NovelToon NovelToon
Katanya Cemara?

Katanya Cemara?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Chicklit
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Laililya

Plakk!!!

"Kamu itu emang beban ya" kata Papa
"Ma-Maaf Pa, aku cuma pengen Papa dateng besok ambil rapotku"
"Papa Sibuk, kamu suruh Bi ijah aja yang ambil sana"
"Tap..."
"Jangan banyak omong kamu"


Tak Di Pedulikan, Tak Di anggap dan tak Di Inginkan itulah hal yang selalu Laili rasakan, setiap ia pulang ke Rumah yang sudah lama Runtuh itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laililya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Cemburu??

Tegar dan Laili mengobrol bersama di tepi Danau.

"Kalau bolos lo sering kesini?" Tanya Laili

"Ya lumayan sering, kalau ga disini ya, berarti di tempat yang tadi,"

"Tadi gue lihat, temen-temen lo banyak juga."

"Ga banyaklah, itu mereka emang suka di situ, itu basecamp kami, ada anak dari sekolah lain juga"

"Oh jadi itu basecamp"

"Iya"

Tegar melihat jam tangan di tangannya, jam menunjukan pukul sembilan.

"Abis ini kita balik ke sekolah ya,"

"Hah, ngapain?" Tanya Laili

"Abis ini kan pelajaran kedua di mulai, aku ga mau, kamu bolos,"

"Iya terus?"

"Aku bakal bantuin kamu buat masuk ke sekolah."

"Emangnya bisa ya?" Tanya Laili

"Tenang aja bisa kok"

"Beneran?"

"Percaya sama aku"

"Oke deh." Kata Laili

Jam menunjukan pukul sepuluh, Tegar dan Laili pun buru-buru menuju ke Sekolah.

"Naik" kata Tegar sambil berlutut di dekat tembok

"Hah, na-naik kesini?" Tanya Laili

"Iyalah, cepet naik"

"Naik ke pundak lo?" Tanya Laili

"Iya Li, ayok naik"

"Tapi gue berat Gar"

"Ga papa gue kuat kok"

"Serius"

"Iya"

Laili pun naik ke pundak Tegar, Laili juga memanjat tembok yang ada di belakang sekolah.

BRUKK!!

"Eh hati-hati" kata Tegar

"Ga papa kok, makasih ya udah bantuin aku"

"Sama-sama"

"Kamu ga masuk?" Tanya Laili

"Enggak, Aku ada urusan bentar, nanti kamu hati-hati masuknya jangan sampai ketahuan sama guru-guru" kata Tegar

"Iya"

Tegar pun lansung pergi.

"LAILI." teriak Sinta, sambil menghampiri Laili

"Hai,"

"Kok lo disini, terus tadi perasaan lo ga masuk deh, lo abis kemana aja?" Tanya Sinta

"Gue abis bolos sama Tegar" kata Laili

"Hah bolos!" Kata Sinta terkejut

"I-iya,"

"Li, kalau Tegar bawa pengaruh buruk buat lo jangan di turutin" kata Dimas tiba-tiba muncul dari belakang

"Dimas, kok lo disini?" Tanya Sinta

"Gue dari tadi di situ, gue juga lihat Tegar bantuin Laili manjat tembok"

"Serius."

"Iya."

"Biar gue jelasin ga ke kalian berdua, gue tadi pagi kesingan terus gue bolos sama Tegar abis itu gue di anterin kesini buat balik ke Sekolah" kata Laili

"Li lo ga takut ketahuan?" Tanya Sinta

"Ya takut tapikan gue terpaksa, Tegar baik kok sama gue, Tegar itu ga seburuk yang kalian pikir" kata Laili

"Li lo ga tau isi pikirannya orang, biasa aja Tegar cuma pura-pura baik" kata Dimas

"Apaan sih, Tegar itu baik"

"Li lihat berita di Sekolah, Tegar abis buat masalah tawuran lagi" kata Dimas

"Apa mungkin Tegar mau tawuran ya mangkannya dia banguin gue masuk ke Sekolah" kata Laili dalam hati

"Li, Laili, lo dengerin gue kan?" Tanya Dimas

"Dengerin kok!"

"Terus?"

"Mungkin aja di belain temen-temennya, mangkannya dia ikut tawuran,"

"Percaya sama gue, Tegar itu ga baik!"

"Apa sih Dim, lo bukan siapa-siapa gue jadi stop buat atur kehidupan gue!"

"Li mung..." Ucapan Sinta terhenti, Saat Laili tiba-tiba membentak Sinta

"STOP." bentak Laili

Laili pun lansung pergi meninggalkan Sinta dan Dimas. Laili pun menuju ke kelas, untung saja pelajaran ke dua belum di mulai jadi Laili tak perlu mengendap-endap lagi.

Sinta dan Dimas yang masih di belakang sekolah pun agak heran dengan sikap Laili, tak seperti biasanya Laili bersikap dingin seperti itu.

"Udah Laili mungkin butuh waktu" kata Sinta

"Sikap dia beda banget"

"Ya mungkin karena abis di tolongin Tegar terus tiba-tiba kita bilang Tegar ga baik, ya mangkannya Laili marah"

"Ya bisa jadi sih"

"Ya udah baik ke kelas yuk" kata Sinta

"Ayok"

***

Se pulang sekolah Laili bertemu lagi dengan Tegar namun kini Tegar begitu berantakan, ada beberapa luka dan lebam di wajahnya seperti habis di pukul.

"Gar lo kok lebam semua, lo abis tawuran ya?" Tanya Laili

"Biasalah Li, pemanasan tadi."

"Sini biar gue obatin, lukanya"

Laili dan Tegar pun duduk di halte, untung saja Laili membawa betadine dan alkohol untuk membersihkan luka.

Dimas yang melihat itu hatinya terasa panas, ingin rasanya Laili menjadi miliknya, Tegar hanya menjadikan Laili bahan taruhan, Tegar tak tulus mentukai Laili.

"Kalau lo bukan Saudara gue, mungkin sekarang gue mau lo jadi pacar gue" kata Tegar dalam hati

"Gar, Tegar!" Kata Laili

"Hah, iya ada apa?" Tanya Tegar

"Udah selesai"

"Makasih"

"Sama-sama"

"Lo pulang sama siapa?" Tanya Tegar

"Sama gue" kata Dimas yang tiba-tiba muncul

"Hah!"

Laili terkejut saat tiba-tiba saja Dimas ada di hadapannya.

"Ayok pulang!" kata Dimas sambil mengandeng tangan Laili

"DIMAS APAAN SIH, LEPAS DIMAS!" Teriak Laili

"Apa gue bisa sakitin saudara gue sendiri, tapi gue benci sama Papa, karena Papa dulu hianati Mama, dan malah nikah sama tante Fika" kata Tegar dalam hati

Laili berusaha melepaskan genggaman tangan Dimas namun gagal genggaman Dimas terlalu kuat. Laili pun masuk ke dalam mobil Dimas.

Di dalam mobil Laili terus menerus berbicara tak mau berhenti.

"DIMAS STOP GA LO APA-APAAN SIH, STOP!"

"DIMAS, STOP!"

"STOP!"

Dimas pun menghentikan mobilnya di pingir jalan yang cukup sepi.

"Maksud lo apa sih bilang kayak gitu ke Tegar, gue kan mau pulang sendiri," kata Laili

"Li dengerin gue, Tegar cuma pura-pura baik sama lo, biar lo suka sama Tegar"

"Omong apa sih lo!"

"Li, Tegar cuma jadi'in lo bahan taruhan dia kalau Tegar berhasil dapetin lo, dia bakal dapet uang" kata Dimas

"Lo jangan fitnah ya"

"Gue serius Li, Tegar cuma pura-pura aja, dia ga beneran suka sama lo"

"Udah deh percuma lo omong kayak gitu, hati gue udah buat Tegar"

"Li, lo serius sama ucapan lo?" Tanya Dimas

"Iya kenapa?" Tanya Laili

"Lo inget gue pernah bilang kalau gue suka dari dulu sama lo, gue nunggu jawaban itu Li." kata Dimas

"Sorry Dim gue ga bisa nerima lo, karena hati gue udah ada Tegar" kata Laili

"Li, lo yakin sama perasaan lo?" Tanya Dimas

"Gue yakin" kata Laili, sambil berjalan menjauhi Dimas

"Li, mau kemana?" Tanya Dimas

"Gue mau pulang, lepas!"

"Gue anterin!"

"Ga mau"

"Gue anterin Li, gue yang bilang kalau lo bakal pulang sama gue, ayok" kata Dimas sambil mengandeng tangan Laili.

Laili terpaku saat Dimas mengandeng tangannya.

"Maaf Dim gue ga bisa nerima perasaan lo, gue ga mau korbanin persahabatan gue sama Sinta, karena Sinta suka sama lo" kata Laili dalam hati sambil menatap Dimas dari belakang.

Laili pun naik ke dalam mobil Dimas. Mobil Dimas berhenti tepat di depan Rumah Laili.

"Udah sampek."

"Makasih gue masuk dulu,"

"Tunggu!"

"Apa?" Tanya Laili

"Kalau lo butuh bantuan buat cari kunci yang ada di laci Papa lo, kabarin gue ya, gue siap kok bantuin lo"

"I-iya," kata Laili

Dimas pun pergi dari Rumah Laili, Laili pun masuk ke dalam Rumah. Langkah Laili terasa berat, hatinya ingin sekali berbicara kalau ia menyukai Dimas.

Laili pun menaiki tangga satu persatu dengan langkah yang begitu pelan.

CEKLEK!!

BRUKK!!

Laili pun lansung merebahkan tubuhnya di kasur. Laili masih ngiang-ngiang saat Sinta berkata jika Sinta menyukai Dimas.

#FlasBackOff

Di belakang sekolah saat Laili ingin ke perpus untuk mengambil buku, Laili mendengar suara Sinta yang sedang berbicara dengan Luna.

"Lo sukakan sama Dimas?" Tanya Luna

"Apaan sih,"

"Udah ngaku aja, lo sukakan sama Dimas, kelihatan banget kalau lo suka sama Dimas, Sin" kata Luna

"Hah, serius dia tau ga ya kalau gue suka sama dia?" Tanya Sinta

"Mungkin tau, kalian cocok kok pacaran aja kalau gitu,"

"Tapikan Dimas sukanya sama Laili, lo juga tau itukan!" kata Sinta

"Iya tau sih, tapi gue rasa Laili sukanya sama Tegar bukan sama Dimas,"

"Sok tau lo,"

"Beneran."

"Sejak kapan lo suka sama Dimas?" Tanya Luna

"Semenjak Laili sakit, di rumah sakit"

"Wajar sih lo suka waktu itukan, lo sama Dimas kayak orang pacaran kemana-mana suka bareng," kata Luna

"Gue bareng sama Dimas mah karena ada misi," kata Sinta

"Hah, misi apa?" Tanya Luna

"Rahasia!" kata Sinta sambil meninggalkan Luna

"Iihh Sinta tunggu." kata Luna

Laili pun cepat-cepat menyembunyikan dirinya di balik tembok.

"Jadi Sinta suka sama Dimas, berarti waktu Sinta curhat di Caffe itu, Sinta lagi ngomongin Dimas." kata Laili dalam hati

Laili pun pergi setelah tau Sinta ternyata menyukai Dimas.

#FlasBackOn

Lamunan Laili pun hilang saat Laili mendengar suara mobil milik Papanya pulang dari kerja.

"Papa pulang cepet, berarti hari ini gue bisa ambil kunci Papa, gue harus berhasil." kata Laili pada dirinya sendiri.

1
IamEsthe
Penulisan kamu bagus, cuman agak berantakan di dialog tag nya dan menurut aku narasinya kurang. Karena dalam cerita terlalu banyak dialog tag itu juga enggak bagus, kebanyakan narasi cerita juga enggak bagus juga. Tapi ada beberapa karya yang menggunakan lebih banyak narasi tapi dengan sajian yang epic.
IamEsthe
Dialog tag ini bisa diakhir tanda seru (!)
IamEsthe: sama2. kita belajar bersama ya. mungkin banyak2 ilmu ttg dialog tag ya.
Laililya: makasih banyak udah di koreksi kak🥰 makasih ya atas komennya aku bakal perbaiki🥰
total 2 replies
IamEsthe
Maaf koreksi dikit. Papanya, bukan Papa nya.
IamEsthe
Maaf koreksi sedikit ya. Dialog tag itu diawali dengan tanda petik dua (") dengan huruf kapital diawal kalimat dan diakhiri tanda koma (,), titik (.), tanya (?), seru (!) sebelum dua tanda petik (") sbg penutup.

Misal.
"Aku selingkuh juga karena kamu yang terlalu sibuk dengan dunia kamu sendiri." teriak Herman tak kalah menggelegar.
Laililya
tinggalkan komentar dan like ya, biar aku rajin updatenya🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!