Dania adalah wanita yang lemah lembut dan keibuan. Rasa cintanya pada keluarganya begitu besar.
Begitupun rasa cintanya pada sang suami, sampai pada akhirnya, kemelut rumah tangganya datang. Dengan kedua matanya sendiri Dania menyaksikan penghianatan yang di lakukan oleh suami dan kakaknya sendiri.
Penghianatan yang telah di lakukan orang-orang yang di kasihinya, telah merubah segalanya dalam hidup Dania.
Hingga akhirnya dia menemukan cinta kedua setelah kehancurannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara julyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Aku Selalu Ada Untukmu
Suasana di meja makan itu hening tidak ada percakapan. Mereka menikmati makanannya. Hanya sesekali mereka saling melempar pandang dan senyuman.
Dania merasa sudah lama sekali ia tidak duduk makan di luar. Apalagi bersama seseorang seperti ini.
Setelah mereka selesai makan, seorang pelayan masuk atas panggilan Arjun.
Pelayan itu membereskan meja makan mereka. Setelah itu keluar.
"Apa rencanamu sekarang Dania?"
"Aku tidak tahu mas, akan aku pikirkan nanti di rumah."
"Oke baik lah, beri tahu aku jika kamu butuh sesuatu."
"Iya mas, terimakasih."
Arjun tersenyum dan sedikit mengangguk-anggukkan kepalanya.
Dania terkejut saat Arjun tiba-tiba meletakkan tangannya di atas tangan Dania.
"Dania, kamu harus kuat. Sesakit apapun yang kamu rasakan kamu harus bangkit dan bertahan demi orang-orang yang kamu sayangi," ucap Arjun.
Dania menarik tangannya dan tersenyum.
"Terimakasih mas, apakah kamu begitu kasihan padaku?"
"Kasihan? untuk apa aku mengasihimu, kamu wanita yang hebat bagiku, aku begitu salut padamu," ucap Arjun.
"Terimakasih sudah mau membantuku," lirih Dania.
"Aku akan selalu ada untuk mu, ingat kamu tidak sendirian ada aku bersamamu."
Dania tidak bisa berkata apa-apa dia hanya tersenyum dan mengangguk saja.
"Ayo! aku akan mengantarmu pulang, kamu pasti sangat merindukan kedua jagoanmu bukan? ah lain kali kamu harus mengenalkan mereka padaku." ajak Arjun.
"Pasti aku akan mengenalkan mereka padamu mas, dari mana kamu tahu tentang mereka?"
"Dari sumber terpercaya, aku mencintaimu jadi aku mencari tahu semua tentangmu, tidak masalah kan?"
"Aku tahu siapa sumber itu."
"Ya, kamu benar!" belum lagi Dania mengatakan siapa, tapi Arjun sudah membenarkan saja. Ia seperti sudah membaca pikiran Dania, bahwa yang akan di sebutkannya adalah Mitha.
"Dan kamu juga bisa menanyakan tentang aku pada sumber yang sama, itupun jika kamu mau."
Lagi-lagi Dania hanya tersenyum. Apapun yang di ucapkan maupun di lakukan Arjun selalu mampu membuatnya trenyuh, dan kehabisan kata-kata.
"Ayo....," Arjun berdiri dan mengulurkan tangannya. Dania menyambut tangannya dan mereka berjalan ke luar restorant setelah Arjun membayar tagihannya.
Kembali mobil itu membelah jalanan mengantar menuju rumah. Ketika berhenti di lampu merah, Dania menoleh keluar tiba-tiba saja secara tidak sengaja Dania melihat mobil Bobby sejajar dengan mobil yang di tumpanginya.
"Mas, itu mobil Bobby," serunya.
"Apakah dia juga akan pulang ke rumah, tapi ini terlalu cepat untuk waktu dia pulang ke rumah.". kata Dania lagi.
"Kalau begitu kita ikuti dia," saat lampu sudah berganti hijau, Arjun langsung tancap gas mengikuti mobil Bobby.
Mobil Bobby berbelok arah dari arah yang seharusnya mereka lalui jika akan pulang ke rumah.
"Ikuti terus mas, aku ingin tahu mereka kemana? di dalam mobil itu pasti ada Sinta."
Setelah beberapa menit mobil itu masuk ke kawasan perumahan elite. Di bagian depan perumahan itu di jaga beberapa security.
Terlihat dari pantauan Dania, Arjun membukan kaca mobilnya dan menunjukkan wajahnya pada security itu sebelum ia memasuki area perumahan.
Tidak mau ambil resiko, Mereka tidak melanjutkan mengikuti Bobby lagi. Mereka berhenti di luar area perumahan.
Sekilas memang Dania melihat Sinta ada di dalam sana.
"Oh jadi ini rumah sewa kalian, tidak di hotel lagi kalian main, tunggu saja pembalasanku," batin Dania.
"Ayo mas kita pulang!" ajak Dania pada Arjun.
"Kita?" goda Arjun seraya tersenyum.
"Maksudku antar aku pulang," kata Dania.
Mobil memutar balik arah menuju rumah Dania.
Saat mereka tiba di rumah. Di sana masih ada pak Tono yang sedang membersihkan taman. Pak Tono segera membuka pagar.
"Ayo mas mampir."
"Emang boleh?"
"Boleh saja."
"Tidak Dania, lain kali saja. Tidak baik, sebelum semua masalahmu selesai. Bukan karena aku takut sama suamimu. Tapi aku tidak mau dia berpikir macam-macam ke kamu sebelum semuanya beres oke." tolak Arjun lembut.
Dania menatap Arjun.
"Sampai besok besok."
"Sampai jumpa Dania, i love you," ucap Arjun dengan terus menatap Dania.
Dania masuk dan di sambut bik Titin serta kedua buah hatinya.
Setelah mandi, ia menyempatkan diri bermain dengan kedua buah hatinya, yang beberapa waktu ini sering ia tinggalkan.
Lalu bercerita banyak hal dengan bik Titin. Wanita yang sudah di anggapnya keluarga itu.
Setelah si kembar tidur Dania menyuruh bik Titin untuk beristirahat di kamarnya.
Lalu ia sendiri pun masuk ke dalan kamar miliknya.
Dania mengeluarkan ponselnya. Ia menghubungi seseorang yang bernama Herman pengacara kondang yang menjadi pengacara serta sahabat baik sang papa semasa hidupnya dulu.
✴️✴️✴️
"Hallo, selamat malam om," sapa Dania, ketika sambungannya terhubung.
"Hallo Dania, apa kabar kamu nak? kenapa tiba-tiba saja menghubungi om?
"Kabar saya kurang baik om, saya butuh batuan om."
"Apa itu nak? katakan om siap membantumu."
"Begini saja, kalau besok om ada waktu saya akan ke kantor om,"
"Oh oke! datanglah besok. Om tunggu.
"Oke om, terimakasih."
panggilan berakhir.
✴️✴️✴️
Dania meletakkan ponselnya. Namun tiba-tiba jiwa kepo nya meronta-ronta ingin ia menghubungi Mitha dan menanyakan banyak hal tentang Arjuna.
Namun saat ia akan menekan nomor Mitha tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki seseorang menuju ke kamarnya.
Dengan cepat Dania segera menyimpan ponselnya.
Bobby masuk ke dalam kamar. Bobby menghampiri Dania dan meraih tubuhnya hendak mencium kening Dania.
Dengan cepat Dania menghindar. Rasanya ia begitu jijik berdekatan dengan lelaki itu. Apalagi di sentuhnya. Batinnya mengatakan Bobby pasti habis menjamah Sinta di rumah kontrakannya.
"Kenapa sayang?" tanya Bobby heran setelah menerima penolakan dari Dania. Bobby merasa aneh, seperti ada yang lain dari Dania.
"Aku sedang pusing tidak ingin di ganggu siapapun."
"Baiklah!" kata Bobby, lalu ia menyambar handuk dan masuk kamar mandi.
Tak ingin terus melihat laki-laki bajingan itu, Dania segera keluar kamar dan menuju kamar anaknya.
Ingin rasanya ia berteriak, memaki dan mengusir Bobby saat ini juga. Tapi ia sadar seberapa kekuatannya.
Ia takut Bobby akan kalap dan menganiaya dirinya. Dania tidak mau kalah sebelum berperang.
Saat ia akan ke kamar anaknya, sekilas dari atas ia melihat Sinta yang sedang lalu lalang di lantai bawah rumahnya.
"Oh, ternyata perempuan itu ikut kesini lagi!" lirihnya pelan nyaris tak terdengar.
Bersambung....