Mengekori sang pacar untuk memergoki perselingkuhan nya malah membuat Nadine bertemu laki-laki Casanova hingga membawa nya menuju malam panas yang luar biasa.
Rasa kecewa karena perselingkuhan sang pacar dan kondisi hidupnya yang terombang-ambing membuat diri nya memutuskan menerima perjodohan yang di berikan sang papa.
Tapi tiba-tiba Nadine mengubah seluruh keputusan nya saat tahu sesuatu yang salah telah terjadi pada diri nya dan memutuskan untuk melarikan diri dari rumah.
Tapi siapa sangka malam itu seluruh kehidupan nya berubah, laki-laki yang tidur bersama nya Begitu marah saat tahu gadis itu membawa 2 hal paling berharga milik nya.
"Kejar gadis itu hingga ke ujung dunia"
Teriak laki-laki itu penuh dengan kemarahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nila KingShop Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Empati dan keterikatan
Saat kembali ke hotel, seluruh isi perut Heidar tumpah tanpa bisa dikendalikan, rasa mual, pening, keram, sakit pinggang tiba-tiba menghantam diri nya.
Lagi, lagi dan lagi.
Nadine jelas kelabakan, dengan penuh kebingungan dia berusaha mencari balsem, minyak angin serta mencari obat mual ke pada bagian resepsionis, sebab dia sama sekali tidak punya persiapan dalam membawa obat-obatan mual sebelum berangkat kemarin.
Beberapa kali nadine mencoba memijat Tengkuk heidar, bahkan dia beberapaa kali mencoba mencarikan posisi paling nyaman untuk sang suami.
"Sayang, apakah ini begitu menyiksa?"
Nadine bertanya panik ke arah heidar.
laki-laki itu berkali-kali menggeleng-geleng kan kepalanya.
"Oh tuhan, ini rasanya menjadi ibu hamil"
Keluh Heidar cepat, dia memeluk erat Nadine dalam posisi duduk di atas kasur.
"Sudah Berapa lama seperti ini?"
Nadine bertanya khawatir, mencoba menepuk-nepuk punggung heidar yang terus bersandar pada dirinya.
"Sudah hampir 2 Minggu, awal nya aku fikir hanya demam biasa, tapi terus berlanjut berhari-hari, aku baru menyadari nya saat mengejar kamu kemarin, begitu melihat ada alat tes kehamilan di kamar mu, aku fikir mungkin aku terkena sindrom Couvade"
"Oh... bisakah aku saja yang mengalami nya? ini benar-benar membuat kamu tersiksa"
Nadine bicara cepat, mencoba mengolesi minyak angin ke punggung heidar dengan posisi Nadine masih memeluk laki-laki itu, dan Heidar masih berusaha terus bersandar ke arah Nadine.
Heidar terkekeh mendengar kata-kata Nadine.
"Aku rasa ini cukup adil, kamu yang hamil aku yang mengalami gejala kehamilan"
"Tapi ini menyiksa mu"
Heidar berusaha memejamkan bola mata nya.
"Tidak apa-apa, bukankah para penelitian berkata ketika laki-laki terkena sindrom Couvade itu berarti dia memiliki Empati dan keterikatan terhadap pasangan? diasosiasikan dengan hal ini yang mana sindrom ini semakin kuat dirasakan karena ikatan kedua orang tua sang anak terjadi sangat dalam"
Seketika Nadine mengulum Senyuman nya saat mendengar penjelasan heidar.
"Itu berarti kita memiliki keterikatan yang sangat dalam bukan? meskipun baru saling mengenal hmm"
Nadine mengangguk pelan, dengan perlahan kedua tangannya memeluk erat tubuh heidar.
"Benarkah seperti sebuah keterikatan batin? lalu bagaimana jika kita terpisah jauh? seandainya tiba-tiba aku menghilang lagi apa kamu pasti bisa menemukan aku?"
Tiba-tiba Nadine bertanya cepat ke arah Heidar.
"Jangan pergi lagi"
Bisik heidar pelan'
"Tapi seandainya kamu memang menghilang lagi, aku begitu yakin kami mengalami keterikatan batin yang begitu erat, bahkan jika berpisah dalam waktu lama pun, kami pasti bisa saling merasakan keberadaan antara satu dengan yang lainnya"
"Jika kita saling melupakan, apa kamu masih bisa mengingat ku?"
Tanya Nadine lagi.
Heidar terkekeh, dia membuka cepat bola matanya lantas langsung melepaskan pelukan nya.
"Aku akan mengingat nya, semua nya, aroma tubuh ini, aroma rambut ini, senyuman ini, bola mata ini, semua nya dari ujung kaki hingga ke ujung rambut ini"
Nadine ikut terkekeh.
"Gombal"
"Ohhh tidak sayang, aku bukan type laki-laki seperti itu"
kemudian heidar langsung merebahkan tubuhnya ke atas paha Nadine.
"Aku fikir aku butuh memejamkan bola mata ku sejenak, dia kembali bergejolak dan mual"
Nadine membiarkan laki-laki itu masuk kedalam pangkuan nya, secara perlahan Nadine mengelus lembut rambut heidar.
"Tidurlah, aku akan menunggu hingga kamu tidak merasa mual lagi"
Ucap Nadine sambil terus mengelus lembut Kepala heidar.
Secara perlahan heidar mulai memejamkan bola matanya, mencoba menghilangkan rasa mual dan pening sambil menikmati sentuhan lembut sang istri.