NovelToon NovelToon
The Constellation : Legenda Zodiak

The Constellation : Legenda Zodiak

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Preman / Penyelamat
Popularitas:284
Nilai: 5
Nama Author: Banu Sahaja

Di Sektor 5, kekuasaan, loyalitas, dan reputasi adalah segalanya. Setelah cedera menghentikan karier balapnya, Galang kembali ke kota asal hanya untuk mendapati jalanan dikuasai oleh 12 geng brutal, dipimpin oleh Blooded Scorpio yang kejam. Ketika sahabatnya, Tama, menjadi korban, Galang terpaksa kembali ke dunia balapan liar dan pertarungan tanpa ampun untuk mencari keadilan. Dengan keterampilan balap dan bela diri yang memukau, ia menantang setiap pemimpin geng, menjadi simbol harapan bagi banyak orang di tengah kekacauan. Namun, musuh terbesar, Draxa, pemimpin Blooded Scorpio, menunggu di puncak konflik yang dipenuhi pengkhianatan dan persatuan tak terduga, memaksa Galang menghadapi bukan hanya Draxa, tetapi juga dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banu Sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Duel di Puncak

Sorakan para anggota Sagittarius Arrow perlahan mereda, menyisakan suara angin malam yang menderu di sepanjang puncak pegunungan. Galang turun dari Honda CBR 1000RR Fireblade-nya dengan gerakan perlahan, masih merasakan denyut adrenalinnya setelah balapan yang baru saja berakhir. Kemenangan ini bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga soal ketenangan dan strategi yang ia gunakan untuk mengalahkan Arman di lintasan yang menjadi markas besar lawannya.

Arman ‘Hunter’ Wijaya berdiri di dekat KTM 1290 Super Duke R miliknya, wajahnya tertutup bayangan lampu motor yang bersinar samar. Napasnya masih berat, tetapi bukan karena kemarahan—melainkan rasa hormat yang muncul setelah menyaksikan keahlian Galang. Ia tahu bahwa pria muda di depannya ini bukan pembalap biasa.

“Kau benar-benar luar biasa, Galang,” kata Arman sambil melangkah mendekat. Suaranya rendah tetapi terdengar jelas di tengah keheningan. “Aku sudah lama tidak merasa terdesak seperti ini. Kau membuatku harus berusaha lebih keras.”

Galang menatap Arman dengan tenang, tidak terpengaruh oleh pujian itu. “Kau tahu aturanmu sendiri. Aku menang, dan kau harus pergi.”

Arman tertawa kecil, nada suaranya penuh arti. “Benar. Tapi balapan hanyalah setengah dari permainan, bukan?”

Galang mengangkat alis. “Apa maksudmu?”

Arman melepas jaket kulitnya, memperlihatkan tubuhnya yang kekar dengan tato panah di dada kirinya. Ia mulai menggulung lengan bajunya, menyiapkan diri. “Di Sagittarius Arrow, kami tidak hanya mengukur kehebatan seseorang melalui motor. Kami juga mengukur ketangguhan mereka sebagai seorang petarung. Kalau kau ingin kami benar-benar mundur, kau harus mengalahkanku di sini.”

Sorakan anggota Sagittarius Arrow kembali membahana. Mereka mulai bergerak, membentuk lingkaran besar di sekitar Galang dan Arman. Lingkaran itu seperti arena gladiator, dikelilingi oleh tatapan penuh antusiasme dari orang-orang yang haus akan aksi.

Galang menatap Arman, lalu menghela napas panjang. Ia tahu ini akan terjadi. “Baik,” katanya akhirnya. “Kalau ini yang kau inginkan, aku akan melakukannya.”

 

Arman adalah seorang petarung yang terkenal dengan kecepatan dan ketepatannya. Gaya bertarungnya yang menggabungkan Pencak Silat dengan elemen serangan cepat membuatnya menjadi salah satu petarung jalanan yang paling ditakuti di Sektor 5. Ia mengambil kuda-kuda rendah, gerakannya ringan tetapi penuh kontrol, seperti seorang pemburu yang mengintai mangsanya.

Galang, di sisi lain, berdiri dengan postur santai. Tetapi di balik ketenangannya, ia mulai membaca setiap gerakan Arman, menganalisis pola serangannya sebelum duel bahkan dimulai. Kemampuan “Perfect Copy”-nya tidak hanya memungkinkan Galang untuk meniru gaya lawan, tetapi juga memodifikasi dan mengadaptasinya menjadi sesuatu yang lebih efisien.

“Kau siap, Galang?” tanya Arman dengan senyum tipis. “Jangan bilang kau takut.”

“Mulai saja,” jawab Galang singkat.

Tanpa aba-aba, Arman meluncur maju dengan kecepatan luar biasa. Ia menyerang dengan tendangan rendah ke arah lutut Galang, sebuah gerakan cepat yang dirancang untuk melumpuhkan lawannya sejak awal. Namun, Galang bereaksi dengan sempurna. Ia melompat mundur, menghindari tendangan itu dengan jarak tipis, lalu berputar untuk menjaga keseimbangan.

Sorakan kembali terdengar dari kerumunan, tetapi Arman tidak berhenti. Ia melanjutkan serangannya dengan pukulan lurus yang diarahkan ke wajah Galang. Kali ini, Galang tidak hanya menghindar—ia menangkap pergelangan tangan Arman dengan gerakan cepat, lalu memutar tubuhnya untuk melancarkan tendangan ke perut lawannya.

Arman terhuyung mundur, tetapi ia segera mendapatkan kembali keseimbangannya. Ia tertawa kecil, mengusap perutnya yang terasa sakit. “Kau cepat,” katanya sambil melangkah maju lagi. “Tapi aku belum selesai.”

 

Pertarungan semakin intens. Arman mencoba mengandalkan kecepatannya untuk mengalahkan Galang, melancarkan kombinasi serangan pukulan dan tendangan yang sulit ditebak. Tetapi Galang, dengan ketenangan dan fokusnya, mulai membaca pola gerakan lawannya. Ia menyadari bahwa Arman selalu melibatkan gerakan memutar sebelum melancarkan serangan lututnya. Dengan informasi itu, Galang menyiapkan strategi untuk melawan.

Ketika Arman mencoba serangan lutut untuk kedua kalinya, Galang bergerak cepat ke samping, menghindari serangan itu dengan sempurna. Ia memanfaatkan momen itu untuk melancarkan serangan balik—sebuah pukulan lurus ke arah dada Arman, diikuti dengan tendangan memutar yang mengenai paha lawannya dengan keras.

Arman terjatuh ke tanah, tetapi ia segera bangkit. Wajahnya kini menunjukkan ekspresi serius, tanpa senyum licik yang biasanya ia tunjukkan. “Kau tidak seperti yang kubayangkan,” katanya, suaranya lebih rendah dari sebelumnya. “Kau bahkan lebih berbahaya.”

Galang tidak menjawab. Ia menunggu langkah Arman berikutnya, matanya tetap fokus pada setiap gerakan lawannya.

 

Sorakan dari kerumunan semakin keras saat Arman melancarkan serangan terakhirnya. Kali ini, ia menggunakan seluruh kekuatannya, melompat ke depan dengan pukulan memutar yang diarahkan ke kepala Galang. Tetapi Galang sudah siap. Dengan refleks yang luar biasa, ia menunduk untuk menghindari serangan itu, lalu memanfaatkan momentum tubuh Arman untuk menjatuhkannya ke tanah.

Arman terbaring di sana, napasnya berat. Ia mencoba bangkit, tetapi tubuhnya tidak lagi mampu mengikuti perintahnya. Galang berdiri di atasnya, napasnya tetap teratur meskipun tubuhnya terasa lelah.

Kerumunan menjadi hening, menunggu keputusan dari pemimpin mereka. Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, Arman tertawa kecil, sebuah tawa yang penuh penghormatan.

“Kau menang,” katanya akhirnya, suaranya rendah tetapi tegas. “Sagittarius Arrow tidak akan mengganggumu lagi. Itu janji seorang pemburu.”

Galang mengulurkan tangan, membantu Arman untuk bangkit. Arman menerima bantuan itu, lalu menepuk bahu Galang dengan senyum tipis di wajahnya. “Kau berbeda dari siapa pun yang pernah aku temui, Galang. Kau tidak hanya cepat, tetapi juga tangguh. Dunia jalanan ini tidak akan pernah bisa mengalahkanmu.”

 

Ketika malam semakin larut, Galang meninggalkan lintasan dengan Fireblade-nya. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa pertempuran ini hanyalah salah satu dari banyak tantangan yang akan datang. Tetapi untuk saat ini, ia merasa lega. Sagittarius Arrow telah mundur, dan ia berhasil mempertahankan apa yang penting baginya—kehormatan dan perlindungan untuk lingkaran kecil yang ia sayangi.

 

1
penadau
keren banget, di tunggu updatenya!
Banu Sahaja: terima kasih 😘💕
total 1 replies
Focarix
Semangat bang cerita nya bagus
Banu Sahaja: terima kasih banyak, tunggu updatean selanjutnya yaa...cerita ini adalah salah satu cara saya untuk pulih
total 1 replies
Sara la pulga
Sumpah keren banget, saya udah nungguin update tiap harinya!
Banu Sahaja: makasih banyak yaa, aku nangis baca komen ini
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!