lagi karena aku masih punya keluarga. Punya orang-orang yang selalu ada untukku. Melihat Ibu itu, aku jadi sadar betapa berharganya hal-hal kecil seperti itu."
Jayden terdiam, dia sudah tidak bisa merasakan lagi bagaimana rasanya memiliki keluarga yang utuh. Karena keluarganya sendiri sudah hancur tak berbekas. "Kita tidak bisa mengubah masa lalunya, tapi mungkin kita bisa menjadi bagian kecil dari harapan barunya." ucao Jayden tiba-tiba.
Anita tersenyum tipis dan mengangguk setuju dengan ucapan Jayden. "Kamu benar. Besok aku akan coba menemuinya lagi. Semoga besok dia ke rah sakit. Aku ingin dia tahu bahwa dia tidak benar-benar sendirian. Apa kamu mau ikut Jay?"
"Tidak, aku sibuk. Kau lakukan apapun yang ingin kamu lakukan, Bahkan jika kamu membayar pengobatan orang itu. Pakai saja kartu yang akh berikan padamu. Kalau habis kamu tinggal menghubungiku saja. " jawab Jayden enteng dan mulai bersiap untuk tidur.
"Benarkah, aku boleh menggunakan uangmu untuk mengobati Bu Amara? dia pasti senang. " pekik Anita kegirangan. Dia sudah tidak memiliki cara lain lagi untuk menarik simpati Jayden.
Deg.
Jayden langsung menghentikan gerakannya yang ingin menarik selimut. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang seolah akan berhenti bernafas. Dia menoleh kearah Anita yang sedang tersenyum menatap ponsel ditangannya.
"Katakan sekali lagi, siapa nama wanita itu. " Tanya Jayden lirih dengan suara bergetar.
"Oh, Bu Amara. kenapa? Namanya Bu Amara, wanita malang yang sudah di usir dari rumahnya dan dipisahkan dari anaknya. Dan sepertinya dia memiliki penyakit serius. " ucap Anita dengan senyuman tipis, sepertinya umpannya berhasil.
Jayden terdiam mematung, dia sedang mengontrol emosinya agar kembali tenang, bukankah nama Amara ada ratusan atau ribuan di dunia ini. Jadi tidak mungkin kalau wanita itu adalah ibunya, hanya karena memiliki nama dan kisah yang sama dengan apa yang dialami oleh mamanya.
"Aku punya fotonya, lihatlah," Anita menunjukkan foto dirinya bersama dengan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik walau sedikit kurus.
Jantung Jayden yang sudah kembali normal kini berdetak kencang lagi setelah melihat sosok di balik layar ponsel itu. Dia lalu menyahut ponsel Anita dan melihat dengan seksama gambar foto itu. Bahkan dia melakukan Zoom agar gambar wanita itu terlihat jelas.
Tanpa sengaja dia menggeser layar dan terpampang wajah wanita itu yang diambil sendirian. Air mata Jayden tiba-tiba jatuh tanpa di sengaja.
"Mama, " lirihnya
Dan di luar sana, di bawah langit malam yang sama, seorang wanita bernama Amara mungkin sedang memandang bulan, berharap suatu hari luka-luka di hatinya akan sembuh, dan dirinya akan kembali menemukan arti keluarga.